Chapter 23

Keabadian yang Rapuh

Tidak terasa, 13 hari telah berlalu semenjak kedatangan para cowok dari Planet EXO. Karena Lara sudah menghabiskan waktu dengan masing-masing cowok, ia pun merasa sedikit demi sedikit mulai akrab dengan mereka.

   Lara bergegas membuka pintu kamarnya. Tepat saat ia melihat Kai yang baru saja bangun dari tidur, masih memakai baju tidur dengan rambut yang masih berantakan di depan pintu kamar.

   “Pagi Kai...” seru Lara dan menghampirinya.

   “Oh, Lara. Pagi...” jawab Kai sambil menguap kemudian memeluk Lara sambil menyandarkan tubuhnya yang masih mengantuk.

   “Hei, Kai...kau berat tahu.” ucap Lara tapi balas memeluknya sambil menahan berat badannya.

   “Ayo kita sarapan.” ajak Lara kemudian membalikkan tubuh dan membawa Kai turut serta yang masih memeluk Lara sambil menyandarkan tubuhnya. Kai pun berjalan sambil bersandar dan memeluk Lara dari belakang seperti Zombie.

   Begitu membuka pintu ruang makan, terlihat Chanyeol dan Chen sedang membantu menyiapkan piring di atas meja. Chanyeol dan Chen yang melihat Kai berdekatan dengan Lara pun segera menjauhkan Kai dari Lara kemudian bergegas menyapanya.

   “Pagi Lara!” ucap Chen sambil tersenyum membuat pipinya naik dan terlihat bibirnya membentuk gelombang yang khas. Lalu Chen melompat ke arah Lara dan langsung memeluknya.

   “Oh—” Lara terkesiap tapi sigap menangkap pelukan Chen.

   “Pagi, Chen...” ujar Lara.

   Chanyeol yang melepaskan Kai dari pundak Lara pun memeluknya dari belakang dan mencium pipi kirinya sekilas.

   “Pagi...” ujar Chanyeol.

   “Pagi, Chanyeol.” balas Lara tersipu dan tersenyum, sementara Kai segera menuju kursi, duduk dan menyandarkan kepalanya di meja makan untuk kembali tidur, masih belum sadar dengan apa yang terjadi.

   Lara berpaling ke arah dapur dan melihat Kate di sana sedang memasak ditemani Lay dan DO.

   “Pagi Kate...” ujar Lara

   “Pagi, sweetheart..” balas Kate sambil memeluknya sekilas kemudian Kate bergegas ke ruang makan sambil membawa hidangan yang kelihatannya sudah siap disajikan.

   “Sarapan apa kita pagi ini?” tanya Lara kepada DO dan mengamatinya dari balik punggung.

   “Kau pasti akan suka. Ini, cobalah.” ujar DO sambil menyuapi Lara sepotong sosis.

   “Hm...enak!” ujar Lara dan DO pun tersenyum.

   Lara bergerak ke samping kanan untuk melihat hidangan yang sedang dimasak di atas kompor. Tepat saat itu Lay datang dari arah ruang makan dan memeluk pinggang Lara serta mencium pipi kanannya.

   “Hey...apa tidurmu nyenyak semalam?” ujar Lay.

   “Yeah. Thanks for asking.” ucap Lara tersenyum. Kemudian Lay meneruskan memasak hidangan yang ada di atas kompor masih sambil memeluk pinggang Lara.

   Ketika hidangan tersebut sudah selesai dimasak, Lara pun mengambil piring dan Lay menempatkan makanan tersebut di piring yang diambil Lara. Lalu Lara bergegas ke ruang makan untuk menaruh hidangan tersebut, tepat saat ia melihat Luhan menggunakan kekuatan Telekinesisnya untuk menggerakan gelas-gelas ke atas meja makan.

   Pandangan mata mereka pun bertemu dan Luhan tersenyum sekilas sambil melambaikan tangan ke arah Lara kemudian membalikkan badan nya lalu masuk ke ruangan di mana tersimpan peralatan makan untuk mengambil lagi gelas-gelas agar bisa ditaruh di meja makan.

   Lara pun mengikuti Luhan dan masuk ke ruang penyimpanan peralatan makan dan menutup pintu di belakangnya.

   “Oh—” ucap Luhan ketika melihat Lara menghampirinya dan menutup pintu.

   “Luhan, aku ingin membicarakan sesuatu denganmu.” ujar Lara.

   Luhan pun meletakkan gelas-gelas yang masih berterbangan di udara dan berkata, “Aku tahu. Kau tidak usah memberitahuku apa-apa.” sahut Luhan kepada Lara dan bergegas menggunakan kekuatan Telekinesisnya lagi untuk menggerakan gelas-gelas.

   “Luhan!” seru Lara sambil memegang tangan Luhan seolah menghentikannya menggerakkan gelas-gelas tersebut sejenak.

   “Aku tahu kau bisa mengerti apa yang ingin aku ucapkan melalui Telepatimu. Tapi aku tetap akan mengatakan-nya.” serunya lagi.

   “Aku belum sempat minta maaf. Karena mengacuhkanmu waktu kau menampar Kai. Aku juga ingin berterima kasih karena kau membantuku menyelesaikan misi saat Telusur Malam bersama Tao, terima kasih karena membantu Baekhyun agar tidak terjatuh saat meloncat dari ayunan. Terima kasih karena selalu mengkhawatirkan keselamatanku.” ucap Lara dengan tulus.

   “Aku tahu...” ujar Luhan lagi.

   “Tapi...” sahut Lara.

   Kemudian Luhan pun memegang kedua bahu Lara dan mendorongnya dengan pelan ke arah dinding, lalu menyentuh bibir Lara dengan jari telunjuknya seolah mengisyaratkan untuk diam.

   “Aku tahu..aku tahu yang apa kau rasakan jauh di lubuk hatimu. Dan itu sudah cukup untukku.” ujar Luhan tersenyum.

   “Luhan, aku mohon jangan lagi membuat orang salah paham. Aku tidak bisa membiarkanmu menyakiti dirimu sendiri. Kau bersikap seperti orang jahat, padahal kaulah orang yang paling peduli.” ucap Lara dengan wajah sedih.

   “Lara...kau ucapkan lagi kalimat manis seperti itu dan aku tak tahu apa yang akan terjadi padamu.” ucap Luhan sambil menyentuh bibir Lara dengan ibu jarinya kali ini, mendekatkan wajahnya seolah bersiap menciumnya.

   Tersisa jarak dua centimeter sebelum Luhan mencium Lara ketika pintu terbuka.

   “Hei! Apa yang kalian lakukan?” seru Kris.

   “A..ak...aku.” Lara terbata. Sebelum Lara bisa mengucapkan sepatah kata lagi, Luhan bergegas keluar sambil membawa gelas-gelas dengan kekuatan Telekinesisnya, tersenyum dan menghiraukan Kris.

   Melihat Kris, Lara pun menjadi canggung kemudian memutuskan untuk keluar dari ruangan tersebut dan berkata, “A..aku akan memanggil yang lainnya untuk sarapan.” ujar Lara kepada Kris yang masih terdiam dan curiga.

   Berjalan melintasi ruang makan, Lara enggan menatap mata Luhan karena masih merasa tersipu.

   ‘Ada apa dengan Luhan? Kenapa dia berkata seperti itu? Tindakannya itu membuatku...’ ucap Lara dalam hati tidak menyelesaikan kalimatnya, karena ia tidak mau pikirannya di baca Luhan. Luhan yang mendengarnya pun tersenyum jahil bisa membayangkan apa kelanjutan kalimat Lara.

   Ketika Lara bergegas membuka pintu ruang makan ia melihat sekilas ke arah Luhan untuk memastikan bagaimana ekspreksi wajahnya dan tidak melihat Xiumin yang saat itu akan masuk ke ruang makan dan membuat Lara menubruknya.

   “Oh! Oops.” seru Lara terkejut karena menubruk Xiumin. Xiumin yang saat itu sigap untungnya segera menarik diri sehingga tubrukannya tidak terlalu keras.

   “Lara!” teriak Xiumin.

   “Apa kau baik-baik saja?” tanya Xiumin.

   “Ya, Xiumin. Maaf, aku tidak melihatmu.” ujarnya.

   “Tidak apa-apa.” seru Xiumin sambil tersenyum dan sedetik kemudian ia menggendong Lara.

   “Ah..Xi..xiumin! Apa yang kau lakukan?” ujar Lara terkesiap tiba-tiba digendong Xiumin.

   “Memastikan bahwa kau baik-baik saja.” kemudian Xiumin membawanya ke sofa di ruang tamu.

   Berada dalam gendongan Xiumin membuat Lara dapat mencium aroma tubuh Xiumin yang baru saja mandi saat itu dan membuat Lara tersipu lagi.

   Kemudian Xiumin menidurkan Lara di sofa dan memegang keningnya untuk memeriksa apakah mungkin Lara demam, kemudian memegang kedua pipi Lara, “Suhu tubuhmu normal. Apa kau baik-baik saja?”

   “Ya, Xiumin. Aku hanya tidak melihat ke mana aku melangkah. Maaf.” jawab Lara.

   “Benarkah? Baiklah kalau begitu. Lain kali hati-hati ya kalau melangkah.” ujar Xiumin.

   “Ya, Xiumin. Aku ke atas dulu ya untuk membangunkan yang lainnya.” ujar Lara kemudian bergegas bangun dan menuju lantai atas.


   “Oh. Pagi Lara.” ucap Suho saat berpapasan dengan Lara di tangga.

   “Pagi Suho.” jawab Lara.

   Suho menghentikan langkah Lara dan memegang lengannya.

   “Apa kau baik-baik saja? Pipimu kelihatan merah.” ujar Suho yang memperhatikan pipi Lara yang merona.

   “O..oh ya. Setelah cuci muka nanti akan hilang.” ujar Lara berbohong.

   “Pergilah ke ruang makan, semuanya sudah menanti untuk sarapan. Aku akan panggil yang lainnya.” ujar Lara lagi dan bergegas naik ke atas tangga tanpa menunggu tanggapan Suho.

   Lara pun menarik nafas dan menghembuskannya lalu berjalan pelan di lorong untuk menenangkan hatinya.

   ‘Ada apa dengan mereka hari ini? Walaupun aku sudah bersiap akan menerima skinship yang tidak bisa berhenti mereka lakukan, aku tidak megira akan separah itu. Apalagi ketika Luhan—Ah, sudahlah. Sebaiknya aku bergegas membangunkan Sehun, Tao dan Baekhyun.’ ujar Lara dalam hati.

   Lara berjalan menuju kamar Sehun. Ia mengetuk pintu. Setelah beberapa saat tidak mendengar jawaban, ia membuka pintu dan masuk ke dalam. Sehun dan Tao masih tertidur pulas. Tao biasanya tidur dengan Kris, tapi saat Kris sedang tidak ingin diganggu, biasanya Tao tidur di kamar Sehun, berbarengan dengan Kai.

   “Sehun...ayo bangun.” ucap Lara sambil menggoyang-goyangkan lengan Sehun. Sehun masih tidak bereaksi. Lara pun menyentuh pipi sehun dengan lembut sambil memanggilnya lagi.

   “Sehun...sudah pagi, ayo bangun.” Sehun pun akhirnya bereaksi dan membuka matanya perlahan.

   “Oh, Lara..” ucapnya tersenyum kemudian menutup matanya lagi.

   “Hai..Sehun. Ayo bangun.” ucap Lara yang melihat Sehun menutup matanya lagi.

   “Hm, aku masih mengantuk.” rengeknya.

   “Hei..ayolah.” ajak Lara sambil memegang lengan Sehun.

   Sehun pun bangun, tapi kemudian menaruh kepalanya di pangkuan Lara dan memeluk pinggangnya.

   “Sehun...ayo cepat bangun. Jangan tidur lagi.” ucap Lara lagi.

   Sehun pun mengangkat kepalanya, tersenyum.

   “Baiklah Princess..” ujarnya kemudian memeluk Lara.

   Setelah Sehun bangun, ia berupaya membangunkan Tao yang ada di sebelahnya tapi Tao tidak bangun-bangun juga dan malah merasa terusik. Sehun pun menyerah dan akhirnya Lara mencoba membangunkan Tao sementara Sehun pergi duluan ke ruang makan.

   “Tao...ini aku. Ayo bangun.” seru Lara.

   “Ngantuk...” erang Tao masih memejamkan matanya.

   Kemudian Lara terpikirkan sebuah ide. Mengetahui bahwa Tao takut pada serangga dan hantu, Lara terpikir untuk membohongi Tao agar ia bangun dari tidurnya.

   “Tao! Awas ada kecoa! Lihat dia terbang ke arahmu!” seru Lara sedikit berteriak. Detik berikutnya, Tao pun langsung terperanjat dan bangun.

   “Apa?! Kecoa? Dimana?! Ah!!” seru Tao.

   “Awas, dia masuk ke selimutmu.” ujar Lara lagi berbohong.

   “Huwaa aku takut!! Singkirkan kecoanya!” ujar Tao dan bergegas bersembunyi di balik punggung Lara.

   “Tao, keluarlah sementara aku mengusir kecoanya. Pergilah ke ruang makan untuk sarapan.” seru Lara.

   “Baiklah. Tolong usir kecoanya untukku. Terima kasih.” ucap Tao dan memeluk Lara sekilas.

   “Ya, jangan khawatir dan serahkan saja padaku.” ujar Lara sambil tersenyum jahil.

   Tao pun segera bergegas keluar dari kamar dan menuju ruang makan.

   Setelah memastikan Tao sudah berjalan menjauhi kamarnya, Lara pun keluar dan berjalan menuju kamar Baekhyun.


   KNOCK KNOCK

   Lara menunggu beberapa saat, terdengar langkah kaki di balik pintu dan pintu pun terbuka.

   “Siapa?” sahut Baekhyun bergegas membuka pintu.

   “Oh, pagi Lara.” sahutnya lagi setelah melihat bahwa Lara lah yang mengetuk pintunya dan memeluknya.

   “Pagi.” seru Lara tersenyum.

   “Untunglah kau sudah bangun, ayo kita turun. Semuanya sudah menunggu di ruang makan.” ujar Lara lagi.

   “Oh, benarkah? Baiklah, ayo.” sahut Baekhyun.

   Kemudian mereka mulai berjalan menyusuri lorong, menuju ruang makan dengan tangan Baekhyun memegang tangan Lara.


   Lara sudah hampir melupakan kejadian yang baru saja ia alami dengan Luhan dan Xiumin yang membuat hatinya berdebar sampai saat ia memasuki ruang makan dan melihat mereka. Dari ekspresi wajah mereka, terlihat seperti tidak terjadi apa-apa dan well, Lara pun akhirnya memutuskan untuk tenang dan menyelesaikan sarapannya.

   Setelah sarapan, Lara dan yang lainnya memutuskan untuk membantu Kate untuk membereskan piring bekas makan mereka.          

   “Lara sayang, kau tidak perlu melakukan ini.” ujar Kate.

   “Tidak apa, Kate. Aku ingin mencobanya sekali-sekali.” balas Lara.

   “Ya, Kate. Biarkanlah kami membantumu.” ujar Kris.

   “Kau selalu terus-terusan mengerjakan pekerjaan rumah. Tidakkah itu membuatmu lelah?” tanya Tao

   Awalnya Kate sempat menolak, tapi akhirnya ia setuju.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
anmade #1
Chapter 43: Putri duyung! Wow! O.o
anmade #2
Chapter 42: Waaah~ lara ada kemajuan ^^ narasi combatnya enak dibaca kok. Penasaran sm lanjutannya :D
AnastasiaDea
#3
Chapter 41: Kyaaaaa Baby Thehun is so masculine... ^^
I would like to be catched by Hun oppa, but I think he is not strong enough to carry me...
anmade #4
Chapter 40: waaah hahaha ngebayangin pipi bakpaonya Xiumin bikin aku ikutan ketawa wkwk terimakasih utk updatenya~ kutunggu lanjutannya yaa ^_^
anmade #5
Chapter 39: hello~ aku suka ceritanya :) ditunggu lanjutannya ya~ hehe cerita ini bikin penasaran :D
AnastasiaDea
#6
Chapter 39: Sometimes I wonder how did you manage to update so often...
Good job!!!
AnastasiaDea
#7
Chapter 38: Kyaaaaaaaaa.... I am blushing so haard... glad that I didn't get any nose bleed... kamsahamnidaaaa author-niiiiiiiim.... kekeke... if I can give this story more than 1 upvote, I would like to give this story 50 upvotes... <3<3<3<3
AnastasiaDea
#8
Chapter 36: Kyaaaaaaaaaaaaaaa........
Finally an update.... ^^
AnastasiaDea
#9
Annyeong... ^^ New reader imnidaaaa.... *bow 90 degrees*
It's a beautiful story, the plot is very AMAZING *nose bleed*
Well, that's true, I got nose bleed when I read this story...
Awww... I hope that you'll update this story soon...
And maybe,,, some fluffy chapters with Suho oppa... *wink wink*
That's all from me.. thank yooooouuuu... *blowing kiss*
Ainizzamani #10
Chapter 34: What.... Why would Luhan do that? ;( I don't read manga so I don't know what's happening... Lara berubah jadi apa? Knp harus darah? Omg so many questions. But at least she kissed Lay lol xDD