Chapter 14 - Xiumin
Keabadian yang Rapuh"Jadi, Xiumin. Kurasa sekarang giliran kau dan aku." ujar Lara
"Ya..ku..kurasa begitu." ujar Xiumin malu-malu.
"Kau ingin melakukan apa?" tanya Lara lembut.
"Aku ikut saja apa yang mau kau lakukan. Aku tidak mau memaksamu." sahut Xiumin
"Ayo kita keluar dan lihat bintang-bintang." ujar Lara.
"Baiklah." ucap Xiumin setuju.
Mereka pun memutuskan untuk menggelar tikar di tanah dan tidur di alam terbuka sambil melihat bintang-bintang berkilauan di langit.
"Kau memang tidak banyak bicara, tapi kurasa aku merasa nyaman bersamamu karena aku pun sesungguhnya tidak suka terlalu banyak berbicara.” ujar Lara kepada Xiumin.
‘Ah, benarkah?’ sahut Xiumin di dalam hatinya, tersipu mendengar bahwa Lara merasa nyaman bersamanya.
"Sungguh. Aku terpukau dengan bagaimana ke-12 dari kalian memiliki sifat yang berbeda satu sama lainnya tetapi saling melengkapi. Aku belum pernah merasakan seperti ini. Perasaan senang ketika menanti siapa lagi yang akan bersamaku hari ini." sahut Lara
Kemudian Lara membalikan tubuhnya sehingga menghadap ke arah Xiumin, dan menopang kepalanya dengan lengan kanan sehingga membentuk sudut.
"Bagaimana denganmu?" tanya Lara.
"Tentu saja aku juga sangat senang, dan aku juga sangat menantikannya." ujar Xiumin. Ia pun, membalikkan badannya agar bisa menatap Lara dan membuktikan bahwa ia sungguh-sungguh dengan ucapannya.
"Menjadi yang paling tua di antara yang lainnya, membuatku merasa bertanggung jawab dan tanpa sadar membuatku selalu mengawasi mereka. Karena jumlah mereka ada banyak sekali dan kebanyakan dari mereka tidak bisa diam, aku tidak bisa ikut-ikutan bersikap kekanakan dan kupikir aku hanya akan mengawasi mereka diam-diam. Kurasa, hal itu menjadi kebiasaan dan membuatku tidak banyak bicara." ucap Xiumin.
"Tapi kadang-kadang, kau harus menyuarakan apa yang kau inginkan. Kau harus memberitahukan apa yang kau rasakan. Maka kau akan merasakan keseimbangan dalam hidupmu." sahut Lara.
"Aku sudah coba, tapi aku merasa aku juga harus mengendalikan egoku." ujar Xiumin
"Kau merasa harus jadi panutan yang baik bagi yang lainnya ya...?" ucap Lara.
"Ya, kurasa semacam itulah." Xiumin pun tersenyum dan membuat bulatan di pipinya penuh.
Tanpa sadar Lara menyentuh pipinya dan Xiumin balas memegang tangan Lara yang sedang memegang pipinya dengan lembut.
"Kau bisa terus menyentuhnya kalau kau suka." ujar Xiumin polos dan tulus sehingga membuat hati Lara bergetar dan berdebar.
Sadar bahwa yang dilakukan Lara mungkin sedikit tidak sopan, Lara pun menarik tangannya dari pipi Xiumin, “Ah, maaf. Aku tidak sadar...” ucapnya.
“Tidak apa-apa. Lara, sesuatu yang baru saja kau lakukan barusan itu adalah sesuatu yang natural yang akan terjadi jika kau berdekatan dengan kami. Jangan kau lawan, turuti saja. Dengan begitu akan lebih mudah untuk mendekatkan ikatan.” Seru Xiumin.
‘Hm, menjadi yang tertua Xiumin tahu hal ini lebih banyak dari yang lainnya ya.’ batin Lara.
“Xiumin...” panggil Lara tiba-tiba.
“Ya?” balas Xiumin.
“Bisakah kau menunjukkan kepadaku bagaimana kau menggunakan kekuatan Ice/Frost mu? Kemarin malam, Luhan sudah memberitahuku tentang bagaimana ia mengendalikan kekuatan Telepati dan Telekinesisnya, kali ini aku ingin tahu tentang kekuatanmu.” ujar Lara.
“Oh, ya tentu saja.” sahut Xiumin.
Comments