Chapter 24

Keabadian yang Rapuh

Sesudahnya mereka mencuci piring dan membereskan peralatan mereka, Lara pun mengajak mereka ke ruang keluarga kemudian menyuruh mereka ber-12 untuk duduk membentuk lingkaran di atas karpet.

   “Baiklah, ayo kita duduk melingkar.” ujar Lara seraya duduk di karpet.

   Yang lainnya pun bergegas untuk duduk di sebelah Lara. Luhan pun berhasil duduk di sebelah kanan Lara sementara Chen duduk di sebelah kirinya.

   Sehun yang datang agak terlambat pun mengerucutkan bibirnya, kesal karena tempat duduk di dekat Lara sudah terisi semua. Tapi lalu ia mempunyai sebuah ide. Sehun pun bergegas berjalan ke arah belakang Lara dan kemudian duduk sambil memeluk Lara dari belakang.

   Yang lainnya pun segera protes dan menyuruh Sehun pindah. Sehun pun merengek dan memohon kepada Lara, “Lara...tidak apa-apa kan? Aku ingin berada di dekatmu..” rengeknya.

   “Well, bagaimana ya...Tidak apa deh untuk kali ini. Asal kau senang.” ujar Lara.

   “Yeaaay!!!! Thanks Lara! I love you.” seru Sehun sambil merangkul Lara dengan erat dan mencium pipinya.

   “Well, yeah sama-sama” ujar Lara tersipu mendengar kalimat ‘I love you’ dari Sehun.

   Yang lainnya pun lalu ikut-ikutan merengek tapi lalu ditenangkan oleh Luhan dan Kris seraya memarahi mereka supaya diam.

   “Sekarang. Ayo kita bercerita satu-satu. Ceritakan pengalaman kalian, kisah menarik, lelucon, puisi. Apa saja.” Ucap Lara.

   Mereka semua melongok, mengarah kepada Lara mengisyaratkan bahwa mereka tidak mengerti apa yang Lara katakan.    

   “Jadi begini maksudku...” ucap Lara lagi sambil menghela nafas.

   “Katakan lah apa yang kalian pikirkan. Pengalaman kalian selama di sini, harapan kalian, ketakutan kalian, hal yang kalian khawatirkan, mungkin?” jelas Lara lagi. Sebagian dari mereka mulai mengangguk tanda mengerti tapi tidak ada yang memulai berbicara duluan.

   “Hm, bagaimana kalau dimulai dari yang paling tua? Xiumin?” ujar Lara.

   “O-oh? Aku?” ujar Xiumin kaget mendengar namanya dipanggil dan disuruh berbicara pertama kali.

   “Well, baiklah.” ucapnya ragu-ragu.

   “Pertama kali aku ke sini, sewaktu Princess—maksudku Lara mengajakku ke tempat yang namanya Mall, dia membelikanku makanan yang bernama Ice Cream. Karena aku biasanya mengendalikan es, aku terkejut mengetahui bahwa kita bisa memakan ice cream tersebut dan rasanya sangat manis dan enak.” ujar Xiumin.

   “Apakah cerita seperti ini yang kau maksud Lara?” tanya Xiumin kepada Lara.

   “Ya, benar sekali. Cerita apa saja.” ujar Lara mengacungkan jempol ke arah Xiumin. Xiumin pun tersenyum senang setelah dipuji Lara.

   “Baiklah, kemudian sekarang Luhan. Giliranmu.” ujar Lara.

   ‘Haruskah kukatakan seberapa khawatirnya diriku akan keselamatannya? Haruskah kukatakan seberapa inginnya aku selalu dekat dengannya? Betapa selama ini kami mengharapkan bisa segera mendekatkan ikatan dengannya?’ ujar Luhan dalam hatinya.

   “Hm, kalau aku...Aku cukup menikmati kehidupan di sini. Sangat senang waktu bertemu denganmu dan berharap bisa selalu melindungimu.” ujar Luhan singkat, padat dan jelas.

   “Hm, benarkah itu saja?” tanya Lara curiga.

   “Ya, kurang lebih itu.” jawab Luhan lagi.

   “Okay, aku juga senang bertemu denganmu—dengan kalian semua. Terima kasih karena telah melindungiku selama ini.” ucap Lara kepada Luhan.

   Luhan pun mengangguk tersipu sekilas.

   “Baik, selanjutnya Kris.” ucap Lara.

   “Aku tahu aku tidak banyak bicara, aku sebenarnya sangat peduli padamu. Aku hanya belum tahu bagaimana kau akan bereaksi terhadap perlakuan yang kami berikan padamu. Makanya, aku lebih memilih memperhatikan dari jauh saja. Sama seperti Luhan, aku cukup menikmati kehidupan di sini, selain itu sudah merupakan tugas kami untuk menjagamu, jadi aku akan berusaha sebaik mungkin.” ujar Kris.

   ‘Wah, Kris yang biasanya tidak pernah bicara banyak sekarang bicara panjang lebar. Okay, aku hargai itu Kris.’ kata Lara dalam hati.

   “Terima kasih Kris.” ucap Lara kepada Kris.

   Melihat suasana yang canggung karena masing-masing dari mereka sekarang berkata akan melindungi Lara dan sebagainya, akhirnya Lara memutuskan bahwa, “Hei, yang lainnya jika ada yang ingin menimpali atau memberi komentar, tak apa lho.” ujar Lara.

   “Okay, selanjutnya Suho.” ucap Lara lagi.

   “Aku juga kurang lebih sama seperti mereka. Tapi untukku yang paling utama, kalau kau senang maka sudah cukup bagiku. Karena ketika kau senang, kami juga ikut senang bersamamu.” ujar Suho

   “Ah, ya. Terima kasih Suho.” jawab Lara.

   “Lay, kau selanjutnya.” ucap Lara lagi kepada Lay.

   “Aku...suka melihat jari-jarimu yang lentik ketika bermain piano. Aku suka menyentuhnya dan juga melihat senyumanmu.” ujar Lay dengan lugu dan membuat Lara tersipu.

   “Ah, aku juga suka melihat lesung pipitmu mu ketika kau tersenyum.” ucap Lara.

   “Aku ingin mendengarmu bermain piano juga!” ucap Chen tiba-tiba.

   “Ah, aku juga.” timpal Baekhyun

   “Siapa tahu kita bisa berkolaborasi dengan permainan gitarku.” tambah Chanyeol.

   “Oh, ya tentu saja. Lain kali aku akan bermain piano untuk kalian semua.” ujar Lara.

   “Wihiii asyiiik.” seru semuanya hampir berbarengan.

   “Ok, selanjutnya. Baekhyuni...” ujar Lara mengisyaratkan kepada Baekhyun.

   “Ah! Beberapa hari yang lalu...Lara mengajakku ke sebuah lapangan. Di sana ada suatu alat..hm..apa namanya...ayun?” ucap Baekhyun mencoba mengingat nama alat tersebut.

   “Ayunan..” ujar Lara memberitahu Baekhyun dan semuanya.

   “Oh benar! Ayunan. Guys, sungguh deh. Alat tersebut seru sekali. Dengan duduk di atasnya, kita bisa bergerak ke depan dan belakang kemudian bisa merasakan angin menerpa tubuh kita dan berayun.” ujar Baekhyun menjelaskan perasaannya ketika naik ayunan dengan agak rancu.

   “Oh, benarkah?” yang lainnya menimpali.

   “Kita harus naik alat itu juga lain kali.” tambah yang lain.

   “Iya, tapi kalian harus hati-hati jangan mengayunkannya terlalu keras dan kalian harus tahu kapan harus berhenti. Dan pokoknya harus tetap tenang.” ujar Lara mewanti-wanti.

      “Ya, baiklah.” seru semuanya serempak mengangguk. 


Note: Masih harus ditambahkan cerita dari Chen, Chanyeol, DO, Tao, Kai dan Sehun~

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
anmade #1
Chapter 43: Putri duyung! Wow! O.o
anmade #2
Chapter 42: Waaah~ lara ada kemajuan ^^ narasi combatnya enak dibaca kok. Penasaran sm lanjutannya :D
AnastasiaDea
#3
Chapter 41: Kyaaaaa Baby Thehun is so masculine... ^^
I would like to be catched by Hun oppa, but I think he is not strong enough to carry me...
anmade #4
Chapter 40: waaah hahaha ngebayangin pipi bakpaonya Xiumin bikin aku ikutan ketawa wkwk terimakasih utk updatenya~ kutunggu lanjutannya yaa ^_^
anmade #5
Chapter 39: hello~ aku suka ceritanya :) ditunggu lanjutannya ya~ hehe cerita ini bikin penasaran :D
AnastasiaDea
#6
Chapter 39: Sometimes I wonder how did you manage to update so often...
Good job!!!
AnastasiaDea
#7
Chapter 38: Kyaaaaaaaaa.... I am blushing so haard... glad that I didn't get any nose bleed... kamsahamnidaaaa author-niiiiiiiim.... kekeke... if I can give this story more than 1 upvote, I would like to give this story 50 upvotes... <3<3<3<3
AnastasiaDea
#8
Chapter 36: Kyaaaaaaaaaaaaaaa........
Finally an update.... ^^
AnastasiaDea
#9
Annyeong... ^^ New reader imnidaaaa.... *bow 90 degrees*
It's a beautiful story, the plot is very AMAZING *nose bleed*
Well, that's true, I got nose bleed when I read this story...
Awww... I hope that you'll update this story soon...
And maybe,,, some fluffy chapters with Suho oppa... *wink wink*
That's all from me.. thank yooooouuuu... *blowing kiss*
Ainizzamani #10
Chapter 34: What.... Why would Luhan do that? ;( I don't read manga so I don't know what's happening... Lara berubah jadi apa? Knp harus darah? Omg so many questions. But at least she kissed Lay lol xDD