Chapter 27

Keabadian yang Rapuh

Saat itu sudah pagi, Xiumin selalu terbangun lebih awal dan mendapati Lara yang masih tertidur di sampingnya.

   Xiumin mengelus-elus pipi Lara dan menyentuh rambutnya yang halus.

   Kemudian Xiumin bergegas ke kamar mandi untuk mandi dan mencuci muka. Sekitar 15 menit kemudian Xiumin selesai dan kembali menuju kamar Lara. Dilihatnya Lara masih tertidur. Ia berniat membangunkan nya, tapi tidak tega.

   Ia pun memutuskan untuk meletakkan lengannya di leher Lara dengan sedikit mengangkat kepalanya kemudian mendekap dan memeluk Lara. Merasakan ada pergerakan di sekitar tubuhnya, Lara pun pelan-pelan terbangun.

   “Hey...” ujar Xiumin tersenyum dan lagi-lagi membuat pipi bulatnya mengembang.

   “Hei.” Lara pun otomatis tersenyum dan ingin mencubit pipi bulat Xiumin.

   “Aku senang selalu mencium bau harum kalau berada di dekatmu. Kau cowok yang paling rajin mandi di antara yang lainnya.” ucap Lara spontan.

   “Hm? Kalau begitu kau jadi ingin memelukku terus tidak?” tanya Xiumin.

   “Ya, tentu saja...” ujar Lara tertawa mendengar pertanyaan Xiumin.

   “Ayo bangun, kutunggu di bawah ya..” ucap Xiumin seraya melepas dekapannya pada Lara.

   “Ya, baiklah.” seru Lara sambil mengucek matanya.


   Pagi itu seperti biasa, selalu disibukkan kegiatan pagi hari karena bersiap untuk berangkat ke sekolah. Mereka pun tidak punya banyak waktu untuk bercanda dan menghabiskan sarapan dengan cepat.

   Kemudian semuanya bergegas berangkat ke sekolah. Kali ini Tao dan Kai yang berada di samping Lara. Tao menggandeng lengan Lara sementara Kai memegang tangannya. Yang lainnya sebenarnya juga sangat ingin berada di samping Lara, tapi mereka akhirnya memutuskan untuk mengalah dan gantian. Terlebih para cowok yang lebih tua seperti Xiumin, Luhan, Kris, Suho, Lay. Mereka sangat ingin tapi terbentur oleh kenyataan bahwa yang lebih tua harus banyak mengalah.

   Di jalan setapak yang mengarah ke jalan raya yang besar, Sehun yang berdiri paling belakang menyadari ada seseorang yang sepertinya sedang mengawasi mereka, tapi ketika Sehun melihat ke arah orang yang tadi dikiranya berada, tidak ada siapapun di sana. Sehun pun mulai waspada dan bertelepati ke Luhan. Kemudian Luhan meneruskan pesan yang disampaikan Sehun kepada semua cowok. Tetapi tidak memberitahu Lara agar ia tidak cemas.

   Beberapa menit kemudian, mereka pun sampai di sekolah. Tao, Kai dan Sehun pun berpamitan ke yang lainnya karena kelas mereka berada di lantai 1. Kai memutuskan untuk menunggu di depan pintu sampai melihat Lara menjauh dan berbelok dan naik tangga untuk menuju kelasnya di lantai 3. Tepat ketika ia melihat dari sudut matanya ada seseorang yang mengawasi. Tapi ketika ia melihat lagi ke arah orang tersebut, tidak ada siapa pun di sana.

   Kai pun menghampiri Tao dan Sehun kemudian melakukan kontak mata.

   Kali ini giliran DO, Chanyeol dan Baekhyun yang pamitan dengan Lara dan masuk menuju kelas masing-masing. DO memperhatikan keberadaan satu siswa yang sepertinya belum pernah ia lihat sebelumnya, ketika ia ingin mengamati muka siswa tersebut lagi, ia sudah tidak ada.

   ‘Ah, mungkin aku salah liat. Tapi, aku harus tetap waspada’ ujar DO dalam hati.

   Lara, Chen, Lay, Suho, Kris, Luhan dan Xiumin pun sampai di kelas mereka. Walaupun mereka sekelas, tapi hanya Chen saja yang duduknya di samping Lara. Untuk hari itu, mereka meminta kepada teman-teman sekelas yang duduk di sekeliling Lara untuk bertukar tempat agar mereka bisa duduk dekat dengan Lara. Dengan menunjukkan sedikit sikap baik dan pesona mereka, tidak ada yang sanggup menolak permintaan mereka, baik siswa cowok sekalipun. Akhirnya Lara duduk di kelilingi Chen, Lay, Suho, Kris, Luhan dan Xiumin.

   Pelajaran pertama adalah Matematika, dilanjutkan dengan Sejarah. Kemudian pelajaran Olahraga.

   Saat Olahraga, siswi putri melakukan senam lantai sementara siswa putra melakukan halang rintang. Saat itu sedang dilakukan penilaian, dan Lara serta Luhan sudah selesai di nilai terlebih dahulu. Luhan pun memutuskan untuk ke lapangan Basket dan bermain basket.

   Lara yang saat itu merasa bosan pun melihat Luhan yang sedang mendribble bola basket. Ia melihat Luhan berulang kali melakukan Three-Point Shoot dari jarak yang sangat jauh.

   ‘Wah, dia jago...’ seru Lara dalam hati sambil melihat ke arah Luhan.

   ‘Terima kasih atas pujiannya.’ seru sebuah suara.

   Lara pun kaget tapi lalu berpaling melihat ke arah Luhan dan Luhan sedang tersenyum ke arah Lara.

   ‘Apa kau baru saja membaca pikiranku?’ tanya Lara pada Luhan.

   ‘Ya, maaf Princess. Kau terlihat bosan, tanpa sadar aku membaca pikiranmu, tak kusangka kau memperhatikanku bermain basket. Aku..jadi malu.’ ujarnya tersenyum jahil.

‘Ah, dasar kau. Eh, bolehkah aku ke sana? Aku bosan tidak ada kegiatan yang bisa dilakukan.’ tanya Lara pada Luhan.

   ‘Oh, boleh saja. Kemarilah. Mau kuajari bermain basket?’ ucap Luhan menyarankan.

   ‘Ya, aku mau.’ ujar Lara singkat.

   Lara pun sampai di sebelah Luhan.

   “Ini namanya dribble..” seru Luhan sambil memantulkan bola basket berulang kali ke bawah.

   ‘Hei, aku yang sudah lama tinggal di bumi tapi kenapa kau yang lebih tau tentang istilah-istilah basket?’ tanya Lara penasaran.

   ‘Well, sejak aku berada di sini, aku menonton tivi yang menyiarkan tentang basket dan sejak saat itu aku menjadi sangat tertarik.’ jelas Luhan.

   ‘Baik, coba berikan bolanya padaku. Kalau driblle saja aku juga pasti bisa.’ ujar Lara melalui telepatinya.

   ‘Baik, ini..’ balas Luhan

   Kemudian Lara pun menerima bola dari Luhan dan mencoba men-dribble bola tersebut.

   ‘Ok, kemudian apa lagi?’ tanya Lara.

   ‘Kau harus menjaga dan menghalau lawanmu agar bolamu tidak direbut.’ jelas Luhan lagi.

   ‘Baik, ayo coba rebut bolanya, aku akan mencoba menghalau mu.’ ucap Lara.

   Detik berikutnya, Luhan pun mencoba dari berbagai arah untuk mengambil bola dari Lara. Lara berusaha menghalaunya tapi karena Luhan lebih cepat, Luhan pun berhasil mengambil bolanya.

   ‘Setelah kau berhasil mengambil bola dari lawan, berlarilah ke arah ring kemudian—SHOOT—masukkan bolanya.’ jelas Luhan lagi sambil mempraktikkan.

   Luhan pun mengambil bola basket yang baru saja ia masukkan ke dalam ring.

   ‘Sekarang ayo coba rebut bola ini dariku.’ ujar Luhan.

   Lara pun mencoba merebut bola tersebut dari Luhan dan menghalaunya memasukkan bola tersebut lagi ke dalam ring. Tapi karena gerakan Luhan cepat, Lara kesulitan merebut bola tersebut.

   Lara pun mencoba mengelitiki Luhan agar bisa merebut bolanya, karena tidak mungkin ia bisa merebut bola dari Luhan yang gerakannya super cepat. Luhan pun merasa kegelian dan menggoyangkan badannya, di kesempatan itu Lara merebut bola dan berhasil membawanya sampai ke dekat ring, ia melompat, dan—SHOOT. Bola berhasil masuk. Lara pun senang dan menghadapi Luhan lagi untuk bersiap menghalaunya merebut bola. Kali ini giliran Luhan yang mengelitiki Lara, Lara pun menggeliat dan bola terlepas dari tangannya. Lara goyah ke arah Luhan dan Luhan memeluknya sambil masih mengelitiki Lara.

   Tak disadari, bola yang terlepas dari pegangan Lara terpantul cukup keras walaupun jatuhnya pelan seperti ada yang mengendalikannya dari arah lain, bola tersebut terpantul ke tiang dan langsung menuju kepala Lara. Luhan yang melihat hal itu, dengan sigap menggunakan kekuatan Telekinesis nya dan membuat bola itu berhenti di atas kepala Lara. Ia lalu buru-buru menjatuhkan bola tersebut, berharap tidak ada yang melihat. Kemudian bergegas mencari dari mana arah bola tersebut dilemparkan, tapi ia tidak melihat siapapun.

   Melihat ekspresi muka Luhan yang tiba-tiba serius, Lara pun berhenti tertawa, “Kenapa, Luhan?” tanya Lara.

   “Oh, tidak. Kurasa sudah cukup pelajaran mengenai basketnya. Bisa-bisa nanti kau lebih jago dari pada aku.” sahut Luhan.

   “Ayo kita istirahat dan duduk di sana, mungkin Pak Guru sudah selesai menilai semua murid.” sahutnya lagi.

   “Oh, ya. Baiklah.” ucap Lara.

   Luhan dan Lara melihat sekilas tetapi ternyata Pak Guru belum selesai menilai seluruh siswa. Mereka pun duduk di kursi kosong dan beristirahat.

   “Ini air istimewa dari sang pengendali Air yang hebat.” ujar Suho tiba-tiba duduk di samping Lara dan memberikan botol Air minum.

   “Oh, Suho! Kau sudah selesai? Terima kasih.” sahut Lara.

   “Ya, minumlah. Kau pasti capai habis bertarung basket dengan Luhan.” ujar Suho.

   “Ya.” Lara tersenyum dan mengangguk.

   “Luhan, kau mau?” ucap Lara menawarkan kepada Luhan.

   “Oh, ya terima kasih.” ujar Luhan

   Setelah Pak Guru selesai menilai semua siswa, bel pun berbunyi menandakan waktu istirahat.

   Semua siswa di kelas Lara pun bergegas kembali ke loker untuk mengganti seragam.

     Setelah Lara masuk ke ruang ganti perempuan, Chen, Lay, Suho, Kris, Luhan dan Xiumin menjaga di depan pintu tapi sambil melakukan kegiatan lainnya sehingga tak ada siswa yang curiga karena mereka berdiam diri di depan ruang ganti perempuan.

     Chen dan Lay mengobrol di seberang ruangan, sementara Luhan mengobrol dengan Xiumin. Suho berpura-pura mengikat tali sepatunya sementara Kris berjalan pelan sambil mondar-mandir di lorong.

     ‘Lara, apa kau sudah selesai?’ ujar Luhan melalui telepatinya setelah beberapa menit Lara berada di dalam ruang ganti perempuan.

     ‘Oh, Luhan! Kau mengagetkanku. Aku belum selesai, memangnya kenapa?’ tanya Lara.

     ‘Cepatlah. Yang lain sudah menunggumu untuk makan siang.’ ucap Luhan berbohong.

     ‘Oh ya, baiklah. 5 menit lagi aku selesai.’ jawab Lara.

     Chen, Lay, Suho, Kris, Luhan dan Xiumin pun lega saat Lara keluar dari ruang ganti perempuan 5 menit setelahnya.

     Lara tidak sadar bahwa mereka ber-6 menungguinya di depan ruang ganti sampai Chen memanggilnya, “Lara! Hei. Kami di sini.” ujarnya.

     “Oh?! Kalian menungguiku?”

     “Di depan ruang ganti perempuan?” ucap Lara dengan suara kecil, takut didengar yang lain.

     “Iya, maaf kami tak sabar ingin makan siang.” ujar Suho.

     “Oh, ya tak apa. Baiklah, ayo ke kantin.” ucap Lara.

     “Oh! Tapi kalian kok belum ganti baju?” tanya Lara lagi heran melihat mereka masih memakai seragam olahraga.

     “Ya, nanti kami akan ganti baju setelah makan siang.” ujar Kris.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
anmade #1
Chapter 43: Putri duyung! Wow! O.o
anmade #2
Chapter 42: Waaah~ lara ada kemajuan ^^ narasi combatnya enak dibaca kok. Penasaran sm lanjutannya :D
AnastasiaDea
#3
Chapter 41: Kyaaaaa Baby Thehun is so masculine... ^^
I would like to be catched by Hun oppa, but I think he is not strong enough to carry me...
anmade #4
Chapter 40: waaah hahaha ngebayangin pipi bakpaonya Xiumin bikin aku ikutan ketawa wkwk terimakasih utk updatenya~ kutunggu lanjutannya yaa ^_^
anmade #5
Chapter 39: hello~ aku suka ceritanya :) ditunggu lanjutannya ya~ hehe cerita ini bikin penasaran :D
AnastasiaDea
#6
Chapter 39: Sometimes I wonder how did you manage to update so often...
Good job!!!
AnastasiaDea
#7
Chapter 38: Kyaaaaaaaaa.... I am blushing so haard... glad that I didn't get any nose bleed... kamsahamnidaaaa author-niiiiiiiim.... kekeke... if I can give this story more than 1 upvote, I would like to give this story 50 upvotes... <3<3<3<3
AnastasiaDea
#8
Chapter 36: Kyaaaaaaaaaaaaaaa........
Finally an update.... ^^
AnastasiaDea
#9
Annyeong... ^^ New reader imnidaaaa.... *bow 90 degrees*
It's a beautiful story, the plot is very AMAZING *nose bleed*
Well, that's true, I got nose bleed when I read this story...
Awww... I hope that you'll update this story soon...
And maybe,,, some fluffy chapters with Suho oppa... *wink wink*
That's all from me.. thank yooooouuuu... *blowing kiss*
Ainizzamani #10
Chapter 34: What.... Why would Luhan do that? ;( I don't read manga so I don't know what's happening... Lara berubah jadi apa? Knp harus darah? Omg so many questions. But at least she kissed Lay lol xDD