Chapter 12 - Chen

Keabadian yang Rapuh

“Lara, apa yang akan kau lakukan besok?” tanya Chen tiba-tiba menghampirinya.

   “Oh besok. Besok hari Senin dan aku harus pergi ke sekolah. Ah, benar. Besok giliranmu ya untuk mendekatkan ikatan denganku? Kau bisa mengantarku ke sekolah kok, Chen.” ucapnya kepada Chen yang baru sadar kalau besok adalah giliran Chen untuk bersamanya.

   Luhan yang mendengar ucapan Lara pun tiba-tiba berbicara.

   “Lara, apa kau masih akan melanjutkan pergi ke sekolah?” tanya Luhan.

   “Ya. Aku tidak akan berhenti pergi ke sekolah begitu saja hanya karena sekarang kaliang tinggal bersamaku.” ujar Lara.

   “Kurasa itu bukan ide yang bagus.” ucap Luhan lagi dengan wajah yang mulai serius.

   “Apa? Kenapa?” tanya Lara menuntut penjelasan.

   “Kau harus sadar akan bahaya yang mengancammu di luar sana mulai saat ini.” jelas Luhan.

   Xiumin, Kris, Suho, Lay dan yang lainnya pun langsung bergegas berkumpul dan mengelilingi Lara agar bisa mendiskusikan hal ini dengan lebih jelas lagi.

   “Tapi, pergi ke sekolah adalah hal yang harus aku lakukan. Aku sudah di tingkat akhir masa Sekolah Menengah Atasku. Hanya butuh waktu 1 tahun lagi untuk lulus.” ujar Lara.

   “Lara, mulai sekarang kau harus memperhatikan hal-hal lain selain hal normal yang biasa kau lakukan pada biasanya. Karena sekarang para musuh akan mulai menyerangmu, sebaiknya jangan memberi mereka kesempatan untuk melakukannya.” Xiumin, yang kelihatan pendiam tapi ia selalu mengkhawatirkan keselamatan Lara.

   “Xiumin benar Lara, setidaknya kalau kau memang harus pergi ke sana, izinkan kami juga pergi ke sana.” ucap Suho mencoba menawarkan jalan keluar.

   “Begitu ya...? Tapi apa mungkin?” gumam Lara.

   “Proses untuk mendaftar ke sekolah mungkin gampang, tapi persiapan dan proses transfernya pasti akan membutuhkan waktu lama.” seru Lara.

   “Aku akan mencoba membantu.” ujar Kate. Ia mendengar pembicaraan yang serius saat sedang melewati ruang keluarga dan memutuskan untuk mendengarkan-nya juga.

   “Aku mempunyai beberapa informan di sekolahmu. Untuk menjagamu di sana kalau-kalau terjadi apa-apa. Aku akan mencoba menghubungi mereka dan memberitahu akan ada 12 orang siswa baru besok.” ujarnya lagi.

   “Baguslah. Terima kasih Kate!” ucap Luhan, Suho dan Xiumin nyaris berbarengan. Kate hanya mengangguk dan tersenyum prihatin.


   KNOCK KNOCK

   Lara yang saat itu sedang berada di ruang belajar mendengar ketukan pintu. Ia pun bergegas membuka pintu dan terlihat Chen di sana.

“Oh, Chen.” ujar Lara.

“Hai!” ucap Chen riang.

“Kau sedang apa?” tanya Chen penasaran.

“Sedang mengerjakan pekerjaan rumah.” jawab Lara.

“Bolehkah aku melihatnya?” tanya Chen antusias.

“Tentu, ayo masuk.” ujar Lara seraya menyuruhnya masuk dan menutup pintu.

   Kemudian Lara kembali duduk dan melanjutkan mengerjakan pr nya.

   Chen pun berdiri di sebelah Lara dan memperhatikannya mengerjakan pr. Chen merasa agak kesal karena ia tidak mengerti dan tidak bisa membantu Lara apa-apa.

   Lara duduk di kursi lebar tanpa lengan. Lalu tiba-tiba Chen bergegas berjalan ke samping kanan nya dan duduk di sebelah Lara. Ia menopang pipinya dengan tangannya sambil memperhatikan Lara.

   Lara yang sedang berkonsentrasi mengerjakan PRnya pun agak teralihkan pikiran nya karena mengetahui Chen sedang memandanginya.

   Lara pun akhirnya menoleh ke arah Chen, ingin menanyakan kenapa ia terus-terusan memandanginya.             Chen yang sedang tersenyum sambil memperhatikan Lara pun agak terkesiap saat pandangan mata mereka bertemu.

   “Ada apa? Aku menganggumu ya?” tanya Chen yang mengasumsikan ekspresi wajah Lara yang kelihatan kesal.

   Lara menggigit bibir bawahnya sebelum berkata, “Tidak. Tapi, aku tidak biasa kalau kau terus memperhatikan ku begitu.” ujarnya.

   “Maaf. Baiklah, aku akan berusaha tidak terlalu sering memperhatikanmu.” seru Chen.

   Lara pun mengangguk dan tersenyum sekilas.

   Chen akhirnya mencoba memusatkan perhatian nya kepada PR yang sedang dikerjakan Lara. Kemudian memperhatikan wajah Lara lagi. Tidak terlalu sering kali ini, karena ia tidak mau Lara merasa kesal lagi.

   ‘Dia sering mengkerutkan keningnya. Apa PR nya sulit? Ah, aku harap aku bisa membantunya.’ ujar Chen dalam hati.

   “Lara, apa ada yang bisa kubantu?” tanya Chen bertanya kepada Lara.

   “Hm...kalau kau penasaran. PR yang sedang kukerjakan ini adalah menulis esai. Aku punya banyak sekali yang sedang kupikirkan, kuharap aku bisa segera menuliskan semua yang ada di pikiranku sebelum aku lupa.” ujar Lara terlihat serius sekarang, menuliskan kata demi kata dengan cepat.

   “Aku akan coba membantumu ya...” gumam Chen pelan.

   Lara yang berkonsentrasi penuh pun tidak terlalu menanggapi omongan Chen dan masih melanjutkan menulis esainya.

   Detik berikutnya, tangan Chen pun memegang bahu kanan Lara. Kemudian Lara merasakan suatu energi dari tangan Chen tersebut.

   Tidak tahu energi seperti apa yang disalurkan oleh Chen, tapi Lara benar-benar bisa mengerjakan PR nya dengan cepat seperti kecepatan petir yang menyambar.

   “Lara, karena kau mulai menghabiskan waktu dengan Lay kemarin malam, maka aku juga akan mulai menghabiskan waktu denganmu mulai malam ini ya.” ujar Chen lagi.

   ‘Hm, dia tidak mau kalah dan rugi dari yang lainnya.’ pikir Lara dalam hati setelah merasakan aliran energi dan membuatnya bisa membagi konsentrasi dengan memikirkan apa yang baru saja diucapkan Chen.

   “Baiklah, aku mengerti.” ucap Lara.

   Beberapa menit kemudian akhirnya Lara selesai mengerjakan PR nya. Ia pun berbalik, tersenyum dan memberitahu Chen, “Aku sudah selesai mengerjakan PR nya.” ucap Lara yang sekarang berhadap-hadapan dengan Chen.

   “Oh, benarkah? Yaaaaay.” ucap Chen riang sambil mengepalkan kedua tangannya di udara dan bersorak.

   “Jadi, apa yang ingin kau lakukan selanjunya?” tanya Lara kepada Chen.

   “Bolehkah aku mengantarmu tidur? Sekarang sudah malam, besok pagi kita harus pergi bersama-sama ke sekolah kan?” ujar Chen

   “Oh. Ya, baiklah.” ucap Lara. Ia agak tidak menyangka bahwa Chen akan mengatakan hal semacam itu.

   ‘Dia pengertian sekali.’ gumamnya dalam hati sambil tersenyum.

Kemudian mereka berdua bergegas ke kamar tidur Lara.


   Chen bergegas menyelimuti Lara saat Lara naik ke tempat tidur kemudian berdiri di samping nya. Lalu Chen berdiri diam di samping Lara, ragu apa yang harus dilakukan nya.

   Melihat ekspresi muka Chen yang sebentar-sebentar bingung lalu sedih dan bingung kemudian ragu-ragu, ia pun turut bersimpati dan akhirnya mengatakan, “Chen, apa yang sedang kau pikirkan?"

   “Hm..bolehkah..” ujar Chen ragu-ragu.

   “Ya?” sahut Lara ingin tahu kelanjutan pertanyaan Chen.

   “Bolehkah aku memberikan ciuman selamat malam untukmu?” tanya Chen lagi masih agak ragu-ragu.

   “Oh?” sahut Lara agak terkesiap dengan apa yang baru saja dikatakan Chen.

   ‘Apa memberikan ciuman selamat malam merupakan hal yang umum dilakukan orang-orang dari Planet EXO?’ tanya Lara dalam hati.

   Tapi, melihat ekspresi muka Chen yang kelihatan sangat berharap Lara pun tidak tega dan akhirnya menyetujuinya.

   “Baiklah..Kau boleh memberikan ciuman selamat malam untukku.” ujar Lara agak tersipu dengan ucapannya sendiri.

   Muka Chen langsung berseri-seri, ia kelihatan sangat senang. Lara pun tersenyum melihatnya.

   Detik berikutnya Chen bersiap untuk mencium Lara.

   Lara menutup matanya. Perasaan nya campur aduk. Belum pernah ia dicium seorang cowok sebelumnya.

   Ia menunggu, tidak ingin membuka matanya sampai Chen selesai menciumnya.

   Chen pun mencium dahi Lara dengan lembut.

   Detik itu juga, Lara merasakan perasaan Chen pun mencium dahi Lara dengan lembut.

   Detik itu juga, Lara merasakan perasaan berbunga-bunga dihatinya karena tindakan yang dilakukan Chen.

   Lara akhirnya membuka matanya dan matanya bertatapan dengan Chen.

   “Selamat malam. Tidur yang nyenyak ya...” ucap Chen dengan lembut.

   “Selamat tidur, Chen. Terima kasih.” ucap Lara tersipu.

   Kemudian Chen menyelimutinya dan bergegas keluar dari kamar tidur Lara.


   “Lara...ayo bangun. Sudah pagi.” sahut sebuah suara di telinganya. Ia masih belum sepenuhnya sadar ketika ia merasakan ada tangan yang mengelus-elus pipinya dengan lembut.

   “Lara, ayo bangun nanti kau bisa terlambat ke sekolah.” ucap suara itu lagi.

   Mendengar kata ‘sekolah’, Lara pun teringat bahwa ia harus pergi ke sekolah dan akhirnya membuka matanya.

   Terlihat Chen dengan senyumnya yang sumringah di samping Lara.

   “Pagi, Chen...” ujar Lara

   “Pagi Lara!!” ucap Chen dengan suara satu oktaf lebih tinggi.

   ‘Kenapa dia bisa seceria ini bahkan di pagi hari?’ kata Lara di dalam hatinya.

   ‘Tapi baguslah, keceriaan-nya memberiku semangat untuk memulai hari ini.’ ujarnya lagi.

   Lara pun segera bangun dari tempat tidurnya dan mulai mandi serta ganti baju saat Chen keluar dari kamarnya.

   20 menit kemudian Lara pun selesai, sudah rapi dan siap berangkat ke sekolah. Ia mencoba mengetuk pintu untuk melihat keadaan para cowok EXO tetapi anehnya tidak ada satupun balasan dari dalam kamar. Merasa cemas kalau-kalau mereka belum bangun, Lara pun memutuskan untuk masuk ke dalam salah satu kamar tetapi tidak menemukan siapapun di sana begitupun di kamar-kamar lainnya. Ia pun menuruni tangga dan bergegas ke ruang makan. Di sana, para cowok dari Planet EXO ternyata sudah berkumpul dan menantinya untuk sarapan. Lara agak sedikit takjub melihatnya.

Lara memperhatikan cowok-cowok tersebut dan mendapati kalau hanya ada 11 dari mereka yang hadir di ruang makan saat itu.

Saat Lara ingin membuka mulut untuk menanyakan di mana keberadaan Kai—dan wow! lagi-lagi Lara merasa takjub karena ia sudah hafal siapa saja yang hadir dan tidak hadir di ruangan itu, tapi ia memang merasa seperti sudah mempunyai ikatan yang sudah berlangsung lama sekali dengan ke-12 cowok tersebut—pintu ruang makan pun dibuka dan terlihat Kai yang sepertinya baru bangun tidur.

"Kenapa tidak ada yang membangunkan aku?" rengeknya.

"Kami sudah coba, tapi kau tidak bangun-bangun juga." ucap Sehun

"Itu salahmu sendiri karena tidak bangun-bangun." tambah Tao

"Sudahlah, Kai ayo duduk. Kita harus segera sarapan dan berangkat ke sekolah kalau tidak bisa terlambat." ucap Suho menengahi pertengkaran mereka.

Kai pun mengikuti perintah Suho dan langsung duduk di meja makan. Setelahnya mereka ber-13 sarapan bersama-sama.


"Baiklah. Kate, aku berangkat ke sekolah ya..." seru Lara sambil memeluk Kate setelah menghabiskan sarapannya.

"Hati-hati ya. Tetaplah berada di dekat mereka." ucap Kate mengisyaratkan ke arah para cowok EXO.

"Jangan khawatir, Kate. Kami akan menjaganya." ucap Suho. Kate tersenyum dan mengangguk setuju.

Mereka pun bergegas berangkat ke sekolah. Karena akan terasa kurang efisien kalau mengendarai mobil menuju sekolah, mereka pun memutuskan untuk jalan kaki bersama-sama.

Karena hari itu adalah giliran Chen dan Lara menghabiskan waktu bersama, maka ke-11 cowok EXO memberi mereka privasi dengan menjaga jarak sementara Chen dan Lara jalan berdua.

Di belakang, mereka tetap waspada dengan keadaan sekitar dan mengawasi tapi dengan jarak yang cukup jauh sehingga Chen dan Lara tidak akan merasa terganggu.

"Kenapa aku tidak boleh berjalan di samping Princess Lara?" ucap Sehun sambil cemberut.

"Aku ingin menggandeng tangannya...!" rengek Kai.

"Anak-anak, kita harus memberikan mereka privasi. Nanti kalian akan dapat giliran kalian masing-masing." ucap Suho.

"Tapi giliranku masih tiga kali lagi." ujar Kai sambil menghembuskan nafas.

"Apa kau mau bertukar tempat denganku? Giliranku PALING AKHIR." ucap Chanyeol kesal.

"Apa...? Tidak mau hyung! Enak saja...!" protes Kai.

"Kalau begitu diam dan bersabarlah, Kai." ucap D.O berusaha menenangkan Chanyeol yang kesal.


Sementara itu, Chen tak ragu dan langsung menggandeng tangan Lara saat di perjalanan menuju sekolah. Lagi-lagi Chen menyentuh tangannya tiba-tiba dan membuat Lara sedikit tekejut.

Ia ingin memberitahu Chen bahwa ia tidak biasa diperlakukan seperti dan bahwa ia tidak bisa seenaknya menyentuh Lara begitu saja.

"Chen..." ucap Lara perlahan. Kemudian Chen menoleh ke arahnya, tersenyum dan berkata, "Iya, kenapa?"

Mendengar suaranya dan melihat wajah tersenyumnya yang riang, ada perasaan aneh menyelimuti Lara sehingga ia menghilangkan keinginannya untuk protes pada Chen dan memutuskan untuk menggenggam tangannya.

"Apa kau tahu apa saja yang dilakukan siswa yang pergi ke sekolah?" tanya Lara mengalihkan pembicaraan mengenai kegiatan di sekolah.

"Beritahu padaku..." ucap Chen sambil menggelengkan kepalanya, mengisyaratkan bahwa ia tidak tahu.

"Intinya kita mempelajari sesuatu yang baru di berbagai bidang. Yang perlu kau lakukan hanyalah perhatikan apa yang diajarkan guru, dan juga melakukan apa yang diperintahkannya."

"Tapi aku tak akan melakukannya kalau dia menyuruhku untuk menyakitimu." ucap Chen.

"Tentu saja guru tidak akan memerintahkan sesuatu seperti itu, Chen. Kau tidak usah khawatir." sahut Lara sedikit tertawa.

"Oh, begitu ya? Kalau begitu aku tidak masalah melakukannya." ujar Chen lagi.

Tak terasa mereka pun sampai di sekolah. Di gerbang sekolah, seorang guru pengawas sudah menunggu mereka.

"Selamat pagi, Lara. Aku sudah dengar dari Kate semalam bahwa sekolah ini mendapatkan 12 murid baru. Aku sudah menyiapkan berkas pendaftaran-nya dan ada seragam untuk mereka pakai. Ayo ikut aku." sahut guru pengawas tersebut.   

'Hm, jadi ini informan yang dikatakan Kate kemarin.' batin Lara. "Baiklah..." sahut Lara kepada guru pengawas tersebut.

Guru pengawas tersebut kembali membawa 12 kotak plastik dan mulai membagikan nya kepada cowok-cowok EXO.

"Kemudian ini, daftar kelas masing-masing anak. Aku yakin kau bisa mengajak mereka berkeliling saat istirahat sekolah." ucap Guru Pengawas itu lagi.

"Iya, terima kasih." sahut Lara memperlihatkan rasa terima kasihnya.

"No need to say thanks to me, Princess." ucap Guru Pengawas tersebut sebelum akhirnya tersenyum dan pergi meninggalkan mereka.


"Baiklah, kalian harus segera ganti baju kalian dan memakai seragam ini." ucap Lara.

Kemudian mereka pun bergegas ke ruang ganti. Mereka ganti baju bergantian dan secepat kilat dikarenakan mereka tidak mau lengah sedetik saja dan mengendurkan pengawasan mereka terhadap Lara.

Seragam mereka juga terdiri dari atribut dasi. Karena Lara berasumsi mereka mungkin belum tahu bagaimana caranya memakai dasi, Lara pun mengajari mereka dan mencontohkannya dengan memakaikannya terlebih dulu di kerah leher Chen.

Yang lainnya, terutama D.O, Xiumin, Lay, Kris dan Suho sudah berhasil memakai dasi sendiri di kerah mereka. Sementara Chanyeol, Baekhyun, dan Luhan yang kelihatan frustasi karena tidak berhasil membuat dasi yang tepat pun membuat Lara gatal dan akhirnya membetulkan nya.

Tao, Kai dan Sehun yang melihat hal itu pun secara asal-asalan mengikat dasinya dan meminta bantuan Lara untuk membetulkannya juga.

Lara, yang sudah tahu bahwa hal itu sengaja mereka lakukan pun tidak punya pilihan lain dan akhirnya membetulkan dasi mereka.

'Dasar Tao, Kai dan Sehun! Tingkah mereka yang seperti anak kecil ini menggemaskan sekali.' ucap Lara dalam hati sambil membetulkan dasi mereka.

"Baiklah, kalian semua terbagi menjadi tiga tingkatan berbeda." ujar Lara setelah mereka semua sudah memakai dasinya dengan benar.

"Sehun, Kai dan Tao. Kalian berada di kelas 1-A. D.O, Chanyeol dan Baekhyun di kelas 2-A. Sementara Chen, Lay, Suho, Kris, Luhan dan Xiumin, kalian satu kelas denganku di 3-A." ucap Lara menjelaskan pembagian kelas.

"Apa?!" sahut Sehun.

"Tidak adil." tambah Kai.

"Kenapa harus begitu?" Tao merengek.

"Aku ingin satu kelas denganmu." ucap D.O, sementara Chanyeol dan Baekhyun hanya terkejut dan membuka kedua mulut mereka lebar-lebar seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar.

"Aku juga sebenarnya agak khawatir. Apa kalian bisa beradaptasi dengan baik..." ucap Lara merasa sedih dan menundukkan kepalanya melihat reaksi mereka.

Melihat hal tersebut dan menyadari perubahan hati Lara yang menjadi sedih dan khawatir pun membuat semuanya terdiam.

'Sehun, berhentilah protes dan jangan membuat Princess khawatir.' ucap Luhan dalam diam, melalui telepatinya.

'Kai, lihatlah. Jangan buat Princess sedih dan berhentilah merengek.'

'Tao, sudahlah. Tidakkah kau lihat kau membuat Princess cemas.'

'D.O, bersabarlah sebentar. Kau hanya akan berpisah dengan Princess selama di sekolah. Lagipula ada kami yang akan menjaganya.'

"Lara kau tidak usah cemas, mereka pasti bisa segera beradaptasi. Apa kau lupa? Kami kan dari Planet EXO." ucap Luhan berusaha mencoba menenangkan Lara.

"Ya, Luhan hyung benar. Kami tidak ada masalah dalam beradaptasi. Yang kami khawatirkan adalah keselamatanmu karena kelas kita terpisah." sahut D.O menambahkan sementara Sehun, Kai, Tao dan yang lainnya mengangguk setuju dengan apa yang diucapkan D.O

"Oh, kalian jangan khawatir. Aku kan bersama Chen, Suho, Lay, Kris, Xiumin dan Luhan. Mereka bisa menjagaku." ucap Lara.

   Sekolah mulai ramai dan para siswa pun berdatangan. Mereka memutuskan untuk segera masuk ke kelas mereka masing-masing walaupun Sehun, Kai, Tao, dan D.O tidak langsung beranjak sebelum melihat Lara masuk ke kelas duluan.

   Di kelas, cowok EXO yang lainnya pun mulai memberikan privasi lagi kepada Chen dan Lara agar bisa mendekatkan ikatan mereka.

   Pelajaran pertama di hari itu adalah Musik. Guru yang mengajar menunjuk Chen untuk maju ke depan kelas karena Chen tidak bisa melepaskan matanya dari Lara. Guru tersebut pun lalu menyuruh Chen untuk menyanyikan sebuah lagu.

      Awalnya Chen merasa bingung karena ia sama sekali belum tahu apa itu dan bagaimana caranya bernyanyi, tapi setelah guru tersebut mencontohkan cara menyanyikan lagunya, Chen pun pelan-pelan mulai menyanyikan nya. Lagu simple biasa tapi ketika dinyanyikan Chen, lagu tersebut berubah menjadi lagu yang sanggup melelehkan hati pendengarnya. Termasuk Lara. Ia pun tidak menyangka bahwa ia bisa merasakan getaran di hatinya hanya karena mendengar nyanyian Chen. 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
anmade #1
Chapter 43: Putri duyung! Wow! O.o
anmade #2
Chapter 42: Waaah~ lara ada kemajuan ^^ narasi combatnya enak dibaca kok. Penasaran sm lanjutannya :D
AnastasiaDea
#3
Chapter 41: Kyaaaaa Baby Thehun is so masculine... ^^
I would like to be catched by Hun oppa, but I think he is not strong enough to carry me...
anmade #4
Chapter 40: waaah hahaha ngebayangin pipi bakpaonya Xiumin bikin aku ikutan ketawa wkwk terimakasih utk updatenya~ kutunggu lanjutannya yaa ^_^
anmade #5
Chapter 39: hello~ aku suka ceritanya :) ditunggu lanjutannya ya~ hehe cerita ini bikin penasaran :D
AnastasiaDea
#6
Chapter 39: Sometimes I wonder how did you manage to update so often...
Good job!!!
AnastasiaDea
#7
Chapter 38: Kyaaaaaaaaa.... I am blushing so haard... glad that I didn't get any nose bleed... kamsahamnidaaaa author-niiiiiiiim.... kekeke... if I can give this story more than 1 upvote, I would like to give this story 50 upvotes... <3<3<3<3
AnastasiaDea
#8
Chapter 36: Kyaaaaaaaaaaaaaaa........
Finally an update.... ^^
AnastasiaDea
#9
Annyeong... ^^ New reader imnidaaaa.... *bow 90 degrees*
It's a beautiful story, the plot is very AMAZING *nose bleed*
Well, that's true, I got nose bleed when I read this story...
Awww... I hope that you'll update this story soon...
And maybe,,, some fluffy chapters with Suho oppa... *wink wink*
That's all from me.. thank yooooouuuu... *blowing kiss*
Ainizzamani #10
Chapter 34: What.... Why would Luhan do that? ;( I don't read manga so I don't know what's happening... Lara berubah jadi apa? Knp harus darah? Omg so many questions. But at least she kissed Lay lol xDD