Chapter 13 - Luhan
Keabadian yang Rapuh‘Tanyakan apa saja yang ingin kau ketahui.’ bisik Luhan di dalam kepala Lara.
“Benarkah? Apa saja?” ucap Lara meyakinkan Luhan.
‘Walaupun Xiumin adalah yang paling tua di sini, tapi karena aku bisa telepati, aku lumayan banyak tahu mengenai segala hal.’ bisik Luhan lagi.
Itulah percakapan pertama yang terjadi di malam Luhan dan Lara mencoba mendekatkan ikatan mereka. Mereka baru saja selesai makan malam, Luhan dan Lara memutuskan untuk berbincang-bincang di ruang keluarga.
‘Sampai saat ini, aku masih tidak percaya hal ini terjadi padaku.’ batin Lara pada akhirnya, mengikuti Luhan yang berbicara melalui Telepati.
‘Tapi, getaran perasaan dan kekuatan yang kurasakan saat bersama kalian, aku percaya itu nyata.’
‘Apa kau bisa memberitahuku asal mula semua ini berawal? Bagaimana jadinya bisa seperti ini?’ Lara masih penasaran dengan masa lalunya.
‘Singkatnya seperti ini, manusia yang hidup di bumi saat ini, mereka merasa berkuasa dan memiliki semuanya. Tapi mereka salah. Perlu ada seseorang untuk memberi penjelasan ke mereka bahwa mereka bukanlah makhluk yang sempurna yang bisa menguasai dunia seenaknya.’
‘Begitu? Lalu, apa hubunganku dengan semua ini?’ tanya Lara.
‘Well, karena kau adalah sosok yang paling mungkin untuk mencegah kekacauan yang bisa dilakukan oleh manusia-manusia itu.’ ujar Luhan lagi.
Luhan bisa merasakan Lara yang masih bingung dan merasa ucapannya kurang masuk akal. Tapi, ia belum bisa memberi tahu Lara hal yang sesungguhnya. Ia pun menyesal karena mengatakan pada Lara ia bisa menanyakan apa saja kepadanya. Itu karena ia bingung harus melakukan apa bersama Lara. Kemudian akhirnya ia terpikirkan satu hal.
“Hei, Lara..apakah kau mau tahu bagaimana caraku menggunakan kekuatan Telekinesisku?” tanya Luhan lagi tiba-tiba mencoba mengalihkan perhatian Lara akan pertanyaan-pertanyaan yang masih mengusiknya tentang bagaimana semua ini berasal.
“Oh, ya. Bagaimana kau melakukannya?” tanya Lara yang sekarang merasa tertarik dengan kekuatan Telekinesis Luhan.
“Intinya kau hanya perlu memikirkannya saja.” ucap Luhan
“Semua itu ada di pikiranmu. Kau hanya perlu konsentrasi dan fokus terhadap suatu benda dan membayangkannya bergerak sesuai arah yang kau mau.” ujar Luhan sambil memandang ke arah sebuah buku di atas meja dan pelan-pelan buku tersebut terangkat di udara.
“Hm, jadi kau tidak perlu menggerakkan tanganmu atau semacamnya?” tanya Lara lagi masih penasaran.
“Ya, sebenarnya aku tidak perlu menambahkan gerakan tangan atau semacamnya. Tapi, akan terasa menakutkan dan mengagetkan orang kan kalau tiba-tiba suatu barang bergerak dengan sendirinya. Makanya aku kadang menambahkan gerakan tanganku agar tidak terlalu mengagetkan bagi orang yang melihatnya.” jelas Luhan.
“Hm...” ujar Lara.
“Berarti kekuatan pikiranmu sangat mengagumkan ya..Bisa melakukan telepati dan juga telekinesis.” tambah Lara.
Luhan hanya tersenyum dan mengangguk tersipu.
Setelah diperhatikan, Lara baru sadar sekarang bahwa wajah Luhan sangat imut. Cantik bisa dibilang, tapi cantik adalah istilah untuk perempuan.
“Luhan, berapakah umurmu?” tanya Lara tiba-tiba.
“Umur? Aku yang kedua tertua setelah Xiumin. Umurku 20 tahun.” ujarnya.
“20 tahun? Wow. Walaupun umurmu 20 tahun, bisa dibilang kau terlihat lebih muda dari semua cowok EXO.” sahut Lara.
“Benarkah? Apakah itu hal yang bagus?” tanya Luhan.
‘Hm, aku tak tahu apakah hal semacam ini merupakan hal yang bagus atau tidak. Terlebih untuk cowok yang berasal dari Planet EXO ini.’ ujar Lara dalam hati. Lara semenjak lupa bahwa Luhan bisa mendengar kata hatinya.
“Hm, ya kurasa itu hal yang bagus. Banyak orang di dunia ini menginginkan wajah yang awet muda.” seru Lara lagi.
‘Hm, kenapa tadi Princess ragu-ragu menjawab pertanyaanku dan ada kaitannya dengan diriku yang berasal dari Planet EXO ini? Ah, tapi kalau Princess merasa itu hal yang bagus, yasudahlah. Akan kuselidiki hal ini lebih detil lagi nanti.’ gumam Luhan dalam hatinya.
“Luhan...” ujar Lara lagi.
“Ya?” sahut Luhan.
“Aku tidak punya banyak kenangan tentang kedua orangtuaku maupun masa kecilku. Menurutmu itu ada hubungannya dengan ‘kekuatan’ku ini?” tanya Lara.
“Ya, mungkin saja Princess.” gumam Luhan agak terbata. Sebisa mungkin ia memberikan informasi seminimal mungkin menyangkut masa kecil Lara. Ada alasan tertentu mengapa Lara tidak bisa ingat kenangan masa kecilnya, dan orang yang membuat Lara lupa tentang masa kecilnya, melakukan hal itu dengan sengaja.
‘Apa hanya perasaanku, tapi Luhan sedikit gugup?’ gumam Lara dalam hati menyadari perubahan tingkah laku Luhan.
Menyadari pemikiran Lara yang menganggap bahwa Luhan sedikit gugup pun membuat Luhan mengatakan, “Ya, Princess..Kau sadar ya. Aku memang menjadi sedikit gugup karena berdua saja denganmu.”
“Oh. Ya, benar juga. Aku sering sekali lupa kalau kau bisa membaca pikiranku.” ucap Lara.
“Kenapa kau merasa gugup, Luhan?” tanya Lara lagi penasaran.
“Well, aku bukanlah orang yang mudah dekat dengan orang lain. Makanya, aku mudah gugup kalau bukan dengan orang yang aku sudah kenal dekat.” ucap Luhan berdusta untuk menghilangkan kecurigaan Lara terhadap dirinya yang terbata tadi.
“Oh, begitu ya..” ucap Lara mengerti.
Comments