Fall4

Krystal Amber Story - FALL
Please Subscribe to read the full chapter

"Dasar bodoh, bodoh, bodoh, bodohhh."

Krystal memukul-mukul lengan Amber dengan sangat sebal,

kenapa sih tidak memberitahu sebelumnya bahwa ia alergi
paprika? Setidaknya aku bisa membuang paprika itu atau memasak lagi untuknya.

Amber tersenyum, badannya masih lemas karena terlalu banyak muntah.

"Aku takut kau marah jika aku tidak makan semua sayur itu.. Hehe..."

DASAR BODOH.
aku akan jauh lebih gila jika melihatmu muntah karena memaksamu memakan paprika.
Jawab Krystal dalam hati.

Lagi-lagi Amber tersenyum, berusaha memberi penjelasan pada Krystal bahwa ia baik-baik saja.
Tetapi tetap saja Krystal sangat kaget dan merasa bersalah dengan hal ini.

"Oh iya Luna dan Sulli, sejak kapan kalian di sini? aku terbangun kalian sudah ada di kamar ku.
Bukankah kalian sedang ada kencan?"

Luna dan Sulli tersenyum dengan wajah yang masih menahan tawa. Mereka benar-benar merasa lucu dengan keadaan Krystal yang merengek merasa bersalah karena membiarkan Amber memakan paprika.

"Jika bukan karena si bodoh ini menangis di telfon aku tidak akan kemari."

"Sullii...." Krystal menatap Sulli dengan wajah jangan-beritahu-padanya.
Sulli tersenyum, kemudian kembali menatap mata krystal.. ups, aku keceplosan. Krystal mendengus kesal.

"menangis? siapa yang menangis?"

"Tentu saja dia. Krystal menangis ketika menelfonku, dia berkali-kali mengatakan kau pingsan, kau muntah, kau blah-blah-blah. Aku sempat bingung dan cemas, untung rumah kau besar dan mudah di temukan. Aku di perbolehkan masuk oleh security mu ketika mengenalkan diri sebagai Luna dan Sulli. bahkan security itu mengatakan kau dan Krystal sedang ada di dalam rumah. Bagaimana bisa security rumahmu mengenal kita?"

"Haha.. yah.. aku belum sempat membawa kalian kemari. Jadi ku berikan nama kalian pada security ku, supaya kalian di perbolehkan masuk kapan pun kalian mau."

Krystal masih menatap Amber dengan cemas, matanya memerah bekas menangis.

"Hei... jangan seperti itu lagi, aku hanya muntah karena makan paprika. Selebihnya ramen instan buatanmu enak sekali, lho. Sudahlah, kau jelek dengan tampang seperti itu."

Krystal merasa bersalah, matanya hampir sembab karena menangis ketakutan.

"Aku tidak akan memasak lagi untukmu, hiks."
"Kau memang tidak bisa memasak." sahut Luna.

"Aku juga tidak akan membiarkan mu makan paprika."
"Kau sudah melakukannya." Tambah Sulli dengan tawa tertahan.

Krystal menatap Luna dan Sulli dengan sebal, jika dia adalah vampir mungkin ia sudah menghisap habis darah kedua sahabatnya saat itu juga.

"Hahaha." Amber tertawa melihat tingkah Sulli dan Luna yang masih saja menggoda Krystal. Keadaannya jauh lebih baik dengan kehadiran mereka.

"Aku berjanji akan gantian memasak untukmu nanti. Sudahlah.."
Amber mencubit gemas pipi Krystal. Krystal tersentak kaget, kemudian ia menangkap beberapa detik tatapan mata dari Amber.

Deg.

Krystal merasakan sesuatu di dalam dadanya.

Perasaan macam apa ini? Amber menatapku dengan tatapan seperti itu. benar-benar tampan dan manis...

"kenapa? ada yang salah dengan wajahku? apa wajahku masih terlihat pucat?" Amber menyentuh pipinya, Krystal berhenti menatap Amber dan menyela "Tidak... Tidak pucat sama sekali..bahkan terlihat jauh lebih baik. Cepat sembuh ya?"
Jawab Krystal dengan lembut.

"Benar, Amber. cepat sembuh. Jangan sampai aku dan Luna memberitahu guru bahwa kau tidak masuk sekolah karena makan paprika."

Seluruhnya sontak tertawa. Amber, Luna, dan Sulli tidak henti2 nya bercanda. Hanya krystal yang masih saja terpaku.
Setelah merasakan detak jantungnya terasa lebih cepat ketika Amber menatapnya, ia berusaha memahami hal itu sebagai hal yang wajar.

Amber memiliki pesona yang sama seperti laki-laki, itukah alasan yg tepat mengapa perasaan ku merasakan hal yg aneh?
Ah. Mungkin hanya perasaanku saja yg melebih-lebihkan. Mugkin karena aku terlalu khawatir melihatnya muntah karena alergi.. atau mungkin... baiklah... mungkin hanya perasaanku saja yang sedang kacau..

Krystal berulang kali berusaha menempatkan pikirannya untuk tetap fokus, ia berusaha tidak mempermasalahkan apapun.

"Ini sudah larut malam, kalian tidak pulang?" Tanya Amber sambil menatap jam tangannya.

"Ah, benar juga. Baiklah, aku dan Luna akan mengantar Krystal pulang. Terimakasih ya kau sudah menemani Krystal-ku yang unyuu iniii..." Sulli mencubit gemas kedua pipi Krystal.
"Haha, Nevermind. Serahkan selalu Krystal padaku."

"Dan.. sepertinya kamar mu menjadi tempat yang nyaman untuk kita berkumpul, haha.." sahut Luna dengan cepat.

"Haha, tentu saja. kapanpun aku akan senang jika kalian sering datang kemari." Jawab Amber dengan bersemangat.

"Baiklah, Amber. cepat sembuh ya."

"Bye, Amber.."

"okay, thankyou Lulu, Sulli.."

Luna dan Sulli mulai keluar dari kamar Amber, Krystal beranjak dari samping Amber untuk mengikuti luna dan Sulli pulang. Tetapi Amber menahan tangan Krystal dengan cepat.

"Krystal, tunggu sebentar.."

"Hm? Iya?" Krystal menoleh dengan cepat, tangannya masih di tahan oleh Amber.

"Berjanjilah pada ku untuk tidak berhenti memasak untukku."

Krystal terdiam, berjanji?

"Tapi aku tidak bisa memasak, aku hanya bisa memasak ramen instan dengan sayur tanpa paprika. hehe. memangnya kau mau terus menerus makan ramen instan?"

"Baiklah."Jawab Amber, "Tentu saja aku mau. Kalau begitu berjanjilah padaku untuk tetap memasak ramen instan dengan sayur tanpa paprika untukku.

"Baiklah..."

"kau akan melakukannya?"

Krystal mengangguk pelan, "Aku janji. Asal kau cepat sembuh dan kembali bertemu denganku besok."

Amber tersenyum lega, "Aku janji..." ia melepaskan tangan Krystal.
"Aku pulang dulu ya.. see you.."
"See you.."

Krystal menutup pintu kamar Amber dengan perasaan setengah linglung. Apa yang ia alami adalah hal yang biasa, bukan?

Janji? Hal yg sangat wajar kan? aku biasanya juga berjanji bnyak hal pada Sulli dan Luna...
Kurasa ini bukanlah sesuatu yg perlu di takutkan..
Tetapi kenapa ia harus bersikap seperti itu?
Benar-benar aneh...

Ah. mungkin hanya perasaanku saja.

=====

Di dalam mobil Luna dan Sulli membicarakan banyak hal, Krystal menanggapi hanya seperlunya.
Kepalanya pusing.
Berkali-kali ia memijat keningnya sambil menatap keluar jendela mobil, matanya berkaca-kaca.

Entahlah.
Mugkin ini adalah salah satu bentuk depresi ku tidak mampu memiliki Oppa Sehun sebagai pacarku.
Laki-laki masih banyak kan?
Seharusnya aku tidak memikirkan hal bodoh semacam itu.
Mungkin saja karena Oppa Sehun tidak pernah kembali melatih basket.... Aku tidak lagi merasa bahagia seperti dulu aku mengagumi nya di lapangan basket....

Krystal meneteskan airmatanya, buru-buru ia menyeka matanya sebelum Sulli dan Luna melihatnya.

Ah, tapi hari ini aku bahagia sekali.
Sebelumnya aku selalu sendiri jika Luna dan Sulli sedang ada kencan.
Sebenarnya aku ingin sekali berkencan... Ada banyak tawaran dating dan aku tolak semua.
Alasannya? Iya karena aku masih menunggu Sehun Oppa.
P

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Icegirl17 #1
Chapter 43: Happy ending. Seru banget thor ceritanya
Icegirl17 #2
Chapter 31: ciyeee. Yg cemburu nya paket banget ahhaha
Icegirl17 #3
Chapter 26: Hahahaha. kena jg kan Lo krys ?
Icegirl17 #4
Chapter 24: Baju. Tuh. Terchyduck kan Lo krys ?
Icegirl17 #5
Chapter 22: Emang ngga capek habis olahraga seharian, lanjut lagi olahragawan Emma hahaha
Icegirl17 #6
Chapter 19: Ahhahaha paket waktu segalaaa.
Icegirl17 #7
Chapter 13: Cemburuan ajhaaa lho krys ?
Icegirl17 #8
Chapter 12: Oh my God amber. Makanya sedih masih sempat sempatnya ngajakinn krystal ke kamar haahaha
Icegirl17 #9
Chapter 6: Wah wah wah.. seruu jg nih. Kryber LG marahan. Apa sih yg mau ditunjukin ke krystal?
Icegirl17 #10
Chapter 3: Hahahaha. Makan sayur kok muntah sih mber. Mber?? Ember kali ya hehehe

Semangat nulisnya thor