"Mau melihatnya sampai kapan? Sampai sekolah ini hangus terbakar, kau akan tetap tinggal di sini?"
Krystal seketika menoleh dan mengernyitkan dahi, entahlah sampai kapan sahabatnya ini berhenti mengeluh tentang dirinya yang sangat sibuk dengan kegiatan baru nya, yang hampir setiap-saat-setiap-hari ketika tim basket sekolah sedang bermain.

"Hentikan ocehanmu, Sulli. Kau sudah makan? Oh pasti belum, wajah lapar mu membuat ku lebih bisa bertahan tidak makan bertahun-tahun, jadi berhentilah mengoceh, my lovely unnie.."
Sulli duduk di samping Krystal, sambil mendengus kesal padanya.

"Ssh, aku lebih baik tidak makan sama sekali drpd melihatmu duduk di sini tanpa henti hanya untuk melihatnya..." Sulli menunjuk laki-laki yang sedang men drribble bola menuju ke net, Krystal terperanjat, dengan segera ia menahan tangan sahabatnya untuk tidak menunjuk lebih lama..

"...Stop it, Sulii! Kau mau aku menangis di sini? Dia hampir melihat kita.." bisik Krystal lirih.

"Itu jauh lebih baik, biar laki-laki itu tau ada wanita secantik dan se-sabar kau yang mau menunggu nya bermain basket setiap saat, bila aku jadi penyihir akan ku ubah kau menjadi bola basket dan ku lempar pada nya, biar kau bahagia..selamanya"
Krystal tertawa, dengan segera ia memeluk Sulli.

"Hahaha, do it to me Sulli! Do it to me now!"
"Kau benar2 ingin jadi bola basket?" Sulli tampak geram dan cemas.
"Tentu, ubah aku jadi bola basket..aku sangat mauuu, Unniee."
"Baiklah baiklah.. biar kau rasakan bagaimana kerasnya lantai dan di lempar sana sini olehnya, kau mau?" Sulli mulai melotot gemas padanya.
"Tentu tidak!! Aku hanya mau jadi bola basket miliknya.." khayal Krystal dengan tertawa.
"Ssh, hentikan. Ini sudah sore, lebih baik kau dan aku pulang. Besok kita lanjutkan lagi.."
Krystal tersenyum senang, ia beranjak dr kursi dan bergelayut manja di pundak Sulli.
"Kau benar2 mau menemani ku menonton nya berlatih basket setiap hari, Sulli?"
Sulli tersenyum hangat, kemudian segera menjawab "tentu saja tidak." dengus Sulli dengan kesal.

==========

Krystal menaruh ponselnya di dalam saku, pagi-pagi sekali ia di telfon Sulli untuk segera berada di sekolah, Ia berharap bisa mengerjakan tugasnya lebih banyak.
Ia sudah berjanji pada Sulli untuk tidak menunda pekerjaanya.
Ketika tiba d kelas dikejutkan oleh seseorang yang duduk di sebelah bangkunya, lebih tepatnya adalah bangku milik Sulli.

Krystal menatap orang itu dengan hati2, rambutnya pirang, berkacamata, manis..dan hampir-tampan.
Orang itu segera menoleh dan menyadari kehadiran Krystal.

"Excuse me..who are you? Are u new student for my class today?"
Krystal bertanya dengan canggung,
"maksudku, kau duduk di bangku teman ku.."
tambah Krystall dengan cepat.
orang itu segera menjawab.
"Ah, Im sorry. Aku datang lebih pagi agar bisa bertemu teman baru.. perkenalkan, aku Amber"
"Am..what?"
"Am-be-r"
Krystal tersenyum, ia meraih tangan amber untuk bersalaman.
Amber berdiri, merespon Krystal dengan senyum hangatnya.
ketika melihat Amber berdiri, Seketika itu juga Krystal menahan nafas nya dan berbisik..
"Kau ini perempuan atau laki-laki?"

==========

"Hahahahahaha..."
"Sulli, hentikan tawamu."
Sulli memegang perutnya, ia tertawa terpingkal-pingkal mendengar Krystal bercerita bagaimana ia bertemu dengan Amber, Krystal benar-benar mengira bahwa Amber adalah laki-laki. Setelah melihat Amber memakai rok sekolah, ia mengerti bahwa Amber adalah perempuan dengan style boyish.
"Jadi, kau baru pindah ke Seoul dan melanjutkan sekolah disini?"
Tanya Krystal pada Amber, mengabaikan tawa Sulli yang belum berhenti.
"Mm..ya.. Benar.. aku berharap dapat lulus dengan baik tahun ini. Jadi, Krystal dan Sulli..aku mohon bantuannya ya."
"Hahaha, tentu saja Amber. Jadilah temanku, Luna akan segera ku beritahu bahwa kita punya anggota baru tahun ini. Mengertilah, aku bosan berteman dengan Krystal.." Sulli melirik Krystal dengan menahan tawa.

"Sullie-Unnie...hentikan.."
"Aw, kau benar2 mau merayuku dengan