LHNB40 [END]

Love has No Boundaries
Please Subscribe to read the full chapter

"Semua murid-murid di harap maju ke depan untuk membaca karya tulis tentang keluarga masing-masing."

Salah satu suasana kelas di sekolah dasar nampak ramai. Di bagian depan penuh dengan amak-anak, sedangkan wali orangtua menunggu di belakang.
Semuanya riuh, ada anak yg super-confident, gugup, atau malah tidak peduli sama sekali.
Orang tua di belakang merasa merasa bangga,  menantikan anak mereka maju membaca karya tulis masing-masing.

"Annyanghaseo, namaku Guyeom, keluargaku bahagia.. aku punya noona dan kucing peliharaan...."

"Anyanghaseo! Aku Jihoon, ayahku tentara. Dia tidak hanya keren tapi juga pandai memasak..."

"....setiap hari ibu memasak yang enak untukku! Huwaah! Keluargaku sangat menyenangkan!"

"....sekian tentang keluargaku, kami dari kelurga Eun Sung mengucapkan selamat hari keluarga!"

Tepukan riuh terdengar ramai di setiap sudut ruangan. Bagaimana tidak, semua anak yang sudah maju ke depan berhasil membacakannya dengan baik.
Tak banyak yg masih malu-malu atau malah membuat lucu karena terlalu bersemangat.

Sedangkan di sudut ruangan dekat jendela, anak laki-laki dengan topi baseball menatap kosong ke arah kertasnya.
Sekilas ia nampak sedih, namun jika di perhatikan lebih dekat ia sedanh memikirkan sesuatu.

Kemudian ia menoleh ke belakang, di deretan bangku wali orangtua murid dua orang yg selama ini dekat dengannya tengah tertawa.
Mereka berdua nampak bahagia, menikmati acara ini dengan santai dan senang.

Tanpa berpikir dua kali, anak laki-laki bermata cerah itu bergegas menuliskan sesuatu di kertasnya.
Awalnya ia menahan tangis, tapi lama kelamaan senyum bahagia merona merah di wajahnya.

Jung Hanseul harus mempersembahkan yg terbaik.

"Nah! Giliran berikutnya adalah murid bernama Jung Hanseul. Ah, pintarnya.. sudah siap?"

Jung Hanseul mengangguk, ia keluar dari bangku mejanya dan berjalan ke depan.

Di bangku deretan belakang, kedua wali nya tengah mengangkat jempol ke arah Hanseul sambil berbisik hwaiting!

"Emm..."

Jung Hanseul menelan ludah. Seketika suasana di dalam kelas itu mulai sunyi, menanti Hanseul membacakan karyanya.

"Annyanghaseo namaku Jung Hanseul..."

Sebentar ia berhenti membaca. Ia mengamati kertas yg ia tulis terlalu pendek atau malah tidak seru untuk di baca.
Ah, Hanseul mendengus kesal.

Kenapa harus membaca sedangkan aku bisa bercerita secara langsung?

Semua terdiam. Kedua walinya juga cemas, mereka takut Hanseul kesulitan dalam membaca.

"Bu Guru, bolehkah aku bercerita tanpa ini?"

Hanseul menunjukkan kertasnya. Wali kelasnya nampak bingung, tapi setelah itu ia mengerti Hanseul ingin bercerita tanpa teks.

"Ehm..."

Hanseul melipat kertas itu dan menggenggamnya.

"Anyanghaseo. Namaku Jung Hanseul, aku akan bercerita tentang keluarga bahagiaku."

Semua yg ada di ruangan itu sedikit heran, mereka saling berbisik mengapa Hanseul tidak membaca teks.

"Annyanghaseo, namaku Jung Hanseul. Aku hidup bahagia dengan ketiga kakakku, mereka baik, selalu menjaga dan memastikan makanku teratur. Mereka tidak marah jika aku nakal, yang suka marah adalah noona. Kalian tahu? Kedua hyungku--eh, sebenarnya hyungku satu, tapi noonaku yg satunya lebih keren dari hyung, dia noona yg tampan dan baik!"

Semua yg mendengar Hanseul bercerita tidak begitu mengerti, apa maksudnya noona tampan? Ah, tapi mereka mengabaikan itu krn anak kecil yg bercerita.

"Dia selalu mengajari bermain baseball dengan baik. Tidak pernah bosan mendengarku mengeluh. Ah.. sebenarnya aku benci makan sayur, tapi noona ku yg cantik takpernah menyerah membuatku lahap dengan sayur. Sampai suatu hari aku berbohong pada noona, aku makan sayur sampai habis tapi sebenarnya di makan oleh noona ku yg tampan. Ah.. hal ini sudah bukan rahasia lagi.."

Ujar Hanseul sambil terkekeh, sontak orang yang ada di situ tertawa mendengarnya.
Sedangkan salah satu walinya nampak mencubit seseorang di sampingnya dg kesal. Bagaimana mungkin kau makan sayurnya Hanseul?

"Mereka bersamaku selama 7tahun ini. Aku berterimakasih pada hy

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Naylla
#1
Chapter 31: Depois da atitude de Amber em bater em kristal penso que pelo menos um pedido de desculpas descente seria obrigação um dever de Amber!!(31)
HideAl
#2
Chapter 30: mantan nya author alien?
Mellyuz95 #3
Chapter 41: Sukaaaaa bgtt

Apalagi d awal2 ngakak terus. Gregeet.
Cuman, sedikit kritik aja, pas konflik vivian aku ngerasa belum tuntas aja. Kurang rumit, kayaknya lebih bagus klo waktu itu krystal bener2 marah, soalnya amber ngebohongi krystal smp 2x.

Tapi, aku sukaaa bgtt
ywd1113 #4
Chapter 21: Hahahhaa waebiasaaa
Cherrycherry24 #5
Loveee
qarinah #6
Chapter 41: Huff sedihnya tp bahagia mrk masih bersama^^
qarinah #7
Chapter 39: Akhirnya mrk menjadi kel yg bahagia pengganti umma n appa
qarinah #8
Chapter 38:
qarinah #9
Chapter 37: Ia tuhan apa lagi ini
qarinah #10
Chapter 36: Astaga