LHNB3
Love has No Boundaries"Te..teman..kencan?"
Victoria mengangguk.
Kali ini dirinya tengah memotong daging untuk di sajikan di piring Heechan. Ia dan kedua anaknya sedang berkumpul di meja makan untuk makan malam bersama.
"Ah.. yasudah... itu terserah eomma, kenapa harus mengatakan pada kita?"
Krystal mengangkat bahunya. Kalau ingin punya teman kencan its okay lah. Aku tahu rasanya menjadi eomma.. sendirian selama 4 tahun akan sangat berat untuknya.
"Lebih dari itu.. eomma ingin kalian bertemu dengannya."
Victoria tersenyum, sesekali ia menjewer telinga Heechan untuk tidak bermain hp saat makan malam
"Bertemu dengan teman kencan eomma? Eh? Eomma ingin berkencam berdua kenapa harus membawa kita?" tanya Krystal sambil menyuapkan makanan ke arah mulutnya.
Victoria hanya tersenyum penuh misteri, tidak mengatakan apapun selain ingin kedua anaknya itu bertemu dengan pacarnya
"Yah.. okay lah, eomma. Aku akan datang bersama Heechan...."
Sahut Krystal dengan bersemangat. Ia juga ingin melihat lelaki yang saat ini menjadi pacar eommanya, semoga laki-laki yang baik.
"Tidak, tidak. Aku sibuk." Sela Heechan sambil mengunyah makanannya. Ia nampak masa bodoh dengan teman kencan ibunya itu.
"Ish.. terserah kau saja lah."
Victoria menggelengkan kepalanya dengan pasrah. Melihat tingkah kedua anaknya itu memang kadang membuatnya jengah. Jika di hitung dengan hitungan jari, moment akrab antara Krystal dan Heechan sudah berakhir sejak mereka beranjak dewasa.
Heechan semakin bandel, Krystal semakin galak padanya.
Namun Victoria mengerti dengan sangat, di balik celotehan dan tindakan kasar yang di lakukan Krystal pada Heechan adalah bukti bahwa ia sangat menyayangi adiknya itu
LIKE MOM LIKE DAUGHTER. Err.. *nosebleed*
**
Krystal mengambil jaket itu dan kembali memeluknya.
Wangi.
Tidak ada lagi bau cappucino yang ia tumpahkan ketika menabrak seniornya itu.
Apa aku harus mengembalikannya?
Meskipun dia menolak dan memberikan jaket ini padaku apa itu berarti dia tidak ingin jaketnya kembali?
Arh.
Apa dia serius dengan hal ini?
Sepertinya dia anak orang kaya... punya banyak jaket sampai terkena tumpahan minum saja ia tidak ingin memakainya lagi.
Heuft.
Krystal sesekali menguap dan kantuk yang ia rasakan mulai semakin parah.
Kedua matanya sedikit terpejam.. lalu...
"Tidak usah"
"Aku tidak membutuhkannya lagi. Buatmu saja."
Haf.
Bayangan wajah seniornya itu tiba-tiba muncul di pikirannya.
Senior yang tidak begitu peduli dengan keadaan sekitar, terlebih lagi dengan dirinya yang masih mahasiswi tahun pertama.
Di lihat dari caranya berjalan dia memang senior yang di hormati. Belum lagi teman-temannya yang bersikap sok dan peduli padanya. Temannya banyak, entah laki-laki atau perempuan.. berjalan bersamaan dengannya seperti gangster saja.
Heuh.
Krystal menepis semua lamunannya dan mencoba kembali tidur.
Ia memeluk jaket mahal berwarna putih bersih itu dan berniat akan mengembalikannya besok.
Aku tahu, sunbae-nim.
Kau pasti ingin jaketmu ini kembali padamu.
**
"kau yakin tidak ingin pulang bersamaku?"
Seulgi bertanya perlahan, mengamati wajah sahabatnya itu yang nampak mencari sesuatu di sekitar kampus.
"Ah..eh.. tidak.. tidak, Seulgi. Aku akan pulang sendiri. Aku bawa mobil sekalian pergi menjemput Heechan."
Krystal tersenyum, meyakinkan sahabatnya itu bahwa ia baik-baik saja.
Namun matanya masih menjelajah, mencari sosok yang ia cari dari hari kemarin.
"Ah, baiklah...tapi nampaknya kau sedang mencari seseorang?" Seulgi mengikuti arah mata Krystal dengan heran.
"Siapa yang kau cari?"
Krystal lantas menghentikan matanya dan menoleh ke arah Seulgi.
"Ah! Bukan siapa-siapa, Seulgi. Cepatlah pulang.. jangan lupa besok datang ke rumahku, ya. Datanglah bersama Ronsae."
Krystal menepuk pundak Seulgi dan terseny
Comments