LHNB19

Love has No Boundaries
Please Subscribe to read the full chapter

"Apa? Mau membolos?"

Krystal mengoles selai di atas roti dan menaruhnya di piring Heechan.
Pagi itu mereka bertiga berkumpul bersama untuk sarapan.

"Hah.. Noona. Bagaimana aku tidak malu pergi ke sekolah dengan wajah seperti ini?"

Krystal tidak menggubris, ia hanya melirik ke arah Heechan dengan sebal.

"Lihatlah wajah Amber hyung! Kita berdua yg tampan ternodai karena tangan-tangan mereka yg busuk. Bagaimana noona tega melepasku pergi ke sekolah?"

Heechan berteriak sambil mengunyah rotinya. Ia merangkul leher Amber, menunjukkan kedua wajah mereka yg lebam.

Krystal hanya menggeleng, merasa sial karena harus mengurus adiknya yg bandel, kakak tirinya yg aneh dan....

"Pergilah ke sekolah." Amber mencomot roti dari tangan Krystal dan memakanya.

Oh. Mencoba jadi teladan buat Heechan?

"Pakailah mobilku. Biar wajah lebam seperti itu, membawa mobil tidak akan mengurangi ketampananmu." Celetuk Amber sambil terkekeh.

"Be..benarkah? A..aku..boleh bawa mobil..."

Pluk.

Amber mengangguk sambil melempar kunci mobilnya. Heechan menangkap kunci itu dan berteriak kegirangan

Bukan teladan sama sekali. Sama -sama bodoh.

Krystal mendesis lirih, menatap sebal ke arah adik dan kakak tirinya itu.

"Heechah, kau bahan belum punya sim. Mau nekat bawa mobil, hah?"

Krystal merebut kunci itu dari tangan Heechan.

"Tidak apa, dia bawa mobilku, di tilang polisi pun aku yg akan tanggung jawab."

Sret.

Amber merebut kembali kunci mobilnya dan memberikan kembali pada Heechan.

"Ah, sayang sekali.. aku kakaknya, aku yg berhak mengatur kehidupan Heechan...."

Sret.

Heechan menarik kunci itu dan menyahut .. "aku adiknya Amber Liu. Weeeeek!"

"Heei! Bocaah siaaal!!"

Tap, tap, tap.

Belum selesai Krystal menarik lengan Heechan, adiknya itu sudah berlari kegirangan menuju ke garasi.
Ini adalah kali pertamanya ia bisa membawa mobil ke sekolah, mengingat Krystal selalu over protective padanya.

"Haissh!"

Krystal meletakkan garpu nya dengan kesal, melirik ke arah Amber yg sedaritadi hanya menguap dengan tenang.
Kemusian menoleh, membalas tatapan Krystal dan tersenyum ke arahnya.

Deg.

Krystal menghentikan tatapannya dan melanjutkan sarapan. Ada alasan tersendiri mengapa ia begitu akward ketika dekat dg Amber.
kejadian malam itu... berpagutan dengan obat antiseptik.. dan... ah... gila.....haruskah kita bersikap seakan tidak terjadi apa-apa?

"Ehm."

Krystal kemudian berdeham, merapikan kemeja dan bersiap pergi ke kampus.

"Sun..bae nim... tidak ke kampus?"

Tanya krystal dengan hati-hati.

Tapi.. sepertinya dia harus istirahat di rumah. Lukanya lebih parah dari Heechan.

Amber menggeleng, menyantap rotinya tanpa menoleh ke arah Krystal.

"Ba..baiklah,aku pergi dulu.."

Krystal kemudian berdiri, mencari sesuatu di tasnya. Namun ia merasa aneh dengan hal ini...

Wait. Mo..mobiku? Mobilku di bengkel.. seharusnya...

"Kau mau ke kampus naik apa? Taxi?"

Amber bertanya, menebak kebingungan dari raut wajah Krystal.

"Sayang sekali... mobilku sudah di bawa Heechan.... wah... kalau mau naik taxi... bukankah malah terlambat?"

Krystal memejamkan kedua matanya dan mengumpat, dasar gila! Bisa-bisanya meminjamkan mobil untuk Heechan sedangkan ia tahu mobilku sedang rusak? Astagaaaaaa! Kenapa aku bodoh sekaliiii!!!

"Ah........ badanku sakit ...... aku ke kamar dulu ya..."

Amber tersenyum, melangkah kan kedua kakinya sambil bersiul. Membuat Krystal semakin geram, ingin berlari ke arah kakak tirinya itu dan memukul sepuas hatinya.

***

Hari itu Krystal terpaksa membolos. Ia hanya duduk di dalam kamarnya, mengirim pesan pada Seulgi dan Ronsae bahwa mobilnya rusak.

Krystal tertegun. Sekilas ia memncuri pandang ke arah Amber yg masih duduk di sofanya. Memejamkan mata, melurudkan kefua kakinya sambil sesekali mendesis kesakitan.

Tubuhnya selebam itu... seharusnya dia pergi ke dokter...

"....ssh...."

Amber menggigit bibir bawahnya. Menahan kesakitan. Sambil menyentuh pipinya.

Lebam semua.

Krystal berhenti menatap. Berusaha masa bodoh dengan kakak tirinya itu.
Ia menarik laptop, membuka file kuliah dan mengerjakan tugasnya.
Sekilas ia melirik, Amber tertidur karena menahan sakit.

Baiklah. Mungkin dia akan baik-baik saja setelah istirahat...

Selang beberapa jam Krystal mematung di depan laptop, ia merasa lelah dan mengantuk. Menutup laptopnya, beranjak dari tempat tidur dan berjalan ke arah pintu...
Namun ketika ia hendak keluar, ia mendengar suara rintihan dari mulut Amber...

Sejenak Krystal berhenti, menoleh ke arah belakang dan...

"Sunbae-nim?"

Tap. Tap.

Krystal menghampiri sofa dimana Amber tertidur dan menunduk ke arahnya.

"Amber..sunbae?"

Nafas Amber terengah, dahi dan wajahnya deras karena teringat. Nafasnya bahkan terasa pana

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Naylla
#1
Chapter 31: Depois da atitude de Amber em bater em kristal penso que pelo menos um pedido de desculpas descente seria obrigação um dever de Amber!!(31)
HideAl
#2
Chapter 30: mantan nya author alien?
Mellyuz95 #3
Chapter 41: Sukaaaaa bgtt

Apalagi d awal2 ngakak terus. Gregeet.
Cuman, sedikit kritik aja, pas konflik vivian aku ngerasa belum tuntas aja. Kurang rumit, kayaknya lebih bagus klo waktu itu krystal bener2 marah, soalnya amber ngebohongi krystal smp 2x.

Tapi, aku sukaaa bgtt
ywd1113 #4
Chapter 21: Hahahhaa waebiasaaa
Cherrycherry24 #5
Loveee
qarinah #6
Chapter 41: Huff sedihnya tp bahagia mrk masih bersama^^
qarinah #7
Chapter 39: Akhirnya mrk menjadi kel yg bahagia pengganti umma n appa
qarinah #8
Chapter 38:
qarinah #9
Chapter 37: Ia tuhan apa lagi ini
qarinah #10
Chapter 36: Astaga