LHNB17

Love has No Boundaries
Please Subscribe to read the full chapter

"Amber baik. Dia sempat suka padaku... tapi.. ku abaikan."

Ellin menyeruput kopinya dan tersenyum. Kali ini ia tengah duduk berdua bersama Krystal.

"Me..mengabaikan Amber sunbae?"

Krystal mengerutkan kening penasaran. Bagaimana bisa seorang yg cantik seperti Ellin suka pada Amber?
Ah. Lebih baik memang bertanya pada yg bersangkutan.

"Yaps. Dia benar-benar suka padaku. Tapi, aku tidak.. sampai akhirnya ia menyerah dan pergi menjauhiku."

Ellin nampak tertegun, sekilas wajahnya menyesal telah mengabaikan Amber.

"Sampai aku menyadari, seseorang yg setia dan bersungguh-sungguh seperti dia seharusnya tidak ku abaikan. Dia baik.. sangat tahu bagaimana memperlakukan wanita dg baik."

Krystal mengerjapkan matanya dan bergumam.

Mem..meperlakukan wanita dengan baik? Tidak salah? Selama ini dia suka semena-mena padaku. Menyuruh ini itu, bersikap kasar dan... ah... meski beberapa malam yg lalu kita sempat tidur se-sofa...

"Memangnya sikap Amber padamu bagaimana?"

Ellin membuyarkan lamunan Krystal seketika.

Krystal hanya menggeleng, menyembunyikan wajah gelisahnya sambil kembali menyeruput kopi

"Mungkin ini kesalahanku. Menyia-nyiakan dirinya ketika masih mengejarku. Haha... yah. Tapi... aku bicara seperti ini padamu.. berharap kau juga bersikap baik pada Amber."

Ellin menarik tangan Krystal dan menggenggamnya, membuat Krystal nampak salah tingkah dan malu.

Bersikap baik pada Amber? Oh. Demi apa ya. Demi mahluk asing di antartika? Pfft! Selama Amber baik padaku itu tidak akan jadi masalah.
Bagaimana bisa aku bersikap baik pada org yg menyebalkan?

***

"Buatkan aku mie... hm... apa saja. Aku lapar."

Amber melempar tas nya ke kasur dan tidur di sofanya.
Krystal menoleh. Mencibirkan mulutnya karena tiba-tiba saja Amber menyuruh dirinya untuk memasak mie.

"Buat sendiri sana."

Sahut Krystal sambil memasang earphonenya.

Srek.

Krystal tersentak.

Amber baru saja menarik paksa kedua earphone dan melemparnya.

"Aku lapar."

Celetuk Amber dengan wajahnya yg datar.
Krystal semakin kesal, bangun dari tidurnya dan melotot ke arah Amber.

"Hweee? Kau bisa melakukannya sendiri! Kenapa menyuruhku?"

Amber tidak menjawab. Ia berjalan ke arah laptopnya dan duduk dengan tenang. Mengabaikan Krystal yg sedaritadi mengomel kepadanya.

Krystal mencibir. Memasang ekspresi benar-benar benci ke arah Amber.

Bukannya apa, minta tolong dan menyuruh itu berbeda. Lihat saja tingkahnya. Like a boss. Huh.

Tiba-tiba saja Amber memegang perutnya dan berteriak..

"Awwwhhhhh..sa..sakiitttttt....."

Krystal lantas terpekik dan menghampiri Amber.

"Hwi! Sunbaenim! Ka..ka..kau.. perutmu? Sakit?"

Keystal menunduk, memijit-mijit tengkuk Amber dan mendekatinya.
Amber hanya menggeleng sambil merintih kesakitan.

"M..maa..maag..pe...perutku..belum makan...kumat.. maag.."

Rintih Amber sambil memeluk perutnya.
Krystal gelisah sejenak, mengamati wajah Amber yg nampak kesakitan.

"Be.Belum makan? Baiklah! Tahan sebentar ya. Aku ke dapur, akan ku buatkan makan siang. Wait!"

Krystal membalikkan badan dan berlari ke arah pintu. Dengan gesit ia keluar dari kamar dan bergegas ke dapur..

Sedangkan di dalam kamarnya, Amber nampak menyipitkan mata memastikan Krystal pergi memasak.

Kemudian ia menunduk, tersenyum puas sambil menepuk-nepuk perutnya.

"Jenius. Akhirnya kau bisa makan siang."

***

Krystal berjalan kesana kemari menyibukkan dirinya di dapur. Ia memilah-milah sayur, mencari bahan masakan yg pas untuk makan siang.

Sesekali ia berpikir, kenapa jadi aku yang repot? Haaaft!

Ctak, ctak, ctak.

Krystal memotong wortel sambil melamun. Ia pikir memasak makanan untuk kakak tirinya bukanlah hal jahat. Ia akan tinggal bersama Amber untuk selamanya. Bukankah ia harus terbiasa?

Krystal megangguk, menarik nafas sambil mengusap keningnya yg berkeringat.
Ia berusaha membuat sup miso untuk makan siang.

Sesaat ia memotong sayuran, lamunan membuat dirinya salah fokus...dan...

Ctak, ctak..ctak..ctak...

Sret.

"Awwh!!"

Krystal menarik tangan kirinya dan mengibas-ngibaskannya.

Perih.

Ternyata irisan pisau mengenai jarinya.

Sontak ia meringis dan...

Sret

Amber menarik dan memperhatikan luka di jari Krystal. Sedikit berdarah dan menyisakan bekas goresan.
Tiba-tiba saja Amber mengarahkan mulutnya ke jari Krystal dan menghisapnya.

slrp.

Krystal meringis kesakitan. Namun

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Naylla
#1
Chapter 31: Depois da atitude de Amber em bater em kristal penso que pelo menos um pedido de desculpas descente seria obrigação um dever de Amber!!(31)
HideAl
#2
Chapter 30: mantan nya author alien?
Mellyuz95 #3
Chapter 41: Sukaaaaa bgtt

Apalagi d awal2 ngakak terus. Gregeet.
Cuman, sedikit kritik aja, pas konflik vivian aku ngerasa belum tuntas aja. Kurang rumit, kayaknya lebih bagus klo waktu itu krystal bener2 marah, soalnya amber ngebohongi krystal smp 2x.

Tapi, aku sukaaa bgtt
ywd1113 #4
Chapter 21: Hahahhaa waebiasaaa
Cherrycherry24 #5
Loveee
qarinah #6
Chapter 41: Huff sedihnya tp bahagia mrk masih bersama^^
qarinah #7
Chapter 39: Akhirnya mrk menjadi kel yg bahagia pengganti umma n appa
qarinah #8
Chapter 38:
qarinah #9
Chapter 37: Ia tuhan apa lagi ini
qarinah #10
Chapter 36: Astaga