My Lady

Kai, Sang Pejuang Cinta

 

Kai baru keluar dari toilet dan lagi jalan santai menuju kelas, soalnya bentar lagi bel masuk setelah istirahat segera berdenting. Kai bersiap menaiki tangga, saat dia tiba-tiba dengar namanya disebut seorang cewek di balik tembok samping tangga.

"Apa hubungan lo sama Kai oppa?"

Kai berhenti sejenak. Dia menghela nafas lelah, pasti ini para fangirls-nya lagi-lagi adu mulut rebutan dia. Kai capek banget denger cerita cewek-cewek fanwar bahkan pernah cakar-cakaran gara-gara dia. Kai sih biasanya nggak peduli, soalnya kadang dia sendiri nggak kenal sama yang mengidolakan dirinya, yang penting jangan sampe adu fisik aja. Soalnya dia nggak mau ikutan dipanggil ke ruang konseling.

Kai melangkah lagi. Tapi baru satu anak tangga, dia berhenti lagi.

"Apa maksudnya sih ini?"

Jantung Kai rasanya mau copot mendengar suara barusan. Suara Borin. Kai jadi khawatir, semoga perkiraannya salah. Tapi dia yakin banget itu tadi suaranya Borin.

"Lo kira kita nggak tahu lo pedekate sama Kai oppa? Ada hubungan apa lo sama dia hah?"

Kai mengintip dari balik tembok. Ya Tuhan, ternyata bener Borin. Dia lagi dilabrak sama tiga cewek. Kai cuma tahu Shinbi, soalnya dia yang termasuk sering ngechat Kai nggak jelas. Yang dua lagi, Kai nggak kenal siapa.

Kai siap-siap mau nyamperin mereka, saat tiba-tiba Borin menjawab pertanyaan Shinbi dengan lantang dan bikin Kai mengurungkan niat.

"Gue nggak ada hubungan apa-apa sama Jongin atau Kai oppa-nya kalian atau siapa lah kalian nyebut dia. Kalaupun gue sama dia ada apa-apa, kalian mau apa? Kalian bukan pacarnya, bukan ibunya juga."

Kai senyum bangga lihat Borin nggak ada rasa takut meskipun lagi dilabrak. 'That's my girl' kata Kai dalam hati.

"Lo nyolot banget ya sama senior!" Shinbi nunjuk Borin.

"Gue bakal sopan sama senior, kalau mereka juga tau sopan santun. Gue cuma ngomong yang bener. Lagian kalian duluan yang tiba-tiba narik gue nggak jelas cuma gara-gara cowok. Plis ini jaman emansipasi, cowok banyak bukan cuma Jongin aja."

"Eh diem lo." Salah satu temen Shinbi dorong Borin ke tembok.

Dan ini saatnya Kai nggak bisa diem aja, apalagi abis liat Borin didorong kasar barusan. "Ada apa nih?" Kata Kai sambil jalan dengan cool dan satu tangan di saku celana.

Shinbi dkk keliatan shock tiba-tiba Kai muncul. Mereka mendadak pasang muka manis. Sedangkan Borin keliatan bad mood banget.

"Ng...nggak...nggak ada apa-apa kok, Oppa! Op..Oppa mau ke mana?" Shinbi tanya dengan kepalsuan yang bikin Kai mau muntah.

"Kalian nggak ada kerjaan banget ya ngelabrak anak kelas sepuluh yang nggak salah apa-apa," kata Kai tenang, bikin Shinbi dkk nunduk. "Gue jelasin aja ya, gue sama anak ini (nunjuk Borin) emang nggak ada hubungan apa-apa. Tapi itu cuma sekarang. Di masa depan, dia bakal jadi Nyonya Kim Jongin. Paham? Kalo gue denger kalian ngelabrak apalagi sampe nyakitin dia, gue nggak bakal peduli kalian cewek. Gue pasti bikin kalian menderita."

Kai ngomongnya tenang banget. Nggak ada nada ancaman, tapi aura di sekelilingnya mendadak bikin bulu kuduk merinding. Shinbi dkk mukanya langsung pucat. Bahkan Borin pun juga keliatan shock banget sama yang Kai bilang barusan.

"Bentar lagi masuk, mending kalian buruan balik ke kelas dan belajar aja yang rajin. Nggak usah ngurusin gue lagi," kata Kai.

Shinbi dkk langsung lari buru-buru kayak dikejar rentenir. Setelah itu ada kesunyian antara Kai dan Borin. Borin keliatan bingung harus ngomong apa, jadi dia pun langsung jalan aja buat menghindari Kai. Tapi baru dua langkah tangannya ditarik sama Kai.

"Udah berapa kali lo dilabrak kayak tadi?"

Borin melihat Kai. "Ini pertama," jawab Borin pelan.

"Beneran? Jangan bohong sama gue."

Borin mendesah. "Yang penting sekarang itu, lo nggak usah ganggu gue lah. Gue nggak mau berurusan lagi sama fangirl-fangirl yang nganggap lo kayak dewa. Gue sih nggak takut, tapi tetep rasanya capek secara mental tau nggak?"

Kai diem. Dia emang nggak mau Borin dilabrak lagi tapi tetep nggak mungkin Kai bisa jauh dari cewek ini. "Gue anterin loe ke kelas yuk."

Kai gandeng tangan Borin. Tapi Borin buru-buru narik tangannya, "Nggak usah."

"Kalau ada yang jahatin loe lagi gimana?"

"Lo lupa gue sabuk hitam hapkido?"

Kai langsung senyum. "Ya nggaklah, yang ngajarin lo hapkido kan gue?"

Borin memutar mata. "Ih pedenya."

"Udah yuk gue anterin."

Kai merangkul pundak Borin. Meski berusaha melepaskan diri dari rangkulan Kai, Borin tetep nggak bisa apa-apa waktu Kai menariknya. Kelasnya Borin nggak jauh, jadi begitu sampe, Kai agak setengah hati ngelepas Borin.

"Ntar pulangnya bareng gue ya?"

"Nggak, ntar gue dijemput."

"Dijemput siapa?" Tanya Kai penasaran.

Borin tersenyum lebar. "Cowok gue."

Borin langsung masuk ke kelasnya bikin Kai melongo. Dia hampir masuk ke kelas Borin juga buat mempertanyakan jawaban Borin barusan, tapi bel masuk keburu bunyi dan teman-teman sekelas Borin pada rebutan masuk bikin Kai tersingkir.

 

***

 

Kai berjalan dengan gontai menuju gerbang sekolah. Di jam-jam terakhir tadi dia kepikiran terus sama apa yang dibilang sama Borin. 'Cowok gue', kata-kata dan senyum manis Borin kayak menghantui Kai yang lagi jalan sendirian, soalnya Baekhyun dan Kyungsoo mendadak ada pertemuan di klub seni.

Masa Borin udah punya cowok sih? Dia kan dingin banget kalo sama cowok. Duh..Kai rasanya pengen ngacak-acak rambutnya sendiri gara-gara frustrasi. Tepat saat hampir sampe di luar lingkungan sekolah, Kai lihat Borin yang lagi berdiri sendirian di depan gerbang. Borin kayak lagi nunggu seseorang, soalnya dia terus-terusan lihat jam di tangannya.

Kai berhenti kira-kira lima meter di belakang Borin. Dia mematung dan memandang punggung Borin. Jadi kayaknya beneran Borin mau dijemput sama seseorang. Kok Kai mendadak sesak nafas ya?

Tak berapa lama kemudian, sebuah motor besar yang kayak biasanya dipakai cowok-cowok balapan berhenti di depan Borin. Cowok itu pakai helm teropong, jaket dan celana jeans. Cowok di atas motor itu tiba-tiba kayak lihat lalu nunjuk ke arah Kai dan cepat-cepat melepas helmnya.

"Woy, Kim Jongin!!" Cowok yang jemput Borin manggil Kai dengan semangat sambil melambaikan tangan, sampe Borin ikut-ikutan menoleh ke belakang dan merhatiin dia.

Begitu tahu siapa cowok tadi, rasa gundah dan galau di hati Kai langsung sirna. Kai juga kaget sekaligus senang waktu tahu siapa cowok tadi. Kai cepat-cepat lari ke arah mereka.

"Kim Jongin! Kim Kai! Long time no see bro!"

"Park Chanyeol!"

Kai sama Chanyeol tadi langsung high five ala cowok dan berpelukan. Kemudian mereka berdua cekikikan sambil sama-sama menepuk punggung masing-masing.

"Pa kabar lo, Yeol?"

"Baik banget dan tetep ganteng pastinya. Lo sendiri gimana?"

"Baik juga dong dan makin ganteng."

Chanyeol ngakak. "Percaya deh Kai, kita kan emang duo ganteng dari dulu."

Borin yang dari tadi ngeliatin dua makhluk di hadapannya langsung komen, "Lebay banget deh kalian. Kok Oppa manggil dia Kai juga?"

Chanyeol senyum. "Kebiasaan sih, dipaksa juga sama orangnya minta dipanggil Kai aja. Jadinya loe pulang bareng sapa? Bareng gue apa dia?" Tanya Chanyeol ke Borin.

"Hah? Maksudnya?" Tanya Borin, jadi bingung.

"Kalian berdua belum jadian juga?" Chanyeol nanya dengan muka polos.

Borin langsung speechless dan mukanya bersemu pink. Sementara Kai langsung batuk-batuk gara-gara kaget dan nggak siap dapat pertanyaan barusan dari Chanyeol.

Ngelihat Kai sama Borin yang mendadak awkward, Chanyeol ngakak lagi. "Lo lama banget nggak nembak-nembak si cerewet ini. Eh tapi pasti Borin nya sih ya yang jual mahal."

"Apaan sih?" Kata Borin sambil mukul lengan Chanyeol.

Chanyeol langsung ngelus-elus lengannya yang barusan dipukul Borin. "Duh, judes banget sih lo? Udah Kai, jangan mau sama Borin, gue kasihan loe ntar dijudesin terus sama dia."

Kai cuma ketawa dan melirik Borin diam-diam. 'Gue sih seumur hidup dijudesin Borin, rela banget,' kata Kai tapi cuma dalam hati. "Eh lo ngapain di sini? Emang boleh sama asrama keluar pas weekday?"

"Lagi libur seminggu, Shinhwa lagi ada acara sama departemen pendidikan gitu lah. Terus si manja ini pengen dijemput gitu ceritanya sama oppa-nya yang ganteng dan ngangenin ini," kata Chanyeol.

"Nggak usah ngarang deh. Oppa sendiri kan yang maksa jemput soalnya mau ngecengin cewek-cewek SMA 1," sahut Borin lalu manyun.

Chanyeol ketawa. "Kai, kenalin gue lah sama cewek sini."

"Lo mau yang model kayak gimana? Gue banyak kenalan," Kai bergaya bak biro jodoh.

"Yang manis dan pokoknya nggak nyebelin kayak Borin."

Borin melotot. "Eh gini-gini banyak yang naksir gue ya."

"Masa? Paling cuma Kai doang yang khilaf udah suka sama lo." Chanyeol menjulurkan lidah.

"Udah ah. Yuk pulang!" Borin keliatan sebel banget.

"Lha lo-nya dari tadi nggak naik-naik juga ke motor," kata Chanyeol sambil nyerahin helm pink buat Borin.

Borin langsung make helm dan ketika mau naik motor dia hampir jatuh karena terburu-buru. Untung aja ada Kai yang sigap megangin dan bantu Borin naik sampe dia duduk manis di belakang Chanyeol. Adegan barusan berlangsung cepat dan tanpa kata-kata, seolah dunia sejenak cuma ada Kai yang lagi nolongin tuan putrinya.

"Duh, gue jadi merasa bersalah nih ada di antara kalian." Chanyeol tiba-tiba nyeletuk, bikin suasana kembali seperti sedia kala. "Lo mau naik motor ini nggak, Kai? Biar gue aja deh yang naik bis."

"Apaan sih lo, Yeol? Eh mumpung loe libur, ngopi atau ngapain gitu yuk." Ajak Kai.

"Boleh banget. Lo udah lama lho nggak ke rumah gue." Kata Chanyeol sambil memakai helm.

"Lo juga jauh lebih lama lagi nggak main ke rumah gue."

Chanyeol ngakak. "Iya juga sih. Ntar ya gue chat aja. Eh tapi gue nggak ada nomor loe nih."

"Borin punya kok," jawab Kai.

"Oooohhh gituuuuu..." Chanyeol ngganguk-angguk ngeselin sampai punggungnya dipukul lagi sama Borin. "Duh, sabar dong Nona main kasar aja nih dari tadi. Oke Bro, kita duluan ya!"

"Yap,..hati-hati!"

"Hati-hati buat siapa nih? Buat gue apa yang di belakang gue ini?" Chanyeol masih aja usaha bikin malu Kai.

"Dua-duanyaaa," kata Kai, mencoba sabar.

"Baguslah. Nona, pegangan ya! Bye!"

Chanyeol menutup kaca depan helm teropongnya. Setelah melambai ke Kai, Chanyeol mulai menjalankan motornya. Kai sama Borin sempat berpandangan sejenak saat motor Chanyeol mulai jalan. Tapi Borin buru-buru mengalihkan pandangan kayak malu gitu.

Kai kemudian memandang motor Chanyeol sampai hilang dari pandangan. Dia senyum-senyum sendiri melihat tingkah ajaib oppa dan dongsaeng barusan. Chanyeol sama Borin dari dulu emang ribut mulu, tapi aslinya saling menyayangi. Mereka baru diem dan berhenti bertengkar kalo udah ditegur orangtua atau kakak tertua mereka, Yoora noona, yang sekarang pasti udah kerja.

Chanyeol adalah sahabat Kai sejak kecil, soalnya mereka dulu satu SD. Waktu SMP beda sekolah tapi kadang-kadang masih suka nongkrong bareng. Chanyeol kadang ikut ngumpul bareng temen-temen SMP-nya Kai dulu kayak main bola atau basket, makanya dia sampe ikut-ikutan manggil Kai juga. Pas SMA, Chanyeol masuk ke SMA Shinhwa dan tinggal di asrama. Sejak itu mereka jadi jarang bahkan hampir nggak pernah ketemu.

Chanyeol dari dulu selalu godain Kai sama Borin. Entah dia emang tahu perasaan Kai atau cuma sekedar godain aja soalnya Chanyeol seneng banget kalo lihat adiknya menderita, tapi yang jelas dia pernah bilang gini waktu Borin barusan ditembak sama temen sekelasnya pas SMP dulu, "Lo masih kecil, nggak boleh pacaran. Kalopun punya pacar, gue cuma ngasih restu kalo lo sama Jongin."

Dan Kai jadi senyum-senyum sendiri inget kenangan itu....

 

 

Matamu lebih indah dan lebih layak dicuri daripada sebuah berlian
Di matamu, aku hanya ingin memimpikanmu

Jangan pura-pura tak tahu, angkat kepalamu dan lihat aku
Jangan hindari mataku, aku tak bisa menyerah untuk mendapatkanmu

Datanglah lebih dekat padaku (jangan berhenti)
Ketika aku memelukmu (segalanya menjadi benar)
Melodi mengalun seperti membelai telingaku
Janganlah terlambat

Aku bukan seorang teman
Aku ingin jadi pria untukmu
Aku bukan hanya sekedar seseorang
Aku adalah satu-satunya yang akan melindungimu

Aku bukan seorang teman
Sudah sejak pertama kali aku melihatmu
Aku tak hanya sekedar bicara
Nona, hanya kamu

Aku bukan seorang teman
Nonaku
Aku tak sekedar bicara
Nona, aku beri kau cintaku

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment