Moonlight

Kai, Sang Pejuang Cinta

tumblr_inline_naer3zwEEk1ql6qbh.gif

 

Kai keluar dari gedung sekolah. Sudah gelap dan nggak ada satupun penghuni sekolah lainnya. Karena nggak ada alasan lain lagi untuk ada di sekolah, Kai pun melangkah pulang menyusuri lapangan yang biasanya dipakai buat upacara.

Namun langkah Kai terhenti, saat dia melihat Borin berdiri di depan gerbang. Sendirian sambil menatap langit. Kai jadi ikutan liat ke atas dan matanya langsung tertuju kepada bulan yang sedang bulat sempurna alias purnama. Cantik sih, tapi tetap bagi Kai lebih cantik Borin.

Kai pun memilih untuk menatap Borin lagi. Kalau dilihat dari samping gini, Borin ternyata punya side profile yang sempurna. Dahinya, matanya, hidungnya, bibirnya, dagunya, rambutnya, lehernya, tubuhnya, kakinya, semuanya indah. Seakan-akan Tuhan memilih bahan berkualitas tinggi kala menciptakan Borin. Apalagi ditambah dengan cahaya bulan purnama, Borin bagaikan Putri Bulan yang tetap bersinar di malam hari.

Seperti besi yang ditarik magnet, Kai berjalan menghampiri Borin tanpa berkedip sekejap pun. Kekaguman pun terpancar di wajah Kai.

"Borin."

Borin sedikit kaget saat namanya terpanggil. Ia lalu memandang Kai dengan heran dan entah kenapa Kai melihat kesedihan di wajah Borin.

"Kai?" Kata Borin pelan.

Kai? Borin memanggilnya Kai? Kenapa? Kai rasanya nggak rela mendengar Borin memanggilnya sama seperti orang lain. Ada apa ini? Kenapa Borin berubah?

"Lo ngapain belum pulang?"

Entah apa yang salah dengan pertanyaan Kai. Borin nunduk dan terisak. Kai yang bingung pun mendekat.

"Ada apa Borin? Lo kenapa?"

Kai menyentuh bahu Borin sedikit, niatnya mau menenangkan. Tapi Borin tiba-tiba mengangkat wajahnya dan menghindar. Kesedihan dan seperti rasa takut ada di matanya yang bulat.

"Jangan Kai, gue nggak mau Sehun oppa lihat."

"A...apa?" Kai mengernyitkan kening.

"Gue nggak mau dia marah dan kecewa lagi karena gue. Jadi tolong jangan deketin gue lagi."

Air mata menetes di kedua pipi Borin. Kai cuma bisa diam. Bibirnya terbuka mau mengatakan sesuatu tapi tak bisa. Matanya pun berkaca-kaca. Kenapa semua jadi begini? Kenapa dia semakin jauh dari Borin?

"Borin!"

Sebuah suara yang memanggil bikin Kai sadar dari lamunan. Tepat di hadapannya Sehun tiba-tiba muncul di samping Borin.

"Sehun oppa, kenapa baru datang?"

Borin memeluk erat Sehun. Dan Sehun tentu saja langsung meluk Borin juga. Keduanya berpelukan erat seolah Kai nggak ada di dekat mereka. Air mata perlahan menetes dari ujung mata Kai.

Dan Kai pun.........terbangun.

Kai duduk di kasurnya. Nafasnya ngos-ngosan seperti habis lari berkilo-kilo. Keringat bercucuran. Dan kepalanya rasanya pusing seperti dihantam palu.

Kai langsung menarik nafas lega. Ternyata cuma mimpi. Mimpi paling menakutkan yang pernah Kai alami.

Kai merebahkan diri lagi sambil memandang langit-langit kamar. Pikirannya pun ke mana-mana. Dia sadar, nggak harusnya dia cuma diam saja terluka begini. Kai harus memastikan semuanya. Kai bakal cari tahu apa dia harus lanjut berjuang atau berhenti mendapatkan cintanya.

 

Tidak peduli seberapa banyak aku berkata
Kau tidak akan pernah bisa mendengarku
Kau yang kembali terjatuh dalam pelukannya
Mengapa mimpi – mimpimu begitu berbahaya
(Sekarang hentikanlah) hatimu membutuhkan peristirahatan
Hatiku hancur menjadi kepingan saat melihatmu seperti itu

Kau yang bermandikan cahaya bintang
Belum pernah aku melihat pemandangan menarik seperti itu
Dan kau dalam pandanganku layaknya sebuah lukisan
Disetiap akhir tatapanku

Sebuah tempat yang tidak akan bisa kusentuh
Sebuah tempat yang tidak bisa aku tempati
Sebuah refleksi yang ternyata bukan dia
Inilah kisah sedihku tentang cinta yang tidak terpenuhi
Semakin mendekat, semakin kuat sakit yang kurasakan

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment