What U Do

Kai, Sang Pejuang Cinta

 

Kai menghela napas. Bosen banget dia. TV dari tadi diganti channelnya tapi acaranya nggak ada yang menarik buatnya. Eomma juga keluar nggak balik-balik bikin Kai nggak ada teman ngobrol. Chat sama Baekhyun dan Kyungsoo juga nggak dibales dari tadi, tapi Kai maklum nggak mungkin temennya bales chat waktu di kelas. Mau nge-chat Borin juga, tapi Kai sementara ngehindar dari sang pujaan hati, karena nggak mau dia khawatir. Pede banget si Kai nih.

Yap jadi Kai ini lagi di rumah sakit. Kemarin sepulang sekolah, Kai dianter Baekhyun sama Kyungsoo periksa. Dokter langsung nyuruh (lebih tepatnya maksa) Kai buat nginap di rumah sakit karena tekanan darahnya rendah dan beliau takut itu typus. Awalnya Kai nolak, tapi setelah telepon eomma, eh malah setuju juga anaknya buat bedrest di rumah sakit, malah langsung datang tiga puluh menit berikutnya dengan bawa baju buat Kai, camilan, dan lain-lain. Jadilah Kai nginep, tapi wanti-wanti ke Baekhyun sama Kyungsoo biar nggak bilang ke Borin dan teman sekelas kalo dia di RS. Bukan cuma nggak mau Borin khawatir, tapi juga nggak enak dan ribet aja kalo teman-temannya pada jenguk.

Setelah sehari dirawat dan istirahat, Kai merasa mendingan. Udah nggak demam lagi, tapi pusingnya masih ada dan kata eomma masih pucet. Tapi Kai tetep belum boleh pulang sama dokter dan para perawatnya, takutnya dia demam lagi. Eomma sih setuju-setuju aja yang penting katanya anaknya sehat. Appa juga bilang nggak masalah Kai nginep lama pas datang sama noona-noonanya kemarin malam. Katanya biar jatah nasi di rumah berkurang. Ya kali Appa, mentang-mentang biaya rumah sakit ditanggung kantor.

Tadi Kai ngechat Baekhyun yang dari kemarin koar-koar sama Kyungsoo bakal jenguk sepulang sekolah, buat bawain bahan mata pelajaran hari ini. Kai nggak mau ketinggalan lah, udah kelas 12 soalnya. Lagian sapa tau kan baca materi pelajaran bikin Kai ngantuk, daripada diterpa kebosanan kayak sekarang. Mau jalan juga males kudu bawa-bawa infus.

Satu jam kemudian, Kai masih gabut abis. Perawat udah nganter makanan lima belas menit lalu, tapi Kai nggak mungkin bisa makan gara-gara eommanya belum balik. Nggak tau kecantol ke mana padahal pamitnya ke swalayan. Tapi Kai punya secercah harapan biar nggak bosen, Baekhyun sama Kyungsoo otw ke rumah sakit. Mereka nawarin Kai minta dibawain apa, tapi yang sakit nolak. Dia nggak butuh apa-apa, cuma cinta eh temen ngobrol maksudnya biar nggak bosen.

Kai denger pintu diketuk lalu terbuka pelan-pelan. Kepala Baekhyun nyembul sambil cengar-cengir gaje.

"Kaiii," kata Baekhyun, tumben suaranya nggak kayak halilintar, sadar dia kalo lagi di RS.

"Baek! Masuk-masuk!"

Baekhyun cengengesan sambil buka pintu lebih lebar. Setelah itu Kyungsoo masuk ke dalam kamar juga sambil cengengesan bikin Kai heran, nih dua makhluk temennya sakit kok malah keliatan seneng. Tapi after that, jantung Kai berdetak lebih cepat. Tepat setelah Kyungsoo masuk, Borin juga berjalan perlahan di belakangnya. Antara deg-degan, kaget, seneng, sebel ke Baekhyun sama Kyungsoo yang ingkar janji, pokoknya Kai rada bingung juga liat Borin kenapa bisa ada di sini. Kai yakin kok dia nggak mimpi. Jadinya Kai malah menatap Borin yang lagi jalan mendekati ranjangnya bersama 2 teman resenya.

"Gimana kabarnya lu Kai? Udah mendingan?" Tanya Baekhyun.

"Udah nggak demam, cuma masih pusing. Ini kalian ngapain ngasih tau Borin sih?" Kai protes dan terpaksa mengalihkan tatapan dari Borin ke dua temannya.

Baekhyun udah siap jawab, tapi Borin lebih cepet nyahut. "Gue yang maksa mereka buat ngasih tau. Chat gue dari kemarin nggak lo bales. Sombong banget," kata Borin sambil pasang tampang judes.

"Nah gitu ceritanya, Kai. Sumpah tadinya kita juga nggak mau jawab, tapi mana tega gue sama cewek yang lagi khawatir sama calon pacarnya," kata Baekhyun bikin Kyungsoo ngakak, bikin dia dapat tatapan menusuk tajam dari Borin, dan bikin Kai tersipu.

Kai mencoba meredakan suasana sambil batuk dikit. "Borin, lo tadi nggak diapa-apain sama mereka kan pas perjalanan ke sini?"

"Untung sakit lu, Kai, kalo nggak abis lu," sahut Kyungsoo, pura-pura emosi.

"Lha iya, tenang aja lu, kita nggak bakal macem-macem malah melindungi gebetan temen." Baekhyun ikutan.

Borin ketawa pelan, judesnya mendadak ilang. "Baekhyun oppa sama Kyungsoo oppa malah bikin ngakak terus pas di subway tadi."

"Tuh denger tuh, Kai!" Baekhyun keliatan bangga.

"Oppa? Lo manggil mereka berdua oppa?" Kai nanya kayak penyidik lagi jealous.

"Ya iyalah karisma oppa kita berdua kan nggak terbantahkan." Baekhyun nyibak rambut, kayak rambutnya panjang aja.

"Ehm mereka yang minta dipanggil oppa kok," kata Borin, ngejelasin.

Kyungsoo tiba-tiba narik lengan Baekhyun. "Baek, lo tadi katanya laper. Yok ah ke kantin dulu kita."

Untung Baekhyun cepet tanggap dan langsung ngerti kode dan sandi yang diberikan Kyungsoo. Liat gelagat dua temennya, Kai juga tau makna kode dari Kyungsoo.

"Iya nih laper. Kai kita ke kantin dulu ya. Borin, lo di sini temenin Kai dulu. Mau nitip?" Kata Baekhyun yang sama Kyungsoo udah setengah jalan sampai ke pintu.

Borin kayaknya juga paham maksud dari Baekhyun, tapi dia nggak tau harus gimana. "Nggak usah, Oppa."

"Oke, kita keluar dulu. Chat aja kalo butuh apa-apa."

"Kalian udah tukeran nomer emang kok nyuruh Borin ngechat?" Tanya Kai menyelidik.

"Udah dong tadi di subway," jawab Baekhyun setengah teriak.

Baekhyun langsung ditarik keluar sama Kyungsoo. Mereka berdua juga nggak lupa nutup pintu dan meninggalkan Kai dan Borin berdua. Borin keliatan awkward cuma sama Kai. Kai mengamati Borin yang lagi berdiri di samping ranjangnya.

"Cepet banget akrabnya sama Baekhyun." Kai nggak bisa nyembunyiin rasa cemburunya.

"Hah? Kenapa emangnya? Baekhyun oppa lucu. Kyungsoo oppa juga biarpun pendiem tapi sekalinya ngomong lawak banget," Borin langsung ketawa pelan.

"Ooooh gituuuu. Terus gue kapan dipanggil oppa?" Kai manyun, mendadak sok cute dia.

Borin meliriknya tajam. "Lo nggak pantes ah dipanggil oppa."

"Nggak pantes gimana coba? Gue lebih tua kan? Senior lu juga di sekolah." Kai tetep nggak terima.

"Udah kebiasaan manggil Jongin nih, gimana dong? Aneh ntar jadinya kalo tiba-tiba manggil oppa. Iya nggak sih?"

Kai ngakak. Paling suka dia kalo udah debat kecil sama Borin gini. "Iya deh, gue juga seneng kok dipanggil Jongin sama lo." Kai meringis manis.

Borin manyun dikit, tapi pipinya rada nge-pink juga. "Sakit masih aja cerewet. Kata dokter sakit apa lo?" Suara Borin terdengar melembut.

"Anemia dan gejala typus katanya." Jawab Kai pelan.

"Terus udah mendingan sekarang?" Borin lebih mendekat ke arah ranjang dan megang dahi Kai.

Kai langsung deg-degan saat Borin menyentuh dahinya. Tangannya lembut, hangat, dan sukses bikin Kai kangen waktu Borin menarik tangannya.

"Udah nggak panas kok." Borin menjawab pertanyaannya tadi sendiri.

Kai sejenak bingung mau ngomong apa. Borin dan tingkah lakunya yang nggak terduga selalu bikin Kai terpana dan makin cinta sama si cantik ini.

"Eh, kok lo belum makan sih? Berarti belum minum obat dong?" Borin mendadak meninggikan suaranya kayak ibu-ibu lagi marahin anaknya.

Kai melihat ke mana arah mata Borin melihat. Keduanya menatap nampan berisi makanan dan ada pil-pil di sampingnya. Kai emang nggak terlalu nafsu liat makanan rumah sakit. Apalagi tangan kanannya juga masih diinfus.

"Nunggu eomma, mana bisa gue makan tangan diinfus gini." Kata Kai, nggak mungkin dia ngaku males makan.

"Emang eomma lo ke mana?"

"Nggak tau, tadi katanya beli sesuatu tapi nggak balik-balik."

"Ya masa lo nggak makan? Nggak boleh telat minum obat lah."

Kai nggak bisa nahan senyum denger nada khawatir di suara Borin. Siapa sih yang nggak seneng diperhatiin pujaan hati? "Suapin dong kalo gitu," Kai menggoda.

"Ya udah."

Borin lalu mengambil piring berisi bubur dan menaruh lauk di atasnya. Kai kaget sekali lagi. Tadi asli dia bilang minta suapin itu bercanda doang tapi Borin malah beneran mau nyuapin dia. Seneng banget lah tapi grogi dikit.

Borin lalu menatap Kai dan memberi kode supaya yang sakit siap buat disuapin. Kai membuka mulutnya sambil menatap mata Borin dan sesuap bubur masuk ke mulutnya. Sugesti cinta emang luar biasa, bubur rumah sakit yang dari kemarin hambar bagi Kai, mendadak rasanya enak.

Sambil tetep disuapin sama Borin, mereka pun berbincang-bincang.

"Lo pasti nggak suka ya makanan rumah sakit."

"Ya iyalah jauh banget sama burger king duh." Kai sukses bikin Borin ngakak.

"Nanti beli kalo udah keluar dari sini."

"Pastilah. Udah bosen liat bubur melulu."

"Ya kan demi kesehatan lo juga, Jongin. Gejala typus kan kudu makan yang halus."

"Siap, Nyonya, hehe."

Lima belas menit kemudian makanan di piring Kai habis. Keajaiban, biasanya baru lima suap (kalo disuapin eomma), Kai pasti bilang udah kenyang. Borin lalu mengambil segelas air yang ada sedotan di dalamnya, dengan telaten dia mendekatkan sedotan ke mulut Kai. Kai merasa pengen Borin jadi perawat khususnya selama di rumah sakit.

"Pilnya ini semua?" Tanya Borin, serius mengamati beberapa obat di meja.

"Iya."

Kai lalu mengamati Borin yang cekatan dalam mengambil obatnya. Dia lalu menaruh pil di tangan kiri Kai yang langsung dimasukkan ke mulut. Borin dengan sigap sudah menyiapkan segelas air setelah pil di dalam mulut Kai.

Kai tersenyum lebar. Kalo ada perawat macam begini, dia rela setahun di rumah sakit deh, buat pura-pura sakit. Borin kemudian mengambil tisu dan Kai lagi-lagi dibikin kaget saat tisu itu membersihkan pipi dekat bibirnya. Sebentar sih, makanya Kai langsung menggenggam tangan Borin. Bukan cuma itu, Kai sedikit menarik Borin biar mereka makin dekat.

Borin kaget dengan apa yang dilakuin Kai, keliatan dari matanya yang sedikit melebar. Tapi matanya normal lagi waktu bertemu mata Kai.

"Makasih ya," kata Kai, pelan.

"Hmm iya." Jawab Borin, pelan juga.

Keduanya masih dalam posisi sama. Tangan kiri Kai memegang erat tangan kanan Borin. Mereka saling berpandangan. Kai makin mendekatkan wajahnya dengan Borin, sampe dia bisa merasakan nafas Borin di wajahnya. Kai lalu memalingkan pandangannya dari mata Borin ke bibir si gadis. Kai sebenarnya nggak tau mau apa. Tapi di posisi gini, dengan Borin yang nggak melawan, Kai cuma bisa mikir kalau bibir Borin sangat tempting.

Pintu mendadak terbuka....

"Halo kita ba...." suara teriakan Baekhyun terhenti.

Borin langsung menarik tangannya dan menjauh dari ranjang dan keliatan salah tingkah. Dia keliatan bingung mau apa. Kai yang langsung membeku di atas ranjang, sama seperti Borin, dia juga mati gaya. Borin langsung pura-pura rapiin roknya yang aslinya nggak kenapa-napa. Kai juga langsung ngecek apa aliran infusnya lancar.

Sementara Baekhyun dan Kyungsoo berdiri mematung di depan pintu. Keduanya juga sepertinya bingung mau ngapain abis melihat betapa dekatnya Kai sama Borin barusan. Jadilah ada empat makhluk awkward di dalam kamar itu.

"Kita balik ke kantin aja ya kalo gitu." Baekhyun memecah suasana yang hening.

"Baekhyun! Sini aja lo. Mau ke mana lagi sih?" Kai langsung setengah teriak melarang.

Baekhyun meringis menggoda penuh arti. "Serius nih? Gue sama Kyungsoo mau kalian lanjutin bisnis yang tadi."

"Bisnis apaan sih?" Borin langsung nyela.

Baekhyun dan Kyungsoo berpandangan lalu senyum-senyum nggak jelas.

"Kalian ke sini kan jenguk temen sakit, bukan wisata kuliner ke kantin RS." Kai dengan nada sedikit mengancam.

"Hehe iya deh, Kai." Baekhyun meringis lalu mendekat ke ranjangnya Kai.

Kyungsoo membuka tasnya lalu menyerahkan ke Kai. "Ini fotokopi catatan kemarin sama hari ini. Nggak banyak kok."

Kai menerima kertas-kertas dari Kyungsoo. "Makasih. Nggak ada ulangan atau kuis kan?"

"Nggak ada. Aman. Santai aja yang penting lu istirahat sampe sembuh. Eh pasti udah sembuh sih ya abis dijenguk Borin." Baekhyun mulai lagi dengan jurus godaannya.

"Apaan sih lo Baek," Kai pura-pura marah tapi seneng juga pas liat pipi Borin memerah.

"Kai, kita nggak bisa lama-lama nih. Sorry gue abis ditelepon eomma suruh pulang. Kalo besok nggak ada apa-apa, kita ke sini lagi deh." Kata Kyungsoo.

"Gue sebenernya nganggur sih, Kai, cuma lu tau lah Kyungsoo masih butuh bimbingan kalo naik subway...ack." Baekhyun dapat cekikan dari lengan Kyungsoo.

"Ngomong gitu lagi coba?" Kyungsoo mengancam.

"Ampun-ampun. Tolong gue, Kai."

Kai cuma ngakak. Borin juga. Baekhyun langsung pura-pura lemes dramatis setelah selesai 'dicekik'. Dia juga sok batuk-batuk gitu.

"Eh Borin mau pulang bareng apa masih mau ngobrol sama Kim Jongin nih?" Baru batuk-batuk, Baekhyun beraksi lagi.

"Ehm pulang aja sih." Kata Borin, lalu melihat ke arah Kai.

Kai sebenernya masih pengen sama Borin, tapi dia khawatir juga kalo dia pulang naik subway sendirian. "Iya lo pulang aja, biar ada yang jagain pas di subway. Besok ke sini lagi nggak?"

"Liat besok deh ya. Lagian lo tuh harus cepet sembuh dong, kan katanya tadi makanan rumah sakit nggak enak." Jawab Borin, ada nada sedikit manja.

"Kata dokter lusa udah bisa pulang kok kalo hasil tes besok udah baikan." Kai menyahut sambil masih liat-liatan sama Borin.

"Baguslah. Pokoknya harus cepat sembuh ya."

Kai senyum dan mengangguk. "Makasih ya udah datang."

Borin bales senyum. "Iyaaa."

"Ehemm kita masih di sini lho guys." Baekhyun sekali lagi jadi perusak suasana.

Emang yang barusan terjadi seolah-olah di dunia cuma ada Kai dan Borin. Sampai-sampai Baekhyun dan Kyungsoo cuma bisa liatin mereka berdua dengan perasaan amazed, seneng, dan ada jealous-nya juga.

Kai meringis. "Iya makasih juga ya kalian udah dateng. Tolong jagain Borin."

"Oke siap, Boss. Kita pulang dulu." Kata Baekhyun.

"Cepet sembuh, Kai. Kelas kurang rame tanpa lo." Kyungsoo nambahin.

"Jongin, gue duluan ya." Borin dadah-dadah kecil.

"Hati-hati kalian semua."

Kai dan Borin pun masih sempat bertukar senyum manis yang bagi Kai langsung membuat kondisinya pulih 100%. 

 

Aku menginginkannya
Aku membutuhkannya
Kau tiba-tiba datang ke pelukanku
Kau boleh menggodaku semaumu
Dan aku ditertawakan seperti orang idiot

Bagaimana caraku menggambarkanmu?
Kau berbeda, kau seperti dirimu
Semua tawamu dan bahkan kebiasaanmu
Begitu indah, katakan

Apa yang kau lakukan?
Seperti ini, aku mencintaimu
Apa yang kau lakukan?
Membuatku, membuatku
Mencintaimu
Sayang, momen ini hanya untuk kita
Apa yang kau lakukan?
Seperti ini, aku mencintaimu

Jangan mengubah sedikitpun darimu
Teruslah tatap aku seperti yang sedang kau lakukan
Tak ada alasan
Kaulah semua yang ku butuhkan
Sayang kita bisa terbang lebih tinggi

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment