Hurt

Kai, Sang Pejuang Cinta

 

Kai terbangun mendengar suara gedoran di pintu.

"Jongin jam berapa ini heh? Katanya mau latihan bola?" Teriakan ibunya menggema dari luar pintu.

Kai pun duduk di atas ranjangnya, dengan mata masih tertutup. "Iyaaaa." Kata Kai dengan suara bangun pagi yang penuh kemalasan.

Diambilnya hape di meja dekat ranjang. "!" Katanya pelan saat melihat jam di hape menunjukkan pukul 09.24.

Kai langsung berajak dari tempat tidur mau ke kamar mandi. Tapi kemudian ia berhenti dan berbalik mengambil hapenya lagi. Dibukanya aplikasi WhatsApp dan ternyata pesan itu masih di sana. Pesan dari Borin yang minta maaf kalo dia telat. Dan tak ada pesan lagi darinya setelah itu.

Ternyata kejadian kemarin bukan mimpi.

Dan tiba-tiba, Kai merasa sesak nafas lagi.

 

***

 

Kai berusaha mati-matian untuk menikmati sup tofu yang sedang dimakannya di kantin. Entah ini karena supnya kurang bumbu jadinya nggak mengunggah selera seperti biasanya atau karena Kai yang kehilangan selera makan karena banyak pikiran? Yang jelas Kai nggak bernafsu untuk menghabiskan salah satu menu favoritnya di kantin.

"Kai."

Panggilan Baekhyun menyadarkan Kai yang dari tadi cuma mengaduk-aduk supnya. Ia mendongak ke temannya yang barusan manggil.

"Ada Borin tuh." Kata Baekhyun sambil matanya terarah ke pintu masuk kantin.

Mendadak Kai merasa jantungnya berdebar dengan kencang, bukan perasaan excited seperti biasanya tapi Kai sendiri juga nggak tahu apa. Dia nggak tahu harus bagaimana. Haruskah dia menghampiri Borin dan tanya apa maksud dari semua kejadian kemarin? Tapi Kai takut dan merasa nggak sanggup mendengar jawaban Borin tentang Sehun. Ujung-ujungnya Kai cuma diam sambil mencengkeram sumpit di tangannya erat-erat.

Dari tempatnya duduk, Kai kemudian memperhatikan Borin sama Yuju yang lagi pesan sesuatu. Borin terlihat memperhatikan apa yang sedang diceritakan Yuju sambil tersenyum. Setelah itu Borin dan temannya tertawa bersama.

Biasanya Kai ikutan tertawa kalau lihat Borin tertawa. Tapi kali ini dia cuma bisa tertegun. Di saat hatinya hancur, ternyata Borin malah baik-baik saja dan keliatan bahagia. Kai semakin mengurungkan niatnya untuk bertanya pada Borin. Baginya semuanya sudah jelas, cuma dia yang patah hati dan Borin nggak akan pernah peduli.

Kai sekali lagi melirik Borin yang lagi jalan keluar kantin sambil bawa minuman di tangannya. Dia sama sekali nggak melihat ke arah Kai. Senyum pun tak henti-hentinya tersungging di wajahnya yang tetap terlihat cantik meski sudah membuat seseorang sakit hati. Kai kemudian sadar, kalo Borin nggak peduli seperti ini berarti dia juga bisa mengganggap semua ini bukan apa-apa kan? He's Kai after all, the everybody's favorite in school. Nggak seharusnya cowok idola cuma patah hati karena satu cewek aja kan?

"Guys, ntar karaoke yuk. Gue traktir!" Kata Kai tiba-tiba, sambil tersenyum ke Baekhyun dan Kyungsoo. Senyum pertamanya hari ini, meski dipaksakan.

"Widihhh mantap jiwa. Udah jadian ya lo?" Baekhyun bertanya menggoda.

"Nggak harus jadian kan kalo cuma mau traktir karaoke doang?" Kata Kai mengaduk supnya lagi dan bertekad buat menghabiskannya kali ini.

"Terus? Pedekatenya lagi lancar ya?" Baekhyun terus mendesak.

"Lo mau ikut nggak sih? Banyak omong banget!" Kai melahap supnya.

"Gue ikut, Kai!" Kyungsoo langsung angkat bicara. Baekhyun yang sempat kaget dengan kata-kata Kai barusan juga langsung bilang ikut, takut Kai berubah pikiran dan dia bisa-bisa nggak diajak.

"Oke. Ntar gue ajak Suho sama Jongdae juga," kata Kai tanpa melihat ke temannya karena masih sibuk dengan sup.

 

***

 

"Sori guys gue telat. Belum mulai kan?" Jongdae masuk ke ruang 24 di Everysing Karaoke.

"Belum bro, nih masih milih lagu pertama!" Kata Baekhyun, yang paling semangat kalo lagi karaoke, maklum suaranya bagus jadi dia pede.

"Kalian kalo mau pesen makan atau minum silakan ya!" Kata Kai.

"Nih dalam rangka apa emang?" Suho nyahut.

"Nggak dalam rangka apa-apa. Gue pengen have fun aja sebelum ntar sibuk latihan sama tes-tes," jawab Kai dengan nada meyakinkan.

Baekhyun membuka sesi karaoke dengan lagu Big Bang yang Fantastic Baby, soalnya dia percaya acara karaoke harus diawali dengan lagu yang mengunggah semangat, baru ntar unjuk kebolehan pamer suara dengan lagu ballad yang perlu nada tinggi. Jongdae ambil mic satunya dan keduanya langsung berasa di sebuah club. Suho pun jadi ikutan berdiri. Kyungsoo yang emang nggak banyak gaya, cuma kepalanya ngangguk-angguk sambil tetep duduk anteng. Kai biasanya langsung berdiri sambil ngedance kalo ada lagu begini, tapi entah kenapa sekarang dia cuma pengen duduk aja rasanya.

Setelah beberapa lagu, kini giliran Baekhyun dan Kyungsoo duet lagu lamanya Justin Bieber yang Baby.

"...say there's another and look right in my eyes, my first love broke my heart for the first time and I was like baby..."

Dan tiba-tiba lagunya berhenti. Kai kemudian menekan tombol next. Bikin Baekhyun teriak kayak nonton film horor.

"Kaiiii, gue masih nyanyi woyyyy."

"Bosen gue, lo selalu nyanyi lagu ini tiap karaoke." Kai beralasan.

Jongdae ngakak. "Bener, Kai." Kemudian dia dan Kai saling highfive, bikin Baekhyun manyun.

Padahal tahu alasan sebenarnya kenapa Kai menghentikan lagu Baby? Aslinya dia merasa tersindir dengan lirik 'my first love broke my heart for the first time' yang serasa menusuk tepat di jantungnya.

Tapi setelah itu lagu-lagu yang dinyanyikan teman-temannya malah nggak menenangkan hati Kai sama sekali.

Jongdae nyanyi lagu Jung Seung Hwan yang If It Is You.

(Apakah kamu tahu, apa yang aku lakukan hari ini? Aku bahkan tidak bisa tidur. Aku bahkan tidak bisa menelan apa pun. Apakah kamu tahu bahwa aku semakin hancur saat aku melihatmu? Aku merasa seperti sekarat)

Baekhyun seakan menyumbangkan kesedihan buat Kai saat nyanyi lagu K.Will yang The Day.

(Tidak peduli betapa aku merindukanmu, aku tidak bisa mendengar kenanganmu. Aku merindukanmu kembali. Aku memikirkan dirimu terlebih khususnya hari ini. Angin yang hangat mengingatkan pada dirimu lagi)

Kyungsoo menambah galau dengan lagu Missing You-nya Fly To The Sky.

(Tolong dengarkanlah jeritan hatiku ini, meskipun hanya sekali saja. Setiap hari dan malam yang kulalui, aku merasa kehilanganmu. Meskipun kau tak disampingku lagi, meskipun aku tak mampu melihatmu sekarang, di hatiku kau tak akan pernah berubah)

Dan Suho pun melengkapi kegundahan hati Kai saat dia nyanyi SHINee yang Aside.

(Setiap malam, aku membayangkan wajahmu. Aku malu dengan semua imajinasiku ini.
Kau telah tumbuh dalam diriku, meskipun kau tidak akan pernah tahu. Jujur, wajah di saat kau bahagia adalah yang hal tersulit untuk kulihat
)

Kai tiba-tiba merasa salah dengan keputusannya karaoke. Dia sempat mengira dengan karaoke bisa have fun dikit. Tapi dia lupa. Teman-temannya are good karaoke singers yang kalau nyanyi lagu ballad seakan-akan dari hati. Dan mendengar lirik lagu yang penuh kesedihan yang cocok dengan kehidupan cintanya saat ini, Kai jadi makin inget sama Borin. 

"Kai, lo nggak nyanyi?" Baekhyun menyerahkan mic.

Kai memandang mic yang diserahkan Baekhyun. Kai menarik nafas dan inget kalo dia nggak boleh terpuruk lama-lama.

Diambilnya mic dari Baekhyun dan Kai langsung mengumpulkan semangat saat memutuskan nyanyi lagu Pick Me-nya I.O.I. Dan pilihan lagu Kai sukses bikin teman-temannya langsung ngedance gila-gilaan seolah-olah mereka peserta Produce 101 (kecuali Kyungsoo yang cuma tepuk-tepuk walau berdiri juga).

 

***

 

Sudah dua hari Kai nggak lihat Borin atau lebih tepatnya sengaja nggak mau ketemu dia. Kai merasa kayak pengecut sebenernya, tapi gimana lagi, tiap lihat Borin hatinya serasa remuk redam. Jadi waktu istirahat, Kai nitip makan ke Baekhyun atau ke perpus, ke manapun yang penting nggak ada Borin.

Kai baru saja dari perpus, baca koran dan majalah nggak jelas, tapi waktu mau naik tangga menuju deretan kelas XII, seseorang memanggilnya.

"Kaiiiiii!!!" Soojung langsung berdiri di hadapannya dengan excited. "Aku cari kamu ke mana-mana tau nggak? Di kelas nggak ada. Di kantin nggak ada. Eh untung aja kita ketemu di sini."

"Ada apa?" Tanya Kai dengan suara dan wajah datar.

"Taraaa!!!!" Soojung menunjukkan dua tiket dan melambaikannya di depan Kai. "Tiket filmnya Gong Yoo yang lagi jadi box office. Kemarin aku menang kuis di radio gitu deh."

"Oh. Selamat!" Respon Kai dengan nada nggak tertarik.

"Selamat aja nih? Tapi oke deh makasih ya udah dikasih selamat. Dan, aku maunya nonton sama kamu nanti. Gimana? Bisa kan??"

Harusnya Kai sadar ya dari tadi kalo Soojung niatnya mau ngajak dia movie date. Kai mau nolak ajakan Soojung, saat Borin dan Yuju tiba-tiba muncul di sampingnya, entah dari mana yang jelas mereka berjalan dari arah belakang Kai.

Dan kehadiran Borin yang tiba-tiba membuat Kai mengatakan sesuatu yang berbeda antara mulut dengan pikiran dan hatinya. "Bisa. Gue kebetulan juga pengen nonton film ini. Reviewnya bagus. Tapi pas mau nonton, tiketnya sold out terus." Nada bicara Kai mendadak antusias banget.

"Yayyy. Akhirnya kita nonton berdua. Nanti abis nonton, kita makan ya?"

"Hmm? Boleh." Kata Kai, melirik punggung Borin yang perlahan menjauh.

"Okeee. Nanti sepulang sekolah, aku tunggu di depan kelas kamu ya?"

Kai masih memandang Borin yang terus berjalan. Bahkan sampai Borin menghilang di ujung koridor, dia sama sekali tak berbalik melihat Kai. 

"Kai? Kai?" Soojung melambaikan tiket di depan wajah Kai.

"Apa?"

"Nanti, pulang sekolah, tunggu aku di kelasmu yaaa."

"Terserah." Jawab Kai, sambil naik tangga menuju kelasnya, nggak peduli dengan Soojung yang mengekor di belakangnya.

 

***

 

Kai sedang duduk di sebuah gedung bioskop bersama Soojung di samping kanannya dan puluhan orang lainnya. Di depannya juga ada layar lebar yang sedang memutar film paling hits saat ini. Teriakan, tawa, dan ekspresi lainnya kerap terdengar dari para penonton. Soojung juga tiba-tiba sering mau megang tangan atau bersandar di pundak Kai, tapi yang mau disenderin malah bertopang dagu di pegangan kursi samping kirinya.

Dari seluruh penonton, kayaknya cuma Kai yang nggak ngerti ceritanya. Pandangannya emang tertuju ke layar, tapi pikirannya terbang entah ke mana.

Kai menyesal udah mengiyakan ajakan nonton dari Soojung. Bukan hanya merasa nggak nyaman karena dari tadi Soojung berusaha nempel terus, tapi juga dia jadi teringat terus sama Borin. Dulu, sebelum badai melanda, Kai sempat pengen ngajak Borin nonton film ini. Tapi nyatanya, Kai malah nonton sama cewek lain.

Kai juga penasaran apa jangan-jangan Borin bakal nonton film ini sama Sehun ya? Dan saat nama Sehun muncul di pikirannya, Kai mendadak menendang kursi di depannya, bikin kaget yang duduk di kursi itu. Untung aja yang duduk di situ nggak mempermasalahkan lebih jauh, mungkin dia kira Kai lagi terbawa suasana film.

Dan saat film berakhir dan lampu bioskop dinyalakan, Kai langsung berdiri dan berjalan meninggalkan kursinya, pengen cepet-cepet keluar dari situ. Soojung yang bingung, jadi ikutan berdiri dan mengikuti Kai keluar.

"Kai! Hei, Kai!" Soojung menarik lengan Kai supaya berhenti. "Buru-buru amat sih?"

"Soojung, maaf, gue harus pulang dan nggak bisa makan bareng lo. Kalo lo mau makan dulu terserah, tapi gue harus pulang."

Wajah cerah Soojung langsung jadi murung. "Ya....ya udah deh lain kali ya kalo gitu."

Kai nggak menjawab, dia cuma melepas pegangan tangan Soojung di lengannya dan lanjut jalan. Soojung pun terpaksa jalan lebih cepat dari biasanya, biar bisa jalan beriringan dengan Kai yang langkahnya lebar-lebar.

Biarpun lagi galau, tapi Kai tetap seorang gentleman, dia nganter Soojung ke halte tempat bus jurusannya. Dia juga menemani sampai bisnya Soojung dateng.

"Gimana filmnya menurut lo?" Soojung tetep berusaha ngajak ngobrol.

"Lumayan," jawab Kai, tanpa melihat yang tanya.

"Gong Yoo ganteng bangetttttt!" Soojung tiba-tiba fangirling.

Kai langsung bersyukur saat bis yang akan nganter Soojung pulang akhirnya datang. Dia tahu betapa jahatnya dia sama Soojung, tapi mau gimana lagi? Kai udah lelah dengan semua ini.

"Gue duluan ya, Kai."

"Sori nggak bisa nganter. Makasih buat tiketnya. Hati-hati." Kata Kai kayak robot, kaku banget.

"Sama-sama. Dadah Kai." Kata Soojung sebelum naik bis.

Bis-nya Soojung belum berangkat, Kai udah jalan lagi. Dia menyeberang menuju halte tempat bis yang akan mengantarkannya pulang, berhenti. Untungnya nggak perlu menunggu lama, bus sudah datang dan Kai pun segera naik.

Kai memilih kursi paling belakang, pojok. Sepanjang perjalanan pulang dia melihat ke luar jendela yang terbuka menikmati angin malam Seoul yang dipadu dengan sedikit gerimis.

Kai jadi inget waktu dia dan Borin duduk sebelahan di dalam bis. Kai nggak bisa mengelak, dia kangen Borin. Kangen banget malah.

Entah karena angin atau karena beban di hatinya, mata Kai rasanya panas. Kai lalu menyandarkan kepalanya di kursi dan melipat kedua tangan di dada. Dipejamkannya matanya biar bayang-bayang Borin hilang. Tapi yang ada, air mata malah mengalir dari sudut matanya.

 

 

Aromamu masih begitu kuat membekas
Mengikat kakiku, layaknya budak impianmu
Kenangan ini meledak seperti kembang api di sudut hatiku
Lalu menghilang bagai asap

Hatiku putus asa ingin bernafas, aku luluh lantak karenamu dan ingin berteriak
Menjadi abu dalam sekejap, kubentangkan tanganku ke atas
Dalam fajar biru gelap, suara dalam lamunanku terdengar, siapa yang tahu?

Misteri tak berujung, memori yang berkabut
Mengapa prediksiku tidak menjadi kenyataan?
Suara hujan yang bercampur dengan air mata, juga suara napasmu di telingaku
Tapi aku tak bisa menemukanmu barang sekali saja
Kau sangat sangat menyakitiku
Selamanya di kepalaku kau tetap ada
Di mataku, aku melihat bayangan transparan kau dan aku

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment