Lucky One

Kai, Sang Pejuang Cinta

 

 

Masuk sekolah setelah 2 setengah hari absen, bikin Kai jadi seleb mendadak di kelas. Terutama temen-temen cewek yang merasa kelihangan pemandangan indah. Untungnya Kai sabar dan udah biasa jadi objek fangirlingan, jadi dia jawab pertanyaan dengan ya sesabar-sesabarnya.

Seharian di sekolah Kai nggak ketemu Borin. Cuma chat aja pas pagi, Borin mastiin apa Kai beneran masuk dan pulangnya mau latian bola lagi. Abis Kai bales, udah Borin ngilang lagi di chat. Jam istirahat Kai nggak keluar kelas. Ini semua gara-gara dia lupa ada ulangan kimia dan belum belajar sama sekali, jadinya cuma nitip roti dan kue sama Baekhyun.

Pulang sekolah, Kai langsung ke lapangan. Dia aslinya belain lewat depan kelas Borin tapi yang mau ditemuin malah menghilang. Jadinya dia bablas ke lapangan karena udah di-SMS Pak Hyukjae suruh buruan gabung. Kai tadi pas sampe di depan gerbang sekolah emang ketemu Pak Hyukjae dan beliau langsung hepi sendiri pas tau Kai udah masuk.

Setelah ganti seragam dengan kaus dan celana pendek di ruang ganti, Kai gabung teman-temannya di lapangan. Pas di ruang ganti sih dia juga dapet sambutan meriah dari rekan setim, sampai-sampai Kai ngerasa dia bukannya abis sakit tapi barusan memenangkan hati Borin. Ya udah biarin Kai yang sedang kangen mikir gitu.

Kai ikut pemanasan. Tapi setelah itu dia dilarang Pak Hyukjae ikut lari-lari keliling lapangan. Kai sih awalnya maksa ikut lari dan bilang kalo dia baik-baik aja, tapi Pak Hyukjae bilang emang udah prosedur yang nggak boleh dibantah kalo seorang atlet profesional yang abis sakit itu harus bertahap aja latiannya. Kai mendadak jadi merasa kayak pemain Barcelona aja denger apa yang dibilang Pak Hyukjae barusan.

Jadinya saat teman-temannya lari keliling lapangan, Kai cuma lari-lari kecil di pinggir lapangan. Sesekali dia senyum liat teman-temannya begitu bersemangat. Seperti biasa di deretan bangku penonton ada siswa non-ekskul bola yang nonton dan Kai merasa sedikit kecewa waktu memastikan Borin nggak ada di sana liat dia latihan. Iya sih Borin pasti lagi di klub Science. Kai udah ijin tadi ke Bu Haneul kalo mau latian.

Kelar pemanasan, Pak Hyukjae nyuruh siswa-siswanya duduk. Beliau langsung menjelaskan formasi, strategi, plus minusnya lawan, siapa aja yang jadi striker pemain tengah back, dll. Dari situ Kai tau yang ikut kompetisi 6 sekolah. Dari yang disebutin Pak Hyukjae juga Kai yakin satu-satunya lawan tangguh mereka cuma SMA 2.

Kompetisi dibagi dalam dua grup, di mana setiap grup terdiri dari tiga tim yang memperlakukan sistem gugur. Tiap tim dalam grup akan saling bertanding dua kali untuk bersaing merebut posisi atas dalam klasemen. Yang dapat poin tertinggi otomatis masuk final dan melawan peringkat satu dari grup lainnya. Runner-up grup akan bertanding dengan runner up grup lain buat menentukan posisi ketiga terbaik.

SMA 1 sendiri ada di grup B bersama SMA 3 dan SMA Hanlim. Kai lagi-lagi dipercaya sebagai kapten dengan posisi winger. Kai langsung mengangguk mantap dengar penjelasan Pak Hyukjae. Dia optimis kalo timnya bakal masuk final.

Setelah strategi, latian dilanjut dengan menggiring bola, penalti, dan heading. Setelah itu, tim SMA 1 dibagi jadi dua grup buat pertandingan kecil-kecilan 2 × 15 menit. Kai baru ikut di 15 menit kedua dan sukses nyumbang satu gol buat grupnya dan satu assist buat Minseok.

 

***

 

Setelah membaca materi biologi, Kai kangen berat sama Borin. Seharian nggak ketemu di sekolah tadi. Chatnya yang nanya lagi apa juga belum dibales. Ini tandanya si Borin lagi sibuk belajar. Kai yang mau nelepon jadi nggak tega mau ganggu.

Daripada gundah gulana sendiri, Kai mutusin buat liat-liat pertandingan bola di YouTube buat liat skill-skill pemain bola dunia. Dan cara itu sukses buat dia tenggelam dalam bola hampir 3 jam sampai akhirnya dia menguap gara-gara ngantuk.

Setelah gosok gigi dan cuci muka, Kai berbaring dan kaget pas ngecek hape yang bikin ngantuknya hilang. Ada balasan dari Borin yang bilang 'slr abis ngerjain tugas seni rupa sama belajar buat ulangan Kimia besok. Lagi apa juga lo?'.

Kai senyum-senyum bacanya dan jawab Borin apa yang dilakukannya barusan. Tapi sampai 20 menit kemudian nggak dibales lagi. Ah pasti Borin udah tidur nih. Akhirnya Kai ngirim pesan lagi buat bilang good night and have a sweet dream.

 

***

 

Kai bersandar di iklan yang terpajang di halte bus deket rumah Borin. Rela dan sengaja nggak nunggu bus di halte dekat rumahnya sendiri biar bisa ketemu Borin, setelah seharian kemarin nggak liat dia. Sebenarnya bisa aja sih Kai langsung nyamperin ke rumahnya, tapi nggak tau kenapa dia pengen nunggu di halte aja. Oh ya tadi Kai juga sarapannya cepat-cepat biar bisa agak pagian tiba di halte ini.

Senyum Kai langsung merekah waktu dari jauh dia liat Borin jalan ke arah halte. Agak deg-degan dikit sih, soalnya penasaran sama reaksi Borin pas liat Kai nanti.

"Lho Jongin? Kok di sini?" Ada nada heran di suara Borin waktu mereka bertemu mata.

"Pengen cari suasana baru aja, bosen di halte sana."

Borin menatap Kai nggak percaya, tapi kemudian ketawa juga. Nggak mungkin dia nggak tahu lah apa maksud Kai pagi-pagi ada di halte dekat rumahnya.

"Lo udah sembuh beneran?" Tanya Borin, setelah mereka berdiri sebelahan nunggu bus, yang segera dijawab anggukan dari Kai. "Ntar latian bola lagi?" Borin nanya lagi.

"Iya dong, kan pertandingannya Senin ini."

"Hati-hati, awas sakit lagi!"

"Siap, Bos, hehe!"

Pembicaraan mereka terhenti karena bus yang mau ngater ke sekolah telah tiba. Like a gentleman, Kai mempersilakan Borin naik duluan. Tapi setelah itu dia malah membelalakkan mata waktu Borin bayarin dia di mesin otomatis.

"Kok gue dibayarin sih?" Kata Kai sambil duduk di samping Borin.

"Kenapa sih emangnya?"

"Nggak asyik ah, harusnya gue yang bayar."

"Hmm diasyikin aja lah."

"Gue balikin kalo gitu uang lo nanti."

"Ya ngapain sih ah cuma segitu doang kok."

"Ya udah pulang bareng gue nanti, biar gue bisa ganti."

"Kan lo ntar latian. Gue mau langsung pulang aja."

"Berarti besok kita kudu berangkat bareng lagi."

"Besok libur."

"Senin."

Borin terdiam sambil masih ngeliatin Kai.

Kai lanjut ngomong karena belum dapet jawaban. "Gue tunggu lagi di halte kayak tadi. Gimana? Deal?" Ada aja ide sambil modus tipis-tipis dari Kai.

"Serah deh." Borin akhirnya nyerah.

Dan Kai bersumpah dia ngeliat senyum Borin sebelum si gadis liat keluar jendela.

 

***

 

"Ntar istirahat ke kantin?" Kai nanya waktu mereka jalan di lapangan sekolah.

"Gue mau ke rooftop aja."

"Lah ngapain?"

"Mau belajar. Abis istirahat kan ada ulangan kimia."

"Kan kemaren lo udah belajar? Jangan rajin-rajin gitu napa."

Borin pura-pura melotot. "Ini nih contoh kakak senior yang nggak baik."

Kai ketawa ngeliat Borin. "Kalo gitu ntar gue temenin ya? Boleh?"

"Nggak boleh kalo cuma mau ganggu doang."

"Gue juga ada ulangan abis istirahat, biologi."

"Katanya tadi nggak boleh rajin-rajin."

Kai nahan ketawa liat omongannya dibalik, rasanya pengen meluk erat Borin saking gemesnya. "Kok gemesin banget lo ya? Rasanya pengen gue squish kayak squishy."

Borin ngakak. "Apaan sih? Udah naik sana lo."

Kai jalan mendekati tangga. "Sampai jumpa di rooftop."

 

***

 

Kai rasanya nggak pernah nunggu bel istirahat se-excited ini. Jadi begitu bel berbunyi, dia langsung senyum-senyum sendiri. Semangat dong mau ketemu pujaan hati.

"Mau ke mana?" Baekhyun nanya.

"Belajar." Jawab Kai yang udah siap-siap cabut.

"Belajar di mana? Kok nggak bawa buku?" Si Baek, kepo.

"Belajar mencintai dengan tulus." Jawab Kai. Asli Kai juga bingung kenapa dia jawab gini.

"Sadeeesss." Komen Baekhyun yang disambut dengan suara ketawa Kyungsoo.

Baekhyun dan Kyungsoo nggak nanya lagi waktu Kai keluar kelas. Mereka tau lah teman mereka itu mau ke mana.

Dengan satu tangan di saku celana, Kai jalan sambil siul-siul happy menuju rooftop. Dan seperti biasa tiap mau ketemu Borin, pasti Kai jadi deg-degan nggak jelas. Kayak nggak pernah ketemu aja. Waktu menaiki tangga ke rooftop, jantung Kai rasanya mau meledak aja. Dan setelah tiba di rooftop, Kai langsung merasa dunia begitu cerah waktu dia liat Borin duduk di ujung bangku sambil bersandar dan baca buku. Begitu Borin mendengar derap langkah, dia menurunkan bukunya buat liat Kai yang lagi senyum-senyum berjalan ke arahnya.

"Kok lo udah di sini aja?" Kata Kai sambil duduk di samping Borin.

"Tadi jam pelajaran sebelum istirahat, gurunya buru-buru keluar, makanya langsung aja ke sini." Borin lalu mengamati Kai dari atas ke bawah. "Nggak bawa buku?"

"Gue ngantuk." Kai menguap.

"Ngantuk?"

Kai ngangguk. "Iya. Kemarin gue tidur jam 3an deh kayaknya."

"Sumpah? Ngapain aja lo? Padahal baru sakit udah begadang aja."

"Ya baca-baca dan nggak ngantuk aja."

"Terus lo ke sini ngapain kalo nggak belajar?"

Kai menatap Borin dengan senyum menggoda. "Gue tidur aja ya?"

Entah dapat ide dan keberanian dari mana, Kai langsung tiduran di bangku dan meletakkan kepalanya di pangkuan alias paha Borin. Kedua kakinya diangkat dan terpaksa karena panjang harus ditekuk di ujung bangku. Setelah itu Kai cepat-cepat menutup mata sambil tangannya bersedekap di dada.

"Jongin..."

"Lo belajar aja. Gue kalo udah ngantuk, semenit juga udah terlelap kok. Bangunin kalo udah bel masuk ya." Kata Kai, masih merem.

"Aishh."

Kai mendengar helaan nafas protes dari Borin. Dia siap aja kalo misal didorong sama Borin, tapi semenit dua menit, Kai masih aman dengan posisinya begitu. Akhirnya dia yakin, kalau Borin merestui dia tidur di pangkuannya.

Kai tadi bilang kan kalo ngantuk, dalam semenit dia bisa terlelap. Biasanya emang gitu, tapi nggak tau kenapa kali ini Kai masih terjaga. Dia masih merem dan yang pasti bahagia banget bisa tiduran di pangkuan Borin. Pengen senyum rasanya, tapi ntar ketahuan Borin dong kalo dia nggak tidur.

Beberapa menit berlalu. Dan Kai masih pura-pura tidur dengan posisi yang sama. Borin diem. Cuma yang terdengar suara angin, suara sayup-sayup siswa-siswa yang lagi olahraga di lapangan, dan suara buku yang di balik sama Borin.

Lalu hal yang nggak dibayangkan Kai sebelumnya terjadi.......

Kai merasa rambutnya dibelai dengan lembut. Ya Tuhan, Kai nggak nyangka Borin membelai rambutnya. Pertama rambut bagian di atas dahi, Kai ngerasain awalnya tangan Borin kayak ragu-ragu gitu. Tapi setelah itu, Borin membelai rambutnya dari atas ke bawah. Pelan-pelan dan penuh kelembutan. Kai rasanya merinding karena saking bahagianya. Dan dia yakin banget ini nggak mimpi.

"Heran, tidur aja kenapa masih ganteng banget sih?"

Deg! Kai rasanya mau meledak denger kata-kata Borin barusan yang diucapkan pelan tapi terdengar jelas di telinga Kai.

'Borin belai rambut gue. Borin bilang gue ganteng.' Kai terus ngomong gitu dalam hati. Dan berharap kalau ini emang mimpi, dia ikhlas kalo nggak bangun.

Kai lalu denger bel berbunyi yang diikuti desahan nafas dari Borin. Setelah itu Kai merasa bahunya digoncang-goncangkan dengan pelan.

"Jongin..Jongin, bangun. Udah bel masuk."

Kai langsung pura-pura akting kaget dan bangun malas-malasan. Setelah itu dia mengangkat tubuhnya dan duduk di bangku. "Kok udah masuk sih?"

"Ya masa nggak masuk? Lo aja udah tidur setengah jam lebih kan?"

"Hemmm..." Kai pura-pura belum connect, pura-pura masih ngantuk.

Borin berdiri lalu memukul lengan Kai pake buku. "Ayo buruan, telat lo nanti ulangannya."

Kai berdiri males-malesan lalu jalan beriringan sama Borin. Keduanya diem selama menuruni tangga rooftop. Kai sih bingung mau ngomong apa setelah kejadian yang super menakjubkan barusan.

Di tangga menuju lantai bawah, tempat mereka pisah karena harus menuju kelas masing-masing, Borin akhirnya buka suara. "Lo nggak mau cuci muka dulu gitu?"

"Buat apa?"

"Biar segeran dikit lah mau ulangan."

Kai langsung punya ide. "Nggak perlu sih. Soalnya pasti gue masih ganteng kan? Tadi aja ada yang bilang kalau tidur pun gue masih keliatan ganteng kok." Kai berjalan mundur pelan-pelan menjauhi Borin.

Borin melotot dan ekspresinya syok banget. Sampai dia keliatan speechless.

"Sukses ya ulangan kimianya." Kai langsung membalikkan badan dan ketawa bahagia.

"YAH!! KIM JONGIN!!! JADI LO TADI NGGAK TIDUR????"

Denger teriakan Borin, Kai langsung lari kecil menuju kelas. Dan Kai rasanya lupa cara buat menghentikan bibir biar nggak senyum terus.

 

Oh matahari terbit
Aku memegang peta untuk menemukanmu
Dan mengikuti koordinasi perjalananku
Tak masalah, kompas perak ini akan menunjukkan arah padamu

Kau yang menyerupai langit indah
Seperti hari-hari lainnya, kau sangat menyilaukan

Aku tidak peduli jika aku tau jalan ini atau tidak, aku akan putar jalan
Melewati garis paralel kau dan aku, aku tak keberatan
Tersapu oleh gelombang besar di akhir perjalanan ini

Girl
Diam-diam menyembunyikan rahasia pengakuanmu
Aku akan mendekatimu selangkah demi selangkah sampai di sampingmu, sayang
Hari ini, hari ini aku tidak akan pernah kembali

Aku akan mengubah aturan yang hanya aku yang tau
Melewati garis paralel kau dan aku, aku tak keberatan
Tersapu oleh gelombang besar di akhir perjalanan ini

Pada saat itu, dunia ku berhenti dan kau satu-satunya bagiku
Pada saat itu juga aku menemukanmu, kau bersinar lebih terang
Aku akan menjadi orang yang beruntung

Kau dan aku
Di tempat ini
Terus kemarilah
Di saat yang sama oh kita bersatu
Kita akan jadi orang yang beruntung

Dari banyak nya orang, kau tetap kekasihku
Empat daun semanggi yang dengan beruntung kutemukan
Aku merasa kau akan mendekatiku, ini mengagumkan
Semakin aku tau

Tidak ada tempat dimana kita tidak dapat hidup bersama
Kau satu-satunya untukku, aku keberuntunganmu karena aku

Aku yang beruntung

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment