Lightsaber

Kai, Sang Pejuang Cinta

 

 

Kai langsung senyum saat membaca pesan dari Borin. 

 

Gue udah dateng hehe

 

Kai melirik sejenak Pak Hyukjae yang lagi memberikan wejangan dan strategi apa yang harus tim SMA 1 lakukan di babak final habis ini. Kai diam-diam membalas pesan dari Borin.

 

Yes, makasih hehe. Duduk sebelah mana?

 

Setelah tanda terkirim muncul, Kai kembali memfokuskan pada apa yang sedang diomongin Pak Hyukjae. Untungnya nggak lama, sekitar lima menit kemudian, Pak Hyukjae selesai memberikan arahan dan menyuruh tim untuk melemaskan diri sebelum pertandingan dimulai.

Kai mengecek pesan balasan dari Borin.

 

Masih sama seperti kemarin tapi depannya

 

Kai melihat jam di ponselnya, pertandingan masih dimulai 30 menit lagi. Ponsel lalu diletakkan di dalam loker. Dia pun memutuskan buat nyamperin Borin dulu buat ngisi energi sama senyuman si pujaan hati. Kai pamit bentar sama Minseok ngakunya mau ke toilet padahal mau menemui Borin.

Kai seperti biasa kangen sama Borin. Sejak 'adegan pelukan' mereka nyaris nggak bisa deket lagi. Kai bahkan terakhir ketemu Borin itu hari Senin waktu mereka latihan soal fisika bareng-bareng. Habis itu juga Kai buru-buru ke lapangan buat latihan. Dua hari berikutnya Kai masih latihan-latihan, Borin-nya sibuk belajar bareng grup sains-nya. Mereka cuma komunikasi via chat, itu aja Kai ngingetin supaya Borin dateng nonton pertandingan finalnya. Untungnya Borin memenuhi janjinya.

Kai senang waktu dia tiba di area stadion, dia liat banyak anak SMA 1 datang ngasih dukungan, ya biarpun masih kalah sama tuan rumah. Kai lalu lari-lari kecil menuju tempat Borin duduk, seperti yang dikasih tau tadi. Tapi senyumnya langsung hilang waktu yang dilihatnya duduk di situ cuma Yuju, Sunyoung, sama Jieun. Borin-nya nggak ada.

"Eh, Kai? Lo gak siap-siap?" Tanya Sunyoung.

"Eh Borin mana?" Bukannya jawab, Kai malah nanya balik.

"Oh itu Sunbae, tadi dia ditarik sama cowo. Gak tau ke mana," jawab Yuju.

Kai mengernyitkan dahi. "Cowo siapa?"

"Kayanya sih pemain bola SMA 2," jawab Yuju lagi.

"Namanya Sehun, Kai. Nomor punggung 94. Eh bener nggak sih?" Tambah Sunyoung.

"Iya bener, gue inget namanya Sehun. Ganteng soalnya." Jieun cekikikan.

Hati Kai rasanya kayak ditarik. Tadi rasanya dia lupa Sehun ada di sini. Tanpa sadar, tangan kanan Kai mengepal.

"Mereka tadi ke arah mana?" Tanya Kai, dengan ekspresi datar.

"Ke sana sih," tunjuk Yuju.

Tanpa basa-basi lagi, Kai langsung lari ke arah yang ditunjuk Yuju. Kai sekilas melihat ke sekeliling stadion dan mastiin kalo Borin nggak ke sini. Kai lalu keluar area stadion dan masuk ke deretan gedung sekolah SMA 2. Dia pun jadi bingung harus ke mana nyari Borin, SMA 2 besar juga sekolahnya.

Untungnya keberuntungan di pihak Kai. Ada 2 siswi SMA 2 lewat dan mereka lagi ngobrol keras banget sampai didengar jelas sama Kai.

"Liat cewe yang sama Sehun sunbae barusan nggak? Bukan anak sini kan dia?" Kata cewe yang tasnya biru.

"Dari seragamnya sih anak SMA 1. Pacar barunya ya?" Kata cewe satunya.

'Anjir, jangan ngarang woy', teriak dalam hati doang, aslinya Kai ngomong gini. "Eh tunggu maaf." Kai manggil 2 cewe tadi.

Dua cewe tadi langsung berhenti, berpandangan terus liatin Kai. Dari ekspresinya keliatan mereka juga agak-agak terkesima sama  Kai.

"Tadi gue denger kalian ngomongin Sehun. Sekarang dia di mana ya?" Tanya Kai, berusaha tenang, jaga image biarpun hati membara.

"Oh itu di samping lab fisika," tunjuk cewe tas biru ke arah gedung yang nggak jauh dari mereka berdiri. Di sampingnya emang kayak ada area kosong yang ada kanopinya.

Kai tetep melihat ke arah yang barusan ditunjuk si cewe. "Oke makasih ya." Tanpa melihat lagi ke 2 cewe tersebut, Kai lalu jalan cepat menuju lab fisika SMA 2.

Hampir sampe di sana, Kai mendengar percakapan mereka dam memutuskan buat berhenti, dengerin apa yang mau diomongin Sehun ke Borin. 

"Masa cuma dukung SMA 1 aja sih? Dukung gue juga dong," kata Sehun, nadanya sok cute, bikin Kai pengen muntah.

"Kan gue anak SMA 1, wajar dong kalo gue dukung sekolah sendiri?" Jawab Borin, bikin Kai senyum dikit.

"Sia-sia dong. Liat aja ntar yang menang pasti gue." Kata Sehun pede.

'Bacot lu, Hun.' Batin Kai.

"Hadeeh Sunbae pede banget." Kata Borin.

"Mau taruhan gak?" Tawar Sehun.

"Nggak suka taruhan," jawab Borin.

Tapi Sehun tetep nggak menyerah. "Gampang kok taruhannya. Kalo gue menang, lo harus jadi cewe gue."

"Apa?" Borin kedengeran syok.

Stop! Kai lalu jalan buat menghampiri Borin dan Sehun. Kedatangan Kai yang nggak disangka-sangka lumayan bikin kaget Borin sama Sehun. Saat jalan ke arah mereka, pandangan Kai selalu tertuju buat Borin yang juga lagi menatapnya. Dia berusaha banget biar emosinya nggak meledak.

Saat udah di depan Borin, Kai tersenyum manis. "Gue nyariin lo dari tadi." 

Kai lalu melingkarkan lengan kirinya ke bahu Borin dan sedikit merangkulnya erat. Borin cuma ngeliatin Kai tanpa berkata-kata. 

Setelah itu Kai liat ke arah Sehun dan otomatis senyumnya lenyap. "Gue mau ngambil suporter gue ini. Sampai jumpa di lapangan."

Kai lalu jalan dengan Borin di rangkulannya. Sekilas dia dengar suara tawa mengejek dari Sehun. Masa bodo. Kai malah makin merangkul erat Borin dan membimbingnya balik ke dalam stadion. Mereka jalan tanpa suara. Borin sesekali ngeliatin Kai, kayak berusaha membaca apa yang lagi di pikiran Kai.

Saat udah tiba di stadion, Kai berhenti di deket deretan tempat duduk penonton. Setelah melepas rangkulan Kai pindah ke hadapan Borin. Dua tangannya lalu memegang pundak Borin sambil memandangnya. Kai bingung mau ngomong apa kalau lagi emosi gini. Dia cuma berharap dengan ngeliat Borin, bisa jadi tenang.

"Jongin..."

Sebelum Borin lanjut ngomong, Kai memotong. "Lo balik ke tempat duduk lo sekarang ya. Dan plis cuma dukung gue." Kai melepaskan pegangannya di pundak Borin. "Gue balik ke tim gue dulu."

Kai ngasih senyum ke Borin, tapi senyumnya maksa banget. Borin sendiri masih liatin Kai dengan ekspresi yang kayak khawatir gitu. Borin juga kayak mau ngomong sesuatu, tapi Kai udah lari ke deretan tim bola SMA 1.

 

***

 

Pertandingan sebentar lagi dimulai. Kedua kesebelasan sudah berdiri berurutan di tengah lapangan, mendengarkan lagu kebangsaan Korea dikumandangkan sebagai tanda sportivitas. Kemudian layaknya pertandingan profesional, kedua tim bakal salaman. Sebagai pihak tamu, tim SMA 1 yang jalan dan menghampiri tuan rumah untuk menunjukkan persahabatan.

Sebagai kapten, Kai yang memulai salaman, memimpin teman-temannya. Kai menyalami pemain SMA 2 satu-satu sambil memberikan senyum buat yang disalamin. Tapi senyum itu langsung lenyap waktu tiba giliran Kai salaman sama Sehun. Kebetulan Sehun baris paling ujung, jadi otomatis dia jadi terakhir yang disalamin. Sumpah aslinya Kai ogah banget salaman sama Sehun, tapi dia nggak punya pilihan lain.

Waktu mereka bersalaman, Sehun sedikit menarik tangan Kai dan memajukan badannya. Sehun langsung mendekatkan bibirnya ke telinga Kai buat membisikkan sesuatu.

"Liat aja, pertandingan ini pasti SMA 2 yang menang dan Borin buat gue." Bisik Sehun.

Kai langsung menarik tubuhnya menjauh dan memandang Sehun dengan tajam. Pengen dia mencekik leher Sehun biar dia nggak bisa ngomong bacot lagi. Kai rasanya belum pernah benci orang seperti dia benci sama Sehun sekarang. Dia sebenernya pengen ngelabrak Sehun, tapi Kai mikir kalo dia ngomong bacot juga berarti dia nggak ada bedanya sama Sehun yang pengecut dan cuma bisa omong doang.

Kai lalu menabrakkan pundaknya ke pundak Sehun seolah ingin memperingatkannya. Dengan hati nggak karuan Kai menuju tengah lapangan tempat wasit menunggu dua kapten tim untuk menentukan siapa yang duluan menendang bola.

 

***

 

Pertandingan dimulai.

Beda dengan pertandingan sebelumnya, tim SMA 1 kewalahan menghadapi tim tuan rumah. Kai dijaga ketat dua pemain belakang lawan, begitu juga dengan Minseok. SMA 1 juga mainnya nggak sebagus waktu lawan SMA Hanlim. Mereka sering kehilangan bola dan tim SMA 2 juga disiplin menjaga daerah pertahanannya. Tapi untungnya tim belakang SMA 1 masih bisa menahan gempuran tim lawan dan kadang melakukan serangan balik.

Kai beberapa kali menghadang Sehun yang berniat melakukan penyerangan. Kadang Sehun berhasil melewati Kai dan bakal ngasih senyum mencomooh kalau udah gitu, bikin Kai pengen narik kaos Sehun dan membantingnya ke lapangan.

Babak pertama bisa dibilang SMA 2 sedikit menguasai jalannya pertandingan. Meski skor sementara masih 0-0.

Saat jeda istirahat, Pak Hyukjae menasihati timnya dan memberitahu apa yang harus mereka lakukan. Pak Hyukjae menyarankan untuk melakukan penyerangan terutama bek sayap dan striker. Sedangkan pemain belakang harus tetap menjaga daerah pertahanan sambil sesekali membantu penyerangan kalau dapat kesempatan. Skema awal 3-5-2 pun diganti 3-4-3, dengan Kai maju sebagai striker buat menambah kesempatan menjebol gawang lawan.

Babak kedua dimulai.

Rupanya bukan cuma SMA 1 yang ganti skema, SMA 2 juga. Mereka yang tadinya 4-4-2, sekarang jadi 3-6-1 dengan Sehun sebagai striker tunggal. Rupanya mereka memilih bertahan di babak kedua.

Pertandingan lebih hidup di menit-menit awal babak kedua. SMA 1 berkali-kali melakukan penyerangan, bahkan Minseok nyaris mencetak gol kalo saja kiper SMA 2 nggak cepat tanggap memblok tendangan keras Minseok.

Di menit 60, setelah sukses lolos dari penjagaan ketat, Kai menggiring bola ke daerah pertahanan lawan. Saat hampir tiba di kotak penalti, Sehun muncul buat menghadang. Kai melakukan trik dengan membawa bola di belakang kaki kiri. Sehun kemudian menunduk dan mengarahkan kaki panjangnya buat merebut bola dari Kai. Kai yang mau membawa bola pun tersandung kaki Sehun dan terjatuh.

Dan semuanya pun terjadi dengan cepat...

Kai langsung berdiri setelah jatuh. Dia menghampiri Sehun dengan kemarahan yang sudah di ubun-ubun. Kai menarik kaos Sehun dengan kasar. Tanpa pikir panjang Kai mengarahkan kepalan tangan kanannya ke hidung Sehun dengan sekuat tenaga yang dia punya. Sehun langsung jatuh setelah dijotos dengan Kai karena nggak siap buat melawan. Dan satu stadion langsung heboh.

Wasit meniup peluit. Minseok langsung sigap melarang Kai yang mau maju buat mukul Sehun lagi. Sehun dihampiri rekan setim. Salah satu pemain SMA 2 berniat mau melawan Kai, tapi ditarik teman-temannya.

Wasit mendekat ke arah Kai yang masih dipegangi Minseok dan langsung mengeluarkan kartu merah buat Kai. Kai dinyatakan out dan nggak boleh lanjut pertandingan.

Kai langsung melongo. Dia merasa hatinya jatuh ke tanah. Harga diri, wibawa, sportivitas, yang selama ini dia junjung mendadak hilang dalam sekejap. Kai yang selama ini dinilai paling tenang saat bermain, baru saja menunjukkan kalau dia ternyata juga tak bisa menahan emosi. Gara-gara dia, tim SMA 1 kini harus lanjut bertanding dengan cuma 10 pemain.

Untuk pertama kalinya dalam hidup, Kai yang sebelumnya bahkan nggak pernah dapat kartu kuning, sekarang malah baru saja diberi kartu merah oleh wasit. Tapi Kai sadar, dia pantas menerimanya. 

Kai merasakan Minseok menepuk bahunya menenangkan. Sambil menahan air mati, Kai mencopot badge kapten di lengan kanannya dan memasangnya di lengan Minseok. Minseok memandang Kai dengan sedih. Dan Kai memaksa tersenyum sedikit sambil menepuk pundak Minseok.

Kai lalu berjalan gontai ke arah tepi lapangan. Dia merasa satu stadion memandang ke arahnya. Pak Hyukjae menunggunya dengan tanpa ekspresi. Saat berhadapan dengan beliau, Kai membungkukkan badan buat minta maaf setelah itu dengan pikiran kosong dia berjalan sendirian ke arah ruang ganti pemain.

 

Aku berjalan di sini untuk menggapai tanganmu
menemukanmu untuk melindungimu, menjadi penyelamatmu.
Dalam kegelapan yang  gelap gulita aku akan menggenggam tanganmu.
Seorang pelindungmu

Membuat hatimu yang beku menjadi meleleh dan meluap,
dan sekarang kita menari tarian cahaya.
Kita mulai bahaya, ini berbahaya. sosok bercahaya didalam kegelapan,
terburu-buru, lebih cepat, sebelum hari berakhir,
Aku akan membawamu ke sisiku sebelum orang lain bisa melihat.
Menundukkan kepalamu, cukup ikuti bayanganku yang bersinar putih.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment