Run

Kai, Sang Pejuang Cinta

DVOebCUVMAAqhaz?format=jpg

 

Dengan dua tangan di saku celana, earphone di telinga, bersiul-siul sambil senyum-senyum, Kai berjalan memasuki lingkungan sekolah tercinta. Ini hari Sabtu sih, harusnya libur kecuali yang ada acara kayak ekskul/rapat, tapi Kai tetap semangat ke sekolah. Soalnya hari ini giliran belajar fisika buat yang ikutan Olimpiade Science. Jadi yang ikut bukan cuma yang ikut lomba individu tapi juga yang ikut lomba secara berkelompok. Jadi sudah tau dong salah satu alasan kenapa Kai semangat soalnya hari ini belajar sama Borin dll.

Kai sebenernya ngajak Borin barengan. Tapi Borin nolak karena dia mau pergi ke mana dulu gitu sama Yoora noona. Kai sih nggak kecewa soalnya Borin bilang selesai belajar ada beberapa materi yang mau dia tanyain. Kai jadi merasa semangat belajar kalau begini.

Hari ini belajarnya spesial. Alumni SMA 1 yang kini kuliah di jurusan Fisika di Yonsei University sengaja diminta datang buat ngajar dan memberi taktik ngerjain cara cepat. Kai sih udah kenal sama orangnya, soalnya dia yang melatih dia dan lain-lain tahun lalu juga.

Kai udah sampai di lantai di mana ruang science. Saat berjalan menuju ruangan, mendadak senyumnya lenyap waktu lihat dua orang yang sedang ngobrol sambil ketawa di depan ruang science. Borin sama mahasiswa yang mau ngajar mereka, Lee Donghae.

Berbagai pertanyaan ada di benak Kai. 'Mereka kenal, kok kayaknya udah akrab banget? Aneh saja sih, berdasar umur, Borin lebih muda 4 tahun dari Donghae, jadi kenal dari mana mereka? Masa baru ketemu barusan udah seakrab gini sih? Lagi ngobrolin apa sih kok Borin sampai terlihat antusias dan penuh senyum gitu? Kok mereka ngobrolnya cuma berdua aja sih?'

Borin tiba-tiba melihat ke arah Kai yang baru datang dan langsung senyum, bikin Kai senyum juga, sedikit lupa dengan segala pikirannya barusan. Borin terlihat mau nyapa Kai, tapi diduluin sama Donghae.

"Kai? Ikut lagi lo?" Donghae terlihat semangat dan menepuk bahu Kai pelan.

"Iya, Sunbae." Kai maksa buat senyum.

"Wah kalo lo sih pasti SMA 1 jaminan dapet medali nih." Donghae senyum dengan tulus.

"Ah Sunbae bisa aja, tapi ya semoga gitu." Jawab Kai ala kadarnya, bingung. Sebenarnya dia mau nanya kok Borin dan Donghae bisa akrab.

"Borin juga jago fisika kan?" Donghae sekarang nanya Borin.

"Nggak juga sih, tapi emang agak seru kalo dikerjain." Jawab Borin terus senyum-senyum.

"Katanya dulu ada sedikit minat masuk fisika kalo kuliah," kata Donghae yang langsung bikin alis Kai berkerut.

"Ya dulu sempet ada keinginan dikit banget, sekarang sih masih bingung nanti mau kuliah jurusan apa." Borin masih senyum.

Kai langsung kehilangan minat ngobrol sama Borin dan Donghae. Dia langsung minta izin Donghae buat masuk ke ruang science. Kai melempar tasnya dengan keras ke atas meja dan duduk dengan serampangan, nggak bisa menyembunyikan emosi.

"Kenapa lo, Kai?" Jongdae yang baru datang, duduk di samping temannya yang kelihatan suntuk.

"Nggak kenapa-kenapa." Kata Kai, singkat.

Borin dan Donghae masuk ke dalam ruangan barengan, bikin Kai tambah kesal. Borin langsung duduk gabung sama timnya, Sunyoung dan Somin. Sedangkan Donghae ke depan kelas, bersiap mengajar.

"Halo lagi teman-teman. Beberapa dari kalian pasti udah kenal saya, kan? Kai sih pasti hapal, udah sering ketemu. Sama yang pernah ikut lomba fisika sebelumnya pasti tahu kayak Somin. Kalo Borin, saya kenal waktu ngasih les privat buat ujian akhir SMP." Kata Donghae ngasih senyum ke Borin, yang langsung kelihatan malu-malu.

'Oh gitu'. Asli Kai langsung males rasanya dan pengen kelas fisika ini kelar. Kelihatan banget kalo Donghae nih flirting. Borin juga kenapa sih jadi blushing gitu? Iya sih, sebagai cowok Kai juga tahu kalo Donghae sunbae nih ganteng banget.

"Santai aja ya hari ini. Anggep saja saya teman kalian. Kalo ada yang bikin bingung, langsung tanya. Nggak usah basa-basi, langsung aja saya mulai."

Sepanjang Donghae ngajar, rasanya nggak ada yang masuk ke otak Kai. Dari tadi dia lebih sering melirik Borin yang kelihatan serius dengerin dan mencatat apa yang dikatakan Donghae. Teman-teman yang lain juga aktif tanya sama Donghae yang dijawab dengan sabar. Kai sih nggak tahu mau nanya apa soal fisika, dia cuma pengen kelas ini cepat selesai. Nggak kuat dia kalo udah lihat Donghae menghampiri Borin terus ngajarin. Padahal Donghae juga ngajarin yang lain juga sih, tapi tetap Kai bisa lihat sikap Donghae ke Borin itu beda. 'Please deh mentang-mentang bekas murid les terus mau diembat gitu sekarang?' Kata Kai dalem hati sampai nggak sadar pensilnya patah.

Jongdae lihat Kai dengan aneh. "Kenapa sih lo?" Kata Jongdae pelan, biar cuma Kai yang dengar. Tapi kemudian dia nahan ngakak waktu lihat Borin yang lagi diajarin sama Donghae, tahulah dia kenapa Kai dari tadi kayak mau meledak. "Tahan, Saudara. Jangan panas, tarik nafas. Sabar."

"Udah diem aja." Kata Kai sewot.

Donghae kemudian ke depan dan menulis soal di whiteboard. "Coba kalian kerjain ini. Jujur saya dulu butuh seminggu buat tau jawaban soal ini, tapi saya yakin kalian lebih pintar. Jadi yang selesai langsung ke depan buat nulis jawabannya ya."

Kai cuma menatap nanar soal di papan, males ngerjain, kelihatannya susah juga. Jongdae menyikut lengan Kai. 

"Lo ngerti yang ini?" Tanya Jongdae.

"Nggak tau." 

"Idih," Jongdae cuma ketawa sambil geleng-geleng lihat Kai terus balik coba ngerjain soala lagi.

"Udah hampir 10 menit. Ada yang mau maju ke depan? Nggak apa-apa salah, yang penting udah mencoba." Donghae berkata-kata.

"Susah banget, Sunbae." Kata Sunyoung, duckface, bikin Donghae ketawa.

"Kai katanya bisa, Sunbae." Jongdae tiba-tiba buka suara, lantang lagi.

Kai melotot ke Jongdae yang kompor banget. Pengen gampar rasanya, untung aja teman. 

Jongdae bisik-bisik. "Buktiin dong lo bisa. Gue yakin lo bisa, jangan mau kalah." Jongdae nepuk pundak Kai sambil manggut-manggut penuh keyakinan.

Kai jadi bingung. Dia dari tadi ngerjain aja nggak, modal apa nih ke depan? Tapi bener juga sih kata Jongdae. Siapa tahu dia bisa, ya kan?

So dengan percaya diri, Kai berdiri. Tanpa lihat kanan kiri, dia jalan ke arah whiteboard dan mengambil spidol. Kai membaca serius soal di papan beberapa detik. Tiba-tiba dia ingat, kemarin malam habis baca-baca tentang gaya kinetik yang jadi soal ini. Dia menutup mata bentar buat ingat-ingat, kemudian mulai menulis jawaban di papan. Sesekali dia berhenti, saat nggak yakin. Tapi akhirnya selesai juga. Kai melihat ke arah Donghae yang dari tadi merhatiin dia nulis jawaban.

Donghae mendekati Kai dan merangkul pundaknya. "Kai, kamu makan apa sih? Kok bisa cepet banget ngerjainnya? Udah gitu betul lagi."

"Wah makasih, Sunbae." Kai membungkuk ke Donghae lalu kembali ke tempatnya duduk. Kai sempat melihat ke arah Borin. Borin senyum penuh kebanggaan kepadanya bikin bunga di taman hati bermekaran rasanya.

"Kok lo beneran bisa sih?" Tanya Jongdae, waktu Kai udah duduk di sampingnya lagi.

"Kan lo sendiri tadi yang ngasih semangat?"

"Cie semangat dari gue udah selevel sama semangat dari Borin nih?"

"Ngomong sama tangan," kata Kai terus ketawa bareng Jongdae.

Lima belas menit kemudian kelas usai. Kai menarik nafas lega, akhirnya bisa lepas dari Donghae sunbae dan pandangannya buat Borin. Kai berdiri dari kursi waktu Donghae menghampiri Borin. Dan Kai nggak suka dengan apa yang dia dengar selanjutnya.

"Borin, kalo ada yang mau ditanyain, kamu bisa telepon atau chat aku aja. Oh ya pulang aku anterin yuk!" Kata Donghae.

Nyesek juga dengarnya. Jongdae aja kelihatan juga kaget dan langsung ngangkat kedua alisnya. Daripada hati makan panas, Kai langsung keluar ruangan cepat-cepat. Bahkan nggak ada niat buat bilang makasih atau pamitan sama Donghae. Biarin aja dibilang junior yang nggak tahu diri.

Kai jalan cepat, pengen cepat sampai rumah, main game, tidur, biar nggak suntuk. Jongdae mau belajar bareng kelompoknya lagi, jadi Kai nggak ada teman buat diajak seru-seruan, yang lain juga pada sibuk.

Saat Kai sampai di lapangan sekolah....

"Jongiiiiiinnn."

Kai otomatis langsung berhenti saat mendengar suara yang memanggilnya. Dia balik badan dan melihat Borin lari ke arahnya. Kai lihat terus sampai Borin berhenti tepat di hadapannya dengan ngos-ngosan, tapi anehnya masih cantik aja.

Dan Kai pun terpesona. Gadis yang nggak suka olahraga apalagi lari, barusan lari-lari demi ngejar dia, gimana Kai nggak makin cinta?

"Lo mau ke mana? Kok udah mau pulang aja?" Tanya Borin sedikit marah, sambil mengatur nafas.

Kai menahan senyum. "Ya mau ngapain lagi emang?"

"Kan lo udah janji mau ngajarin gue."

"Kirain lo mau diajarin sama yang lebih profesional dan pintar." Kai nggak sadar manyun.

Borin menarik nafas panjang. "Apaan sih? Kan gue udah minta lo ajarin. Jadi masih mau ngajarin gue nggak?"

Kai mendekati Borin dan langsung mencubit dua pipi si gadis dengan gemas. "Tolong ya bisa nggak sih cantiknya lo ini dikurangin? Sama satu lagi, please, please banget jangan bikin gue takut, nervous, dan nggak percaya diri kayak tadi lagi."

Mereka berpandangan sejenak. Borin tersipu dan menarik tangan Kai yang mencubit pipinya. "Sakit tau," kata Borin pelan sambil memegang pipinya yang barusan dicubit Kai.

Pengen rasanya Kai meluk Borin erat-erat, tapi ini di sekolah. Ya meskipun sepi tapi tetap aja ini fasilitas umum. Sebagai gantinya, Kai ngacak-acak rambut Borin. "Jadi belajar di mana hmm?"

Borin mendongak buat lihat Kai. "Di rooftop?"

Kai senyum. "Boleh."

Kai lalu menggegam tangan Borin erat, seakan takut lepas. Ditariknya tangan si gadis dan mulai berlari sambil tersenyum cerah melihat wajah Borin yang bingung tapi pasrah ikut lari sama Kai.

Aku yang terpesona padamu lagi
Aku pikir kau terlalu mempesona
Ikuti aku dan lari, ayo kita berlari dari awal
Seperti sekarang kau dan aku berlari
Dan jangan lepaskan tanganku

Aku ingin melihat kilau mata penasaranmu lagi
Di sini kau dan aku sekarang
Ayo hentikan waktu
Ikuti aku

Jika ini sebuah mimpi, aku harap jangan pernah terbangun
Aku tidak ingat waktu sejak bertemu denganmu

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment