Girl x Friend

Kai, Sang Pejuang Cinta

 

"Kayaknya lo sama Borin semakin sip aja nih, Kai. Kapan jadian?" Baekhyun, ngomong sambil makan nasi goreng kimchi-nya.

"Kok lo perhatian banget kayaknya sama percintaan gue?" Kai berusaha mengalihkan pembicaraan sambil mencomot kentang gorengnya Kyungsoo dan sukses dapat pukulan dari yang punya makanan.

"Kan gue ikut seneng kalo temen gue seneng," Baekhyun sok bijak.

"Halah ngomong aja lo pengen dapet pajak jadian, Baek," Kyungsoo akhirnya nimbrung.

"Eh lo jangan gitu, Soo. Kan nanti lo pasti dapat PJ juga kalo Kai jadian." Baekhyun memprovokasi.

"Iya juga sih. Buruan jadian, Kai. Gue dukung!" Kyungsoo ngomong sampai monyong-monyong gara-gara kentang goreng di mulutnya overload.

"Emang lo nunggu apa lagi sih, Kai? Kalian udah deket banget gitu," Baekhyum menambahkan.

Kai cuma menopang dagu liat kelakuan ajaib dari dua sobatnya. Tapi diam-diam dia juga mikir yang dibilang Baekhyun barusan. Perkembangan hubungannya sama Borin menuju arah positif. Borin udah hampir nggak pernah lagi menunjukkan ekspresi jutek atau berkata judes kalo ketemu Kai. Sebagai gantinya dia pasti ngasih senyum manis dan bahkan ngobrol dikit kalo misal nggak sengaja ketemu di kantin, loker, dll. Kai juga rajin chatting sama Borin walau nggak ngomongin hal-hal yang menjurus ke arah mesra, tapi Borin selalu respon chat dan bahkan telepon darinya. Selain itu, kalo mereka udah ngobrol, selalu saja menemukan bahan pembicaraan buat diobrolin. Borin juga udah berani usilin Kai balik. Meski udah ada sinyal positif, entah kenapa Kai masih takut melakukan penembakan. Bukannya Kai nggak pengen Borin resmi jadi miliknya tapi Borin itu unpredictable. Kadang sifatnya manis banget, tapi kalo udah kumat cueknya bisa bikin Kai frustrasi seharian. Selain itu, Kai masih inget waktu Borin cerita soal cowok yang pernah bikin dia patah hati. Dan kalo Kai ditolak, dia takut perkembangn positif mereka yang udah ada jadi berakhir awkward lagi.

"Gue takut ditolak." Kai akhirnya berkata pelan dan ia seperti menerawang.

Baekhyun meletakkan sumpitnya di piring. "Kai, dari cara dia mandang lo kalo kalian lagi ngobrol dan dari senyum malu-malunya dia tiap lo sapa, gue yakin Borin juga punya perasaan yang sama. Lagian lo itu Kim Kai sang idola sekolah, cuma cewek nggak normal yang nolak lo, Bro. Percaya sama gue!"

"Gaya lo Baek, kayak ahli asmara," sahut Kyungsoo.

"Eh paling nggak gue udah berpengalaman dua kali pacaran, nggak jomblo abadi kayak kalian," Baekhyun menyombongkan diri, yang segera dapat lemparan kentang goreng dari Kyungsoo.

Kai berniat menimpali kata-kata Baekhyun, tapi sesuatu bergetar di saku jas seragamnya. Diambilnya iPhone dan senyum otomatis muncul di bibir Kai waktu tahu dia dapat chat dari Borin.

 

 

Kai menaruh iPhone kembali di sakunya. Dia lalu minum jus jeruknya dengan masih senyum-senyum, efek emoticon di chat barusan sepertinya menular.

"Cieee, dapat pesan dari Borin yaaa?" Baekhyun langsung komen waktu liat senyum tiada akhir dari Kai.

"Kalo iya kenapa?" Kai tanya.

"Kalian jadi rajin ngobrol via chatting. Itu tanda lain dia suka sama lo. Jadi buruan deh tembak. Borin itu banyak yang mau, termasuk gue sama Kyungsoo," kata Baekhyun.

"Pengen mati lo?" Kai ngomongnya santai tapi penuh ancaman.

"Dia yang pengen mati, Kai, gue sih nggak," Kyungsoo membela diri.

"Kyungsoo nggak sehati banget sih sama gue?" Baekhyun protes.

"Mengerikan kalo kita sehati, Baek," Kyungsoo bergidik.

Baekhyun pura-pura marah. Dia lalu melingkarlan lengannya dan pura-pura mau mencium Kyungsoo, bikin yang mau dicium melotot sambil teriak. Dan Kai sukses dibikin ketawa menyaksikan adu mulut Baekhyun dan Kyungsoo berikutnya. Sejenak melupakan kegalauannya barusan.

 

***

 

Dengan satu tangan di saku celana, Kai berjalan menuju rooftop, tempat pujaan hatinya sedang menunggu. Ini bukan pertama kalinya mereka mau belajar bareng atau mau ketemuan, tapi tetep rasa deg-degan masih saja muncul tiap kali Kai mau menghabiskan waktu berduaan sama Borin. Rasa excited yang dia rasakan juga masih sama seperti sebelum-sebelumnya.

Kai membuka pintu rooftop. Dan ketika sudah berada di sana, Borin yang udah duduk manis di lantai rooftop dengan alas buku menyambutnya dengan senyuman super manis, bikin jantung Kai berdetak lebih cepat dari sebelumnya. Rasanya luar biasa banget deh ditunggu sama orang yang disuka. Apalagi senyum Borin nggak juga hilang saat Kai jalan menghampirinya.

Kai mengeluarkan buku dari tas, buat alas duduk di samping Borin. Karena cuma ada bangku panjang di situ, mereka memanfaatkan bangku yang ada buat nulis dan meletakkan buku-buku yang mau dibuat belajar bareng.

"Langsung belajar nih?" Kai tanya setelah dapat posisi duduk yang nyaman.

"Iya, nggak baik buang-buang waktu. Ini gue bawa kimbab, buat cemilan." Borin membuka buku fisika di depannya.

Entah kenapa, kata-kata Borin barusan seakan seperti sebuah sindiran buat Kai. Apa ini kode, kalo dia memang udah terlalu lama suka dan cuma bisa gini doang, nggak berani nembak Borin? Haruskah dia nembak sekarang? Nggaklah, sekarang mereka lagi belajar, jadi harus fokus nggak boleh terganggu dengan hal-hal lain. Borin pasti nggak suka kan kalo dia lagi serius belajar malah ditanya hal lain? Kai mencoba meyakinkan diri sendiri.

"Jongin?"

"Ya?" Kai gelagapan.

"Gue minta bantuan tentang arah arus listrik nih. Agak bingung," kata Borin dengan nada serius.

"Hmmm..."

Kai mengambil buku fisika dari Borin dan membaca sejenak di halaman yang udah dibuka sama Borin. Sambil menarik nafas panjang, Kai mencoba fokus dan konsentrasi. Sekaligus mencoba mengingat materi yang bikin Borin bingung.

"Lo nggak ngertinya di mana?" Tanya Kai dengan sabar.

"Hukum Kirchchoff II. Yang ini nih menentukan daya di sebuah rangkaian listrik."

Kai memperhatikan yang ditunjuk Borin tadi. "Hukum Kirchchoff II ini khusus buat loop. Udah tau loop apa kan?"

"Rangkaian listrik tertutup."

"Betul. Jadi yang pertama kita lakuin kalo ngerjain soal buat rangkaian tertutup itu kita harus nentuin arah loop-nya dulu, buat tahu arah aliran arusnya. Kita boleh nentuin arah loop ini terserah. Kalo pas kita menghitung ternyata kuat arus yang kita dapat negatif, berarti arah loop yang kita buat salah. Biasanya arah loop yang bener itu dari gaya gerak listrik tinggi ke rendah. Dari sini dulu, ada yang mau ditanya?"

"Lanjut dulu."

"Contohnya ini ya (nunjuk gambar rangkaian listrik). Dari tiga gaya gerak listrik ini, yang di tengah paling rendah dari yang lain. Jadi kita asumsikan, arah loop-nya ke tengah. Jadi total ada 2 loop. Gue coba kerjain soal ini ya, biar lebih gampang paham."

Kai lalu mengerjakan soal mencari daya dalam rangkaian tertutup yang punya tiga arus dan tiga hambatan. Soalnya minta menentukan besar daya yang lewat di hambatan 3. Kai ngerjain sambil ngomong langkah-langkahnya pengerjaannya. Pertama yang dilakukan Kai menentukan hubungan arus di titik percabangan, setelah itu meninjau tiap loop menggunakan Hukum Kircchoff II hingga diperoleh dua persamaan. Dari dua persamaan itu dicari nilai tiap arus 1 dan 2 dengan metode subsitusi. Dari besarnya arus 1 dan 2, bisa menentukan besarnya arus 3 dengan menggunakan Hukum Kircchoff I. Setelah arus 3 didapat, maka besar daya di hambatan 3 pun akhirnya diperoleh lewat perhitungan arus kuadrat kali hambatan.

Kai menjelaskan tiap langkah dengan pelan. Sesekali Borin tanya dan dijawab dengan telaten oleh Kai. Setelah soal berhasil dipecahkan, Borin pun mengangguk-angguk mengerti.

"Ah oke paham gue sekarang. Makasih banget Pak Kim." Borin menggoda.

Kai ketawa. "Apaan sih? Ada PR emang?"

"Iya. Dan kemarin dijelasinnya dikit banget. Oh ya, karena loe udah bantuin, gue ada hadiah kecil nih."

Borin mengambil sesuatu di tasnya. Setelah itu dia melambaikan dua tiket di hadapan Kai. Setelah tau itu tiket apa, Kai langsung membelalakkan mata. Tiket UMF alias Ultra Music Festival, festival musik elektronik dance tahunan yang digelar di Stadion Olympic.

"UMF? Lo dapet dari mana?" Kai langsung antusias.

"Dari sanggar. Nggak ada yang mau nemenin gue ke sana. Dan gue rasa lo pasti mau."

"Gue emang pengen liat. Dari kemarin ngajak Baekhyun sama Kyungsoo nggak ada yang mau, kemahalan katanya."

"Ya udah pergi sama gue aja." Borin senyum manis.

Kai seakan terpesona dengan ucapan Borin barusan. 'Borin ngajak kencan gue lagi,' kata Kai dalam hati. Dan seperti sebelumnya, nggak perlu mikir panjang, Kai langsung mengangguk.

"Tapi gue cuma bisanya besok. Minggu, ada keluarga dari Busan ke rumah. Jadi nggak bisa keluar. Lo besok bisa?" Tanya Borin.

"Bisa dong." Tapi kemudian, Kai terdiam sejenak. Ia ingat sesuatu. "Tapi Borin, gue latian bola dulu besok. Soalnya bentar lagi ada kompetisi."

"Nggak apa-apa kok. Gue besok juga nemenin Yuju dulu, beli kado buat eomma-nya. Lo selesai jam berapa?"

"Jam 3-an paling udah kelar kok."

"Gue sama Yuju berangkat jam 1-an. Gimana kalo kita ketemuan langsung di Stadion Olympic jam 4? Gue soalnya besok ke Lotte World Mall deket situ."

"Boleh. Ketemuan di mana kita enaknya? Gue jemput dulu di Lotte World Mall?"

"Nggak usah, kita ketemuan di Olympic Park aja, gimana? Tunggu gue di tugunya?"

Kai mengangguk seperti anjing peliharaan yang setia. "Oke deh. Yuju emang nggak mau ya ke UMF?"

"Nggak mau. Dia nggak suka musik-musik dance gini."

"Hmmm jadi gue pilihan terakhir nih ya yang diajak ke UMF?" Kata Kai dengan nada menggoda.

Borin diem lalu manyun. "Hmmm nggak juga sih. Gue sengaja ngajak lo, siapa tau gue bisa liat lo ngedance lagi."

"Segitunya ya loe pengen liat gue ngedance?" Kai masih menggoda.

"Hmmm mungkin. Soalnya jujur aja sih, sejak gue liat lo ngedance pas SD, gue jadi terinspirasi buat ngedance juga." Jawab Borin, terlihat mengingat-ingat.

Kai terdiam. Untuk kesekian kalinya, Kai dibuat speechless dengan kata-kata Borin. Borin juga keliatan malu dengan apa yang dikatakannya barusan. Borin pun langsung pura-pura batuk untuk menghilangkan aura awkward yang tiba-tiba muncul karena Kai cuma menatapnya dengan lekat.

Kai menahan tawa melihat Borin yang mendadak jadi malu. "Oh jadi, sejak liat gue ngedance ya lo jadi ngefans dan suka sama gue?" Kai coba mengembalikan suasana sambil ngambil kimbab.

Borin memicingkan mata lalu memukul lengan Kai. "Kok pede sih? Udah ah mau ngerjain PR dulu gue. Ntar kalo di rumah jadi males ngerjain, apalagi oppa ntar pulang. Pasti rame deh."

Kai masih menahan tawa. "Iya, di sini memang tempat paling pas buat belajar atau ngerjain PR. Gue juga mau ngelanjutin baca novel PS: I love You ini aja. Baru chapter 2."

"Oke. Kalo gue ada kesulitan, boleh nanya ya?" Borin memasang puppy eyes.

Kai langsung merasa hatinya makin lemah dapat puppy eyes dari Borin. Gadis cantik itu pun lalu mengerjakan PR-nya dengan semangat. Kai sih udah buka novelnya, tapi matanya lebih suka melirik Borin di sampingnya daripada baca tulisan di depannya. Pikirannya juga melayang, udah nggak sabar kencan di UMF besok sama Borin.

Haruskah besok dia nembak Borin? Diterima nggak ya? Tapi tadi Borin masih ngelak waktu digodain Kai? Well, nggak apa-apa sedikit lama bersabar, yang penting biarpun belum jadian, Borin sudah memberinya alasan untuk bahagia. Dan yang pasti Kai bakal menyatakan cinta kalau dia yakin hati Borin memang sepenuhnya untuknya.

 

 

Aku mengingatmu dengan mataku

Aku melacakmu dengan pikiranku

aku selalu denganmu.

Ya, kita mulai menghabiskan waktu bersama tiap hari

seolah-olah kita ini satu orang bukan dua,

kita adalah sahabat yang baik, dalam masa kanak-kanak,

semua alasan bagi kita untuk mengenal satu sama lain seperti punggung tangan kita sendiri

Mencoret di halaman buku yang kau pinjamkan, rambut pendek, kepribadian seperti api yang keras kepala, aku rasa itu alasan kenapa aku makin menyukaimu

Ketika aku berpikir tentang hal itu, seperti tampak bisa bertahan selamanya,

di hari musim semi yang cerah ketika kita berdua.

Aku menyukanya, hari-hari sekolahku istimewa karena kau bersamaku.

Tidak peduli di mana aku melihatmu, kau jelas dalam ingatan aku.

Selamanya di pikiranku

Setelah musim dingin ini terlewati

jika aku masih merasakan hal yang sama, aku akan memberitahumu.

Jujur, aku jatuh cinta padamu

Jika aku bisa, meskipun mungkin agak canggung

Jika aku bisa, aku akan melakukan apa saja

Jika aku bisa, sekarang aku adalah milikmu

Kau bukan hanya temanku

Kau akan jadi pacarku

Aku selalu mengatakan, jelas kau menyukaiku.

Bahkan jika kau mengatakan tidak, semua teman-teman ku selalu menggodaku.

Kita saling mengirim pesan tiap malam hingga tertidur,

bermain hal yang kekanak-kanakan,

Kau selalu di sisiku.

Aku tidak cukup berani

Aku tidak bisa jujur

Aku tidak tahu bagaimana aku bisa.

Aku akan mengatakan semua sebelum terlambat

Jika kau tak apa, sekarang untukmu

Jika kau tak apa, aku akan mencoba untuk menjadi pria mu

Jika kau tak apa, sekarang

ini bukan hanya persahabatan

Kau akan jadi pacarku

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment