Cloud 9

Kai, Sang Pejuang Cinta

 

Setelah kejadian 'masih ganteng pas tidur', Kai dicuekin Borin. Bukan dicuekin sih lebih tepatnya Borin malu. Cuma sekali bales chat Kai, itu aja dia cuma bilang 'lo mimpi itu, gue ga bilang gitu kok.' Kai cuma ketawa aja. Buat dia biarin Borin tenggelam dari rasa malunya dulu, biarpun Kai aslinya kangen. Untung sih ada latian bola, jadi rasa kangennya sedikit tertutupi.

Minggu malam, Kai nggak tahan buat nggak nelepon Borin. Besok dia udah mulai pertandingan, jadi wajib minta doa dan dukungan dari yang tercinta dong biar semangat. Deg-degan juga sih pas telepon, takut direject.

"Apa?" Terdengar suara setengah jengkel dari Borin di ujung sana.

Meski rada kaget tapi Kai ketawa juga. Amazed sama Borin yang bukannya nyapa 'halo' tapi nyolot dengan kata 'apa'. "Lagi ngapain?"

"Mau tidur." Cara jawab Borin masih sok judes.

"Duh kok marah-marah sih."

"Nggak kok, siapa sih yang marah? Lo aja tuh sensitif!"

"Iya deh iya gue emang sensitif. Gue juga pas di rooftop mimpi..."

"Jongin, stop! Udah! Cukup!"

Tapi digituin, Kai malah nggak ada niat untuk berhenti. "Tapi gue 100% waktu itu emang nggak tidur."

"Jongin!! Lo telepon mau apa sih? Kalo cuma mau bahas itu lagi, gue tutup nih!" Borin ngancem.

"Jangan dong. Gue nelpon mau minta doa nih."

"Doa? Buat apaan?" Borin mulai melembut.

"Kan besok gue udah mulai tanding."

"Hmm besok ya? Udah siap lo?"

"Siap dong. Siap menang juga hehe."

"Ih pede. Tapi iya deh gue doain besok menang. Mainnya ati-ati jangan sampe cedera."

"Siap, Bos. Eh Borin, lo besok dateng dong dukung gue sama tim sekolah kita. Pertandingannya di SMA 2. Dimulai jam setengah 3."

Kai sebenarnya agak ragu mau minta Borin dateng ke pertandingan besok. Bukan karena nggak pede, tapi tau sendiri lah di SMA 2 ada siapa. Males banget kalo misal Sehun lihat Borin. Bikin makan hati aja nanti. Tapi di lain sisi Kai pengen banget Borin liat biar dia semangatnya jadi triple.

"Dateng ya. Plis?" Kai memohon, setelah Borin belum jawab juga.

"Sorry, tapi besok gue nggak bisa!" Kata Borin, kedengeran kayak bersalah.

Jujur sih Kai kecewa dengan jawaban Borin, tapi dia bisa apa. "Hm kenapa?"

"Jadi kan tugas bikin maket gue dikumpulin Selasa, ini aja hari ini sama kemarin seharian belum selesai juga. Jadi besok pulang sekolah mau dilanjutin gitu. Maaf banget ya gue nggak bisa nonton."

"Ya udah nggak apa-apa. Masih ada pertandingan lain kok. Semoga pertandingan berikutnya, lo bisa nonton ya." Kai mencoba menghibur diri.

"Iya semoga aja nggak ada acara," kata Borin sambil ketawa kecil.

"Sok sibuk banget ya lo?"

"Iya emang." Borin ketawa lebih keras.

Kai jadi ikutan ketawa, jadi lupa kalo tadi dia sempat kecewa. "Eh inget kan janji lo besok?"

"Hah? Janji apaan lagi deh?"

"Besok kita berangkat bareng lagi. Kan besok giliran gue yang bayarin."

"Oohhh inget aja lo."

"Untungnya gue belum pikun sih. Jadi, besok gue tunggu di halte deket rumah lo lagi ya?"

"Hm oke. Emang besok lo nggak langsung ke SMA 2? Ikut pelajaran dulu gitu?"

"Cuma setengah hari sih. Abis istirahat udah cabut."

"Oh begitu.."

"Borin, gue tidur dulu ya. Nggak boleh begadang buat besok pertandingan. Lo tidur juga sana."

"Emang ini juga mau tidur kok."

"Jangan lupa sebelum tidur doain gue."

"Hmm iyaaa."

"Goodnight and see you tomorrow."

"Oke."

"Bye Borin."

"Bye Jongin."

Kai senyum-senyum sendiri setelah menutup telepon. Setelah merebahkan tubuh di ranjang, Kai berdoa semoga besok menang dan bisa ketemu Borin di mimpi.

 

***

 

Kai menyandarkan diri di dinding halte dengan senyum cerah menghias bibirnya. Sesekali dia melihat ke arah tuan putrinya akan tiba. Biarpun yang ditunggu belum muncul juga, tapi Kai tetap sabar menanti sang kekasih hati.

Dan saat Borin udah keliatan, senyum Kai makin lebar. Apalagi waktu mata mereka saling bertemu, Kai seakan benar-benar lupa cara berhenti tersenyum. Kai juga penasaran, ini Borin sengaja tampil cantik atau emang kadar kecantikannya nambah sih? Bikin jantung Kai makin deg-degan aja.

"Udah lama di sini?" tanya Borin, saat dia udah berdiri di samping Kai.

Kai belum jawab, dia masih mandang wajah cantiknya Borin. Nggak tau kenapa Kai merasa Borin juga dari tadi senyum-senyum terus kayak dia.

"Ehm lima belas menitan kayaknya," jawab Kai, ngasal, tapi tetep nggak bisa lepas pandangan dari Borin.

"Pagi amat?"

"Lagi semangat nih," kata Kai, terus ketawa kecil.

Setelah itu mereka saling diam. Borin ngeliat ke arah bis yang akan datang. Kai sih liat bawah sambil sesekali curi pandang ke Borin. Emang sih nggak ada interaksi, tapi sama sekali nggak awkward kok mereka. Malah kesannya kayak lagi malu-malu kucing.

Bus yang akan membawa mereka menuju ke sekolah akhirnya tiba. Mereka saling berpandangan bentar, lalu Kai mempersilakan Borin buat naik duluan.

Kai mengikuti di belakang Borin sambil berbisik, "Jangan dibayarin lho!"

Borin berbalik. "Sapa juga yang mau bayarin?" Katanya sambil melet terus ketawa.

Kai sedikit terkesima sama apa yang dilakuin barusan. Jadi abis bayar bus, dia buru-buru duduk di kursi samping Borin sambil masih ngeliatin si gadis dengan amazed. Pengen banget rasanya dia cubit pipi Borin karena gemes. Tapi takut yang dicubit marah.

"Ntar lawan siapa?" Borin tiba-tiba nanya, saat Kai masih senyum-senyum sendiri.

"SMA 3."

"Peluang menangnya besar?"

"Ini lo nanya statistik ya kok pake nanya peluang segala?" Kai balik nanya sambil godain.

"Serius nanya ih." Borin manyun.

Kai ketawa liat reaksi imut Borin. "80:20 buat sekolah kita. Sejujurnya sih satu-satunya lawan berat cuma SMA 2."

"Emang yang ikut sekolah mana aja."

"Cuma 6 sih......"

"Kok dikit sih yang ikut?"

"Mana gue tau, Nona. Tanya panitia aja yang nyelenggarain. Tapi emang dari dulu SMA 2 kalo ngadain kompetisi bola emang nggak banyak dan kayaknya sih emang sengaja dipilih yang paling kompetitif aja."

Borin kayak serius banget dengerin Kai ngomong. "Terus sistem kompetisinya gimana kalo dikit gitu yang ikut?"

"Dibagi dua tim. SMA 1 satu grup sama SMA 3 dan SMA Hanlim. Tiap tim di grup bakal saling lawan. Ntar yang mimpin klasemen langsung otomatis ke final. Runner-up grup saling lawan buat nentuin tempat ketiganya siapa."

"Lo optimis juga bakal masuk final?"

"Ya dong, harus!"

"Jadi kemungkinan lawan SMA 2 di final?"

"Sepertinya, soalnya mereka sama kita bisa dibilang selevel. Dari dulu saling ngalahin."

"Sehun sunbae emang jago main bolanya?"

Kai diem mendadak. Ditatapnya Borin dengan curiga. Ini kenapa tiba-tiba Borin nyebut Sehun sih? Tapi Kai mencoba nggak emosi yang berlebihan.

"Kenapa kok tiba-tiba tanya dia?" Kai nanya hati-hati.

"Dia kayak pede banget kalo ngomong soal bola, kayak yang paling jago sejagad gitu."

Jawaban Borin yang di luar dugaan, bikin Kai ngakak. Dia emang nggak akrab (dan nggak mau akrab) sama Sehun, tapi sedikit banyak dia tau betapa Sehun emang sombong banget. "Ini pendapat gue ya. Dia nggak jelek, lumayan lah, postur tinggi juga mendukung. Tapi kalo skill, masih jauh sama Minseok, striker andalan kita."

"Lo posisi apa emang?"

"Gue winger nyambi jadi kapten."

"Oh. Berarti SMA 2 kuat di mananya?"

"Pemain belakang mereka keren. Kipernya juga gue akuin, the best."

"Kalo winger kayak lo gitu ngapain aja ya tugasnya?"

"Winger itu pemain tengah yang menjaga bagian sayap atau samping, sambil sesekali ngasih umpan sama penyerang. Kadang-kadang ikut bantu nyerang juga."

Borin mendengar setiap jawaban Kai dengan penuh khidmat, sesekali pake ngangguk. Makanya Kai merasa kayak dihargai banget. Dia juga seneng berbagi sedikit ilmu dengan  Borin soal kompetisi bola ini.

Saat turun dari bus, mereka jalan beriringan. Sesekali masih ngobrolin masalah bola. Kai ngakak lagi waktu Borin bilang dia jadi ngerti banyak soal bola seteleh ngobrol sama Kai.

Kai dan Borin biasanya pisah di bawah tangga. Soalnya kelas Kai di lantai 3, Borin lantai bawah. Kai udah siap say goodbye, ketika tiba-tiba Borin bikin dia surprise.

"Jongin!"

"Hmm?"

Kai ngeliat Borin membuka tas ranselnya lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam tas. Borin menyerahkan bungkusan kain warna hijau muda dengan motif lucu buat Kai. Yang nerima sedikit bingung.

"Ini apa, Borin?"

"Permintaan maaf karena nanti nggak bisa liat lo tanding, sekalian bentuk dukungan. Fighting buat nanti ya!!"

Borin senyum manis. Setelah itu ia berbalik dan lari menuju kelasnya, meninggalkan Kai yang agak bingung.

 

***

 

Bel istirahat berbunyi, Kai izin ke teman sekelasnya sekaligus minta doa buat pertandingan pertama. Baekhyun pun memimpin yel-yel dadakan yang bikin Kai agak-agak malu. Sebagian besar teman sekelasnya pun janji pulang sekolah bakal langsung ke SMA 2 buat dukung Kai dan tim bola.

Kai lalu menuju lapangan, tempat bus sekolah yang mau nganter tim bola ke SMA 2. Setelah dapat briefing dari Pak Hyukjae dan ngobrol-ngobrol dengan anggota tim, bus pun berangkat. Cuma butuh waktu 15 menit datang ke venue.

Setiba di sana, tim SMA 1 disediain ruangan buat istirahat dan ruang ganti. Pak Hyukjae minta anak asuhnya relax saja dulu. Kai pun lalu memanfaatkan kesempatan ini buat buka hadiah kecil dari Borin.

Kai buka ikatan di kain hijau pelan-pelan dan dia lalu disambut sebuah kotak makan yang di atasnya ada sumpit dan sticky note warna pink. 

Kai langsung merasa dunia seakan bersinar waktu baca pesan di sticky note-nya.

'Harus habis ya. Ingat, jgn sampai cedera. Selamat berjuang, Captain Kim Jongin :)'

Kai membuka kotak makannya. Sebuah nasi berbentuk bola (hitam bolanya dari rumput laut). Ada ayam kesukaannya, eggroll, sosis dan sayuran segar. Kai memandang bento dari Borin untuknya. 

Nggak tau berapa lama. Rasanya dia bahagia dan terharu banget. Kai niatnya mau museumin bento dari Borin, tapi lalu inget pesen di sticky note : 'harus habis'.

 

****

 

Pertandingan antara SMA 1 versus SMA 3 berlangsung lumayan seru di awal, waktu SMA 3 masih bisa mengimbangi. Tapi di babak kedua, SMA 1 berhasil menunjukkan kelasnya. Selama 2 x 45 menit, pertandingan berakhir dengan keunggulan SMA 1, 5-1. Kai berhasil bikin satu gol dan satu assist.

Setelah pertandingan usai, Kai kumpul bareng teman-teman setim dan Pak Hyukjae di ruang ganti. Selain saling mengucapkan selamat, mereka juga review sedikit soal pertandingan tadi, kelemahan mereka di mana, yang perlu diperbaiki apa dan lain-lain. Setelah itu, Pak Hyukjae minta tim asuhannya ganti baju dan siap-siap pulang. Pertandingan berikutnya buat SMA 1 adalah hari Minggu lawan SMA Hanlim.

Sesaat setelah dapat wejangan, Kai nggak ganti baju dulu. Dia ngambil hape di tas dan langsung telepon mau ngasih kabar gembira.

"Halo, Borin, hehe."

"Hai, udah selesai pertandingannya?" Suara Borin di telepon serasa angin sepoi-sepoi buat Kai.

"Barusan selesai."

"Terus terus gimana? Menang?"

"Menang dong. 5-1." Jawab Kai, bangga.

"Asyik. Selamat ya! Ikut seneng nih."

"Iya makasih banget ya. Makanannya enak."

"Oh sama-sama. Habis kan?"

"Habis dong. Tempat makannya gue balikin besok ya."

"Iya gampang. Nggak istirahat lo?"

"Ini mau ganti baju, terus pulang. Lo masih ngerjain tugas?"

"Iya nih masih. Tinggal dikit sih." Ada nada sedih di suara Borin.

"Semangat dong ngerjainnya."

"Aku semangat kok. Udah ganti baju sana lo."

"Iya iya siap. Makasih ya sekali lagi buat makan siangnya."

"Oke."

"Bye, Borin."

"Bye too."

Kai nutup panggilan telepon sambil senyum-senyum. Hari ini rasanya luar biasa indah baginya. Udah menang, dapat dopping luar biasa pula.

 vg5FqGv.jpg

 

Aku di mana ini? Aku sedang berada di tempat yang ku impikan
Hembusan napasku berubah menjadi awan putih
Dan matamu yang cerah menjadi langit
Mimpi-mimpi biru menyebar tanpa henti, terbang

Kebahagian di lukisan biru sama seperti dalam mimpimu
Lupakan masa lalu kita yang menyedihkan ketika kita tak saling kenal
Kau seperti sebuah keberkatan yang besar, seperti surga aku ingin tinggal bersamamu selamanya
Katakan padaku kalau ini bukan mimpi yang akan menghilang begitu saja
Girl, kau buatku

Girl, kau buatku terbang tinggi
Bagaimana bisa kau membawaku ke sini?
Girl, kau terbang, lebih tinggi lebih tinggi
Diatas awan yang tinggi

Sebuah kenyataan yang tidak jelas, apakah ini cuma mimpi?
Ketika aku terbangun dari mimpi inibesok pagi
Akankah aku lupa bagaimana cara untuk terbang, selamanya?

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment