Forever

Kai, Sang Pejuang Cinta

 

Kai sambil senyum-senyum berjalan menuju klub sains. Nggak tau kenapa, kayaknya sih pengen senyum aja. Mungkin mau ketemu si dia kali ya.

Pintu ruang sains terbuka dan Kai masuk. Member klub ini udah banyak yang datang, termasuk Borin yang lagi cerita-cerita seru sama Jieun dan Sunyoung. Kai jadi nyesel kenapa kok nggak datang lebih awal, biar bisa duduk samping Borin.

"Woy Kai, gak latian bola lo?" Jongdae dan suara menggelegarnya.

"Libur dong. Nggak sih, ntar cuma ada sharing taktik strategi doang," jawab Kai sambil males-malesan dan terpaksa duduk di samping Jongdae, satu-satunya kursi kosong yang tersisa.

"Borin, Kai udah dateng nih." Mino ikutan rese.

Kai lalu meliat Borin yang masa bodo amat sama apa yang dibilang Mino. Tapi nggak apa-apa, tadi pas Kai masuk, dia dan Borin udah saling bertatapan dan lempar senyum diam-diam.

"Salah sih. Lebih tepatnya Kai yang ke sini buat ketemu Borin," sahut Jongdae.

"Dan lo juga rajin ke sini buat ketemu Sunyoung," bales Kai.

"Ngomong apa sih lo?" Jongdae kayak syok.

"Sok gak ngaku padahal dari dulu udah merhatiin si Sunyoung." Kai tetep godain.

Tiba-tiba meja Kai digebrak pelan dan Sunyoung udah berdiri dengan tangan dilipat di dada. "Gue denger ya lo lo pada ngomongin gue."

"Geer amat dah cewenya Jongdae," kata Mino.

"Ah elah bukan cewe gua," Jongdae setengah panik.

"Emang siapa yang mau juga sama lu, Jongdae?" Sunyoung nggak terima.

"Lah lu kira gua mau sama lu gitu?" Bales Jongdae.

Kai memanfaatkan pertikaian Sunyoung dan Jongdae ini untuk diam-diam pindah. Diambilnya tas di atas meja dan pindah duduk di samping kiri Borin yang tadi ditempatin sama Sunyoung.

"Hei," sapanya manis saat Borin ngeliatin.

"Kai, ngapain lu pindah sini sih?" kata Jieun, yang duduk di samping kanan Borin.

"Serah gue lah, mau duduk mana aja." jawab Kai lalu lempar senyum ke Borin yang masih diem aja.

"Ya gue kan jadi macem obat nyamuk kalian," Jieun mendengus.

"Apaan sih, Unnie? Udah jangan diwaro dia," kata Borin menenangkan Jieun.

"Eh Kai lu kok duduk sini sih?" Sunyoung protes.

Kai nggak langsung jawab, malah lempar tas Sunyoung ke meja sampingnya Jongdae. "Tukar plis. Silakan duduk di sana ya." Kai cengengesan.

Aslinya Sunyoung pengen nabok Kai, tapi Bu Haneul keburu masuk ruangan, jadi dia nggak ada pilihan selain duduk di samping Jongdae. Terpaksa nih.

Bu Haneul langsung ngomong di depan kelas tanpa basa-basi. "Kalian mungkin sudah dengar kalau Olimpiade Sains Seoul diadakan dua minggu lagi. Tadi saya sudah diskusi dengan guru lainnya tentang pembagian untuk lomba nanti. Kalian semua ikut tanpa terkecuali. Pembagiannya seperti ini. 2 tim untuk Sains beregu, masing-masing 3 siswa. Sisanya bakal ikut lomba individu. Tim pertama Sunyoung, Somin, Borin. Tim kedua Jongdae, Jieun, Youngji. Yang ikut matematika ada 2, Jihyo dan Jinwoo. Biologi juga dua, Yebin dan Nayoung. Fisika, Kai. Kimia, Suho. Astronomi, Mino. Bagaimana ada yang keberatan?" tanya Bu Haneul sambil melihat seisi kelas.

Kai mengangkat tangan. "Bu kenapa saya nggak masuk tim sains aja? Gantiin Sunyoung juga boleh hehe."

Jongdae melempar Kai pake penghapus. "Mau lo Kai ckck."

"Kamu udah pengalaman ikut Olimpiade Fisika. Lagipula tim guru tau kamu lagi sibuk sama kompetisi bola juga, jadi takutnya keteteran pas belajar kelompok." Bu Haneul menjelaskan dengan sabar.

"Hehe iya siap, Bu." Apa yang dibilang Bu Haneul bener juga sih, ya walaupun pengen satu tim sama Borin, tapi mau gimana lagi.

"Kegiatan hari ini, mengerjakan soal Olimpiade sains taun lalu. Kecuali tim biologi dan kelompok sains, ayo bahas soal-soal biologi sama saya. Untuk fisika, biologi dan lainnya jadwalnya menyesuaikan ya tapi kalian akan diteter terus selama seminggu ke depan. Ayo tim biologi dan sains ikut saya. Yang lain di sini dan tolong saling bantu." kata Bu Haneul lalu keluar kelas.

Kai memperhatikan Borin yang berdiri sambil membereskan buku-bukunya. "Sini aja lho, belajar sama gue aja," kata Kai sambil nyengir.

"Ih, kan disuruh Bu Haneul." Jawab Borin tanpa melihat Kai.

"Kai, jangan ngerayu kelompok gue ya. Yuk Borin kita kerja keras bersama." Sunyoung muncul tiba-tiba.

"Siap, unnie. Gue duluan ya Jongin," kata Borin setelah itu gandengan sama Sunyoung keluar kelas.

Sigh....mana bisa mikir fisika kalau penyemangatnya hilang dari pandangan.

***


Dua jam kemudian, Kai keluar dari ruang sains. Terakhir karena dia yang ngunci. Temen-temennya udah duluan. Untung dia ketua klub sains yang penyabar.

Saat turun dari tangga, senyum Kai langsung mengembang saat dia melihat punggung seorang cewe dengas tas ransel pinknya. Dengan langkah kaki diusahain nggak keluar suara, Kai mendekati cewe yang lagi jalan sendirian.

Dan sampe di belakang si cewe dan yakin kalo dia gak sadar ada orang di belakangnya, Kai setengah teriak bilang, "Park Borin!"

Borin balik badan dengan muka syok. "Jongin! Ngapain sih ngagetin gini?" Refleks dia mukul lengan Kai.

"Ampun-ampun, cuma iseng doang kok."

"Huh...sumpah untung gue gak punya sakit jantung."

Keduanya lalu jalan bareng tanpa ada yang mengomando, kayak mendadak punya telepati gitu deh.

"Gimana tadi belajar timnya?" tanya Kai.

"Ya gitulah namanya belajar, mau gimana lagi."

"Nggak seru karena gak ada gue kan?"

Borin pura-pura mendengus. "Iyain aja yang delusi biar seneng."

Kai cuma ketawa. "Sori ya nggak bisa nemenin lo pulang, masih harus diskusi sama tim bola dulu."

"Hmm oke. Lagian siapa juga yang minta temenin pulang?" Borin menjulurkan lidah.

"Ya sial tapi bener juga sih lo. Eh Borin, Minggu ini bisa kan nonton gue tanding?"

"Di mana? Jam berapa?"

"Masih di lapangan SMA 2. Jam 3. Gimana?"

Kai dan Borin berhenti jalan, saling berhadapan dan memandang. Kai agak deg-degan dikit nunggu jawaban Borin. Plis plis dateng plis, mohon Kai dalam hati.

"Oke. Gue dateng. Gue juga pengen liat lo tanding." Kata Borin, diakhiri dengan senyuman yang bikin Kai klepek-klepek.

Kai tanpa sadar mengepalkan tangan kananannya ke atas sambil bilang yes. Terlalu seneng nih akhirnya pujaan hati mau nonton.

"Makasih, Borin. Gue tunggu ya Minggu nanti. Gue pasti menang dan mengukir sejarah baru kalo lo yang ngasih dukungan."

Oke Kai lebay banget. Tapi kelebay-an itu udah sukses bikin Borin ngakak.

 

***

 

Pertandingan kedua alias penentu juara grup A untuk kompetisi bola SMA 2, akhirnya tiba. Tim SMA 1 sudah tiba di venue sejak 4 jam yang lalu dan udah pemanasan juga di lapangannya tadi. Sekarang Kai dkk lagi lagi duduk-duduk di pinggir lapangan karena pertandingan melawan SMA Hanlim akan dimulai dalam dua puluh menit lagi.

Kai tiba-tiba nervous banget nggak kayak biasanya. Biasanya dia emang nervous tiap kali mau tanding, tapi sekarang dia juga harap-harap cemas karena Borin yang janji dateng kok belum keliatan juga. Baekhyun, Kyungsoo, Suho, Jongdae, pada dateng semua nih tinggal yang dinanti belum ada kabar.

Kai menyatukan jari-jarinya dan mencoba konsentrasi, ketika dia dengar ada yang manggil.  "Kai. Kim Jongin!" Suaranya menggelegar.

Kai dan tim bola SMA 1 lain langsung nengok ke arah suara barusan. Kai pun langsung senyum lebar saat dilihatnya Chanyeol dengan Borin yang pundaknya di rangkul sang oppa tengah berjalan ke arahnya. Yap yang manggil barusan tadi si Chanyeol.

Kai lari-lari kecil sambil senyum-senyum nyamperin Park siblings. "Hei kalian. Makasih udah dateng."

"Iya nih gue dipaksa si nona kecil buat nemenin. Sekalian kangen juga liat lo main bola bro," kata Chanyeol.

"Emang gue kangenable," Kai dengan kepedeannya.

"Kangen liat lo main bolanya, bukan kangen elo-nya. Kalo yang kangen lo sih Borin nih," elak Chanyeol yang langsung dapet sikutan maut dari adiknya di bagian perut.

"Ngomong apa kumur-kumur sih lo?" kata Borin sambil mandang sinis ke kakaknya.

Chanyeol masih megangin perutnya yang sakit juga ternyata abis disikut sama Borin. "Gilak. Mending lo ikut sumo deh abis ini, kuat banget," kata Chanyeol sambil meringis kesakitan.

Kai lagi-lagi dibikin ketawa sama Borin dan Chanyeol yang kalo udah bertikai nggak kenal yang namanya situasi dan kondisi. Kai pun coba menghentikan mereka.

"Eh kalian duduk mana?" tanya Kai.

Borin menunjuk ke arah barat, tepatnya di deretan bangku penonton yang nggak jauh dari tempat Baekhyun dkk duduk. "Di sana tuh!"

"Ntar notice gue ya, Kai. Jangan lupa kasih fanservice," canda Chanyeol.

"Lo kira gue lagi konser apa? Ketahuan fans sejati gue dari dulu nih," sahut Kai sambil geleng-geleng kepala.

"Maklum kurang perhatian dia," tambah Borin.

"Owh owh gitu ya dua sejoli udah kompak sekarang." Chanyeol berhasil serang balik bikin Kai dan Borin langsung mingkem.

Untung nasib Kai digodain Chanyeol diselamatin Pak Hyukjae yang manggil anak asuhnya buat kumpul. Kai pun tau kalo detik-detik menuju pertandingan segera dimulai.

"Gue mau siap-siap dulu. Doain ya," kata Kai minta izin sama Park siblings.

Chanyeol lalu menjabat tangan Kai ke atas layaknya para cowok kebanyakan. "Good luck, Kai. Fighting!"

Kai dan Borin lalu berpandangan. Borin keliatan bingung harus ngomong apa, tapi akhirnya dia senyum juga sama Kai.

"Semangat, Jongin!" Borin mengepalkan tangan ke atas.

Kai tersenyum lebar dan mengangguk penuh keyakinan. Dia kemudian lari balik menuju timnya, tapi sempat lihat ke belakang buat melambaikan tangan ke Chanyeol dan Borin.

***

Lima belas menit kemudian, pertandingan antara SMA 1 dan SMA Hanlim resmi dimulai. Begitu wasit meniupkan peluitnya, Minseok, striker SMA 1 langsung merebut bola dan menggiringnya dengan lihai ke area lawan. Pemain tengah SMA 1 langsung sigap ke arah yang sama untuk membantu striker mereka. Minseok yang dihadang pemain lawan, mengoper bola pada Kai yang tanpa penjagaan. Kai kemudian melewati dua pemain SMA Hanlim dan kembali menendang bola ke arah Minseok yang paling dekat dengan gawang. Minseok mengarahkan tendangannya ke gawang, tapi sayang kiper Hanlim bisa membaca arah bola dan menangkapnya dengan sigap.

Selanjutnya, pertandingan nyaris 70% dikuasai oleh SMA 1. Berkali-kali pemain mereka memborbardir pertahanan Hanlim, untung mereka punya kiper yang cukup lihai atau tendangan pemain-pemain SMA 1 melenceng di atas gawang.

Skor akhirnya berubah di menit 25, saat Kai memenangkan adu lompat dengan bek lawan di area penalti Hanlim dan menyundul bola masuk ke sudut kanan atas gawang. Pemain SMA 1 langsung lari ke arah Kai untuk memeluk dan high five kapten mereka. Siswa-siswa SMA 1 yang datang mendukung tim mereka juga bersorak heboh.

Gol pertama dari Kai seakan meningkatkan motivasi tim SMA 1. Mereka semakin menyulitkan pertahanan SMA Hanlim dan terus melakukan penyerangan. Untungnya pemain tengah dan belakang SMA 1 juga selalu disiplin menjaga pos mereka sambil sesekali membantu menyerang. Babak pertama ditutup dengan keunggulan SMA 1, 3-0.

Babak kedua berlangsung lebih santai. SMA Hanlim terlihat kelelahan, sedangkan SMA 1 mengurangi serangan mereka dan lebih banyak bertahan. Tapi meskipun begitu, SMA 1 malah berhasil mencetak gol lagi setelah melakukan counter attack di menit 80. Kai merebut bola dari striker Hanlim yang siap menendang ke arah gawang SMA 1. Dengan kecepatan tinggi, Kai menggiring bola ke area lawan. Dengan tendangan melengkung, Kai mengoper bola ke Minseok. Setelah berhasil melewati jebakan offside, Minseok menyarangkan gol ke gawang Hanlim, bikin pendukung SMA 1 bersorak lagi.

Enam menit kemudian, Minseok jatuh di kotak penalti lawan. Wasit langsung meniup peluit dan menunjuk titik putih di depan gawang Hanlim. Yap, tendangan penalti untuk SMA 1.

Kai pun dipercaya sebagai algojo penalti. Setelah meletakkan bola tepat di titik putih, Kai melangkah mundur sambil pandangan tetap ke arah bola. Dia menarik nafas panjang untuk menenangkan jantungnya yang berdetak keras. Kai lalu melirik sejenak ke arah kanan lapangan, tepatnya ke arah Borin duduk. Meski agak jauh, Kai melihat Borin menyatukan kedua tangannya di depan dada seolah sedang berdoa untuknya. Kai seakan mendapat motivasi lebih dan berdoa agar dia tak mengecewakan Borin, timnya, dan SMA 1.

Wasit meniup peluit tanda Kai harus segera menendang bola. Ia berlari tenang ke arah bola dan bersiang menendang dengan kaki kiri. Badannya miring ke kanan yang membuat kiper Hanlim otomatis melompat ke arah kanan gawangnya untuk mencegah bola yang ditendang Kai masuk. Tapi ternyata Kai malah menendang ke arah kiri gawang yang kosong tak dijaga kiper. Tendangan Kai sebenarnya nggak keras, tapi tipu muslihatnya barusan membuat bola itu masuk dengan santai ke gawang lawan.

Kai langsung membalikkan badan dan tersenyum menyambut rekan setimnya yang lari ke arahnya. Minseok bahkan sampai lompat memeluk Kai.

90 menit dan additional time 3 menit, akhirnya usai. Tim SMA 1 unggul 5-0 dan berhasil jadi juara grup A serta berhak ke final.

***


Kai saling memberi selamat bersama rekan setim dan pelatih serta staf. Mereka pun terlihat puas dengan hasil yang didapat serta permainan mereka yang kompak.

"Kim Kai, gilak selamat!" Baekhyun tiba-tiba muncul dan ngajak salaman Kai.

"Ciee man of the match nih mentang-mentang diliat si Borin," kata Jongdae sambil colek lengannya Kai.

Kai ngobrol gaje sama sobat-sobatnya yang tiba-tiba merubung kayak nggak pernah ketemu. Tapi pandangan Kai langsung tertuju ke arah Borin yang tengah berjalan ke arahnya, di belakangnya ada Chanyeol.

Kai otomatis senyum cerah dan seperti nggak sadar lalu jalan menghampiri Borin. Saat Borin tepat di hadapannya, Kai langsung narik si cewek dan memeluknya erat.

Dengan pelukan itu Kai ingin menunjukkan rasa terima kasih Borin udah mau dateng liat dia tanding, didukung, didoain dan sekaligus tanda sayang Kai. Lumayan lama sih meluknya dan Kai baru sadar apa yang dilakukannya ini saat ia denger suara 'ehem ehem'.

Kai langsung melepas pelukannya dan yang diliatnya pertama kali wajah cantik Borin yang bersemu pink. Chanyeol mendadak ngakak, sampai terduduk dan mukul-mukul tanah liat adegan Kai - Borin barusan.

"Kai, kita juga ngasih dukungan lho, tapi nggak pa-pa gue juga ogah sih dipeluk," celetuk Baekhyun disambut tawa ngakak teman-temannya.

Kai sumpah malu dan cuma bisa garuk-garuk kepala. Chanyeol yang udah berdiri pun langsung cie-ciein Borin dan sukses dapet cubitan keras dari adeknya.

 

 

Girl you know you got me up,

Percayalah, hatiku berdebar kencang, itu semua milikku.

Aku mengembara dan menemukan bola pin. 

Make me feel so,

Tak ada yang bisa menandingi apa yang kurasakan 

Meskipun kita tak bisa menemukan ujung dunia ini,

Aneh, karena aku bisa merasakanmu

No matter where you are.

'Cause you

You could be my only star

You could be the moonlight

Kaulah yang kubutuhkan di duniaku Forever.

Aku lari padamu, melalui kegelapan.

Aku akan memelukmu dengan perasaan yang gila ini

Let's make it forever, ever.

Jangan menghilang, ini akhir bagiku.

Kita tak akan pernah temukan cinta seperti ini lagi.

Don't break my soul

Pandanganmu, perkataanmu, dan segalanya Forever.

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment