Gara-Gara CN Blue

NICE GUY FF - After The Ending

Eungi POV

Bel rumahku berbunyi siang ini, seseorang yang tak kusangka kedatangannya berjalan masuk. Ia membawa sekotak minuman herbal lantas meletakkannya di ruang tamu. Bajunya rapi, sepatunya mengkilat dan parfumnya berbau sangat wangi.

Aku keluar kamar dan menyambutnya dengan heran,

“Joon Ha Oppa?” seruku padanya yang tersenyum ramah.

“Eungi-ah…” balasnya.

Ya, kami sepakat untuk saling memanggil seperti ini di luar Tae San, lagipula aku sudah memutuskan untuk tak ikut campur lagi seperti kemarin. Maroo melarangku, ia memarahaiku seharian karena itu.

“Aku dengar Eunsuk masuk Rumah Sakit. Maaf, seminggu kemarin aku berada di Jepang jadi baru bisa menjenguknya sekarang,” ia perhatian dan baik seperti biasanya. Aku mengangguk dan mengajaknya duduk di ruang tamu.

“Dimana Eunsuk?” tanyanya.

“Di dalam kamar,” jawabku.

“Boleh aku menemuinya?”

“Eh? iya…” Jawabku pelan dan agak ragu.

Bukan karena aku tidak menginjinkannya atau Eunsuk tidak bisa diganggu tapi, ada Han Jae Hee di sana. Akan jadi aneh jika Joon Ha melihatnya di rumah ini lagi. Jujur saja, aku masih belum ingin dunia tahu jika aku tengah mencoba berdamai dengannya. Dan… sebenarnya aku bahkan tidak memberitahu Maroo bahwa Jae Hee tinggal bersama kami lagi. Harga diriku melarangku untuk itu.

Joon Ha berdiri, ia hendak menuju kamar Eunsuk saat Jae Hee mendadak melintas di hadapan kami. Mereka berdua sama-sama kaget. Joon Ha menatapku bingung sementara Jae Hee merasa tak nyaman.

“Aku memintanya tinggal di sini untuk merawat Eunsuk,” jawabku cepat.

~oOo~

“Kau berubah banyak, Eungi….” Puji Joon Ha sembari menatapku takjub. Kami menikmati secangkir teh di halaman belakang rumahku yang luas dan dikelilingi pepohonan nan rindang.

“Kau sedang menyindirku, huh?” sahutku ketus.

Joon Ha terkekeh pelan, “Apa Maroo tahu ini?” tanyanya lagi.

“Tidak! Aku bahkan tidak ingin memberitahumu jika saja kau tidak menemukannya sendiri,” jawabku.

“Kenapa?” tanya Joon Ha.

“Kenapa? Aku merasa malu mengakui kalau aku sudah memaafkan Jae Hee,”

“Bukan itu, tapi kenapa kau menerima Jae Hee kembali ke rumah ini?”

“Hmm?” aku terdiam, berpikir sejenak lantas tersenyum santai.

“Entahlah, kurasa aku memang sudah berubah. Hmm… sedikit!” jawabku dan Joon Ha mengangguk seraya tertawa.

Kami kemudian berbincang akrab tentang banyak hal. Joon Ha menanyakan kondisi kesehatanku dan kujawab ia jika Seo Eun Gi bukan wanita lemah, jadi aku baik-baik saja. Kini giliranku bertanya, pertanyaanku tidak jauh-jauh dari Tae San. Bagaimana perusahaan milik ayahku itu saat ini dan apa yang semua dewan komisaris yang terhormat memakiku setelah penandatangan surat pengalihan kuasa tanah itu.

Joon Ha menarik napas panjang sebelum memberikan jawaban. Wajahnya serius seolah akan mengatakan jika Tae San mungkin berniat menuntutku atas kerugian perusahaan. Namun, di luar dugaan, pria yang telah kukenal sejak kecil itu malah tersenyum.

“Aku tidak akan berbohong meski ini terdengar mengada-ngada. Semua orang memujimu. Mereka senang kau mementingkan nyawa semua orang di atas keuntungan perusahaan,”

Aku melotot tak percaya, “Benarkah?”

“Ya, semua orang senang dapat pulang ke rumah mereka tanpa luka. Kau melakukannya dengan baik Direktur Seo Eung Gi,” jawabnya diiringi ledekan manis.

Kami tertawa bersama, rasanya menyenangkan mengobrol dengannya tanpa sekat jabatan seperti ini.

Telepon Joon Ha mendadak berdering. Ia mengangkat teleponnya.

“Eungi, aku harus kembali bekerja,” pamit Joon Ha.

“Bukankah sekarang weekend?” tanyaku heran.

“Ada pemotretan untuk iklan salah satu brand busana Tae San. Kau kenal CN Blue kan? Tae San mengontrak mereka. Aku datang untuk menyerahkan konsep pemotretan hari ini,”

“CN Blue? Eunsuk menggemari band itu,”

“Wah, sayang sekali Eunsuk baru keluar dari Rumah Sakit. Andai dia sehat, pasti akan sangat menyenangkan untuk mengajaknya,”

“Memangnya pemotretan dimana?” tanyaku mulai penasaran.

“Di Gangnam Studio, mustahil kau melupakannya,” Joon Ha terkekeh.

Aku mengangguk dan tersenyum sok biasa saja mengingatnya.

Dulu sekali, entah berapa tahun yang lalu. Aku pernah mengobrak-abrik studio itu karena pemiliknya membiarkan perusahaan sainganku berfoto di sana padahal Tae San sudah menyewa tempat itu lebih dulu.

“Aku pergi dulu dan lain kali, kita harus ngobrol lagi seperti ini,” Joon Ha melambaikan tangannya lalu berlari keluar dengan terburu-buru.

“Hati-hati di jalan, Oppa!” teriakku.

Aku hendak kembali ke dalam rumah saat sesuatu mengganjal di bawah sandalku. Kuangkat kaki kananku dan sebuah flashdisc tergeletak tak bertuan di rerumputan.

Kuambil dengan penasaran.

Tunggu! Ini punya Joon Ha! Segera kutelepon nomornya namun tidak diangkat. Ia pasti sedang dalam perjalanan.

Bagaimana ini? Aku menimang flashdisc itu dengan ragu.

Gangnam Studio tidak terlalu jauh dari sini, lagipula… aku bosan di rumah. Eunsuk juga sudah ada yang menjaga.

“Kalian ingin bertemu CN Blue?” kuusap janin kembar di dalam rahimku. Sebersit senyuman nakal tersungging di bibirku.

~oOo~

Aku melangkah masuk studio photo dengan sedikit celingukan. Ingin sekali bertanya dimana Joon Ha sekarang pada beberapa orang yang berlalu-lalang, tapi mereka nampak sangat sibuk.

Aku akhirnya menunggu di sebuah sofa di sudut ruangan.

Beberapa pria muda dengan wajah tampannya berjalan melewatiku. Mereka memberi salam kepada semua orang sembari berjalan masuk ke ruang make up. Aku menyunggingkan senyum, terpesona sendiri.

Wah, mereka seperti malaikat! Tampan sekali! Mataku berbinar tanpa sadar.

“Tenang, ibu hanya mencintai ayah kalian,” kubisikkan kalimat itu pada perutku.

Dan tepat pada saat aku mendongak, Joon Ha berlari kecil ke hadapanku dengan heran.

“Eungi-ah? Kenapa di sini?” tanyanya.

“Bagaimana bisa aku mempercayakan Tae San pada seseorang yang ceroboh sepertimu?!?” kutunjukkan flashdisc yang ditinggalkannya dan Joon Ha menepuk jidatnya. Ia mengucapkan terima kasih dengan agak malu.

Aku tersenyum, “Jadi, kapan pemotretannya dimulai?” kulipat sikuku santai.

~oOo~

Maroo POV

Kutatap layar handphoneku. Di sana terpampang fotoku dan wanita itu. Wanita yang sangat aku cintai, istriku – Seo Eun Gi. Kukeluarkan secarik foto hitam putih dari dalam saku jaket. Kuusap dua titik hitam yang terdapat di sana. Calon bayiku, Kang Maroo dan Seo Eungi kecil.

Kurebahkan punggung yang lelah ini ke kursi pesawat. Suara pramugari menyapa ringan di ujung lorong. Kurang dari 2 jam lagi, aku akan sampai di Seoul. Sebuah kejutan manis yang kuberikan pada Eun Gi di akhir pekan ini.

Rasanya sangat tidak sabar. Aku ingin segera sampai dan memeluknya.

Kupalingkan wajahku keluar jendela pesawat dengan hati membuncah bahagia.

“Eungi-ah… Bersiaplah karena priamu akan datang!” gumamku seraya tersenyum lebar.

Pria tua di sampingku menatap aneh, mungkin aku terlihat sinting karena berbicara sendiri. Siapa yang perduli. Kurasa aku memang sudah gila. Aku gila karena mencintai wanita gila bernama Seo Eun Gi.

2 jam berlalu dengan cepat, pesawat yang kutumpangi akhirnya mendarat. Kugeret koperku menuruni tangga pesawat. Aroma Seoul… aku juga merindukannya.

Dengan sebuah taksi, aku meluncur menuju rumah Eun Gi.

Jantungku berdegub kencang karena tak sabar.

“Ambil saja kembaliannya!” ucapku pada si sopir begitu kami tiba di depan gerbang rumah Eun Gi yang terlihat sepi.

“Terima kasih tuan,” jawab si sopir ceria. Ia kemudian pergi, meninggalkanku yang celingukan sendirian. Kubuka pintu gerbang yang rupanya tidak terkunci, aku melangkah masuk dengan sebuah koper berwarna biru muda.

Kuedarkan pandangan ke sekitar, dimana Eun Giku sekarang?

Aku berdiri di depan pintu rumah, tak berniat untuk membukanya meski aku sudah tahu paswordnya.

Kukeluarkan handphone dan kutekan kontak bernama “Istriku”.

Tuuutt… tuttt… tuuutt… maaf… nomor yang anda…

Kututup teleponku dan kucoba untuk menghubunginya lagi dan lagi, namun sama saja. Aku selalu disambungkan dengan pesan suara.

Ah, apa dia sedang tidur siang? Pikirku.

Kulirik arloji, pukul 11 pagi. Ini terlalu pagi untuk tidur siang. Aku mengernyit. Rasanya haus, kuputuskan untuk masuk sendiri dan memberinya pelukan kejutan di dalam.

Tapi, alih-alih memberikan kejutan, aku malah terkejut lebih dulu. Han Jae Hee sedang mengobrol santai bersama Eunsuk di ruang tamu.

“Kak Maroo!” Eunsuk memanggilku dengan ceria begitu melihatku masuk, sementara Jae Hee juga memberikan senyumnya meski ia nampak sedikit kaget.

Aku mematung di dekat pintu, apa yang terjadi? Kenapa ada Jae Hee di sini?

~oOo~

“Aku tidak tahu Eun Gi kemana, dia tidak bilang apapun tadi,” ujar Jae Hee. Kami ngobrol berdua di halaman belakang rumah yang rindang.

Aku mengangguk risau.

“Tenanglah Maroo! Eun Gi mungkin pergi ke rumah Choco,” seru Jae Hee menenangkan.

“Kau benar, Nuuna… mungkin ia bersama Choco,” sahutku.

Tanpa membuang waktu, segera kutelepon rumah Choco.

“Hallo?” suara keponakanku menyapa. Ah, aku juga merindukannya.

“Seul Gi? Ini Paman Maroo… apa Bibi Eun Gi sedang bersama Ibumu?” tanyaku.

“Paman Maroo….” Seul Gi memekik girang.

“Paman kapan ke rumah lagi? Aku punya tugas membuat film seperti dulu. Aku ingin paman berperan jadi Pangeranku!” celoteh Seul Gi.

Aku tersenyum gemas mendengar kepolosannya. Seul Gi memang sejak dulu mengagumiku, katanya aku sangat tampan dan punya wajah yang fotogenic jadi dia senang memamerkanku di hadapan teman-temannya. Berbeda dengan Ayahnya yang menurutnya memiliki kontur wajah yang aneh. (Kwangsoo datang menjitakku! LOL)

“Iya, nanti paman akan main kesana. Hmm… apa Bibi Eun Gi ada di sana Seul Gi?” tanyaku lagi.

“Bibi Eun Gi tidak kemari. Ibu ada di belakangku sekarang. Paman mau bicara dengan ibu?”

Aku belum menjawab “iya” tapi suara teriakan Choco telah menyambar gendang telingaku.

“KAKAK!!!” teriaknya penuh semangat, membuatku menjauhkan telepon sejenak. Jae Hee tertawa lirih melihat kelakuanku. Ia pasti mendengar teriakan Choco yang kerasnya seperti speaker pengunjuk rasa.

~oOo~

Author POV

Eungi tersenyum cerah di depan kamera. Di kanan dan kirinya ada para member CN Blue. Suara kamera terdengar tanpa henti membidiknya.

“Bagus! Sekarang posisinya coba berubah!” teriak seorang pria bertopi di sisi kiri Park Joon Ha. Pria itu adalah sutradara dari pemotretan ini. Namanya David Lee, seorang pria blasteran Canada – Korea.

Tadi, pria itu juga yang memaksa Eun Gi untuk terlibat dalam pemotretan ini. Ia memohon pada Eun Gi untuk menggantikan seorang aktris yang berhalangan untuk hadir.

“Kau sama cantiknya dengan Moon Chae Won. Wajah kalian mirip, malah lebih cantik dirimu. Kumohon, terimalah permintaanku….” Mohon Mr. Lee

Eun Gi mulanya ingin menolak tapi, bahkan Joon Ha juga memintanya untuk menerima permintaan sutradara tersebut, di samping itu… siapa wanita bodoh yang tidak mau berpose dengan pria-pria muda nan tampan.

Sungguh, Eun Gi bukan tipikal jelalatan. Ia wanita yang tidak mudah tertarik pada lawan jenis tapi, sejak hamil, perangainya jadi agak berbeda. Mungkin salah satu bayi kembarnya adalah perempuan dan Eun Gi jadi sedikit genit tidak jelas karenanya.

“Sekarang kita ambil setting di atas ranjang!” teriak David Lee membuat Eun Gi melotot kaget. “Ranjang?” pekiknya.

Para member CN Blue menahan tawanya, “Kita hanya akan duduk, Nuuna…” ucap Yong Hwa yang memang telah mempelajari konsep dari pemotretan hari ini. Eun Gi mengangguk dengan wajah sok biasa.

“Aku tahu,” bohongnya gengsi.

Pemotretan berlangsung dengan cukup menyenangkan, meski Eun Gi merasa sedikit lelah. Tersenyum terus bukanlah kebiasaannya, ia lebih pintar mengumbar tatapan mata menyeramkan yang seolah siap membunuh siapa saja.

Begitu selesai, semua orang menikmati hidangan yang tersaji di atas meja panjang, secara prasmanan. Eun Gi duduk sambil menikmati pudding cokelat yang entah kenapa sangat menggoda nafsu makannya. Kang Min Hyuk, salah satu anggota CN Blue menghampirinya dengan agak canggung. Mereka saling memberikan salam sopan santun.

“Hmm… Nuuna… aku secara pribadi ingin mengucapkan terima kasih karena kau mau menggantikan Chae Won Nuuna yang tidak bisa datang. Jadwal kami rupanya berbenturan dan akan sangat melelahkan jika harus menunggunya sampai malam,” ucap Min Hyuk.

Eun Gi tersenyum, “Hanya tersenyum dan menghadap kamera, itu hal yang mudah,” ucapnya merendah.

“Hmm… tapi Nuuna, jujur saja… kalian benar-benar mirip!”

“Siapa?”

“Kau dan Moon Chae Won. Mungkinkah kalian saudara kembar?” Min Hyuk menatap polos.

“Hmm… Mungkin saja,” Eun Gi mengangkat bahunya dan tersenyum misterius.

~oOo~

Eun Gi menatap handphonenya dengan cemas. Ia sedang dalam perjalanan pulang ke rumah diantar oleh Joon Ha.

“Kenapa?” tanya Joon Ha.

“Maroo! Dia menelepon sejak tadi  dan aku tidak tahu,”

Joon Ha jadi merasa tidak enak mendengarnya.

“Sebaiknya kau ganti meneleponnya,” saran Joon Ha ditimpali oleh anggukan Eun Gi.

Tutt… Tuuttt…

“Hallo?” Maroo menjawab teleponnya dengan dingin. Ketara sekali ia sedang kesal.

“Maroo? Kau meneleponku ya tadi? Hehe.. aku tadi sedang tidur, jadi tidak mendengar teleponmu, sayang… ada apa?” bohong Eun Gi. Ia tidak mungkin mengatakan bahwa seharian ini kelayapan di luar rumah. Maroo akan cemas dan bisa-bisa mulai mengomel.

Sejak ia hamil, bukan hanya dirinya yang agak berubah, Maroo juga. Suaminya itu jadi sedikit lebih banyak bicara dari sebelumnya – cerewet yang diperhalus.

Sudut bibir Maroo tersungging sarkastik. “Tidur?” tanyanya santai.

“Iya! Aku merasa pusing jadi aku tidur,” Eun Gi masih betah untuk berbohong.

“Oh, ya sudah. Aku sedang sibuk sekarang,” Maroo menutup teleponnya begitu saja, perasaan Eun Gi semakin tak enak.

“AAAAH… DIA PASTI MARAH!” Eun Gi membenturkan handphonenya ke kepala dengan frustasi.

~oOo~

Maroo sedang menunggu di halaman dengan gaya santai namun serius khasnya, yaitu memasukkan sebelah tangannya ke saku celana, saat sebuah mobil berhenti di depan gerbang. Pria itu segera menyembunyikan dirinya dan mengamati siapapun yang keluar dari sana.

Sudah ia duga, Seo Eun Gi – istrinya.

Eun Gi keluar dengan tergesa dan kemudian menyuruh siapa pun yang berada di dalam mobil untuk pergi dengan cepat.

Maroo berlari masuk ke dalam rumah, ia nyaris menabrak Jae Hee yang bengong sendiri melihat mantannya bersikap aneh.

“Nuuna! Jangan beritahu Eun Gi kalau aku ada di sini!” Maroo melesat masuk kamar, meninggalkan Jae Hee yang bingung karena terjebak dalam situasi aneh serta kurang menyenangkan.

Pintu rumah terbuka, Eun Gi muncul.

Jae Hee mematung, terlihat salah tingkah sendiri.

“Kenapa?” Eun Gi menangkap gelagat aneh Jae Hee.

“Ha? Tidak!” Jae Hee menggeleng sok biasa.

“Eunsuk sedang apa?” tanya Eun Gi berbasa-basi.

“Dia di halaman belakang, memberi makan ikan,” jawab Jae Hee.

Eun Gi mengangguk kecil lantas berlalu masuk ke kamarnya dimana Maroo berada.

Di dalam kamar, Eun Gi tidak melihat Maroo karena ia langsung bergegas menuju kamar mandi untuk melepas penat dan menyegarkan diri.

Maroo yang duduk di tepi jendela dan bersiap mengomelinya cuma bisa menggeleng dibuatnya.

Ia naik ke atas ranjang dan menunggu Eun Gi dengan selonjoran, sebelah tangannya menopang kepala, terlihat santai namun sebenarnya ia geram setengah mati.

20 menit berlalu, Eun Gi keluar dari dalam kamar mandi dengan handuk putih melilit tubuh dan kepalanya.

Wanita itu duduk dan bersolek di depan meja rias, ia mengambil handbody dan mengoleskannya ke pahanya yang mulus.

Eun Gi tersenyum sendiri mengingat apa yang terjadi hari ini.

“Mirip Moon Chae Won, huh? Haha…” Eun Gi terkekeh seperti orang gila.

Maroo menatap penasaran.

Kali ini Eun Gi membuka lilitan handuk di kepalanya, air di rambutnya yang masih agak basah jatuh menetes, membuat Maroo merasa jika istrinya semakin terlihat seksi.

Ah, bagaimana ini, Maroo ingin marah tapi lengkuk tubuh Eun Gi membuatnya harus menahan napas.

“Aku penasaran apa yang membuat istriku tersenyum-senyum sendiri seperti remaja yang kasmaran,” Maroo memandang dingin pada Eun Gi yang langsung menoleh karena terkejut.

Ia terlihat bingung untuk beberapa detik.

“Maroo?” Eun Gi menaruh handuknya dan berjalan mendekat. Ia mengamati Maroo yang masih menatapnya dingin.

“Apa aku bermimpi? Berhalusinasi? Rasanya tidak mungkin! Aku hanya mencicipi segelas kecil beer saja tadi,” Eun Gi bergumam sendiri.

Maroo melotot mendengarnya, ia melompat seketika dan menatap Eun Gi tajam.

“Beer? Kau minum beer?” pekiknya kaget.

Eun Gi ikut tersentak kaget. Ia sadar jika Maroo benar-benar berada di kamarnya.

“HYAAA… SEO EUN GI! KAU DARIMANA?”

Tepat di saat Maroo meneriakkan pertanyaan itu, bel rumah berbunyi. Park Joon Ha datang dengan sesuatu di tangannya, yakni sebuah foto seukuran poster, bergambar Eun Gi bersama CN Blue yang sudah ditandatangi oleh seluruh membernya.

Joon Ha lupa memberikannya tadi, selain itu di tangannya juga ada album terbaru CN Blue lengkap dengan tanda tangannya, hadiah untuk Eunsuk.

“Nyonya, Pengacara Park datang. Katanya ada barang Nyonya tertinggal di mobilnya,” Bibi Penjaga rumah mengetuk kamar Eun Gi.

Maroo menatap tajam, menunggu penjelasan dari Eun Gi yang tidak tahu harus mengatakan apa di hadapan suaminya sekarang. Ia tertangkap basah, benar-benar basah!

~oOo~

Hihihi…

What should Eun Gi say?

Tell her! Tell her!

Give her alibi^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Methaalana
Si Maroo berasa sialan banget ah! Cekaka~ Sok kagak butuh, sok jaim, sok dingin tapi ngarep! Marooo... aku padamu! *Nulis sendiri, ngomel-ngomel sendiri*^^

Comments

You must be logged in to comment
Alexasky
#1
Chapter 6: Hii i would really love to read the story. Do you happen to know how to translate the story to English please?
kyuhaeni #2
Chapter 42: annyeong.. reader baru di sini..
Kang Maroo di sini ga jauh beda sma Yoo Shi Jin ya yg palyful..
makasi ff nya.. aku yg blm puas nonton Nice Guy baca ini jadi suka bgt! comedy romance lagi.. waah harapan aku tuh kelak Joongki main com-rom drama..
oladilia1310 #3
Chapter 41: Kalo aku berani ngomelin eungi, pasti udah kuomelin! Udah masa" mau melahirkan kok ekstrimnya gk ilang sih *gemesssss* hahahhh
Trus ini gimana eungi lahirannya masa di pulau tanpa RS??!!! Semoga Maroo bisa nanganin kalo emg gk bisa balik ke Seoul :')
And.... i miss ChaeKi Couple so much ㅠㅠ
Semangat kak author!! Kutunggu update selanjutnya! 파이팅! ♡♡
Chaeki_Novit #4
Chapter 38: aku udh baca chapter 39 nya d wattpad
dan waaah cerita'y makin menarik dan seru,, apa yg mencelakai jang mi itu eungi??
d tnggu chap selanjut'y ya :)

*maaf ya aku komen disini. wattpad aku lg gk bsa buat komen

oya aku mulai setuju dngan author-nim kaya'y klu cerita eunma datar2 aja gk kn trasa eunma'y n pasti'y krang menarik hihi jdi aku prcayakan alur'y kpada sang pakar'y aja
semangatt ya thor :D
emoonsong #5
Chapter 38: Hmmm joahhh... ditunggu next chapnya....hehehe
Chaeki_Novit #6
Chapter 38: ayoo ayoo cepat tes DNA biar semua tau (trutama eunma) kalau itu bukan anak'y maroo n jang mi juga harus jujur n selesain msalah dia sendiri sama ex husband'y

aduuhh ini nyonya song kalau lg ngmbek sifat asli'y kluar hahaha lupa ya kalau lg ngandung dede kembar hehehe

semangat thor, next chapter'y jgn lama2 ya
give me sweet happy ending. really happy ending. jeballl
Chaeki_Novit #7
Chapter 38: ayoo ayoo cepat tes DNA biar semua tau (trutama eunma) kalau itu bukan anak'y maroo n jang mi juga harus jujur n selesain msalah dia sendiri sama ex husband'y

aduuhh ini nyonya song kalau lg ngmbek sifat asli'y kluar hahaha lupa ya kalau lg ngandung dede kembar hehehe

semangat thor, next chapter'y jgn lama2 ya
give me sweet happy ending. really happy ending. jeballl
eonnifan
#8
Chapter 38: kan.. udh ketebak jonghyun bukan anak maroo hahhahahaha

sabarlah eungi
tp entah knp aku pengen eungi ky ngelakuin sesuatu yg ekstrim gitu lol
jgn2.. yg jd pembunuhnya.. eungi :O
emoonsong #9
Chapter 37: Komen selanjutnya dariku....

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°©©©°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Jong Hyun tinggal bersama Eng Gi? Kurasa ini baru namanya saingan yang seimbang...
Eng gi tdk mungkin kalah dr wanita manapun dihati Maroo... tp dgn Jong Hyun?....
Aku rasa Maroo akan sedikit bingung bukan?
Meski hatix untuk Eng Gi tapi Maroo tak mampu mengabaikan Jong Hyun...
Dan ini yang akan menyakiti Eun Gi... bukan begitu?
Ah sial bagimu Kang Maroo...

Eun Gi akan mendapat dukungan penuh dr semuanya bahkan dr si Twin...
Dan krn Jong Hyun tdk memiliki siapa siapa disisinya? Kau mungkin akan mengambil tanggung jawab itu...

Dan itu yg tidak diinginkan Eun Gi...
Kau berada bersebrangan dengannya...
Karena itu Eun Gi menginginkan mesin waktu... untuk bisa menemukanmu lebih dulu...
Tapi tentu sj hal yg mustahil... krn ini bukan fanfic doraemon tapi ini ff chaeki...
Hak paten mesin waktu hanya untuk doraemon, nobita dan kawan kawan Readers dan Eun Gi tau itu..
*plakkk abaikan*

Krn itu... kita akan berharap seperti biasa untuk Eun Gi sekali lagi berlari ke pihak Kang Maroo tanpa memedulikan apapun...
Meski itu artinya dia berada dipihak yang sama dengan Jong Hyun... si anak kecil yg menjadi saingannya...

Hey tunggu dulu...
Kurasa Eun Gi tdk sebodoh itu untk mempercayainya...tanpa mengkonfirmasinya dan ayolah Maroo bahkan seorg dokter ... apa mereka bahkan tdk terpikir untk melakukan tes DNA...?
Mengapa perkataan seorg wanita dari masa lalu menjadi begitu terpercaya? Hingga diterima tanpa pembuktian...
#mungki Eun Ma Lelah... butuh piknik...

Hemm meski tes DNA tdk murah tp biaya bukan hal yg perlu dirisaukan oleh seorg Eun Gi kan?
Yah cukup mnngirim sampel rambut Kang Maroo dan Jong Hyun kurasa... hal Ini bisa dipecahkan...





©¶©¶©¶

Eun Gi bisa saja menyerah untuk apapun dan siapapun tp Eun Gi tdk akan menyerah untuk Kang Maroo ...

©¶©¶©¶