Mesin Waktu

NICE GUY FF - After The Ending

“Kuharap mesin waktu benar-benar ada, aku ingin menemukanmu lebih dulu,”

 

~oOo~

 

Eun Gi merasa dunianya berputar 180 derajat, lututnya gemetar dan ia tak tahu harus berbuat apa kecuali menggeliat kesakitan dalam pelukan Seung Gi yang muncul bak superhero dan menangkapnya dalam limbung yang menyergap.

Ma Roo berlari ke arahnya.

Pria itu  menariknya dari pelukan Seung Gi. Ia menyibak rambut yang menutupi dahi Eun Gi dan menyeka keringat dingin yang mengembun di sana.

“Eun Gi? Kau kenapa?” Kepanikan di mata Ma Roo berkilat menghujamnya.

Bak mimpi indah yang dihancurkan oleh ayunan tongkat sihir, Eun Gi merasakan airmatanya meleleh tanpa ia sadari. Rasa sakit di sekitar perutnya telah meremas akal sehatnya dan kalimat Jang Mi tentang Jong Hyun menampar ketentramannya.

“Aaaarrrghhh... Ma Roo... perrruuuuttkuuu….” Eun Gi mencengkeram kuat tangan Ma Roo, menancapkan kuku-kukunya di sana tanpa sengaja.

Jang Mi dan Seung Gi memandang dengan penuh kecemasan.

“Ayo kita bawa ke Rumah Sakit!” Seung Gi menyadarkan Ma Roo dari kegugupannya.

Mereka bersama-sama memapah Eun Gi keluar dari gedung sekolah, meninggalkan Jang Mi yang mematung dan merasa sangat bersalah.

Ia yakin, Eun Gi mungkin mendengar semuanya.

 

~oOo~

 

SMP Chosun, belasan tahun silam,

Setelah kejadian di kantin beberapa hari lalu, mendadak nama Eun Gi dan Seung Gi menjadi perbincangan di segala tempat. Mereka bertengkar, Eun Gi mendorong Seung Gi yang tak terima karena dibilang brengsek.

Gadis kasar itu membuat si putra Duta Besar jatuh dan menumbuk tempat sampah kantin sekolah. Mereka nyaris terlibat cek cok yang lebih dahsyat jika saja tak dilerai oleh guru yang penasaran mendengar kegaduhan.

Perang dingin nampaknya tak terhindarkan. Selama ini banyak murid yang sebal dengan kelakuan sok Eun Gi dan mereka memanfaatkan situasi ini untuk mendekat ke sisi Seung Gi. Kelas seolah terbagi menjadi dua kubu. Jika pengikut Seung Gi kebanyakan para siswi, maka serdadu Eun Gi adalah siswa.

Mereka dijuluki anjing dan kucing SMP Chosun. Disanalah julukan itu bermula, Eun Gi menyebut dirinya anjing liar yang tak akan pernah melepaskan tulang yang digigitnya. Sementara Seung Gi ia juluki kucing karena selalu bertingkah sok manis dan tebar pesona bahkan di depan guru-guru.

Hingga suatu ketika, 2 bulan sejak perseteruan tak penting itu dicetuskan. Eun Gi meringkuk di dalam ruang kelasnya sendirian. Semua murid sedang mengikuti pelajaran olahraga.

Seung Gi yang kembali untuk mengambil botol air minum melihat si musuh bebuyutan tengah meringis kesakitan sembari memegangi perutnya. Gadis itu menelungkup, diam tak bergerak seperti mayat.

Meski mulanya ragu, namun akhirnya siswa pindahan dari Jerman itu mendekat.

“Hmm… Ehhm….” Seung Gi berdehem.

Namun bukannya merespon, Eun Gi malah mencoba menyembunyikan wajahnya dan meminta Seung Gi untuk menjauh.

Seung Gi dengan senang hati ingin mengabulkan permohonan si gadis jutek dan kasar itu seandainya suara Eun Gi tidak parau dan ketara sekali sedang kesakitan.

“Kau kenapa?” Seung Gi berjongkok di sisi mejanya.

“SUDAH KUBILANG PERGI!!! KAU TULIS?!?” Maki Eun Gi menahan sakit.

Seung Gi ingin balas memaki tapi bahu gadis itu bergetar dan ia melihat kursinya basah oleh sesuatu berwarna merah.

“Kau… terluka???” tanya Seung Gi polos.

Eun Gi mendengus kesal, wajahnya merah padam, ada perasaan malu dan marah yang teraduk jadi satu.

“Shiiit… dia melihatnya….” gerutu Eun Gi.

“DARAH!!! KAU BERDARAH!!!” teriak Seung Gi spontan.

“JANGAN KERAS-KERAS!!! AKU MALU!!!” teriak Eun Gi gusar. Ia mengangkat wajahnya dan melotot ingin mengubur si ‘kucing’ hidup-hidup.

“Kenapa?” tanya Seung Gi bingung.

Mau tak mau, Eun Gi akhirnya berdiri dan menyumpal mulut Seung Gi dengan tangannya seperti seorang penculik.

Tatapannya mengerikan.

“Aku sedang datang bulan dan tidak membawa pembalut!!!” bisik Eun Gi.

Seung Gi terdiam, ia canggung dan salah tingkah sendiri.

Dan kejadian tak terduga itu secara ajaib menyudahi perseteruan mereka. Seung Gi membantu Eun Gi untuk mengambil pembalut di UKS diam-diam.

Ia juga berjanji untuk merahasiakannya meski Eun Gi bilang, ia akan menganggap kebaikan Seung Gi sebagai hutang yang akan ia bayar lunas suatu hari nanti.

Dua siswa SMP yang kekanak-kanakan akhirnya melakukan genjatan senjata.

Tanpa disadari, keduanya semakin dekat dan sering ngobrol diam-diam di perpustakaan melalui bola-bola kertas berisi coretan. Banyak hal yang ternyata sama di antara mereka, seperti tak suka tumisan kerang dan bagaimana mereka kesepian meski dikelilingi banyak orang.

Hingga suatu ketika, di hari pembagian rapor. Eun Gi kembali menduduki juara 1 di seluruh kelas 2. Ia tersenyum senang namun sayangnya kegembiraan itu dikikis oleh petaka yang entah datang darimana. Rahasia yang hanya ia dan Seung Gi ketahui mendadak dibicarakan di seantero sekolah.

Eun Gi yang arogan dan berpikiran pendek pun menuduh Seung Gi sebagai biang gossip. Ia yakin, Seung Gi kesal sebab posisinya sebagai juara 1 digeser.

Si putra duta besar mencoba menjelaskan namun Eun Gi tetaplah Eun Gi, ia tidak percaya pada kata-kata orang lain dan hanya berpaku pada kecurigaannya sendiri.

Mereka kembali menjadi musuh.

Persahabatan yang diam-diam tumbuh menjadi perasaan suka digoyahkan oleh ego masing-masing.

Beberapa bulan pun berlalu begitu saja.

Eun Gi mulai kehilangan Seung Gi yang seringkali menjadi tempatnya berkeluh kesah di hening perpustakaan, saat lelaki itu absen dan tiba-tiba saja wali kelas mengumumkan jika Seung Gi akan pindah ke Bangladesh.

Kesalahpahaman mereka berakhir seperti itu. Eun Gi terendam dalam kebenaran yang ia ciptakan sendiri sampai terbongkar jika Chae Kyung yang memulai isu tak sedap itu.

Chae Kyung rupanya melihat Eun Gi berlari ke toilet dan tak sengaja menjatuhkan pembalut yang disembunyikannya di balik seragam sekolah.

Sial sekali, Eun Gi terlambat tahu dan Seung Gi sudah pergi bersama kesalahpahaman yang melingkari mereka.

Flashback berakhir

Eun Gi terbaring di atas ranjang rumah sakit yang rasanya keras dan sangat tak nyaman untuknya. Perut besarnya yang tadi bergejolak serta punggungnya yang terasa kram sekarang baik-baik saja.

Rasa sakit itu menghilang dengan cepat seolah tak pernah ada.

Beberapa menit lalu, Dokter bilang jika itu adalah kontraksi palsu yang artinya kontraksi yang sesungguhkan akan datang dalam waktu dekat, dengan tingkat rasa sakit yang lebih hebat.

Sebenarnya Eun Gi merinding dan gemetar jika membayangkannya tapi gundah yang menyelimuti hatinya jauh lebih menyiksa.

Suaminya memiliki anak dari wanita lain?

Ia menatap Ma Roo yang masih terdiam di samping ranjangnya. Dokter menyarankan mereka untuk tinggal di Rumah Sakit dan berjaga jika kontraksi yang sebenarnya muncul.

Ma Roo tercenung tak mengatakan apapun. Ia seperti orang linglung. Satu tangannya memegang jemari Eun Gi dengan hangat, sementara tangan lainnya berada di atas perut sang istri yang penuh oleh gerakan aktif jabang bayi mereka.

“Sayang….” Eun Gi memanggil suaminya pelan.

Fokus Ma Roo seketika terarah kepadanya.

“Ya?” jawab Ma Roo agak kaget dan was-was.

Eun Gi mungkin mendengar semuanya, pikir Ma Roo.

“Aku mendengar kata-kata Jang Mi,” ucap Eun Gi kaku.

Ia sadar jika marah bukanlah haknya mengingat Ma Roo bertemu Jang Mi jauh sebelum mereka saling mengenal.

“Eun Gi….” Ma Roo menelan ludahnya, tak enak hati.

“Apa anak itu….” Eun Gi tak sanggup melanjutkan pertanyaannya, kedua bayinya menendang secara bersamaan.

Nampaknya mereka merasakan ikatan emosi yang sama.

“Aku tidak tahu….” jawab Ma Roo tertunduk.

“Maafkan aku…. Maafkan aku….” Bisik Ma Roo merasa sangat bersalah.

Giliran Eun Gi yang terdiam.

Cintanya pada Ma Roo memang sangat kuat dan buta namun, kenyataan jika suaminya memiliki seorang anak dari wanita lain itu terlalu menyakitkan untuk dibayangkan.

Mungkin Eun Gi harus berkhianat pada pendiriannya sendiri jika masa lalu Ma Roo bukanlah hal yang penting.

Bagaimana bisa masa lalu suaminya tak penting jika ada seorang anak di sana.

“Aku berharap bisa marah padamu atau memaki atau menjambak rambut wanita itu tapi, bagaimana bisa aku melakukannya sementara kau bertemu dengannya lebih dulu,”

“Marahlah padaku… tidak apa-apa….”

“Kuharap mesin waktu benar-benar ada, aku ingin menemukanmu lebih dulu,” Eun Gi memandang hampa ke langit-langit kamar sembari menahan nyeri tendangan kedua bayinya.

Kini pandangannya beralih pada Ma Roo, “Aku tidak perduli ini terdengar egois atau kejam, tapi kumohon jangan menemui Jang Mi atau anak itu. Kau milikku, hanya milikku,” mohon Eun Gi serius.

Ma Roo tak menjawab dan Eun Gi tak butuh jawaban sebab yang ia katakan bukan pertanyaan namun sebuah perintah.

 

~oOo~

 

Seung Gi memarkir mobilnya di parkiran sebuah Kondominium mewah. Ia tak beranjak dari depan roda kemudi.

Sebenarnya tadi setelah mengantarkan Eun Gi dan suaminya ke Rumah Sakit, ia ingin ikut menunggu dan memastikan kondisi Eun Gi, namun Ma Roo menolak kebaikan hatinya sebab tak mau merepotkan terlalu banyak.

Apa dia akan melahirkan?

 

~oOo~

 

Jang Mi menggeret putra semata wayangnya dengan marah ke dalam kamar. Ia tidak perduli meski putranya menangis dan merintih kesakitan akibat pukulannya.

“Sudah ibu bilang, jangan suka menghilang tanpa ijin!!! Ibu kira kau diculik!!!” teriak Jang Mi penuh amarah. Ia membanting tasnya hingga menumbuk jejeran pigura di atas laci.

PRAAAANGG....

Jong Hyun menangis makin keras. Ia gemetar ketakutan memeluk Jang Mi yang kesetanan.

“Huhuhu… maafkan aku ibu… aku hanya membeli es krim lagi… huhuhu…. Maafkan aku…..”

Jang Mi menghela napas, mengatur emosinya yang labil.

Ia jatuh terduduk. Sadar jika telah kelewatan, Jang Mi pun menarik Jong Hyun dalam dekapannya dan meminta maaf.

Ia terisak dan terus memeluk Jong Hyun sembari meminta maaf karena telah sangat kasar.

Wanita itu tahu, jika terus-terusan seperti ini, hak asuh Jong Hyun akan jatuh ke tangan mantan suaminya – William Kim.

Ya, William… pria yang mengkhianatinya sebelum pernikahan, pria yang sempat ia buat cemburu dengan kehadiran Ma Roo. Pria keturunan Korea-Prancis itu adalah mantan suami yang menceraikannya setahun setelah pernikahan mereka.

Setelah bertahun-tahun menghilang, William kembali dan meminta hak asuh atas Jong Hyun.

Jang Mi tahu, ia bukan ibu yang baik. Ia punya ketergantungan pada alkohol dan obat penenang. Selama beberapa bulan terakhir ini, ia rutin menjalani terapi psikis di Rumah Sakit – dimana tanpa sengaja ia bertemu dengan Eun Gi beberapa waktu lalu.

Wanita malang itu memejamkan matanya, merebahkan tubuh dan pikiran lelahnya di sisi Jong Hyun yang akhirnya tertidur karena kelelahan menangis.

Kejadian hari ini di reuni sekolah melumat lamunan Jang Mi, memberinya secercah harapan meski ada berbonggol-bonggol perasaan bersalah.

“Aku tahu ini jahat sekali tapi, Tuhan mengirimkanmu untukku, Ma Roo….”

 

~oOo~

 

Ma Roo sedang mencuci mukanya di wastafel Rumah Sakit saat teleponnya berdering, dari adiknya.

“Kalian sudah sampai? Sekarang dimana” tanya Ma Roo pada yang Choco satu jam lalu mengatakan akan menjenguk Eun Gi bersama Jae Gil malam ini.

“Kak… ada masalah….” Suara Choco terdengar penuh karaguan.

“Apa?” tanya Ma Roo lemah. Ia sudah terlalu lelah secara fisik dan mental.

“Kau kedatangan tamu, seorang anak kecil,”

“Maksudmu?” Ma Roo mengernyit bingung.

“Namanya Jong Hyun, dan ada surat... ia dititipkan ke rumah kita,” jawab Choco tak kalah bingung.

Ma Roo tereyak menatap pantulan wajahnya di atas cermin.

Apa Jang Mi benar-benar gila??? Ma Roo mengepalkan tangannya.

Menjadi seorang ayah! Mendadak kalimat itu terdengar mengerikan di telinganya.

Apa reaksi Eun Gi jika tahu kegilaan ini? Ma Roo tak sanggup membayangkannya.

Mesin waktu, andai benda itu benar-benar ada, Ma Roo ingin menemukan Eun Gi lebih cepat.

 

~oOo~

 

FINE!

Aku kesel sendiri padahal aku yang nulis.

Baiklah, silahkan caci maki Ma Roo dan Jang Mi!

Hahai....

Can you imagine Eun Gi live with Jong Hyun under the same Roof?

Tenanglah, aku tidak akan main sinetron-sinetronan.

Anggap aja Eun Gi latihan jadi emak-emak. LOL

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Methaalana
Si Maroo berasa sialan banget ah! Cekaka~ Sok kagak butuh, sok jaim, sok dingin tapi ngarep! Marooo... aku padamu! *Nulis sendiri, ngomel-ngomel sendiri*^^

Comments

You must be logged in to comment
Alexasky
#1
Chapter 6: Hii i would really love to read the story. Do you happen to know how to translate the story to English please?
kyuhaeni #2
Chapter 42: annyeong.. reader baru di sini..
Kang Maroo di sini ga jauh beda sma Yoo Shi Jin ya yg palyful..
makasi ff nya.. aku yg blm puas nonton Nice Guy baca ini jadi suka bgt! comedy romance lagi.. waah harapan aku tuh kelak Joongki main com-rom drama..
oladilia1310 #3
Chapter 41: Kalo aku berani ngomelin eungi, pasti udah kuomelin! Udah masa" mau melahirkan kok ekstrimnya gk ilang sih *gemesssss* hahahhh
Trus ini gimana eungi lahirannya masa di pulau tanpa RS??!!! Semoga Maroo bisa nanganin kalo emg gk bisa balik ke Seoul :')
And.... i miss ChaeKi Couple so much ㅠㅠ
Semangat kak author!! Kutunggu update selanjutnya! 파이팅! ♡♡
Chaeki_Novit #4
Chapter 38: aku udh baca chapter 39 nya d wattpad
dan waaah cerita'y makin menarik dan seru,, apa yg mencelakai jang mi itu eungi??
d tnggu chap selanjut'y ya :)

*maaf ya aku komen disini. wattpad aku lg gk bsa buat komen

oya aku mulai setuju dngan author-nim kaya'y klu cerita eunma datar2 aja gk kn trasa eunma'y n pasti'y krang menarik hihi jdi aku prcayakan alur'y kpada sang pakar'y aja
semangatt ya thor :D
emoonsong #5
Chapter 38: Hmmm joahhh... ditunggu next chapnya....hehehe
Chaeki_Novit #6
Chapter 38: ayoo ayoo cepat tes DNA biar semua tau (trutama eunma) kalau itu bukan anak'y maroo n jang mi juga harus jujur n selesain msalah dia sendiri sama ex husband'y

aduuhh ini nyonya song kalau lg ngmbek sifat asli'y kluar hahaha lupa ya kalau lg ngandung dede kembar hehehe

semangat thor, next chapter'y jgn lama2 ya
give me sweet happy ending. really happy ending. jeballl
Chaeki_Novit #7
Chapter 38: ayoo ayoo cepat tes DNA biar semua tau (trutama eunma) kalau itu bukan anak'y maroo n jang mi juga harus jujur n selesain msalah dia sendiri sama ex husband'y

aduuhh ini nyonya song kalau lg ngmbek sifat asli'y kluar hahaha lupa ya kalau lg ngandung dede kembar hehehe

semangat thor, next chapter'y jgn lama2 ya
give me sweet happy ending. really happy ending. jeballl
eonnifan
#8
Chapter 38: kan.. udh ketebak jonghyun bukan anak maroo hahhahahaha

sabarlah eungi
tp entah knp aku pengen eungi ky ngelakuin sesuatu yg ekstrim gitu lol
jgn2.. yg jd pembunuhnya.. eungi :O
emoonsong #9
Chapter 37: Komen selanjutnya dariku....

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°©©©°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Jong Hyun tinggal bersama Eng Gi? Kurasa ini baru namanya saingan yang seimbang...
Eng gi tdk mungkin kalah dr wanita manapun dihati Maroo... tp dgn Jong Hyun?....
Aku rasa Maroo akan sedikit bingung bukan?
Meski hatix untuk Eng Gi tapi Maroo tak mampu mengabaikan Jong Hyun...
Dan ini yang akan menyakiti Eun Gi... bukan begitu?
Ah sial bagimu Kang Maroo...

Eun Gi akan mendapat dukungan penuh dr semuanya bahkan dr si Twin...
Dan krn Jong Hyun tdk memiliki siapa siapa disisinya? Kau mungkin akan mengambil tanggung jawab itu...

Dan itu yg tidak diinginkan Eun Gi...
Kau berada bersebrangan dengannya...
Karena itu Eun Gi menginginkan mesin waktu... untuk bisa menemukanmu lebih dulu...
Tapi tentu sj hal yg mustahil... krn ini bukan fanfic doraemon tapi ini ff chaeki...
Hak paten mesin waktu hanya untuk doraemon, nobita dan kawan kawan Readers dan Eun Gi tau itu..
*plakkk abaikan*

Krn itu... kita akan berharap seperti biasa untuk Eun Gi sekali lagi berlari ke pihak Kang Maroo tanpa memedulikan apapun...
Meski itu artinya dia berada dipihak yang sama dengan Jong Hyun... si anak kecil yg menjadi saingannya...

Hey tunggu dulu...
Kurasa Eun Gi tdk sebodoh itu untk mempercayainya...tanpa mengkonfirmasinya dan ayolah Maroo bahkan seorg dokter ... apa mereka bahkan tdk terpikir untk melakukan tes DNA...?
Mengapa perkataan seorg wanita dari masa lalu menjadi begitu terpercaya? Hingga diterima tanpa pembuktian...
#mungki Eun Ma Lelah... butuh piknik...

Hemm meski tes DNA tdk murah tp biaya bukan hal yg perlu dirisaukan oleh seorg Eun Gi kan?
Yah cukup mnngirim sampel rambut Kang Maroo dan Jong Hyun kurasa... hal Ini bisa dipecahkan...





©¶©¶©¶

Eun Gi bisa saja menyerah untuk apapun dan siapapun tp Eun Gi tdk akan menyerah untuk Kang Maroo ...

©¶©¶©¶