Wedding Dress

NICE GUY FF - After The Ending

Eungi tertegun mendengar ucapan Maroo. Pria itu bahkan tersenyum setelah sebelumnya bersikap begitu dingin dan nyaris tanpa ekspresi.

“Sekarang Seo Eungi adalah kekasih Kang Maroo. Bagaimana kedengarannya? Kau suka?” Maroo bangun dari tidurnya. Ia duduk dan menatap wajah Eungi dalam-dalam. Sebelah tangannya bergerak dan menyelipkan beberapa helai rambut Eungi ke belakang telinga.

Wanita itu mengangkat wajahnya, ia masih kebingungan dengan sikap Maroo yang tiba-tiba menjadi begitu manis.

Apa terjadi keajaiban dan Maroo mengingat semuanya? Pikir Eungi.

“Kenapa diam? Kau tidak suka?” goda Maroo.

Eungi masih belum menjawab meski matanya telah berbinar cerah penuh ketakjuban dan rasa tak percaya.

Maroo menggenggam tangan kanan Eungi lantas meletakkannya tepat di atas dadanya. “Di sini, tempat ini mengatakan jika aku mengenalmu,” bisik Maroo.

Eungi berkaca-kaca dan airmatanya jatuh tanpa terduga.

Maroo segera mengusap pipinya yang basah. Ia memeluk Eungi penuh ketenangan sembari membelai lembut punggungnya.

“Sebelum bertemu denganmu, aku sama sekali tidak tertarik dengan masa laluku. Semua bekas luka itu pasti membawa kenangan buruk, tapi apa yang harus aku lakukan saat kau adalah bagian darinya? Aku mulai bertanya bagaimana Seo Eungi dalam hidupku dulu… seperti apa aku mencintainya dan seperti apa ia mencintaiku… belum Eungi… aku belum mengingat semuanya… tapi…” ucapan Maroo terhenti, ia melepaskan pelukannya dan menatap netra Eungi dalam.

“hatiku sudah merindukanmu….” Maroo menyandarkan keningnya di atas kening Eungi.

“Bagaimana ini… aku melihatmu dimanapun… kau berada dimanapun… apa yang sudah kau lakukan padaku Eungi? Sekarang bagaimana kau akan bertanggungjawab?”

“Aku akan membuatmu mengingatnya!” Eungi mencondongkan wajahnya dan melumat bibir Maroo dengan mulutnya. Kedua tangannya memegangi pipi Maroo sementara mereka saling memagut dalam rindu.

~oOo~

“Pulanglah! Eunsuk sendirian, lagipula aku sudah baik-baik saja!” ucap Maroo. Ia mengantar Eungi ke depan pintu.

“Seberapa banyak yang kau ingat Maroo?” tanya Eungi penasaran.

Ia masih tak rela untuk melepaskan tangan Maroo dari genggamannya. Sebagian dari dirinya takut jika ini hanya mimpi. Ia cemas Maroo akan menghilang saat ia berbalik.

Maroo tersenyum, “Apa kau benar-benar penasaran?” tanyanya sok misterius.

“Hmm…” Eungi mengangguk, matanya menatap tajam.

“Sebuah jembatan dengan istana besar di belakangnya. Seorang wanita dengan gaun putih dan blazer merah muda. Wajahnya memakai riasan, bibirnya dipulas lipstick. Namanya Eungi,” Maroo berhenti sejenak. Ia menunduk seraya tersenyum menatap tangan Eungi yang mengerati genggamannya.

“Selain itu?” Eungi tak melepaskan tatapannya dari wajah tampan Maroo barang sedetikpun.

“Sebuah ciuman yang panjang seperti yang kita lakukan tadi,” lanjut Maroo membuat Eungi sedikit tersipu mau.

“Aomori,” ucapnya.

“Aomori?”

“Tempat kencan pertama kita,” seru Eungi, ia tersenyum bahagia.

“Aku tidak perduli kau akan mengingat semuanya atau tidak. Meskipun ingatanmu hanya terhenti pada titik itu, aku tidak masalah sama sekali. Disukai oleh orang yang kusukai, apa lagi yang kubutuhkan?” Mereka beradu pandang.

“Kang Maroo adalah kekasih Seo Eungi saat ini. Aku menyukainya!” ucap Eungi sebelum akhirnya berjalan pergi. Maroo tetap diam di depan pintu sampai bayangan Eungi benar-benar menghilang.

~oOo~

Ada yang bilang bahwa kencan pertama adalah saat yang mendebarkan. Saat itu sebagai pasangan kekasih, kebanyakan orang akan bersikap malu-malu. Mereka akan menunjukkan sisi terbaik dalam diri mereka dan mencoba menutupi kekurangan yang ada. Setelah 7 tahun berlalu dalam keheningan, setelah 7 tahun hanya menguntit Maroo diam-diam. Sekarang Eungi berhasil meraihnya lagi.

Pria itu mungkin belum mengingat semua tentangnya dan Eungi pikir ini saat yang tepat untuk menunjukkan sisi terbaiknya. Eungi melingkari salah satu tanggal di kalendernya dengan senyum yang bergulir tanpa henti : ‘7 Desember 2019’

Meski sepele tapi jika mengingat apa yang terjadi beberapa tahun lalu. Eungi kegirangan sendiri karena mereka akhirnya memiliki hari resmi pertama berpacaran. Sederhana… sangat sederhana… seperti keinginan Maroo. Mereka akan berkencan seperti orang-orang lainnya.

~oOo~

Pagi ini, Eunsuk sedikit heran melihat kelakuan kakaknya yang begitu bersemangat. Eungi terlihat sangat riang, ia bahkan tak henti bersenandung.

“Seperti ini kak?” tanya Eunsuk sembari menunjukkan bulatan kecil yang ia buat dari adonan tepung terigu.

Eungi mengangguk senang, ia tidak mempermasalahkan ukuran adonan yang begitu tak beraturan.

“Setelah ini diapakan?” tanya Eunsuk.

“Menikah!” jawab Eungi tanpa sadar.

“Ha?” Eunsuk menatap kakaknya kaget.

Eungi balik menatap Eunsuk kaget. “Kenapa?” tanyanya.

“Menikah?” tanya Eunsuk.

“Siapa?” Eungi memutar bola matanya, bingung.

“Kakak!”

“Aku??? Kapan?” Eungi semakin bingung.

“Tadi saat aku tanya, adonannya akan diapakan lagi setelah ini. Kakak malah menjawab menikah. Aku yang seharusnya bingung!” seru Eunsuk.

“Benarkah? Hehehe…” Eungi terkekeh sendiri. Wajahnya bersemu merah.

“Semalam pasti terjadi sesuatukan? Saat aku bangun untuk minum, aku melihat kakak pergi keluar. Apa kakak menemui kak Maroo?” Eunsuk menatap curiga.

Senyum Eungi semakin lebar mendengar pertanyaan Eunsuk. Ia menaruh tempat adonan di tangannya ke atas meja dan langsung melompat untuk berjongkok di sisi adik semata wayangnya itu dengan pose sok cute.

“Apa terlihat jelas kalau kami bertemu?” tanya Eungi antusias.

“Sangat jelas! Seperti ada tulisan besar di wajahmu kalau kau sedang gembira karena Kak Maroo,” seru Eunsuk.

“Apa yang terjadi?” lanjut Eunsuk penasaran.

“Dia mengingatnya!” seru Eungi. Matanya berbinar penuh kebahagiaan.

“Apa yang dia ingat?” Eunsuk makin ingin tahu.

“Ciuman pertama kami di istana Hirosaki,” Eungi yang mulanya tersenyum seketika mengulum bibirnya karena merasa telah salah bicara di hadapan anak umur 13 tahun.

Mata Eunsuk terbelalak lebar, “Ciuman pertama kak??? Lalu apa lagi?” Ia heboh sendiri.

Tapi, Eungi memutuskan untuk tak melanjutkan ceritanya.

“Hyaaa… kenapa ceritanya berhenti? Kak!!!” Eunsuk memekik kecewa.

Eungi pura-pura tak mendengar dan kembali mengaduk adonan dengan tampang sok polos.

Handphone Eungi berbunyi di atas meja. Eunsuk melongok dan mengintip nama si penelepon.

‘My Maroo’ dengan imbuhan lambang love di depan maupun belakangnya. Eunsuk menggelengkan kepalanya. Kakaknya benar-benar sudah mabuk cinta.

Eungi meraih handphonenya, dan terdengarlah suara Maroo menyapa di ujung telepon, “Kau sedang apa?”

Eungi segera meletakkan adonan yang tengah ia aduk dan fokus pada telepon Maroo.

“Sedang membuat kue sambil memikirkanmu. Kalau kau?”

“Aku sedang melihat seorang wanita membuat kue sambil memikirkanku,” jawab Maroo. Pria itu rupanya telah berada di depan pintu. Ia menutup telepon, melangkah masuk dan memberikan senyuman terbaiknya. Mereka berdua sedikit terlihat malu-malu.

“Jadi toko rotinya buka kembali?” tanya Maroo basa-basi. Ia menyapa Eunsuk dan duduk di sampingnya.

Eungi mengangguk dengan tersenyum.

“Apa yang sedang kau buat?” Maroo melihat bulatan-bulatan berukuran aneh hasil karya Eunsuk.

“Entahlah kak, aku sendiri bingung ini sebenarnya apa,” bisik Eunsuk polos.

Maroo menahan tawanya.

“Mau kubantu? Sepertinya sisa adonannya masih banyak sekali,” tanya Maroo, ia kemudian beranjak ke kamar mandi untuk mencuci tangannya di wastafel.

Saat itulah, Eungi bertanya pada Eunsuk, “Apa kakak terlihat berantakan?”

Eunsuk mengangguk jujur.

“Benarkah? Ah, sebelah mana yang berantakan?” Eungi berbisik heboh. Ia berlari masuk ke dalam kamar, meninggalkan adonan kuenya begitu saja.

Maroo berjalan kembali dari kamar mandi. Ia duduk di sisi Eunsuk.

“Kemana kakakmu?” tanyanya.

“Sedang merapikan rambutnya karena kakak datang,” Eunsuk menjawab jujur. Ia mulai lelah dan lapar. Sudah sejak 2 jam yang lalu ia membantu Eungi di dapur.

Krucuuuk… perutnya mendadak berbunyi.

“Kau belum makan siang?” tanya Maroo.

“Iya, dan aku bosan dengan mie ramen ataupun telur goreng, kak” jawab Eunsuk. Ia berdiri dan menunjukkan isi lemari yang penuh oleh mie serta isi lemari es yang penuh dengan telur.

Maroo melongo dibuatnya.

“Apa kalian makan itu setiap hari?”

“Kakakku dan dapur itu sebenarnya seperti anjing dan kucing. Jadi, satu-satunya makanan buatannya yang layak makan hanya itu,” bisik Eunsuk.

Maroo bergidik ngeri. Separah itukah Eungi dan dapur? Pikirnya.

Di dalam kamar, Eungi menatap cermin. Ia mengusap butiran tepung yang dengan lancang hijrah di pipinya. Tak lupa, ia menyisir rambutnya.

Setelah dirasa cukup rapi, Eungi keluar dari kamarnya. Ia sudah sangat antusias untuk menemui Maroo tapi jangankan Maroo, Eunsuk pun raib entah kemana. Ia sendirian menatap dapur yang berantakan, seperti kapal pecah.

~oOo~

“Makan yang banyak!” Maroo menaruh lauk di piringnya di atas sendok Eunsuk. Lelaki kecil nan tampan itu melahap dengan cepat isi sendoknya.

Mereka berada di sebuah kedai makan, yang terletak di ujung tikungan menuju luar desa.

Beruntung matahari bersinar cerah dan salju yang kemarin sempat mengotori jalanan telah sepenuhnya mencair.

“Kakak menyukai kakakku kan? Tidak sedang mempermainkannya kan?” tanya Eunsuk di sela makan siang mereka. Maroo nyaris tersedak mendengarnya. Bagaimana pertanyaan seperti itu keluar dari mulut seorang anak berusia 13 tahun yang seharusnya awam tentang cinta.

“Kau cemas ya?”

Eunsuk mengangguk, mengunyah makanannya.

Maroo tersenyum kecil, ia meletakkan sendoknya dan memandangi Eunsuk dengan penuh kasih sayang.

“Kau pasti sangat menyayangi kakakmu,” ujarnya.

Eunsuk sekali lagi mengangguk, ia kini meletakkan sendoknya. Matanya menatap Maroo dengan serius.

“Soal pria yang kakakku kejar sampai ke tempat ini, sebenarnya adalah kau kak,” kata Eunsuk serius.

Maroo gantian mengangguk. Ia sudah tahu.

“Jadi, apa kau benar-benar sudah mengingat kakakku dan bagaimana kau dulu begitu mencintainya?”

Maroo terdiam, ia menarik dan menghembuskan napasnya sejenak.

“Belum,” Maroo menggeleng.

Eunsuk terlihat cemas.

“Tapi, kurasa aku jatuh cinta lagi pada kakakmu bahkan tanpa mengingat apapun tentang kami di masa lalu,” Maroo mengacak-acak rambut Eunsuk gemas. Ia sendiri tak tahu kenapa bisa sejujur ini pada anak berusia 13 tahun itu.

Mereka saling tersenyum dan Maroo menambahkan lauk di piringnya lagi ke atas sendok Eunsuk.

~oOo~

Eungi baru saja mengangkat seloyang kue buatannya dari dalam oven dan meletakkannya ke atas meja saat pintu RuKonya terbuka. Maroo masuk diikuti oleh Eunsuk. Mereka tertawa-tawa seolah sedang membicarakan sesuatu yang seru.

“Kalian darimana? Bersenang-senang tanpaku?” Eungi menatap kesal. Kedua sikunya terlipat.

Eunsuk hanya bersiul-siul polos dan masuk ke kamarnya tanpa merasa perlu menjawab.

“Hyaaa… Eunsuk?” Eungi kaget karena Eunsuk melewatinya begitu saja.

Ia kini memidahkan perhatiannya pada Maroo yang tengah menatap kue-kue buatannya dengan kagum.

Sekilas Maroo teringat ucapan Eunsuk, “Jangan tertipu dengan kue buatan kakakku yang terlihat menggoda. Rasanya aneh!”

 “Apa alasanmu datang kemari hanya untuk mengajak Eunsuk keluar dan meninggalkanku sendirian Tuan Kang?” Eungi protes. Ia memberi penekanan pada kata ‘Tuan Kang’.

Maroo hanya melirik datar, lantas dengan cueknya ia mencomot satu kue di atas loyang. Digigitnya kue itu. Agak keras dan kurang air.

Maroo terus menguyahnya dan mengangguk-angguk tanpa sepatah katapun. Eungi masih mengamati dengan penasaran, menunggu komentar yang akan keluar dari mulutnya. Sayangnya, alih-alih berkomentar. Maroo malah berjalan mendekat. Ia memiringkan wajahnya, ganti mengamati wajah Eungi yang kembali belepotan tepung.

Maroo tersenyum kecil, merasa terharu. Ia tahu Eungi datang ke desa kecil ini untuk mengikutinya. Wanita itu bahkan membuka toko roti di dekat Kliniknya. Sebuah pekerjaan yang kata Eunsuk sangat ganjil mengingat ‘kepiawaian’ Eungi dalam mengolah makanan terlampau minus.

Disapunya pipi Eungi dengan dengan lembut.

“Kau terlihat berantakan,” ucap Maroo. Ia merapikan beberapa helai rambut Eungi yang jatuh tak beraturan.

“Setelah meninggalkan aku sendirian, kau merasa bersalah dan bersikap perhatian?” Eungi masih kesal.

Maroo tersenyum gemas. “Kau pasti sangat mencintaiku,” gumamnya.

“Iya, Seo Eungi sangat mencintai Kang Maroo…” Eungi menjawab dengan ketus. Maroo tergelak kali ini.

“Kalau begitu ayo menikah!” pinta Maroo.

Eungi terbelalak, sedikit menarik mundur tubuhnya karena kaget. Kelopaknya berkedip beberapa kali seakan tak percaya. Tidakkah ini terlalu cepat, mereka bahkan baru kemarin resmi berpacaran. Eungi saja baru melingkari tanggal di kalendernya pagi ini.

“Menikah? Kenapa?” Eungi melontarkan pertanyaan bodoh tanpa sadar.

“Entahlah, kurasa karena Kang Maroo sangat mencintai Seo Eungi,” Maroo tersenyum.

~oOo~

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Methaalana
Si Maroo berasa sialan banget ah! Cekaka~ Sok kagak butuh, sok jaim, sok dingin tapi ngarep! Marooo... aku padamu! *Nulis sendiri, ngomel-ngomel sendiri*^^

Comments

You must be logged in to comment
Alexasky
#1
Chapter 6: Hii i would really love to read the story. Do you happen to know how to translate the story to English please?
kyuhaeni #2
Chapter 42: annyeong.. reader baru di sini..
Kang Maroo di sini ga jauh beda sma Yoo Shi Jin ya yg palyful..
makasi ff nya.. aku yg blm puas nonton Nice Guy baca ini jadi suka bgt! comedy romance lagi.. waah harapan aku tuh kelak Joongki main com-rom drama..
oladilia1310 #3
Chapter 41: Kalo aku berani ngomelin eungi, pasti udah kuomelin! Udah masa" mau melahirkan kok ekstrimnya gk ilang sih *gemesssss* hahahhh
Trus ini gimana eungi lahirannya masa di pulau tanpa RS??!!! Semoga Maroo bisa nanganin kalo emg gk bisa balik ke Seoul :')
And.... i miss ChaeKi Couple so much ㅠㅠ
Semangat kak author!! Kutunggu update selanjutnya! 파이팅! ♡♡
Chaeki_Novit #4
Chapter 38: aku udh baca chapter 39 nya d wattpad
dan waaah cerita'y makin menarik dan seru,, apa yg mencelakai jang mi itu eungi??
d tnggu chap selanjut'y ya :)

*maaf ya aku komen disini. wattpad aku lg gk bsa buat komen

oya aku mulai setuju dngan author-nim kaya'y klu cerita eunma datar2 aja gk kn trasa eunma'y n pasti'y krang menarik hihi jdi aku prcayakan alur'y kpada sang pakar'y aja
semangatt ya thor :D
emoonsong #5
Chapter 38: Hmmm joahhh... ditunggu next chapnya....hehehe
Chaeki_Novit #6
Chapter 38: ayoo ayoo cepat tes DNA biar semua tau (trutama eunma) kalau itu bukan anak'y maroo n jang mi juga harus jujur n selesain msalah dia sendiri sama ex husband'y

aduuhh ini nyonya song kalau lg ngmbek sifat asli'y kluar hahaha lupa ya kalau lg ngandung dede kembar hehehe

semangat thor, next chapter'y jgn lama2 ya
give me sweet happy ending. really happy ending. jeballl
Chaeki_Novit #7
Chapter 38: ayoo ayoo cepat tes DNA biar semua tau (trutama eunma) kalau itu bukan anak'y maroo n jang mi juga harus jujur n selesain msalah dia sendiri sama ex husband'y

aduuhh ini nyonya song kalau lg ngmbek sifat asli'y kluar hahaha lupa ya kalau lg ngandung dede kembar hehehe

semangat thor, next chapter'y jgn lama2 ya
give me sweet happy ending. really happy ending. jeballl
eonnifan
#8
Chapter 38: kan.. udh ketebak jonghyun bukan anak maroo hahhahahaha

sabarlah eungi
tp entah knp aku pengen eungi ky ngelakuin sesuatu yg ekstrim gitu lol
jgn2.. yg jd pembunuhnya.. eungi :O
emoonsong #9
Chapter 37: Komen selanjutnya dariku....

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°©©©°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Jong Hyun tinggal bersama Eng Gi? Kurasa ini baru namanya saingan yang seimbang...
Eng gi tdk mungkin kalah dr wanita manapun dihati Maroo... tp dgn Jong Hyun?....
Aku rasa Maroo akan sedikit bingung bukan?
Meski hatix untuk Eng Gi tapi Maroo tak mampu mengabaikan Jong Hyun...
Dan ini yang akan menyakiti Eun Gi... bukan begitu?
Ah sial bagimu Kang Maroo...

Eun Gi akan mendapat dukungan penuh dr semuanya bahkan dr si Twin...
Dan krn Jong Hyun tdk memiliki siapa siapa disisinya? Kau mungkin akan mengambil tanggung jawab itu...

Dan itu yg tidak diinginkan Eun Gi...
Kau berada bersebrangan dengannya...
Karena itu Eun Gi menginginkan mesin waktu... untuk bisa menemukanmu lebih dulu...
Tapi tentu sj hal yg mustahil... krn ini bukan fanfic doraemon tapi ini ff chaeki...
Hak paten mesin waktu hanya untuk doraemon, nobita dan kawan kawan Readers dan Eun Gi tau itu..
*plakkk abaikan*

Krn itu... kita akan berharap seperti biasa untuk Eun Gi sekali lagi berlari ke pihak Kang Maroo tanpa memedulikan apapun...
Meski itu artinya dia berada dipihak yang sama dengan Jong Hyun... si anak kecil yg menjadi saingannya...

Hey tunggu dulu...
Kurasa Eun Gi tdk sebodoh itu untk mempercayainya...tanpa mengkonfirmasinya dan ayolah Maroo bahkan seorg dokter ... apa mereka bahkan tdk terpikir untk melakukan tes DNA...?
Mengapa perkataan seorg wanita dari masa lalu menjadi begitu terpercaya? Hingga diterima tanpa pembuktian...
#mungki Eun Ma Lelah... butuh piknik...

Hemm meski tes DNA tdk murah tp biaya bukan hal yg perlu dirisaukan oleh seorg Eun Gi kan?
Yah cukup mnngirim sampel rambut Kang Maroo dan Jong Hyun kurasa... hal Ini bisa dipecahkan...





©¶©¶©¶

Eun Gi bisa saja menyerah untuk apapun dan siapapun tp Eun Gi tdk akan menyerah untuk Kang Maroo ...

©¶©¶©¶