Sebuah Badai di Musim Semi

NICE GUY FF - After The Ending

Rutinitas pagi itu menggilas kesadaran Maroo pergi. Ia enyah ke dunia entah , dimana dendang paling merdu yang berayun di telinganya adalah suara Eun Gi. Kerinduan yang tak berpola dan terendam begitu lama. Siapa yang sanggup menahannya? Keduanya melayang menuju nirwana penuh warna. Desah napas, buliran keringat dan semerbak kecupan menggagahi waktu. Tanpa rencana… semuanya mengalir apa adanya. Tidak ada yang salah bukan? Toh mereka adalah penari cinta yang halal peraduannya.

Perut Eun Gi yang membuncit tak menyurutkan kejantanan Maroo sedikit pun. Mereka melejar seirama di ranjang berlabur candu, berhidu kasih.

Maroo temaram di pelukan Eun Gi, menyesap lincah pori-pori kulitnya yang bergesekan dengan miliknya. Keduanya tentram tak ingin diganggu. Ah… sudah berapa lama sejak terakhir kali mereka menggelung waktu bersama-sama di khusuk ayunan sang Rama dan Sinta?

Eun Gi tetaplah Eun Gi, si liar yang sulit ditundukkan meski ada sepasang jabang bayi mengerat di dalam garbanya yang gelap dan Maroo tetaplah Maroo. Petualang cinta yang tobat dan bersimpuh di pangkuannya. Mereka kalap, terlalu pagi memang namun sekali lagi, kalian tidak berniat menghentikannya kan? Dan pintu terkunci rapat, jadi biarlah pekat mengental menjamahi mereka. Detik demi detik beradu, dentingnya membentur menit yang lantas membongkah-bongkah mengisyaratkan tentang sebuah akhir.

Diiringi suara kicau burung yang entah hinggap di atap rumah siapa, Maroo meloloskan Eun Gi dari dengkur raganya. Mereka puas dan saling mengecup dalam bingar. Cinta terpancar merona-rona, menghiasi wajah keduanya.

Eun Gi menarik selimutnya hingga ke dada, menutup auratnya yang sepenuhnya terbuka. Maroo tersenyum, sekali lagi mengecap manisnya, dari kening hingga ke garba. Ia kemudian bergegas pergi, memakai bajunya kembali, mengikat celananya dengan ikat pinggang cokelat tua, menyisir rambutnya yang tercabik-cabik jemari Eun Gi. Pria tampan itu memakai jas dokternya dan membisikkan sebuah pesan, “Sebaiknya kau diam di rumah! Suamimu ini tidak mau kau berdesakan dengan orang-orang di luar sana,”

Eun Gi tersenyum, ia mengangguk meski hatinya tak berjanji untuk menunaikan pesan itu.

10 menit setelah Maroo menghilang di ujung gang dan mungkin sekarang sudah duduk manis di pos kesehatan tempatnya berjaga, Eun Gi mengunci pintu rumah. Berjalan sewajarnya menuju pusat keramaian.

Bibirnya terus tersenyum, seperti wanita gila yang pulang menemui kekasihnya. Ia mengeluarkan handphonenya dan mulai memotret pesta perayaan yang terlalu sayang untuk dilewatkan.

Dan badai itu datang, bukan badai sebenarnya sih, badai yang ini adalah jenis badai yang akan membuat Maroo meradang dan habis kesabaran.

Kalian belum pernah melihatnya begitu cemburukan? Jadi, kita sama-sama ingin tahu seliat apa jika pria rasional dan penuh kharisma itu takluk pada segala pikiran buruk yang melecut kewarasannya pergi. Ya, hanya ada satu wanita yang membuatnya kepayahan (kecuali di atas ranjang). Nama wanita itu sudah kalian tahu, jadi daripada aku berpanjang lebar dan membuang waktu kalian yang berharga, bagaimana kalau kita hadapi saja badainya bersama-sama.

Joo Won, pria dengan kamera SLR di tangannya itu berlari, seperti dikejar monster atau berpapasan dengan hantu penunggu makam. Ia kemudian berpapasan dengan Eun Gi yang bingung melihat paras tampannya teraduk kusut.

Seorang gadis berwajah manis dengan lesung pipi cantik muncul kemudian. Joo Won yang tahu jika pelariannya telah resmi ketahuan segera mengubah haluan. Ia tersenyum seolah senang dengan pertemuan mereka. Eun Gi semakin bingung.

“Wah!!! Jadi kau bersembunyi di sini selama ini Joo Won-ah?” gadis itu melotot geram kemudian tersenyum dan menepuk lengan Joo Won gemas.

Joo Won memaksa untuk tersenyum dan sebelah tangannya melingkari pundak Eun Gi tanpa permisi.

Eun Gi menatap tajam dan hendak memberikan reaksi dengan mengibas tangan Joo Won pergi, namun pria itu keburu membisikkan sebuah permohonan.

“Kumohon tolong aku Nuuna…. Ini darurat!” pintanya tersamar.

Hanya perlu sekian detik bagi Joo Won untuk mengucapkan kalimat selanjutnya tentang hubungannya dengan Eun Gi di depan gadis yang baru saja ia temui, tapi efeknya perlu sekian hari untuk pulih.

Badai itu ditiup oleh Joo Won pada si gadis berlesung pipi yang kalian jelas tahu siapa dia. Masih ingat dengan Hyeri? Betapa dunia begitu sempit. Ia adalah gadis yang berada satu pesawat dengan Maroo saat dokter tampan itu menuju Tong Yeong. Ia juga adalah gadis yang ditolong Maroo saat mobilnya mogok di tengah hutan. Gadis yang membuat Maroo ketar-ketir sebab ia mengangkat handphone miliknya saat Eun Gi tengah menelepon. Ayolah… kalian tidak lupa padanya kan? Karena jujur saja, Maroo agaknya sedikit lupa.

Joo Won hanya ingin memporak-porandakan hati gadis itu namun siapa sangka, semua ikut terpelanting karena satu kalimat kebohongan dari bibirnya.

Eun Gi, wanita hamil itu Joo Won akui sebagai istrinya. Tujuannya tentu satu, mengaburkan jejaknya dari pencarian cinta si gadis bernama Hyeri.

Ia pikir segalanya hanya sementara, tapi sekali lagi, rumah Maroo kedatangan tamu. Hyeri yang terpedaya oleh kebohongan Joo Won meminta sepetak kamar untuk beberapa hari. Ia juga sedang meliput pesta adat dan segala penginapan maupun apapun yang dapat dijadikan tempat bermalam telah penuh. Joo Won memohon pada Eun Gi dan Eun Gi akan meminta pada Maroo – dengan berat hati.

Kang Maroo… sekarang dan untuk beberapa hari ke depan akan memiliki 2 adik perempuan. Ketika yang satu bernama Kang Choco maka yang lainnya bernama Kang Eun Gi. Terdengar aneh? Tapi itulah bagian dari satu kebohongan yang menjalar dan membakar kebenaran lainnya. Jika satu kebenaran akan melahap seribu kebohongan, sebaliknya, perlu seribu kebohongan untuk menutupi satu kebenaran.

“Hyung….” Joo Won melambaikan tangannya dan memeluk Maroo sangat akrab. Ia kemudian berbisik, “Hyung… kumohon tolong aku… ini sangat darurat!!!”

Maroo menatap bingung dan aneh, sama persis dengan ekspresi Eun Gi saat pertama kali kebohongan ini diletupkan di atas kepalanya.

Di belakang Joo Won, Eun Gi berjalan dengan seorang gadis yang Maroo kenal wajahnya namun lupa namanya.

Tak jauh berbeda dengan Maroo, Hyeri juga mengingatnya – dengan lebih jelas tentunya. Siapa sih yang sanggup melupakan dokter setampan dan sekharismatik Maroo? Eun Gi harusnya mulai waspada.

Hyeri yang spontan dan penuh antusiasme langsung memekik riang saat bertemu dengan Maroo. Ia memeluk dan menepuk punggungnya akrab. Mata Eun Gi memicing tajam, setajam elang laut yang mengincar mangsa.

Maroo melepaskan pelukan Hyeri secepat yang ia bisa. Ia ingat sekarang tapi bukan berarti ia mau dipeluk-peluk seperti itu.

“Aku tadi lewat tempat praktekmu, Dok. Tapi di sana tutup, kukira kau sudah pergi dari pulau ini,” ucap Hyeri.

Eun Gi melotot dan Maroo salah tingkah.

“Kalian saling mengenal?” Joo Won nampak kaget, bagaimana jika Hyeri tahu jika Maroo adalah suami bukan kakak laki-laki Eun Gi.

“Sekitar dua tahun lalu, aku pernah mengalami musibah di desa ini dan Dokter Kang menolongku,” jawab Hyeri.

Maroo menangkap ekpresi di wajah Eun Gi yang memijar penuh tanya.

“Dua tahun lalu? Kenapa aku tidak tahu tentangmu?” tanya Eun Gi tanpa basa-basi. Matanya memicing tak suka.

Hyeri tersenyum, “Mungkin seharusnya Dokter Kang membawaku ke rumahnya jadi kita bisa saling mengenal,” seru Hyeri ringan.

Eun Gi bisa saja meledak marah, tapi Joo Won yang langsung memasang wajah memelas dan memegang lengannya, membuatnya urung berkata-kata.

Hyeri mengenal Eun Gi sebagai adik dari Kang Maroo, Dokter tampan yang menolongnya. Dan itulah alasannya berkelakar soal membawanya ke rumah mereka.

Maroo yang kini bingung karena Eun Gi nampak diam saja. Si frontal yang liar dan susah ditakuti itu tak mencerca Hyeri maupun dirinya dengan banyak pertanyaan menyudutkan.

Dan segalanya tuntas terjawab ketika Joo Won mendadak menculiknya ke belakang, menjauh dari keramaian.

GILA! Ocehan Joo Won sudah kategori sakit jiwa tapi, Maroo bisa apa jika Joo Won memohon dengan mengais iba.

“Hanya dua hari Hyung… kumohon… nanti akan kujelaskan kenapa tapi untuk sekarang, kumohon… terima permintaanku,”

“Eun Gi menerimanya?” tanya Maroo dengan kedua alis menaut penasaran dan keheranan.

“Iya, Nuuna mau membantuku. Ia bersedia menjadi istri bohonganku di depan Hyeri,”

Kening Maroo mengkerut. Ada perasaan tak nyaman menggeliat di ulu hatinya.

Ia merasa kesal karena Eun Gi menerima permintaan Joo Won begitu mudah, lantas dengan cepat dan nada tak rela, Maroo menjawab, “Baiklah kalau Eun Gi menyetujuinya,”

Pohon keluarga mereka berubah dengan serta merta. Nama Joo Won masuk sebagai adik ipar Maroo, sementara nama Maroo terdepak dan harus mencoba nyaman di kolom kakak bagi Eun Gi, bukan Seo Eun Gi tapi Kang Eun Gi. Nama yang aneh, tapi terserahlah. Cuma 2 harikan? Pikir Maroo.

Namun semua menjadi tak sederhana, terlebih karena Hyeri menumpang tidur di rumah Maroo dan Eun Gi. Siapa Hyeri? Ia teman Joo Won saat mereka bekerja bersama di sebuah majalah dulu, cinta yang Joo Won redam sekian tahun di balik bingkai persahabatan.

Konyol sebenarnya, Joo Won yang terlihat mampu menaklukan hati banyak wanita karena sikapnya yang luwes dan ceria ternyata tak cukup gagah untuk mencuri hati Hyeri.

Cinta itu pernah ia sampaikan sekitar 2 tahun silam, dan Hyeri menolaknya mentah-mentah. Mengatakan jika mereka tak bisa lebih dari sekedar teman. Hyeri bilang Joo Won terlalu baik untuknya. Alasan klise seorang wanita untuk menolak kehadiran cinta dalam hidupnya.

Joo Won yang kehilangan asa dan mencoba menyelamatkan harga dirinya pun keluar dari majalah tempatnya dan Hyeri bekerja. Mereka dulu partner, Joo Won sebagai photographer dan Hyeri sebagai penulis artikelnya. Berdua mereka memburu tempat-tempat indah di seantero Korea.

Sebulan setelah keluar, Joo Won yang mabuk mengirimkan pernyataan jika ia sudah menikah di group chat mantan teman-teman sekantornya. Hyeri membaca itu, mengucapkan selamat dan semakin pedihlah hati Joo Won.

Kemudian sekarang, buah dari kebohongan itu menuai seribu dusta lainnya. Seperti ubi yang mengakar di tanah dalam satu batang, kebohongan yang diciptakan Joo Won juga membongkah-bongkah lantas pasti akan tersembul ke atas permukaan suatu hari nanti.

Joo Won berlari pulang ke rumah Maroo dan Eun Gi dengan alasan perutnya mendadak mulas. Padahal yang sebenarnya, Ia sudah mengantongi surat ijin untuk menyingkirkan foto-foto milik Eun Gi dan Maroo yang dapat mengundang kecurigaan Hyeri tentang hubungan mereka.

Maroo kembali melayani orang-orang yang datang untuk berobat atau sekedar peserta pesta adat yang kelelahan dan jatuh pingsan.

Eun Gi dan Hyeri duduk tak jauh darinya, mengamatinya yang sigap membantu banyak orang.

“Apa kakakmu sudah punya pacar?” tanya Hyeri tanpa basa-basi.

Eun Gi jelas kaget mendengarnya, ia mulai mendidih namun ditahannya.

“Kenapa?” tanyanya ketus.

“Agak aneh kalau pria setampan dirinya masih melajang, bahkan adiknya lebih dulu menikah,” Hyeri tersenyum menatap Eun Gi.

Yang ditatap bingung harus menunjukkan ekspresi apa.

“Joo Won dan aku dulu sangat dekat. Kami adalah rekan satu tim. Aku jurnalis dan dia photographernya, jadi sebenarnya aku masih kesal karena ia menikah diam-diam tanpa mengundang siapapun bahkan diriku,” Hyeri berceloteh.

Yang dicelotehi tak tertarik sama sekali.

“Apa hubungannya dengan orangtuanya sudah lebih baik? Kalian akan punya anak, kuharap si Bengal itu sudah berbaikan dengan ayah dan ibunya,” Hyeri terus bercerita, tak perduli Eun Gi memberikan komentar atau tidak.

“Ah, kau pasti kaget ya karena aku tahu tentang keluarganya. Sudah kubilang, kami teman dekat yang seperti saudara, jadi tidak perlu cemburu padaku. Hehehe….” Hyeri tergelak riang, angin berdesau ringan, meningkahi rambutnya yang sedikit ikal.

Eun Gi yang belum mendengar penjelasan apapun dari Joo Won jadi penasaran.

Sore dijamu senja yang membias indah di atas langit Tong Yeong.

Maroo memasukkan peralatan kerjanya, melipat jubah dokternya dan mengajak Eun Gi pulang. Hyeri ikut bersama mereka.

Begitu sampai di rumah, Joo Won rupanya sudah membereskan segala foto milik Eun Gi dan Maroo yang dapat mengundang curiga, contohnya foto pernikahan mereka. Selain itu, Joo Won tak mengusiknya, seperti foto Eun Gi dan Maroo di Aomori yang terpajang di atas meja, ia tak menyentuhnya.

Bau sup macaroni yang kental dan menggiurkan. Joo Won memberikan kejutan lainnya, ia memasak sebagai sedikit penebusan atas kekacauan yang telah ia lakukan.

“Wah… kau masih pintar memasak rupanya. Kau beruntung sekali!” Hyeri melirik Joo Won dan Eun Gi secara bergantian.

Maroo menatap kecut, ia berlalu masuk ke dalam kamar untuk mandi dan melepas lelah barang sejenak.

Eun Gi mengikuti dan masuk ke dalam kamar yang sama.

Hyeri sedikit heran dan Joo Won buru-buru meluruskan jika Eun Gi adalah adik yang baik dan perhatian pada kakaknya.

Hyeri mengangguk, ia terbius oleh aroma sup yang Joo Won buat. Jadi ketika Joo Won mempersilahkannya (lebih tepat mungkin memaksanya) untuk duduk dan menikmati sup buatannya, Hyeri berhenti mengoceh. Tekun dengan bersendok-sendok sup kental pemusnah lapar.

Joo Won ingin mengetuk pintu kamar Eun Gi dan Maroo tapi Hyeri mungkin melihatnya dan merasa aneh, jadi dengan suara yang nadanya dibuat-buat, ia berteriak, “Sayang… kakak ipar… kalian keluarlah makan!”

Pintu terbuka dan dua sosok yang ia sebut sebagai ‘sayang’ dan ‘kakak ipar’ menatap meminta penjelasan di balik pintu.

Joo Won pun menceritakan semuanya sesingkat dan sejelas mungkin. Siapa ia dan siapa Hyeri kemudian alasan kenapa ia harus berbohong jika ia sudah menikah.

 “Hyung… Nuuna… kumohon selamatkan wajahku di hadapannya….” Joo Won untuk kesekian kalinya meminta belas kasihan.

Maroo dan Eun Gi mendesah, merasa kasihan tapi juga geram pada tingkah kekanak-kanakan Joo Won.

Mereka kemudian keluar sesuai rencana Joo Won. Maroo urung mandi dan hanya mencuci mukanya agar lebih segar.

Ketiganya hinggap di dapur, duduk di kursi makan yang sama, melingkari Hyeri yang sudah nyaris menghabiskan sup di mangkuknya.

“Hmm… aku akan menginap di sini, kalian benar-benar tidak keberatankan? Kulihat hanya ada 2 kamar,” Hyeri membuka obrolan.

Eun Gi terlihat sangat diam hari ini, ia harus diam atau mulutnya yang frontal itu bisa salah berucap.

Joo Won menyahut cepat, membunuh hening dan canggung yang merayap.

“Tidak masalah! Aku bisa tidur di depan TV dengan kasur lipat,” jawabnya.

Hyeri mengernyit, “Berarti aku akan memisahkan kalian berdua?” tanyanya sembari menatap Eun Gi dan Joo Won dengan tak enak. Di benaknya, ia akan tidur dengan Eun Gi sementara Joo Won mengalah dan tidur di luar.

“Eh…” Joo Won menggaruk tengkuknya, bingung. Ia melirik Maroo dan Eungi, mencoba memohon diam-diam. Maroo dan Eun Gi saling lirik, tak paham dengan apa yang coba Joo Won sampaikan.

“Kakak iparku maksudku, ia akan mengalah dan tidur di depan TV. Hehehe….” Ucap Joo Won.

Maroo sampai tersedak dan Eun Gi mengurut-ngurut tengkuknya sembari melirik Joo Won geram.

“Dokter bersedia melakukannya untukku?” Hyeri terbelalak tak percaya.

Maroo mendongak, ia dengan sangat terpaksa mengangguk meski tanpa senyum.

Baiklah, berita besarnya bukan itu sebenarnya. Bukan tentang Maroo yang terpaksa tidur di luar tapi tentang Joo Won dan Eun Gi.

Maroo tak paham kenapa ia mengangguk dan membiarkan mereka tidur sekamar malam ini.

Kehadiran Joo Won mengguncang dunianya dan kehadiran Hyeri menggenapinya menjadi lebih dari sekedar guncangan. Ya, Hyeri menjungkir balik dunianya.

~oOo~

DAN FAKTANYA,

SERIUS KANGEN SAMA INI COUPLE.

Hahaha…

Jadi malam ini bersamaan dengan mood yang lagi bagus karena baru gajian, aku nulis chaper 28.

Eun Gi kurang dialog ya?

Maroo juga kurang banyak action.

Joo Won sibuk ngoceh sana sini.

Dan Hyeri membuatku sebal sendiri.

Tapi setidaknya, adegan pembuka lumayankan wahai CHAEKI SHIPPER? Cekaka~

Aku gak jago nulis begituan dan lebih suka menyamarkannya dengan kalimat-kalimat penuh romansa nan sastra.

Semoga feelnya dapet meski gak pakai vulgar maupun frontal^^

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Methaalana
Si Maroo berasa sialan banget ah! Cekaka~ Sok kagak butuh, sok jaim, sok dingin tapi ngarep! Marooo... aku padamu! *Nulis sendiri, ngomel-ngomel sendiri*^^

Comments

You must be logged in to comment
Alexasky
#1
Chapter 6: Hii i would really love to read the story. Do you happen to know how to translate the story to English please?
kyuhaeni #2
Chapter 42: annyeong.. reader baru di sini..
Kang Maroo di sini ga jauh beda sma Yoo Shi Jin ya yg palyful..
makasi ff nya.. aku yg blm puas nonton Nice Guy baca ini jadi suka bgt! comedy romance lagi.. waah harapan aku tuh kelak Joongki main com-rom drama..
oladilia1310 #3
Chapter 41: Kalo aku berani ngomelin eungi, pasti udah kuomelin! Udah masa" mau melahirkan kok ekstrimnya gk ilang sih *gemesssss* hahahhh
Trus ini gimana eungi lahirannya masa di pulau tanpa RS??!!! Semoga Maroo bisa nanganin kalo emg gk bisa balik ke Seoul :')
And.... i miss ChaeKi Couple so much ㅠㅠ
Semangat kak author!! Kutunggu update selanjutnya! 파이팅! ♡♡
Chaeki_Novit #4
Chapter 38: aku udh baca chapter 39 nya d wattpad
dan waaah cerita'y makin menarik dan seru,, apa yg mencelakai jang mi itu eungi??
d tnggu chap selanjut'y ya :)

*maaf ya aku komen disini. wattpad aku lg gk bsa buat komen

oya aku mulai setuju dngan author-nim kaya'y klu cerita eunma datar2 aja gk kn trasa eunma'y n pasti'y krang menarik hihi jdi aku prcayakan alur'y kpada sang pakar'y aja
semangatt ya thor :D
emoonsong #5
Chapter 38: Hmmm joahhh... ditunggu next chapnya....hehehe
Chaeki_Novit #6
Chapter 38: ayoo ayoo cepat tes DNA biar semua tau (trutama eunma) kalau itu bukan anak'y maroo n jang mi juga harus jujur n selesain msalah dia sendiri sama ex husband'y

aduuhh ini nyonya song kalau lg ngmbek sifat asli'y kluar hahaha lupa ya kalau lg ngandung dede kembar hehehe

semangat thor, next chapter'y jgn lama2 ya
give me sweet happy ending. really happy ending. jeballl
Chaeki_Novit #7
Chapter 38: ayoo ayoo cepat tes DNA biar semua tau (trutama eunma) kalau itu bukan anak'y maroo n jang mi juga harus jujur n selesain msalah dia sendiri sama ex husband'y

aduuhh ini nyonya song kalau lg ngmbek sifat asli'y kluar hahaha lupa ya kalau lg ngandung dede kembar hehehe

semangat thor, next chapter'y jgn lama2 ya
give me sweet happy ending. really happy ending. jeballl
eonnifan
#8
Chapter 38: kan.. udh ketebak jonghyun bukan anak maroo hahhahahaha

sabarlah eungi
tp entah knp aku pengen eungi ky ngelakuin sesuatu yg ekstrim gitu lol
jgn2.. yg jd pembunuhnya.. eungi :O
emoonsong #9
Chapter 37: Komen selanjutnya dariku....

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°©©©°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Jong Hyun tinggal bersama Eng Gi? Kurasa ini baru namanya saingan yang seimbang...
Eng gi tdk mungkin kalah dr wanita manapun dihati Maroo... tp dgn Jong Hyun?....
Aku rasa Maroo akan sedikit bingung bukan?
Meski hatix untuk Eng Gi tapi Maroo tak mampu mengabaikan Jong Hyun...
Dan ini yang akan menyakiti Eun Gi... bukan begitu?
Ah sial bagimu Kang Maroo...

Eun Gi akan mendapat dukungan penuh dr semuanya bahkan dr si Twin...
Dan krn Jong Hyun tdk memiliki siapa siapa disisinya? Kau mungkin akan mengambil tanggung jawab itu...

Dan itu yg tidak diinginkan Eun Gi...
Kau berada bersebrangan dengannya...
Karena itu Eun Gi menginginkan mesin waktu... untuk bisa menemukanmu lebih dulu...
Tapi tentu sj hal yg mustahil... krn ini bukan fanfic doraemon tapi ini ff chaeki...
Hak paten mesin waktu hanya untuk doraemon, nobita dan kawan kawan Readers dan Eun Gi tau itu..
*plakkk abaikan*

Krn itu... kita akan berharap seperti biasa untuk Eun Gi sekali lagi berlari ke pihak Kang Maroo tanpa memedulikan apapun...
Meski itu artinya dia berada dipihak yang sama dengan Jong Hyun... si anak kecil yg menjadi saingannya...

Hey tunggu dulu...
Kurasa Eun Gi tdk sebodoh itu untk mempercayainya...tanpa mengkonfirmasinya dan ayolah Maroo bahkan seorg dokter ... apa mereka bahkan tdk terpikir untk melakukan tes DNA...?
Mengapa perkataan seorg wanita dari masa lalu menjadi begitu terpercaya? Hingga diterima tanpa pembuktian...
#mungki Eun Ma Lelah... butuh piknik...

Hemm meski tes DNA tdk murah tp biaya bukan hal yg perlu dirisaukan oleh seorg Eun Gi kan?
Yah cukup mnngirim sampel rambut Kang Maroo dan Jong Hyun kurasa... hal Ini bisa dipecahkan...





©¶©¶©¶

Eun Gi bisa saja menyerah untuk apapun dan siapapun tp Eun Gi tdk akan menyerah untuk Kang Maroo ...

©¶©¶©¶