Good Husband Not Good Doctor

NICE GUY FF - After The Ending

Maroo yang terbangun di tengah malam, akhirnya menemukan Eun Gi di dapur. Istrinya itu tengah asyik berbincang dengan Joo Won. Maroo menatap tak nyaman campur heran. Ia berjalan mendekat.

“Kalian tidak tidur? Selarut ini melakukan apa?” tanyanya. Eun Gi menoleh, ia cukup terkejut menemukan Maroo di belakangnya. Dan pikiran konyol itu terlintas tiba-tiba, Maroo mungkin akan menggeretnya masuk ke kamar dengan cemburu. Bukannya merasa cemas, Eun Gi malah akan sangat senang jika Maroo melakukan itu. Jujur saja, meski telah hampir 2 tahun menikah, Maroo jarang sekali menunjukkan kecemburuannya.

Sejauh ini, ia merasa Maroo agak dingin. Mungkin sifatnya memang seperti itu, namun tetap saja. Terakhir kali Maroo mencemburuinya adalah saat ingatannya belum kembali, saat ia melihat Pengacara Park memapahnya naik tangga, di malam Eun Suk akhirnya ditemukan.

Soal pemotretan dengan CN Blue kapan hari, Maroo biasa saja. Ia marah karena Eun Gi keluar rumah seenaknya padahal baru keluar dari Rumah Sakit, bukan karena istrinya mendadak agak genit dan foto bersama pria-pria muda.

Sekali lagi, siapa sih wanita yang tidak suka dicemburui? Eun Gi menginginkannya. Ia ingin tahu, bagaimana Maroo saat cemburu.

Jadi bayangan konyol soal Maroo yang marah-marah itu melintas di benaknya. Sayangnya, Maroo adalah Maroo. Berbanding terbalik dengan yang Eun Gi pikirkan, suaminya itu malah duduk bergabung dengannya dan Joo Won.

“Kenapa belum tidur?” Maroo sekali lagi bertanya, kali ini fokus matanya menumbuk wajah Eun Gi. Eun Gi tidak menjawab, ia cukup terkejut dan malah terlihat kecewa oleh sikap Maroo yang anteng-anteng saja.

“Kau terbangun karena kelaparan juga, Hyung?” tanya Joo Won polos dan agak sok tahu.

Maroo menatap bingung.

Lapar? Ah, apa kedua makhluk penghuni dapur ini sedang sama-sama kelaparan? Pikir Maroo cepat.

Ia menatap ke Eun Gi yang menatapnya seolah mengharapkan sesuatu.

“Kenapa melihatku seperti itu?” tanya Maroo heran.

Eun Gi tidak menjawab, ia mendesah kecewa. Suami macam apa yang tidak cemburu melihat istrinya berduaan dengan pria lain saat ia sedang tidur? Hanya Maroo! Satu-satunya suami itu hanyalah Maroo.

“Kenapa wajahmu ditekuk seperti itu?” tanya Maroo lagi. Eun Gi menggeleng kali ini. Ia bangun dari kursi dengan cepat.

“Aku mau tidur,” ucapnya seraya melenggang pergi begitu saja, meninggalkan Joo Won dan Maroo yang mendadak gagal paham.

 “Kenapa Nuuna terlihat marah ya? Tadi ia terlihat ceria saat melihat foto-foto bayi di kameraku. Apa nasi gorengku tidak enak ya?” Joo Won mencicip sedikit sisa nasi goreng buatannya di wajan.

“Enak kok! Malah sebuah mahakarya!” Joo Won menggaruk kepalanya bingung.

“Kau mau mencicipinya Hyung?” Ia dengan penuh semangat menyodorkan wajan di tangannya ke hadapan Maroo yang dengan spontan bergerak mundur.

“Tidak! Aku mau tidur lagi!” Maroo menggeleng aneh. Ia bergegas pergi meninggalkan Joo Won yang sibuk menggumamkan, “Ini Mahakarya… Ini Mahakarya….” seraya menghabiskan sisa nasi gorengnya di wajan.

Maroo kembali ke dalam kamar dan merebah di sisi Eun Gi yang masih berkedap-kedip belum bisa tidur.

“Kau kenapa lagi?” tanya Maroo agak malas. Ia menguap lebar dan matanya terasa berat karena ngantuk.

“Tidak! Aku malu menceritakannya!” jawab Eun Gi kesal. Sifat aslinya itu, mau berapa ribu tahun pun tidak akan pernah bisa terkikis sempurna.

“Baiklah! Kalau begitu aku mau tidur, besok pagi… hoooaaam… aku harus kembali menjaga pesta adat….” Maroo menarik selimut dan memeluk Eun Gi. Ia menyandarkan kepalanya di dekat bahu Eun Gi lantas memejamkan matanya tanpa dosa. Eun Gi melirik sebal dan mendorong Maroo agak menjauh. Yang didorong diam saja karena memang sudah tidur.

 “Hyaaa… kau benar-benar tidur???” Eun Gi memekik sewot.

~oOo~

“Hari ini kau diam saja di rumah, aku pasti sangat sibuk dan di luar juga penuh orang. Aku takut kau terdesak-desak,” ujar Maroo di sela makan pagi. Eun Gi tidak menjawab, ia hanya melirik dan terus menyuap nasi ke mulutnya.

Maroo menyadari itu. Ia samar-samar teringat jawaban Eun Gi semalam jika ia punya sesuatu untuk dikatakan tapi itu memalukan untuknya. Maroo ingin bertanya, tapi Joo Won mendadak keluar dari kamar dan bergabung bersama mereka. Rasanya bukan waktu dan saat yang tepat untuk menginterogasi Eun Gi pikir Maroo.

“Pagi semuanya….” Sapa Joo Won yang memang supel dan mudah berbaur.

“Pagi….” Jawab Maroo sopan.

“Kemarin kau kenapa Nuuna?” Joo Won duduk di samping Eun Gi.

“Memang aku kenapa?” Eun Gi balik bertanya dengan agak ketus. Joo Won menyunggingkan sedikit senyum, “Kau mendadak pergi bahkan tanpa mengucapkan terima kasih, kukira nasi goreng buatanku tidak enak,” jawab Joo Won polos.

“Aku sebal dengan seseorang,” jawab Eun Gi, ia melirik Maroo.

Joo Won menatap keduanya, “Apa kalian belum baikan? Hyung… jangan terlalu keras pada Nuuna… dia nekat ke Tong Yeong karena merindukanmu,” Ucapan Joo Won membuat Maroo speechless sendiri. Mereka bahkan baru bertemu kemarin dan seolah telah saling mengenal sejak jaman dinosaurus.

Belum sempat Maroo berkomentar dan meluruskan jika dia sudah berbaikan dengan Eun Gi. Eh, Joo Won tiba-tiba saja berdiri dengan kamera di lehernya.

“Aku harus buru-buru membidik gambar-gambar bagus. Sampai jumpa di sana dan... Hyung, cepatlah berbaikan!” Joo Won berbisik seraya menepuk bahu Maroo sebelum berlari keluar.

Maroo terbengong sebentar dibuatnya, tapi entah kenapa tiba-tiba ia tergelak kecil sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Eun Gi melirik heran, “Kau kenapa?” tanyanya.

Maroo tersenyum kecil, mencondongkan wajahnya lebih dekat dan menatapnya santai.

“Kau yang kenapa? Sebentar marah, sebentar jadi pendiam, sebentar kemudian jadi mesra. Aku ini Dokter dan setahuku, hanya karena hamil, seseorang tidak akan jadi bipolar,”

“Apa kau baru saja mengataiku bipolar?” Eun Gi melotot kaget.

“Lihat! Lihat! Kau heboh lagi seperti dulu dan jadi sensitif sendiri!” Maroo terus menggoda Eun Gi.

Eun Gi mendengus kesal, ia ingat bagaimana mereka pernah bertengkar dulu dan sudah berjanji untuk tidak mengulanginya lagi.

Cinta… selama apapun itu… sebesar apapun itu… sekuat apapun itu… akan tetap membuat pecandunya kekanak-kanakan kadang. Maroo dan Eun Gi, mereka juga manusia biasa meski dengan kisah cinta yang tak akan pernah kalian temui di dunia ini. Meski demikian, karena mereka manusia, maka akan ada saat dimana mereka bersikap kekanak-kanakan.

“Aku kesal karena kau baik-baik saja melihatku bersama Joo Won semalam,” jawab Eun Gi blak-blakan.

Maroo gantian melotot kaget saat mendengarnya.

“Bukankah seharusnya kau cemburu atau marah sedikit? Bukankah sebagai suami harusnya kau seperti itu? Istrimu berduaan di tengah malam dengan pria lain, kau tidak panas sama sekali? Apa itu normal??? Mungkin karena aku sedang hamil dan bentuk tubuhku jadi gendut, kau jadi tidak bergairah lagi saat melihatku???” Eun Gi semakin frontal. Suaranya mungkin terdengar keras sampai keluar.

Maroo yang kehabisan kata, hanya bisa berteriak, “Hyaaa… SEO EUN GI!!!”

Teriakan khasnya setiap kali Eun Gi sibuk dengan dunia khayalnya sendiri dan merepet Maroo dengan berbagai cercaan tak berbobot yang cenderung memancing pertikaian.

Tok… tok… tok… terdengar suara ketukan pintu. Daripada meladeni Eun Gi yang entah kesambet apa, Maroo lebih memilih untuk membuka pintu.

Rupanya Paman Kepala Desa. Ia datang bersama 2 orang pria dan 1 wanita. Maroo mempersilahkan mereka masuk dan mau tak mau Eun Gi terpaksa menghentikan apapun yang keluar dari mulutnya. Ia berdiri dan menyambut mereka ramah.

Sebenarnya, suara Eun Gi terdengar sampai keluar dan si Paman Kepala Desa sempat maju mundur sebanyak 3-5 kali sebelum akhirnya berani mengetuk pintu rumah mereka.

“Ah, istri anda sudah kembali rupanya,” ujar Paman Kepala Desa, ia sudah tahu tapi hanya ingin berbasa-basi.

Maroo dan Eun Gi tersenyum demi sopan santun.

“Ada apa?” tanya Maroo to the point setelah mempersilahkan si Paman Kepala Desa dan orang-orang yang dibawanya untuk masuk.

“Mereka ini mahasiswa-mahasiswa kedokteran dari kota, rencananya mereka akan membantu anda beberapa hari ke depan. Seharusnya sudah sejak kemarin tapi mereka tertahan di terminal karena tidak kebagian bus,”

Maroo mengangguk dan memberikan salam saat ketiganya mulai memperkenalkan diri satu persatu.

“Kalau begitu kami pergi ke pos pengobatan dulu,” pamit Paman Kepala Desa, ia bergegas pergi bersama rombongannya, Maroo tersenyum dan mengangguk sopan, di sisinya Eun Gi ikut tersenyum, mereka tidak mau memasang wajah tak menyenangkan di hadapan orang lain. Setelah rombongan Paman Kepala Desa berlalu, Eun Gi segera mengenyahkan tangan Maroo dari pinggangnya dan berjalan masuk.

Maroo terang saja, tidak mau masalah ini berlarut-larut. Ia mengejar Eun Gi, menghadangnya di depan.

Ditatapnya wajah kusut Eun Gi.

“Kita akhiri saja!” seru Maroo serius.

“Akhiri apa? Pernikahan kita?” Eun Gi mendelik was-was.

“Hyaaa… apa kau benar-benar berpikir sejauh itu?” Maroo menatap frustasi.

“Maksudku pertengkaran kita! Ayu duduk dan bicara! Katakan semua yang ingin kau katakan dan beritahu aku semua hal yang kau inginkan! Aku akan mendengarkanmu,” ucap Maroo bijak. Ia mendudukkan Eun Gi di kursi sementara ia berlutut di hadapannya seraya menggenggam tangannya.

Diperlakukan seperti itu, terang saja kemarahan Eun Gi raib tak berbekas. Yang ada, ia malah tersipu malu sendiri, apalagi tatapan Maroo begitu teduh dan sabar.

“Kenapa diam?” tanya Maroo.

“Bukankah kau sudah ditunggu di pos pengobatan?” Eun Gi mencoba menghindari tatapan Maroo.

“Aku tidak akan tenang jika meninggalkan istriku yang sedang hamil dengan perasaan yang buruk seperti ini. Ungkapkan semuanya, aku sudah berjanji untuk mendengarkanmu,” ucap Maroo lembut.

Eun Gi terdiam sejenak sebelum akhirnya membuka suara, “Kadang… aku merasa kau sangat dingin, tapi tiba-tiba juga kau menjadi hangat dan romantis. Kemarin entah kenapa aku merasa marah karena kau datar-datar saja saat melihatku di dapur dengan Joo Won. Aku merasa tidak menarik lagi di matamu karena pipi dan tubuhku semakin gendut. Dan setelah kuingat-ingat, aku tidak pernah melihatmu begitu cemburu, seperti kau tidak mencintaiku sepenuh hati,” Eun Gi mencoba jujur.

Maroo mendengarkan dengan seksama, mencoba memahami isi hati istrinya itu. Sungguh, wanita makhluk yang rumit. Seandainya IQnya setinggi Einstein pun, Maroo tetap kebingungan menghadapi hati seorang wanita. Mereka tidak pernah sederhana.

Maroo menyelipkan beberapa helai rambut Eun Gi ke balik telinga.

Mereka saling pandang. Maroo masih diam, tak ada ekspresi di wajahnya dan ini membuat Eun Gi merasa kurang nyaman.

Ini perasaan yang sama, entah kenapa perasaan ini muncul lagi. Perasaan saat ia mendapati Eun Gi tertidur di jembatan karena menunggunya, beberapa tahun silam di Jepang.

Tanpa banyak kata, Maroo mendongak, memegang wajah Eun Gi dan menciumnya dalam-dalam. Menyesap bibirnya dengan giat. Eun Gi cukup kaget tapi ia tak berniat menolak dan justru sangat menikmatinya.

Eun Gi yang angkuh, keras kepala, frontal, selalu berpikiran negatif tapi polos dan penuh cinta sebenarnya bukan kombinasi yang cocok jika disandingkan dengan Maroo yang kadang dingin, tak terlalu pandai mengungkapkan cinta dan agak terlalu cuek.

Maroo mungkin bukan sosok yang menarik dan agak membosankan meski ia penuh kharisma, namun kehadiran Eun Gi yang penuh gairah dan antusias pada cinta mereka, membuat kisah keduanya mengalir seirama.

Eun Gi menatap penuh tanya saat Maroo melepaskan ciuman mereka.

“Aku minta maaf karena menjadi terlalu dingin kadang. Aku mungkin merasa terlalu nyaman karena percaya bahwa cinta Seo Eun Gi kepada Kang Maroo tak tergoyahkan. Aku juga tidak pandai menunjukkan perasaanku dan cenderung membosankan. Sebenarnya… saat melihatmu berdua bersama Joo Won semalam, ah tunggu, bukan sejak semalam tapi sejak kalian datang bersama-sama dan kau memintanya tinggal di sini, aku merasa kurang nyaman tapi, aku menahan perasaanku dan…”

“Jadi intinya, apa kau cemburu?” Eun Gi menyela cepat, menatap Maroo penasaran.

“Pria mana yang baik-baik saja saat istrinya datang bersama pria tak dikenal? Sekalipun kau datang dengan Paman Kepala Desa sekalipun, aku akan merasa kurang senang,” jawab Maroo.

“Jadi intinya kau cemburu?”

“Lalu apa aku harus merasa senang? Hmm?” Maroo balas bertanya, sengaja menggoda.

Eun Gi tersenyum gemas, “Ah… bagaimana ini… kau membuatku ingin punya anak ketiga bahkan sebelum bayi kembar kita lahir,”

Maroo tergelak kecil. Sekali lagi mereka saling pandang. Kali ini dengan penuh cinta.

“Kurasa aku masih punya waktu, lagipula sudah ada tiga dokter di sana,” kelakar Maroo disambut gelak tawa Eun Gi.

~oOo~

Sementara itu, Joo Won asyik berkencan dengan kameranya. Ia sudah menjepret banyak foto dalam kameranya dan masih terus mencari foto terbaik.

Festival pesta adat ini benar-benar meriah. Lomba menangkap katak di lumpur adalah acara yang sedang menyita perhatian para penduduk desa beserta para wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri saat ini.

Joo Won yang agak anti pada hewan kenyal dan pandai melompat itu sengaja mengambil jarak agak jauh. Ia mundur cepat, menjejal di antara kerumunan orang yang malah ingin mendesak maju.

Langkah Joo Won terhenti saat ia tanpa sengaja menginjak kaki seseorang dan terdengar suara aduh di balik punggungnya. Joo Won menoleh, dan alangkah terkejutnya ia mendapati sosok yang ia kenal ikut membaur di keramaian.

Hyeri!

Kalian masih ingat gadis yang naik pesawat dengan Maroo di chapter satu dan gadis yang ditolong Maroo saat Eun Gi tidak ada?

Ya, ternyata Joo Won dan Hyeri saling mengenal.

Baiklah, aku ingin membuat kisah cinta Maroo lebih manusiawi dan gak tragis tentunya. Hahai… Kemudian soal para pendatang baru, kita lihat saja sejauh apa hubungan mereka dalam kehidupan si pengantin muda EunMaroo. Hihihi…

Komentarnya ditunggu ya, kakak. Selamat datang di Indo*art eh, cekaka~

Hoaaa… aku tidak bisa seeksis dulu di wattpad. Kemarin berangkat liputan jam 08.30 pagi pulang jam 21.30 malem. Huaaaa… *numpang curhat* Doakan semoga rejeki terus melimpah dan selalu dikasih sehat ya, jadi tetap bisa eksis meski jadwal liputan bertubi-tubi. Hahai…

Ah, aku gak tahu kapan bisa move on dari EunMa couple.

Ayo tumpengan kalau mereka jadian beneran xD

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Methaalana
Si Maroo berasa sialan banget ah! Cekaka~ Sok kagak butuh, sok jaim, sok dingin tapi ngarep! Marooo... aku padamu! *Nulis sendiri, ngomel-ngomel sendiri*^^

Comments

You must be logged in to comment
Alexasky
#1
Chapter 6: Hii i would really love to read the story. Do you happen to know how to translate the story to English please?
kyuhaeni #2
Chapter 42: annyeong.. reader baru di sini..
Kang Maroo di sini ga jauh beda sma Yoo Shi Jin ya yg palyful..
makasi ff nya.. aku yg blm puas nonton Nice Guy baca ini jadi suka bgt! comedy romance lagi.. waah harapan aku tuh kelak Joongki main com-rom drama..
oladilia1310 #3
Chapter 41: Kalo aku berani ngomelin eungi, pasti udah kuomelin! Udah masa" mau melahirkan kok ekstrimnya gk ilang sih *gemesssss* hahahhh
Trus ini gimana eungi lahirannya masa di pulau tanpa RS??!!! Semoga Maroo bisa nanganin kalo emg gk bisa balik ke Seoul :')
And.... i miss ChaeKi Couple so much ㅠㅠ
Semangat kak author!! Kutunggu update selanjutnya! 파이팅! ♡♡
Chaeki_Novit #4
Chapter 38: aku udh baca chapter 39 nya d wattpad
dan waaah cerita'y makin menarik dan seru,, apa yg mencelakai jang mi itu eungi??
d tnggu chap selanjut'y ya :)

*maaf ya aku komen disini. wattpad aku lg gk bsa buat komen

oya aku mulai setuju dngan author-nim kaya'y klu cerita eunma datar2 aja gk kn trasa eunma'y n pasti'y krang menarik hihi jdi aku prcayakan alur'y kpada sang pakar'y aja
semangatt ya thor :D
emoonsong #5
Chapter 38: Hmmm joahhh... ditunggu next chapnya....hehehe
Chaeki_Novit #6
Chapter 38: ayoo ayoo cepat tes DNA biar semua tau (trutama eunma) kalau itu bukan anak'y maroo n jang mi juga harus jujur n selesain msalah dia sendiri sama ex husband'y

aduuhh ini nyonya song kalau lg ngmbek sifat asli'y kluar hahaha lupa ya kalau lg ngandung dede kembar hehehe

semangat thor, next chapter'y jgn lama2 ya
give me sweet happy ending. really happy ending. jeballl
Chaeki_Novit #7
Chapter 38: ayoo ayoo cepat tes DNA biar semua tau (trutama eunma) kalau itu bukan anak'y maroo n jang mi juga harus jujur n selesain msalah dia sendiri sama ex husband'y

aduuhh ini nyonya song kalau lg ngmbek sifat asli'y kluar hahaha lupa ya kalau lg ngandung dede kembar hehehe

semangat thor, next chapter'y jgn lama2 ya
give me sweet happy ending. really happy ending. jeballl
eonnifan
#8
Chapter 38: kan.. udh ketebak jonghyun bukan anak maroo hahhahahaha

sabarlah eungi
tp entah knp aku pengen eungi ky ngelakuin sesuatu yg ekstrim gitu lol
jgn2.. yg jd pembunuhnya.. eungi :O
emoonsong #9
Chapter 37: Komen selanjutnya dariku....

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°©©©°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Jong Hyun tinggal bersama Eng Gi? Kurasa ini baru namanya saingan yang seimbang...
Eng gi tdk mungkin kalah dr wanita manapun dihati Maroo... tp dgn Jong Hyun?....
Aku rasa Maroo akan sedikit bingung bukan?
Meski hatix untuk Eng Gi tapi Maroo tak mampu mengabaikan Jong Hyun...
Dan ini yang akan menyakiti Eun Gi... bukan begitu?
Ah sial bagimu Kang Maroo...

Eun Gi akan mendapat dukungan penuh dr semuanya bahkan dr si Twin...
Dan krn Jong Hyun tdk memiliki siapa siapa disisinya? Kau mungkin akan mengambil tanggung jawab itu...

Dan itu yg tidak diinginkan Eun Gi...
Kau berada bersebrangan dengannya...
Karena itu Eun Gi menginginkan mesin waktu... untuk bisa menemukanmu lebih dulu...
Tapi tentu sj hal yg mustahil... krn ini bukan fanfic doraemon tapi ini ff chaeki...
Hak paten mesin waktu hanya untuk doraemon, nobita dan kawan kawan Readers dan Eun Gi tau itu..
*plakkk abaikan*

Krn itu... kita akan berharap seperti biasa untuk Eun Gi sekali lagi berlari ke pihak Kang Maroo tanpa memedulikan apapun...
Meski itu artinya dia berada dipihak yang sama dengan Jong Hyun... si anak kecil yg menjadi saingannya...

Hey tunggu dulu...
Kurasa Eun Gi tdk sebodoh itu untk mempercayainya...tanpa mengkonfirmasinya dan ayolah Maroo bahkan seorg dokter ... apa mereka bahkan tdk terpikir untk melakukan tes DNA...?
Mengapa perkataan seorg wanita dari masa lalu menjadi begitu terpercaya? Hingga diterima tanpa pembuktian...
#mungki Eun Ma Lelah... butuh piknik...

Hemm meski tes DNA tdk murah tp biaya bukan hal yg perlu dirisaukan oleh seorg Eun Gi kan?
Yah cukup mnngirim sampel rambut Kang Maroo dan Jong Hyun kurasa... hal Ini bisa dipecahkan...





©¶©¶©¶

Eun Gi bisa saja menyerah untuk apapun dan siapapun tp Eun Gi tdk akan menyerah untuk Kang Maroo ...

©¶©¶©¶