Chapter 7

The 13th Fates
Please Subscribe to read the full chapter

Di dalam rumah Amber menunggu kedatangan Kai sambil menonton tv, lebih tepatnya melamuni tv. Walau matanya lurus ke layar tv tapi pikiranya menerawang dengan tatapan kosong.

'tingnong'

Bel berbunyi dan mengejutkannya, ia bergegas menuju pintu. Amber sedikit terkejut Kai datang secepat itu tidak sampai 10 menit, namun pikiranya sedang malas untuk menerka-nerka lebih jauh lagi.

Ia membuka pintu namun tidak ada siapa-siapa, padahal tadi jelas - jelas ada suara bell yang sempat mengejutkannya. Ia menutup kembali pintu rumahnya.

"Boo!"

Amber terlonjak kaget sampai menubruk pintu dibelakangnya, karena tiba-tiba saja Kai tepat berada dibelakangnya ketika ia membalikan tubuhnya "Oh jes, you scared me".

Amber merasa ada yang ganjil "How..how did you get in?" Amber syok sambil memicingkan matanya. Kai hanya membalasnya dengan senyuman jahil.

Amber menarik nafas dalam-dalam "Pasti tadi aku melamun sampai-sampai tidak melihatmu masuk" Amber duduk kembali disofa.

"Tidak Amber, aku memang bisa menghilang gitu"

"Uh-ah? Are you kidding me? Apakah ini salah satu lelucon konyolmu? Tapi maaf Kai aku sedang tidak mood"

"No seriously, aku memang bisa menghilang dari satu tempat ketempat lain"

"Jumper? Yeah...aku pernah nonton film itu dua kali, itupun karena Hayden Christensen tampan bukan main"

Kai mendengus akan jawaban Amber "Kau tau teleportasi"

Amber berpikir sejenak, berusaha mengingat-ingat jalan cerita film yang karakternya dapat berpindah tempat "I get that a lot, like The Prestige right?"

"Amber ini bukan di film, aku Kim Jongin nyata bisa menghilang seperti itu" kata Kai sambil menuding- nuding wajahnya sendiri dengan telunjuknya.

"Kau sakit Kai? Kau yakin baik-baik saja?" Amber menyentuh kening Kai memastikan bahwa sahabatnya baik-baik saja.

"Sungguh? Harusnya aku yang bilang begitu, you look__old, are you 45?" Kai menatap aneh Amber, Kai sangat mengenali perubahan sahabatnya itu.

"Ini Serius Kai, aku sedang tidak mood bercanda" ucap Amber sinis.

Kai mengangkat tanganya sejajar dengan dada mengisyaratkan menyerah.

Mendadak Kai menatap Amber prihatin "Kau baik-baik saja?"

"Aku sedikit lebih baik kok" Amber mengakui.

"Aku senang kalau kau baik - baik saja" ujar Kai menyembunyikan keprihatinannya.

"Aku kehilanganmu selama ini" Kai tersenyum pada Amber dengan sikap menyemangati.

"Umm....Kai, ngomong-ngomong__mau apa kau bawa ransel sebesar itu?" Amber menunjuk ke tas ransel berwarna merah di punggung Kai dengan bibirnya. "Seperti mau hiking saja, Ayahku sudah berangkat tadi pagi, dia ada jadwal praktek pengganti"

"Bukan dengan ayahmu, tapi denganmu, Amber. Aku mau mengajakmu kesuatu tempat, seru banget! Kau pasti suka,

"Lagi pula Kau harus menghirup udara segar, jangan didalam rumah terus, kau mulai sebau rayap" Kai berpura - pura menutup hidung dengan telunjuknya.

Amber mengendus baju yang ia kenakan, dan baunya tidak seburuk itu. Walau memang baju tersebut sudah ia gunakan selama 4 hari berturut-turut, dan tidak cuci rambut seminggu terakhir.

"Memangnya mau kemana, aku tidak mau jauh-jauh yah? Apalagi hiking"

"Tidak hiking kok, lagupula aku tidak mau menggendongmu sampai atas gunung"

Amber mendengus karena Kai meremehkan kemampuan hikingnya.

"Kau tidak usah khawatir, bila dengan ku kemanapun akan terasa dekat, Kau akan tau nanti. Yang penting sekarang siap-siap, dan aku sarankan bawa baju renang ya" Kata Kai sambil merangkul Amber dan mengarahkanya berjalan ke anak tangga.

"Baju renang? Kita mau ke pantai yah?" tanya Amber semangat.

"Lebih bagus dari itu, sudah cepat sana jangan banyak tanya"

"Just a minute!"

"Tenang saja, i've much time to waste" kata Kai sok inggris dan membuat Amber geli mendengarnya. Bergaul dengan Amber membuatnya terbawa mengikuti cara bicara Amber.

Amber masukan segala keperluan ke ransel berbahan Denim dan yang terakhir baju renang, lebih tepatnya bikini two pieces, itu satu-satunya yang ia miliki.

Alasanya karena dia tidak begitu mahir berenang tapi dia suka bermain air walau hanya ditepian saja. Itu pun pemberian hadiah ulang tahun setahun lalu dari Krystal, bikini Victoria's Secret dan piyama kimono sutra berwarna pink dengan merk sama. Piyama kimono itu belum pernah ia gunakan, bahkan masih ada labelnya, kado yang sangat berlebihan memang bila di lihat dari berbagai sisi, karena Amber tidak menyukai piyama itu apalagi warnanya. Tapi karena pemberian Krystal, sahabatnya, jadi Amber tidak bisa menolak.

Ia pandangi bikini berwarna putih gading ditangannya, membuatnya menimbang-nimbang untuk memasukkanya kedalam tas, setelah ia berpikir lama akhirnya ia masukkan atasan bikininya saja kedalam tas.

Amber bergegas keluar dan menuruni anak tangga. Ia melihat Kai sedang cekikan menonton stand up comedy di channel kesukaannya.

"Lama sekali kau dandanya" Kai bicara sambil mengerucutkan bibirnya, membuatnya terlihat mirip seperti karakter kartun Tweety.

"Maaf menunggu lama, tapi aku tidak dandan lho. Cuma banyak hal yang harus aku pikirkan" ujar Amber sambil menuruni tangga.

"Kau jangan terlalu banyak berpikir, disana kau hanya boleh bersenang-senang dan menikmati semua yang aku berikan" jelas Kai.

Amber mengangguk setuju "So....where are we heading?" tanya Amber penasaran.

"Sudah jangan bawel, ikut saja".

"Kita naik apa?" tanya Amber bingung.

Kai menggenggam tangan Amber sangat erat. Amber terkejut, membuatnya clingak-clinguk ke kanan dan ke kiri keheranan, ketika pandangan disekitarnya berubah menjadi sawah dan ladang padi yang siap panen.

Cuacanya sangat hangat dan bersahabat, dihadapan mereka ada pasar dan rumah penduduk yang suasananya amat pedesaan, kesukaan Amber. Di seberang sawah ada banyak domba yang sedang makan rumput, terlihat seperti bantal berjalan.

Amber masih kebingungan "How...how could you...? Ahh..aku pasti sedang mimpi. It's just a dream, it's just a dream, it's just a dream" Kai mencubit lengan Amber cukup keras dan membuatnya menjerit.

"Awww, sakit, Kai!" Amber membalas cubitan Kai dengan pukulan cukup keras ke lengannya yang berotot.

"Kau tidak sedang bermimpi kan?" kata Kai sambil merangkul dan mendekatkan wajahnya ke wajah Amber beberapa centi saja.

Amber menautkan alis dan menarik nafas dalam-dalam, Amber masih tidak percaya Kai bisa membawa mereka ke suatu tempat dengan sekali kedipan dan tidak masuk diakal.

"Sebenarnya apa yang terjadi padamu? Jelaskan!" mendadak Amber curiga dan memicingkan matanya "Kau ikut aliran sesat ya?"

"Aliran sesat apa maksudmu? Aku juga bingung menjelaskannya, aku juga tidak yakin kenapa ini bisa terjadi"

"I'm sure i can keep up, just tell me!"

Kai memandangi Amber menerawang sambil memikirkan harus dari mana ia memulai. Amber masih memelototi Kai menunggu penjelasan dari Kai, walau alasan yang ia berikan terdengar absurd sekalipun.

"But it's freakishly cool right?" canda Kai.

Amber hanya mengangguk ragu dengan alis yang semakin bertautan, ia masih tak mempercayai dengan apa yang terjadi. Amber meremas rambutnya kerena frustasi dan masih keheranan tak percaya.

"It's like miracle or gift from God" jelas Kai setengah melamun.

"Gift? Okay mungkin kau adalah satu dari orang yang memiliki 7 keajaiban dunia, lalu profilmu patut di dokumentasi oleh National georaphic, di wawancara di acara Ellen DeGeneres. But it's too weird Kai, orang normal manapun tidak akan mempercayai ini__oke mungkin aku orang idiot" Amber mulai membandingkan Kai dengan film-film action horor yang salah satu karakternya dapat menghilang.

Kai tertawa "Iya aku tau, tapi ini benar-benar keren dan nyata, awalnya aku juga tidak menyangka aku bisa seperti ini"

"Sejak kapan kau bisa menghilang seperti ini, hmm?" tanya Amber penasaran.

"Sebulan setelah kematian orangtuaku" tiba-tiba ia tertunduk, Kai menghembuskan nafasnya dengan berat, pundaknya kaku. Kai masih sedih mengingat-ingat kedua orang tuanya.

"Apa ada yang tau selain aku?" Amber berusaha mengalihkan perhatian dari kesedihan Kai.

Kai berfikir sejenak sebelum menjawab dan mengangkat kepala "Umm, ada teman kuliah ku, Kyungsoo" namun raut wajahnya masih terlihat bermuram durja.

Amber tidak ingin membuat keadaan semakin semeraut, Amber harus sadar bahwa tidak hanya dia yang merasa sedih dan kehilangan.

"Tapi awas saja ya kalau kalau Kau tiba-tiba muncul ketika aku sedang mandi" ancam Amber seraya berusaha mencari topik lain, Amber harap bisa lebih membangun keceriaan Kai lagi.

Seketika Kai mengangkat kepalanya dan menyeringai "Actually, that's good idea"

Amber mengepalkan tanganya ke wajah Kai memberi isyarat akan memukulnya.

"But, Where are we?"

"Where are we? Aku tidak yakin, tapi ini di Turki"

"Turki?" Amber syok "Kai aku tidak mau bertemu dengan petugas imigrasi yang berpatroli, aku tidak membawa pasporku, kenapa kau tidak bilang sih, kau bawa passport?"

"Pasporku? Hilang di Macchu Picchu, lagi pula kita cuma sebentar saja" jawab Kai enteng, bahkan ekspresinya tidak bisa dipercaya, ekspresinya sangat t

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
DrunkenWolf
Maafin ya guys yg udh komen dari tahun 2014 karena gue baru bisa aksesnya di tahun 2020 setelah berupaya meretes email sendiri yang terhubung ke akun AFF ini. Basi banget gak tuh yang komen dari tahun 2014 baru dibaca tahun 2020. Berasa kayak lagi berkelana waktu gitu 6 tahun kemudian baru di bales.

Comments

You must be logged in to comment
denihilda
#1
Chapter 25: 'yang bertahan yang menang' ini yg gue ambil setelah baca this fiction
ahh sampe paragraf terakhir masih gue pantau kali aja chanyeol muncul ehhh taunyaaa padahal suka chanberrr but at least ending nya happy lahh meskipun bukan sama chanyeol hahaha
liuliuyifan #2
Chapter 25: SAD ENDING AKU NANGIS BACANYA, seperti takdir ga menyatukan mereka, tp kasian amber sama chanyeol, paling kasian si chanyeol, ga rela baca endingnya. Thor knp kau biat sadending seperti ini, ada rasa ga rela amber sama kai harusnya sama chanyeol , aku jd ikutan galau, mending mereka mati,drpd saling tersiksa seperti ini/? Emg sih amber ga kesiksa dia ada kai, lah chanyeol bagaimana???T.T.
liuliuyifan #3
Chapter 20: Gregetan liat amber, dia tamak, aku paling ksian sama chanyeol
hernandaastri
#4
Chapter 25: maaf baru komen
ini sungguh end yg sangat 'menyedihkan' entah gak tau knapa rassnya sedih banget baca end nya
serasa seperti paksaan tpi sbenarnya bukan hanya saja tidak rela
sakit rasanya pas baca end nya agak sdikit tidak adil tpi itu memang yg terbaik untuknya
tpi tetap terlalu memaksa "bahagia bertepuk sebelah tangan"
haah y sudahlah ini memang yg terbaik untuknya dan kebahagiaannya
CHANBER selalu bersama dan selalu mencintai walau hanya dalam bayangan ....
diaheee11 #5
Chapter 9: wah keren banget ceritanya >< lanjut thor
abby_liu #6
jadi bingung mau baca dimana,
baca di blog yg udah lengkap chapter nya aja kali yah xD
okeyberliu #7
KAK INTAAAAAAN.....
TERNYATA LU D SINDANG JUGAAAA....
/sujud syukur/
KissontheW1nD
#8
Awww! This is cute! Thank God for translate XD
I hope more people read this!