Chapter 2

The 13th Fates
Please Subscribe to read the full chapter

Amber mendengar Daniel berbicara ditelepon dengan suara panik dan gelisah, Amber menghampirinya yang sedang berdiri menghadap ke jendela.

"What happened?" Amber bertanya dengan penasaran namun hati - hati.

Daniel mengerutkan keningnya, sambil memijit-mijit keningnya yang memiliki garis usia. Ia tertunduk seperti mencari-cari sesuatu dilantai, mondar mandir kemudian duduk disofa. Amber menyusulnya duduk di sofa besar bergaris-garis cokelat putih, ia pandangi wajah Daniel yang terlihat risau.

Daniel menghembuskan nafas dengan berat sebelum menjawab. "Orangtua Kai kecelakaan semalam"

Amber terkesiap mendengarnya.

"Are they okay?" tanya Amber dengan suara gemetar.

"They're gone" kata Daniel sambil menelungkupkan wajah di kedua tangannya.

Tak bisa Amber bayangkan wajah Kai seperti apa sekarang, yang terfikir olehnya hanya dia pasti butuh seseorang.

Amber dan Deniel segera bergegas ke kediaman Kai yang jauhnya 45 menit dari rumahnya.

Daniel bersahabat dengan Ayah Kai semenjak mereka remaja. Bahkan, Daniel bercerita kepada Amber bahwa mereka sering melakukan kencan ganda ketika mereka remaja dengan Ibu mereka masing - masing.

Daniel begitu dekat dengan Kai. Kai memiliki pesona kuat terhadap orang - orang, termasuk Daniel. Amber pun tidak menyadari kapan semua itu berawal, selain kedua orangtua mereka bersahabatan, mungkin semenjak Kai masih bayi. Tiba-tiba saja Kai telah menjadi teman diskusi terbaik Daniel.

Mereka dapat berdiskusi berjam-jam, tak jelas apa yang mereka bicarakan. Kai juga tak jarang menemani Daniel memancing atau sekedar hiking. Bahkan Daniel menyebut Kai adalah anggota tak terdaftar di kartu keluarga.

Ibunda Amber sudah lama meninggal ketika berjuang melahirkanya. Mendadak Amber merasakan matanya menghangat dan pandangannya kabur karena air mata yang menahan pandangannya. Amber coba menahannya agar tidak menetes ke pipinya.

Amber berfikir, ia tidak boleh bersedih, karena ia akan menemui Kai dan memberikan hal terbaik yang dapat dia berikan padanya.

Amber memandangi langit cerah, biru tanpa awan, cuaca cukup hangat 30° C. Amber mengenakan kaos kerah V favoritnya, kaos putih polos dengan saku di sebelah kiri dadanya, ditambah luaran cardigan berwarna hitam sebagai lambang berbelasungkawa dan celana kasual.

Mereka sampai dirumah minimalist bercat putih. Daniel memarkir mobilnya diluar karena banyak mobil yang terpakir di pelataran rumah Kai, Amber turun dari mobil lebih dulu.

Banyak karangan bunga berjejer rapi dari pagar hingga pintu masuk. Orang - orang berpakaian hitam mengerumungi rumai Kai, keadaan sangat ramai.

Ayah Kai adalah salah satu pejabat penting di Korea, sehingga banyak yang datang untuk memberikan penghormatan terakhir pada beliau.

Amber dan Ayahnya memasuki dalam rumah Kai. Keadaan didalam sangat ramai lebih ramai dari di luar. Sebenarnya Amber tidak begitu suka keramaian, tapi Amber datang selain memberikan penghormatan terakhir tapi juga untuk memberikan semangat untuk Kai, jadi ia buang jauh jauh rasa tak sukanya akan keramaian. Namun Amber tidak melihat sosok Kai di ruangan, lalu Amber bertanya pada sepupunya Kai, Taemin.

"Hei Taemin, kau lihat Kai?" tanyanya.

"Hai....Amber," sambil Taemin tersenyum sendu, Amber membalas ramah senyumannya "Kai dikamarnya, dia tidak keluar dari kamar," tanganya tertuju ke kamar Kai, yang sebenarnya Taemin tak perlu melakukan itu, karena sudah jelas Amber tau dimana letak kamar Kai.

"Aku agak khawatir padanya, bisakah Kau membujuknya untuk menemui rekan-rekan dan saudara-saudaranya. Aku kehabisan akal, dia terus mengurung dirinya, dia sangat terpukul sekali" kata Taemin, ia tampak letih.

"Pergilah, temui dia, dia pasti membutuhkanmu" perintah Daniel pada Amber sambil ia mengusap- usapkan tanganya di punggung Amber.

Amber mengangguk, lalu langsung pergi meninggalkan Daniel dan Taemin yang sedang mengobrol.

Amber mengetuk pintu kayu yang dicat putih itu namun tak ada jawaban. Dengan inisiatif Amber membuka pintu. Amber melongok ke dalam dan melihat Kai sedang duduk membelakanginya dikursi meja belajar berwarna merah.

Kai menatap ke luar jendela sambil berpangku tangan. Amber masuk dan menutup pintu dengan perlahan. Amber menghampiri Kai, Kai tak menoleh sedikitpun, Amber menyentuh pundaknya, akhirnya ia menoleh. Kai menggenggam tangan Amber yang berada dipundaknya.

Amber amati ekspresi Kai yang sedih. Ekspresi Kai membuat Amber terpaku. Mata Kai sendu dan tatapanya nanar, pundaknya lemah dan tak berdaya serasa hidupnya tidak panjang lagi.

Amber menghembuskan nafas lewat sela-sela bibirnya, suasana menjadi sangat canggung saat ini, karena keadaan sedang berduka. Amber berusaha mengendalikan pembicaraannya untuk memahami kesedihan hebat yang membayang di mata Kai.

"Terima kasih sudah kemari" suara Kai bergetar, namun ia memaksakan diri untuk mengatakannya. Suaranya yang berat dan sengau terdengar lebih parau.

Amber membungkuk memeluk pundak Kai dari belakang, mengusap usap dadanya. Kai menggenggam erat pergelangan tangan Amber di dadanya. Bisa Amber rasakan kepedihan hati Kai kehilangan orangtuanya.

"Aku tau ini pasti sulit sekali untukmu, Kai. Aku juga kehilangan Ibuku ketika masih kecil dan tidak ada yang bisa menggantikan posisinya" hati-hati Amber berbicara, sambil menangkap setiap ekspresi yang Kai tunjukkan. Mata Kai menerawang ke jendela dengan tatapan kosong.

Musim ini merupakan memori terburuk untuk Kai, Kai larut dalam kesedihan, namun Amber berharap tak berselang lama. Sebagai perannya menjadi sahabat terbaik yang dimiliki Kai, Amber akan berusaha mengambil seluruh

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
DrunkenWolf
Maafin ya guys yg udh komen dari tahun 2014 karena gue baru bisa aksesnya di tahun 2020 setelah berupaya meretes email sendiri yang terhubung ke akun AFF ini. Basi banget gak tuh yang komen dari tahun 2014 baru dibaca tahun 2020. Berasa kayak lagi berkelana waktu gitu 6 tahun kemudian baru di bales.

Comments

You must be logged in to comment
denihilda
#1
Chapter 25: 'yang bertahan yang menang' ini yg gue ambil setelah baca this fiction
ahh sampe paragraf terakhir masih gue pantau kali aja chanyeol muncul ehhh taunyaaa padahal suka chanberrr but at least ending nya happy lahh meskipun bukan sama chanyeol hahaha
liuliuyifan #2
Chapter 25: SAD ENDING AKU NANGIS BACANYA, seperti takdir ga menyatukan mereka, tp kasian amber sama chanyeol, paling kasian si chanyeol, ga rela baca endingnya. Thor knp kau biat sadending seperti ini, ada rasa ga rela amber sama kai harusnya sama chanyeol , aku jd ikutan galau, mending mereka mati,drpd saling tersiksa seperti ini/? Emg sih amber ga kesiksa dia ada kai, lah chanyeol bagaimana???T.T.
liuliuyifan #3
Chapter 20: Gregetan liat amber, dia tamak, aku paling ksian sama chanyeol
hernandaastri
#4
Chapter 25: maaf baru komen
ini sungguh end yg sangat 'menyedihkan' entah gak tau knapa rassnya sedih banget baca end nya
serasa seperti paksaan tpi sbenarnya bukan hanya saja tidak rela
sakit rasanya pas baca end nya agak sdikit tidak adil tpi itu memang yg terbaik untuknya
tpi tetap terlalu memaksa "bahagia bertepuk sebelah tangan"
haah y sudahlah ini memang yg terbaik untuknya dan kebahagiaannya
CHANBER selalu bersama dan selalu mencintai walau hanya dalam bayangan ....
diaheee11 #5
Chapter 9: wah keren banget ceritanya >< lanjut thor
abby_liu #6
jadi bingung mau baca dimana,
baca di blog yg udah lengkap chapter nya aja kali yah xD
okeyberliu #7
KAK INTAAAAAAN.....
TERNYATA LU D SINDANG JUGAAAA....
/sujud syukur/
KissontheW1nD
#8
Awww! This is cute! Thank God for translate XD
I hope more people read this!