Chapter 56

The 13th Fates
Please Subscribe to read the full chapter

Chanyeol berusaha berkonsentrasi dan menenangkan diri agar mencapai tingkat kemampuan besarnya diantara pikiran dan perasaannya. Ketika bola api mulai terbentuk, Chanyeol mulai menarikanya agar lebih besar, pada saat itu energi fusi nuklir menjalar ke tubuhnya.

Di waktu bersamaan, Kyungsoo masih bergulat dengan Irene, berkali-kali Kyungsoo nyaris menguncinya dengan pitingannyan, namun Irene mampu menepis setiap kali tangan Kyungsoo meraihnya.

Kini Irene berhasil balik menyerang ketika Kyungsoo coba meraih lengannya. Irene bergerak cepat dan tiba-tiba saja sudah berdiri dibelakang Kyungsoo. Mata Kyungsoo mencari-cari Irene yang tiba-tiba hilang dari hadapannya.

Sebelum Kyungsso menyadari bahwa ia berada dibelakangnya, Irene dengan cepat naik kepunggung Kyungsoo dan memiting kepalanya hendak mematahkan lehernya. Kyungsoo tidak mau kalah kuat, ia mencengkram lengan Irene dan membantingnya ke tanah. Dengan luwes Irene langsung bangkit.

Belum sempat Kyungsoo meraihnya, Irene sudah lompat melewatinya, tangan Kyungsoo yang menggapainya meraih udara kosong di tempat pingganya tadi berada. Irene menumpukan kakinya di bahu Kyungsoo, menendang punggungnya dengan keras. Tidak cukup, Irene melompat dan menyikut bagian puncak kepala Kyungsoo dari belakang dengan keras hingga ia lemas, sesak dan linglung.

Irene benar-benar ingin menghabisi Kyungsoo, dengan mengambil segala kesempatan yang ada. Irene menyerang Kyungsoo dari depan yang sudah mulai lemah, ia memukul wajah, dada, bagian rusuk dan bagian perut bertubi-tubi. Hingga Kyungsoo benar-benar tidak sanggup melawan.

Saat itu juga Chanyeol sedang mengangkat tinggi – tinggi bola api ditangannya, reaksi fusi nuklir berpusar-pusar di tubuhnya. Chanyeol melemparkannya kesegala arah dengan tingkat keakuratan yang presisi, menghabisi seluruh prajurit yang tersisa dengan kekuatan besar hingga membuat lengkungan cukup dalam, seperti jejek meteor yang menghantam tanah.

Beberapa Force terdorong karena gelombang kejut yang dihasilkan dari kemampuan Chanyeol. Seketika Force tercengang dengan kemampuannya, terutama Kris yang menggeleng-geleng kepala tidak setuju dengan tindakannya yang mungkin dapat membahayakan semua orang.

Mereka berhasil menghabisi seluruh prajurit kegelapan, yang tersisa hanya lengkungan lubang ditanah dan serpihan-serpihan marmer hitam yang berserakan.

Xiumin hanya beberapa meter untuk menolong Kyungsoo yang nyaris kalah, tapi semua terlambat. Saat ini Irene sedang mengumpulkan kekuatan ke tinjunya. Ia layangkan tunjunya tepat ke bagian jantung Kyungsoo hingga udara di paru-parunya tersentak keluar di iringi suara berderak. Kyungsoo roboh ke tanah, Irene menyeringai menatap kematian Kyungsoo.

Jungkook mulai pulih dan menyadarkan diri. Jungkook berkonsentrasi, melemparkan kembali perisainya ke semua Force yang terlepas dari tamengnya secepat yang bisa ia lakukan.

Tatapan Irene yang terlihat sinting kini beralih ke Jungkook yang tengah berkonsentrasinya melemparkan perisai kembali dan Irene bersiap mengambil langkah untuk menyerangnya lagi.

Xiumin dengan cepat membuat dinding es tebal tinggi dan runcing untuk menghadangnya. Kris yang sudah terlindungi perisai Jungkook, langsung melompati dinding es itu dan menendang jauh tubuh Irene.

"Kyungsoo!" jerit Kai ketika teleport ke sisi sahabatnya, Lay menyusulnya.

"Bertahanlah, sobat" Kai memegangi tangan Kyungsoo yang melemah, ia sudah tidak bernafas karena tersedak. Detak jantungnya perlahan terhenti, tapi matanya masih sempat mendelik pada Kai sebelum tatapannya benar-benar kosong. Jantung Kyungsoo berhenti berdetak karena benturan yang keras hingga rusuknya menusuk jantung.

Perlahan-lahan tubuhnya mengeras dan berubah menjadi abu-abu gelap.

"Kai, menjauh darinya." Perintah Lay sambil menarik tubuh Kai untuk menjauhi tubuh Kyungsoo yang perlahan berubah menjadi batu.

Mereka tersadar dengan pemandangan itu. Setiap kematian oleh tangan Irene selalu di iringi dengan kutukan yang Irene berikan. Mereka menatap dengan rasa tak percaya, bahkan yang terkuatpun tak sanggup melumpuhkan Irene. Beberapa lemah menatap Kyungsoo, beberapa semakin terlucuti amarah, beberapa mulai gentar.

Kai berdiri menatap Irene yang sedang bergulat dengan Kris dari balik dinding es yang transparan, gatal ingin membalasnya. Beruntung Chen buru-buru menahannya.

"Jangan lakukan itu, Kai. Aku tidak ingin kehilangan lebih banyak lagi" ujar Chen lirih.

"Dia membunuh Kyungsoo, Chen," sendunya.

"Aku tau, tapi kita harus bersabar bila mau membalasnya" bisik Chen.

Chen menepuk-nepuk bahu Kai dengan sikap menenangkan, menunggunya menguasai diri yang terguncang lalu merangkulnya kembali ke formasi.

Kemampuan para Force telah kembali sepenuhnya atas perlindungan tameng Jungkook. Xiumin merobohkan dinding es dan para Force sudah siap membantu Kris yang berduel.

Kris dan Irene saling menyerang, berpindah-pindah dengan cepat dari satu sisi ke sisi lain. Saking cepatnya gerakan mereka berdua, hanya tinggal kelebatan samar hitam dan garis merah yang diyakini itu Irene yang terus berputar-putar.

Mereka berdua saling menyerang sama kuat dan cepat, para Forces tak bisa melihat dengan jelas siapa yang mendominasi pertarungan, terlalu cepat, hingga tak dapat ditangkap oleh mata, hanya erangan dan geraman pendek terdengar dari pergulatan tak kasat mata itu. Namun, tidak dengan Baekhyun, ia melihat pertarungan itu imbang.

Tubuh Kris yang lebih besar dengan mudah menahan tubuh mungil Irene untuk kabur. Berkali-kali Kris berhasil menyambar lengannya atau memitingnya walau Irene dengan cepat dan luwes dapat lepas dari pitingan Kris. Kris juga tak mau kalah tangkas mengikuti gerakanya, ia ikut berputar-putar, menerjang, berusaha mengimbangi gerakan-gerakan tipuan Irene.

Berkali-kali pula Irene berusaha mencuri sela kecil untuk lari secepat mungkin dari Kris, melarikan diri dari serangan Kris yang cepat untuk melenggang mundur, namun Kris selalu dapat menangkapnya. Seolah-olah tidak ada jarak satu sentipun untuk ia melarikan diri, lagipula Force dengan sigap akan mengejarnya.

Sesuatu keluar dari arena, jubah merah milik Irene terbang keluar dari arena pertarungan kasa mata itu. Jubah itu berkibar ke udara, menggeliat-geliat seperti makhluk hidup dan jatuh ke tanah. Kemudian barang lain keluar dari arena itu lagi, belati Dark Avaquar menancap ditanah.

Belati Dark Avaquar milik Irene terkenal tidak dapat luput atau ditepis oleh menusia biasa, belati itu juga terikat dengan kemampuan magisnya agar dapat kembali ke sabuk yang di ikat pada pergelangan pahanya. Belati itu semacam memiliki kemampuan dapat merasakan energi seseorang sebagai targetnya dan tidak pernah meleset, namun Kris berhasil menepis tikaman Irene.

Di saat Force tenggelam dalam pergulatan Irene dan Kris, panca indra super milik Baekhyun menangkap sesuatu—suara berdebam pelan—seperti suara buku diletakkan hati-hati di meja. Suara itu semakin lama semakin dekat.

Baekhyun menoleh cepat ke belakang, ia lihat Black Unicorn Irene berlari menuju Jungkook, tanduknya yang berkilauan sudah siap menerjang tubuh Jungkook. Hentakan kakinya sangat lembut, seolah-olah tidak menapak pada tanah, dan suara yang ditimbulkan sangat pelan dan halus.

"Jungkook, awas!" Baekhyun mendorong tubuh Jungkook hingga tersungkur. Kali ini Baekhyun yang menjadi sasaran Unicorn itu.

Sebelum Unicorn hitam itu menyerangnya, terdengar suara robekan keras dari salah satu Force. Semua melihat Lay meledak. Bulu putih lembut menyembur keluar dari tubuhnya, mengubahnya menjadi makhluk yang tiga kali lebih besar daripada ukuran tubuhnya—makhluk itu sangat besar, sama besarnya dengan Unicorn milik Irene yang berotot.

Unicorn Lay melompat maju, menerjang dalam posisi kepala lebih dulu ke udara kosong, menubruk Unicorn hitam yang nyaris menerjang Baekhyun itu hingga membuatnya terdorong jauh.

Cabikan-cabikan sisa-sisa pakaian Lay terpental ke udara dan jatuh ke tanah tempat ia menghilang tadi. Kejadiannya begitu cepat. Sedetik sebelumnya Lay melompat tinggi ke udara, detik berikutnya ia sudah berubah menjadi unicorn putih—sangat besar dan berotot hingga rasanya tak masuk akal bagi Force baru seperti Chanyeol, Baekhyun, dan Kai; bagaimana makhluk sebesar itu bisa berada di dalam diri Lay. Mereka selama ini belum tau bahwa Lay dapat berubah bentuk dan ternyata yang seperti itu ada.

Bahkan Irene terkejut bukan main, hingga ia sempat terdistorsi dengan transformasi Lay di tengah-tengah rencana pelarian. Ia tak menyangka bahwa salah satu Force adalah Shape-shifter, kemampuan yang sangat jarang dimiliki dari Forces manapun, bahkan ia belum pernah menemukan hal serupa selama eksistensinya.

Unicorn hitam itu dengan sigap bangkit kembali. Dari moncong Unicorn Lay terdengar geraman, seperti gemuruh yang berasal dari dalam dadanya. Unicorn Lay merunduk, memasang kuda-kudanya siap menerjang unicorn hitam. Lay langsung membungkam serangan si unicorn hitam dengan menendang tubuhnya. Ringkikkan-ringkikkan marah bergema seperti halilintar memantul di pepohonan.

Keduanya saling menyerang, menerjang menggunakan kaki-kaki mereka yang berotot dan tanduk mereka. Tanduk mereka yang tajam saling mengarah ke tenggorokkan masing-masing.

Unicorn Lay tampaknya berada di atas angin—ia lebih sigap daripada unicorn satunya, dan kelihatannya juga lebih kuat, karena ia mengandalkan akal. Ia menendang berkali-kali tubuh si unicorn hitam, memukul mundur ke arah hutan. Pertarungan antar unicorn itu tidak kalah sengit. Yang lain menonton kedua pertarungan dengan perasan takjub dan tegang.

Unicorn Lay mendominasi pertarungan melawan unicorn hitam, berkali-kali Lay menendang tubuh unicorn hitam itu hingga terpental menubruk pohon, berkali-kali juga Lay hampir menginjak Black Uncorn namun meleset.

Lay berhasil mendorong unicorn hitam keluar dari lapangan, mereka lenyap ke balik hutan, walaupun ringkikkan-ringkikkan mereka masih terdengar nyaring.

Irene khawatir hewan kesayangannya nyaris kalah, tentu Irene ti

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
DrunkenWolf
Maafin ya guys yg udh komen dari tahun 2014 karena gue baru bisa aksesnya di tahun 2020 setelah berupaya meretes email sendiri yang terhubung ke akun AFF ini. Basi banget gak tuh yang komen dari tahun 2014 baru dibaca tahun 2020. Berasa kayak lagi berkelana waktu gitu 6 tahun kemudian baru di bales.

Comments

You must be logged in to comment
denihilda
#1
Chapter 25: 'yang bertahan yang menang' ini yg gue ambil setelah baca this fiction
ahh sampe paragraf terakhir masih gue pantau kali aja chanyeol muncul ehhh taunyaaa padahal suka chanberrr but at least ending nya happy lahh meskipun bukan sama chanyeol hahaha
liuliuyifan #2
Chapter 25: SAD ENDING AKU NANGIS BACANYA, seperti takdir ga menyatukan mereka, tp kasian amber sama chanyeol, paling kasian si chanyeol, ga rela baca endingnya. Thor knp kau biat sadending seperti ini, ada rasa ga rela amber sama kai harusnya sama chanyeol , aku jd ikutan galau, mending mereka mati,drpd saling tersiksa seperti ini/? Emg sih amber ga kesiksa dia ada kai, lah chanyeol bagaimana???T.T.
liuliuyifan #3
Chapter 20: Gregetan liat amber, dia tamak, aku paling ksian sama chanyeol
hernandaastri
#4
Chapter 25: maaf baru komen
ini sungguh end yg sangat 'menyedihkan' entah gak tau knapa rassnya sedih banget baca end nya
serasa seperti paksaan tpi sbenarnya bukan hanya saja tidak rela
sakit rasanya pas baca end nya agak sdikit tidak adil tpi itu memang yg terbaik untuknya
tpi tetap terlalu memaksa "bahagia bertepuk sebelah tangan"
haah y sudahlah ini memang yg terbaik untuknya dan kebahagiaannya
CHANBER selalu bersama dan selalu mencintai walau hanya dalam bayangan ....
diaheee11 #5
Chapter 9: wah keren banget ceritanya >< lanjut thor
abby_liu #6
jadi bingung mau baca dimana,
baca di blog yg udah lengkap chapter nya aja kali yah xD
okeyberliu #7
KAK INTAAAAAAN.....
TERNYATA LU D SINDANG JUGAAAA....
/sujud syukur/
KissontheW1nD
#8
Awww! This is cute! Thank God for translate XD
I hope more people read this!