Chapter 52

The 13th Fates
Please Subscribe to read the full chapter

Mereka mengambil tempat masing-masing, menunggu Irene sampai ke perbatasan ditengah tanah lapang yang di kelilingi hutan gelap.

Para Forces berdiri berdampingan. Chanyeol berdiri paling depan dengan Kris yang berdiri tak jauh disebelahnya. Dibelakang Chanyeol berdiri sejajar dengannya Baekhyun, Lay, dan Chen. Luhan dan Sehun berada dibelakang Kris, dibarisan ketiga Suho dan Kyungsoo yang kaku dan garang berdiri berdampingan disebelah Jungkook dan Xiumin. Sedangakan Kai menunggu dibatang pohon cemara tertinggi mengawasi para Forces dan siap-siap membantu sesuai instruksi.

Forces berdiri dengan sikap matang, mata mereka sangat awas, bibir mereka terkatup rapat. Baekhyun sebagai pengawas, matanya selalu waspada pada ancaman yang bergerak maju dari dalam kelebatan hutan gelap. Lengannya kaku di kedua sisi tubuhnya, tangannya mengepal.

Jungkook yang bertugas melindungi kemampuan mereka, sebaik mungkin dengan cepat melontarkan perisainya menyebarkankan kabut yang tak kasat mata agar menjangkau ke semua Forces.

Yang paling utama untuk dilindungi sudah pasti Chanyeol, lalu para petarung Kyungsoo, Sehun dan Chen. Kemudian yang tidak kalah penting Luhan dan Baekhyun, mereka adalah senjata pertahanan terbaik saat ini.

Perisai itu menyelinap ke formasi Force, menyelimuti mereka satu persatu, mendorong perisainya lebih jauh sedikit demi sedikit, bahkan ruang kosong di paling kanan sebelah Chanyeol yang berada paling jauh di depan, takut hantaman serangan Black Shield Irene yang tajam terlalu dekat dengannya. Jungkook menggunakan tameng ekstranya, melilitkan perisai itu ke masing-masing tubuh Force serapat yang bisa ia lakukan.

Jungkook memeriksa lagi perisainya, memastikan semuanya terlindungi serapat mungkin tanpa celah, agar kalau mereka bergeser tameng elastis itu ikut meregang bersamanya. Ia menarik tameng itu lebih jauh lagi, membungkus setiap sosok yang bersekutu dengannya. Perisai itu membungkus tubuh mereka dengan mudah.

Dari kejauhan Baekhyun menangkap sesuatu yang berkilat-kilat. Mereka semakin mendekat dan semakin jelas lewat pengelihatannya. Mata Baekhyun mengeras saat mengamati pemandangan itu, dan semua Force juga mulai tegang merasakan pemandangan yang belum nampak itu.

Baekhyun mulai mengetahui, sesuatu yang mengkilat itu adalah prajurit yang mengenakan baju zirah hitam mengkilat dengan membawa senjata. Pedang, tombak, sabit, kapak, gada berpaku besi dan berbagai senjata tempur khas kerajaan lainnya yang semuanya berwarna hitam legam.

Terlihat juga sesuatu benda runcing warna biru dan sepasang mata yang menyalak merah di tengah-tengah mereka. Lalu nampak di parimeter paling tengah, beriringan dengan warna merah lain yang seperti mengambang, atau terlihat seperti prajurit itu membawa sesuatu yang berwarna merah. Tapi sesuatu yang berwarna merah itu seperti jantung formasi. Warna itu semakin menyala berkibar-kibar seperti lidah api.

Setelah Baekhyun menajamkan pengelihatannya ternyata itu Irene. Ia menunggangi sesuatu yang matanya menyala merah dan bertanduk sebiru safir. Warnanya kontras dengan baju zirah yang dikenakan para prajurit, tampak mengilat seperti beledu. Baekhyun menajamkan kembali visualnya dan semakin jelas, ternyata itu Black Unicorn. Irene menunggangi Unicorn kesayangannya. Wajah pucat Irene yang berbentuk hati tampak tirus tersapu bayang-bayang gelap.

"Mereka datang," Ujar Baekhyun tercekat. "Astaga, Aku tidak pernah melihat yang seperti itu"

"Apa yang kau lihat?" tanya Kris.

"Prajurit, Irene yang menunggangi Black Unicorn" jawab Luhan ketika melihat ke dalam pikiran Baekhyun saat itu."Ya ampun, mereka banyak sekali."

Tiba-tiba awan bergemuruh. Angin menerpa cukup kencang dari arah utara. Pohon-pohon disekeliling lapangan riuh karena angin basah yang sangat kencang. Angin itu meniupkan dedauan ditanah, mengibaskan rambut dan jaket yang mereka kenakan.

Awan gelap itu berjalan melawan arah mata angin seiring mengiringi langkah Irene. Bahkan burung-burung berterbangan dan hewan-hewan hutan saling bersautan dan terdengar cukup kasar karena tak dapat berkompromi dengan kedatangannya. Di lihat dari gejala yang terjadi sekian detik, ini dia tanda-tanda kedatangannya.

Dia datang. Luhan mengirimkan telepatinya kesemua Forces.

Irene sudah berada cukup dekat sehingga Luhan bisa mendengar pikirannya. Beberapa tangan Forces mulai mengepal dan mengejang sebagai sikap waspada.

Satu menit berlalu, dan mereka membuka telinga lebar-lebar, berusaha keras mendengar suara hentakan kaki yang mulai mendekat. Mata mereka menatap tajam ke hutan di sebelah Utara tempat musuh datang. Mereka memandang ke arah itu, dan menunggu sementara detik demi detik berlalu, hingga samar-samar sinar matahari tipis mulai muncul menembus awan, berupa garis-garis vertikal yang tampak membelah langit dan memecah awan.

Pasukan mulai datang berarak-arak, begitu rapi. Tapi Formasi mereka kaku dan formal membentuk formasi persegi. Mereka bergerak bersama-sama, berbaris dalam gerakan sinkron dan sempurna yang terus datang dari balik pepohonan-kesatuan sosok gelap itu tiada putus. Gesekan dan entakan kaki mereka begitu teratur bagaikan irama. Lewat isyarat yang terlihat, Irene benar-benar ingin menghabisi mereka. Situasi semakin menegang, rahang mereka mengeras.

Dari kejauhan yang Baekhyun lihat, Irene juga tidak menunjukkan ekspresi kaget ataupun kecewa melihat kumpulan Force menunggunya di sana-kumpulan yang tiba-tiba saja terlihat berantakan dan tidak siap bila dibandingkan rombongan pasukannya. Tapi yang terlihat, kini ekspresi wajahnya dengan cepat berubah-ubah, menunjukkan emosi yang bermacam-macam.

Mata Irene menatap tajam ke arah Forces seperti mengabsen satu persatu para Forces, tak luput memperhatikan hal sekecil apapun. Awalnya ia terlihat syok kemudian cemas begitu melihat Jungkook dalam formasi mereka. Kecemasan itu dengan cepat langsung lenyap; ia merasa aman karena jumlah prajuritnya yang sangat besar, aman dalam posisi prajurit yang membentang di belakangnya. Lalu wajah itu berubah kembali menjadi ekspresi mengejek penuh kemenangan yang dihiasi senyum kesenangan penuh nafsu untuk mendapatkan Chanyeol dan membalas dendam.

Sedangkan ekspresi wajah Force cukup mudah dibaca-wajah-wajah mereka cukup eksplisit. Beberapa memasang ekspresi kemarahan, ekspresi dilecut oleh nafsu untuk menuntut balas dendam, sorot kengerian. Mereka juga berusaha mendisiplinkan diri mereka agar tak terpatahkan; sesaat meraka membeku dalam keheningan sebagai satu kesatuan.

Dari kejauhan Baekhyun melihat kekecewaan di wajah Irene saat tatapannya menyapu wajah mereka satu persatu berulang kali, mencari Force yang hilang. Kekecewaan membuat bibirnya sedikit menegang.

Dia mencari Kai, dia fikir Amber dalam nauangan Kai. gumam Luhan menangkap pikirannya.

Tiba-tiba Jungkook panik, sadarlah ia Kai belum terlindungi. Tapi Kai berada dijarak terjauh enam ratus yard, cukup jauh dan aman dari medan pertempuran, itu melampaui jarak yang pernah dicoba.

Penasaran, ia mendorong perisainya menyelubungi hutan, merayap mencari Kai di dahan pohon tertinggi. Perisai itu berkali terhisap kembali karena jarak yang asing untuk perisainya. Semakin jauh objek yang ingin di lindungi, semakin berat. Rasanya perisai itu mulai mengeras sekarang.

Jungkook mengerutkan kening berusaha keras membelitkan perisai itu ke tubuh Kai dan berhasil. Kai sudah dalam perlindungan perisainya. Sekarang ia rapatkan kembali perisainya agar saling bertautan dengan yang lainnya.

Dua ratus yard didepan mereka, jejeran serba hitam membentang bagaikan hantu, sosok - sosok itu tak dapat dibedakan satu sama lain. Sosok-sosok gelap itu menyebar mulai ke sisi kiri dan kanan seakan-akan jumlah mereka belum cukup. Sementara sosok dalam jubah merah gelap perlahan-lahan maju persis ke tengah untuk memimpin pertempuran.

Irene menunggangi Black Unicorn dengan anggun-namun kejam-unicorn itu ukurannya lebih besar dari kuda, dan berotot. Tanduk unicorn itu cantik sekali berwarna biru metalik yang berkilauan bagaikan batu safir, namun mata dari unicorn itu tampak menyeramkan menyala merah terang, mengisyaratkan bahaya dan mematikan.

Sekarang lebih banyak lagi prajurit memasuki lapangan di belakangnya. Semua terus maju mengisi sisi kosong di kanan dan kiri, hingga membentang sangat panjang, nyaris satu kilo meter panjanganya yang terdiri dari 3 baris.

Baekhyun tak tahan untuk tidak menghitung. Namun, jumlah mereka terlalu banyak, sekitar ratusan lebih. Meski tidak menghitung, sudah jelas jumlah mereka tetap kalah telak. Hanya berdua belas yang akan bertempur. Bahkan dengan tambahan kemampuan Jungkook, mereka merasa tetap kalah.

Derap langkah pasukan tak terkalahkan. Gerakan mereka sangat teratur. Setiap gerak-geriknya terkendali sangat rapi, tidak tergesa-gesa, tidak ada ketegangan, tidak ada kecemasan. Prajurit itu melangkah seirama, berjalan mantap tak menghiraukan seberapa berat baju zirah yang mereka kenakan, seberapa berat senjata yang mereka bawa, mereka berjalan tanpa beban.

Para forces sempat bergidik melihat senjata yang mereka bawa. Terlihat jelas Irene ingi

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
DrunkenWolf
Maafin ya guys yg udh komen dari tahun 2014 karena gue baru bisa aksesnya di tahun 2020 setelah berupaya meretes email sendiri yang terhubung ke akun AFF ini. Basi banget gak tuh yang komen dari tahun 2014 baru dibaca tahun 2020. Berasa kayak lagi berkelana waktu gitu 6 tahun kemudian baru di bales.

Comments

You must be logged in to comment
denihilda
#1
Chapter 25: 'yang bertahan yang menang' ini yg gue ambil setelah baca this fiction
ahh sampe paragraf terakhir masih gue pantau kali aja chanyeol muncul ehhh taunyaaa padahal suka chanberrr but at least ending nya happy lahh meskipun bukan sama chanyeol hahaha
liuliuyifan #2
Chapter 25: SAD ENDING AKU NANGIS BACANYA, seperti takdir ga menyatukan mereka, tp kasian amber sama chanyeol, paling kasian si chanyeol, ga rela baca endingnya. Thor knp kau biat sadending seperti ini, ada rasa ga rela amber sama kai harusnya sama chanyeol , aku jd ikutan galau, mending mereka mati,drpd saling tersiksa seperti ini/? Emg sih amber ga kesiksa dia ada kai, lah chanyeol bagaimana???T.T.
liuliuyifan #3
Chapter 20: Gregetan liat amber, dia tamak, aku paling ksian sama chanyeol
hernandaastri
#4
Chapter 25: maaf baru komen
ini sungguh end yg sangat 'menyedihkan' entah gak tau knapa rassnya sedih banget baca end nya
serasa seperti paksaan tpi sbenarnya bukan hanya saja tidak rela
sakit rasanya pas baca end nya agak sdikit tidak adil tpi itu memang yg terbaik untuknya
tpi tetap terlalu memaksa "bahagia bertepuk sebelah tangan"
haah y sudahlah ini memang yg terbaik untuknya dan kebahagiaannya
CHANBER selalu bersama dan selalu mencintai walau hanya dalam bayangan ....
diaheee11 #5
Chapter 9: wah keren banget ceritanya >< lanjut thor
abby_liu #6
jadi bingung mau baca dimana,
baca di blog yg udah lengkap chapter nya aja kali yah xD
okeyberliu #7
KAK INTAAAAAAN.....
TERNYATA LU D SINDANG JUGAAAA....
/sujud syukur/
KissontheW1nD
#8
Awww! This is cute! Thank God for translate XD
I hope more people read this!