Chapter 62

The 13th Fates
Please Subscribe to read the full chapter

"Amber," sapa Chanyeol lemah.

"Hei sayang ada apa?" sahut Amber "Kau baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja," kata Chanyeol, tapi keningnya berkerut. "Aku hanya ingin memberitahu sesuatu padamu,"

"Ada apa? Masuklah dulu!" Amber menarik lengan Chanyeol untuk masuk ke dalam.

"Tidak, disini saja,"

"Apa apa Chanyeol?"

Chanyeol ragu-ragu sejenak sebelum menjawab. "Aku harus pergi,"

Amber merasakan sekujur tubuhnya bergidik ketika Chanyeol mengucapkan itu.

"Aku ikut,"

"Tidak bisa,"

"Kenapa tidak?"

"Please, Amber untuk kali ini aku ingin kau tetap tinggal," Chanyeol menjaga suaranya tetap datar, walaupun ia tidak menyukai nada mendesak dalam suara Amber.

"Bisa berikan penjelasan yang singkat padaku kenapa aku tidak boleh ikut kali ini?"

"Tetaplah di sini." Chanyeol menyarankan, tapi ekspresinya tidak berharap begitu.

"Untuk kali ini aku tidak ingin kau ikut, ini acara khusus para Force," lanjutnya berdusta.

Jawaban Chanyeol membuat Amber bingung. Amber memandanginya menyerap semua perkataannya. Chanyeol balas menatapnya dingin.

"Acara khusus Force? Kau tidak akan berbuat yang aneh-aneh kan?"

"Tentu saja tidak," Chanyeol tersenyum masam "memangnya kami akan berbuat hal aneh apa?"

"Apakah ini semacam perayaan atas keberhasilan kalian atau...?"

"Ya bisa dibilang begitu" ujarnya kaku, tapi tidak seserius sebelumnya.

Lama sekali Amber menatap Chanyeol dengan tajam penuh tanya.

"Kau tidak membohongiku kan?" tukasnya blakblakan.

Chanyeol tidak suka bila Amber mulai meragukan kata-katanya, tapi memang kenyataanya ia memang sedang membohonginya, hal yang paling ia benci, karena harus membohonginya, lebih buruknya lagi ini semua akan berakhir tragis.

Chanyeol mendesah dan menggeleng-gelengkan kepala.

"Apa aku tampak sedang membohongimu?" Chanyeol berusaha menjaga agar nada suaranya tetap ringan. Chanyeol meyakinkan dirinya sendiri, bahwa ia harus sedikit lebih bersungguh-sungguh daripada seharusnya.

"Siapa saja yang ikut?"

"Semua penghuni Reservasi akan menyusul"

"Termasuk Kris?"

Chanyeol menyeringai "Ini idenya malahan"

"Well, aku bisa pergi bersamamu, dia pasti tidak akan keberatan" Amber hendak menyarankan namun entah bagaimana tetap saja terdengar seperti memohon-mohon

"Kau keras kepala sekali,"

"Aku hanya ingin bersamamu" sergahnya jengkel.

"Aku hanya pergi beberapa waktu," kata-katanya mulai mengalir tanpa dipikir. Setau Amber, beginilah cara Chanyeol bicara bila sedang gelisah,

"Berapa lama?"

"Tidak lama, kok,"

"Berapa lama?" Sergahnya agak kesal.

"Dua hari," ekspresi ganjil melintasi wajahnya.

"Bohong!" bentaknya "Ini tidak biasa, sebenarnya apa yang kau sembunyikan dariku?"

Amber mulai menatapnya curiga, dan Chanyeol berusaha menemukan kata-kata yang tepat. Yang akan membebaskan Amber dari terkaanya sendiri ini, yang membuatnya semakin sulit melakukan ini semua.

Tidak mudah mengutarakannya. Entah apakah ia bisa mengucapkannya tanpa menangis. Tapi ia harus mencoba melakukannya dengan benar. Ia tidak mau menjadi sumber perasaan bersalah dan kesedihan dalam hidupnya.

Seharusnya Amber bahagia, tak peduli bagaimana akibatnya nanti bagi Chanyeol. Chanyeol benar-benar berharap bisa menyelesaikan pembicaraan ini dengan benar. Yang ia inginkan hanyalah mengakhiri lebih cepat pertemuan kami. Tapi sepertinya sulit.

Chanyeol tertawa kecil. "Kau berlebihan," ujarnya tenang sambil menyunggingkan senyum kesukaan Amber.

"Kau tidak berencana untuk meninggalkanku kan?" Nada suaranya terdengar lebih tinggi daripada yang sebenarnya ia maksudkan.

Chanyeol tertawa canggung melihat responnya.

"Amber" mulainya dengan nada biasa-biasa saja. "Aku tidak akan meninggalkanmu. Apa ucapanku selama ini tidak berarti apa-apa untukmu?"

Amber tidak mengatakan apa-apa, dan Chanyeol sepertinya bisa mendengar nada skeptis dalam diamnya. Chanyeol menatapnya lekat-lekat.

"Aku tidak akan pergi ke mana-mana. Tidak tanpa kau. Apa yang kuinginkan adalah bersamamu, dan kau tahu aku tidak akan pernah cukup kuat meninggalkanmu lagi." ia menambahkan dengan nada lebih serius. Agar lebih meyakinkan ia membelai bibir bawah Amber dengan ujung ibu jarinya yang panas.

Maafkan aku telah mendustaimu.

Menjanjikan janji-janji palsu padanya sangat menyakitkan dan tidak bertanggung jawab, tapi ia harus melakukan ini untuk meyakinkannya. Chanyeol tidak tega harus menipunya hanya agar dia bahagia, lalu ikut berlagak riang. Padahal ia sangat tersiksa.

"Ngomong-ngomong aku haus juga," ujarnya buru-buru, berharap Amber tidak tahu ia berusaha mengalihkan perhatiannya.

"Kalau begitu kenapa tidak masuk saja dari tadi" Amber nyaris tampak marah.

Chanyeol merangkulnya, sementara Amber menatapnya kecut "Gara-gara kau sih membuatku menjadi bertele-tele,"

Chanyeol menurunkan tangannya dari bahu Amber dan melepaskan diri dengan sikap
kasual lalu ia duduk bersandar di sofa. Tapi Amber masih ragu dengan sikapnya. Mendadak Amber merasa sangat ketakutan melihat perubahan Chanyeol yang tidak biasa.

Sejenak Amber hanya bisa melamun diambang pintu. Tak yakin Amber bisa merasakan sesuatu, mungkin kepanikan yang bertumpuk di dadanya.

Amber pergi ke dapur dan kembali dengan membawa sekaleng bir. Amber duduk disebelah Chanyeol, melipat lutut,dan memeluk kedua kakinya. Amber mencium ada yang tidak beres, mungkin lebih parah daripada yang ia sadari. Tapi ia buang jauh-jauh perasaan itu.

Amber meletakkan pipinya ke lutut, memandanginya sebelum bertanya.

"Jadi kapan kau akan pergi?"

"Sepertinya besok,"

"Boleh aku tau, kemana kalian akan pergi?" tanyanya was-was.

Chanyeol tau Amber belum sepenuhnya percaya.

Bagaimana caranya aku menjelaskan supaya ia mau percaya padaku?

Chanyeol berusaha mengendalikan diri. Memberi penjelasan masuk akal pada Amber, dengan mengandalkan latihan ekspres sebelum kemari untuk berusaha bersikap normal di hadapannya. Chanyeol memasang ekspresi datar sebaik mungkin.

"Oke akan kuberi tahu," Chanyeol pura-pura tersenyum sesaat. "tapi ini rahasia lho"

Amber memerhatikan, bersiap-siap menyerap semua ceritanya.

"Begini, Kris mengajakku bertemu dengan beberapa petinggi Klan, tapi aku tidak percaya diri, karena ini pertama kali untukku. Kau tau aku kan orang baru, aku khawatir dengan kekuatanku yang berlebihan ini membuat Force lain nantinya tidak suka padaku"

Amber menggenggam tangan hangat Chanyeol "Jadilah dirimu sendiri, Chanyeol, kau pasti bisa melakukannya," Amber meyakininya.

Chanyeol menatapnya ragu beberapa saat sebelum melanjutkan ketika melihat respon Amber yang mulai percaya.

"Kami juga akan mengantarkan Sehun untuk mengganti identitasnya untuk pertama kalinya. Karena seharusnya dia sudah lebih tua dari pada kelihatannya, apalagi ia mengaku berusia 19 tahun setelah tiga puluh tahun yang lalu. Jadi sudah saatnya ia mengganti identitas barunya"

"Jadi Sehun tidak tinggal disini lagi?" tanyanya terkejut bercampur perasaan lega.

Sesaat Chanyeol senang karena Amber memberikan reaksi lain yang dimana membuat skenarionya terlihat mudah.

"Kemungkinan begitu kalau ia bersikeras dan Kris hanya bisa mengabulkan keinginannya"

"Seperti apa latar barunya nanti?"

"Ya, kau mau dengar semuanya?"

Amber mengangguk semangat.

"Dia akan menggunakan nama Kevin Cho, nama internasional seperti Kris. Dengan latar belakang keturuan Austria, memiliki penyakit asma. Sehun juga tidak ingin memulai identitas barunya menjadi remaja lagi dengan menjalani rutinitas perguruan negeri, aku rasa bidang akademis bukan kesukaannya. Dia ingin menjadi pria dewasa yang memiliki peternakan sapi, domba dan sebagainya. Maka dari itu, Sehun berkeinginan untuk tinggal sendiri di wilayah Austria. Kurasa, dia juga ingin berlagak menjadi duda yang ditanggal istrinya pergi dengan penari striptis"

Amber terkekeh dan Chanyeol sengaja tertawa keras-keras untuk menghilangkan perasaan frustrasinya.

"Aku tidak pernah tau, yang kami lakukan menjadi sesuatu yang menyenangkan. Bahkan Sehun yang biasanya tidak suka membaca buku, dia jadi suka membaca hanya untuk mencari karakter yang baru untuknya" Lanjut Chanyeol terkekeh, berusah

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
DrunkenWolf
Maafin ya guys yg udh komen dari tahun 2014 karena gue baru bisa aksesnya di tahun 2020 setelah berupaya meretes email sendiri yang terhubung ke akun AFF ini. Basi banget gak tuh yang komen dari tahun 2014 baru dibaca tahun 2020. Berasa kayak lagi berkelana waktu gitu 6 tahun kemudian baru di bales.

Comments

You must be logged in to comment
denihilda
#1
Chapter 25: 'yang bertahan yang menang' ini yg gue ambil setelah baca this fiction
ahh sampe paragraf terakhir masih gue pantau kali aja chanyeol muncul ehhh taunyaaa padahal suka chanberrr but at least ending nya happy lahh meskipun bukan sama chanyeol hahaha
liuliuyifan #2
Chapter 25: SAD ENDING AKU NANGIS BACANYA, seperti takdir ga menyatukan mereka, tp kasian amber sama chanyeol, paling kasian si chanyeol, ga rela baca endingnya. Thor knp kau biat sadending seperti ini, ada rasa ga rela amber sama kai harusnya sama chanyeol , aku jd ikutan galau, mending mereka mati,drpd saling tersiksa seperti ini/? Emg sih amber ga kesiksa dia ada kai, lah chanyeol bagaimana???T.T.
liuliuyifan #3
Chapter 20: Gregetan liat amber, dia tamak, aku paling ksian sama chanyeol
hernandaastri
#4
Chapter 25: maaf baru komen
ini sungguh end yg sangat 'menyedihkan' entah gak tau knapa rassnya sedih banget baca end nya
serasa seperti paksaan tpi sbenarnya bukan hanya saja tidak rela
sakit rasanya pas baca end nya agak sdikit tidak adil tpi itu memang yg terbaik untuknya
tpi tetap terlalu memaksa "bahagia bertepuk sebelah tangan"
haah y sudahlah ini memang yg terbaik untuknya dan kebahagiaannya
CHANBER selalu bersama dan selalu mencintai walau hanya dalam bayangan ....
diaheee11 #5
Chapter 9: wah keren banget ceritanya >< lanjut thor
abby_liu #6
jadi bingung mau baca dimana,
baca di blog yg udah lengkap chapter nya aja kali yah xD
okeyberliu #7
KAK INTAAAAAAN.....
TERNYATA LU D SINDANG JUGAAAA....
/sujud syukur/
KissontheW1nD
#8
Awww! This is cute! Thank God for translate XD
I hope more people read this!