Chapter 61

The 13th Fates
Please Subscribe to read the full chapter

Tao kembali dengan wajah yang lebih bersahabat dan melanjutkan apa yang sudah ia janjikan. Ia mengambil posisi paling nyaman untuk mengembalikan Amber. Ia meletakan kedua tangannya di kanan dan kiri sisi kepala Amber, ia terpejam berkonsentrasi mencapai entitas.

Kegelapan itu masih menutupi Amber. Seperti penutup mata yang tebal. Bukan hanya matanya, melainkan juga dirinya dengan beban yang menekan. Di bawah alam sadarnya yang sangat gelap, ia sulit membayangkan wajah siapa pun. Walaupun begitu ia terus berusaha mendorong kegelapan itu dan bertekad. Tapi tekad saja tidak cukup.

Sekian lama waktu berlalu dan kegelapan semakin mengimpitnya, dan ia bertanya-tanya dalam hati apakah semuanya sudah terlambat kemudian ia merasakan dirinya terpeleset-tak ada yang bisa ia jadikan pegangan, tidak dapat menolaknya dan membiarkan kegelapan itu menindihnya sepenuhnya. Ia melawan kegelapan disekelilingnya agar tidak mendekat dan menenggelamkannya ke dasar yang tak berujung.

Kemudian dari dalam kegelapan itu timbul suara-suara asing, suara itu memanggil namanya. Suaranya begitu nyata bagai bisikan.

Amber. Suara bergema itu seolah memenuhi kepala Amber.

Siapa itu?Tunjukan dirimu!

Walau kau dan aku terkoneksi, aku tidak dapat berubah menjadi objek tertentu, namun aku akan menolongmu menemukan jalan keluar,

Apa aku sudah mati?

Belum, belum saatnya, kembalilah Amber, orang-orang yang kau sayangi menunggumu, Chanyeol, Kai, Ayahmu.

Chanyeol. Kai. Dad,

Apakah semua baik - baik saja?

Tentu saja Amber, kau pasti tak sabar bertemu mereka bukan?

Dunia ini belum hancur karena ulah Irene?

Aku mohon, siapapun dirimu, tolong bantu aku keluar dari kegelapan ini.

Lihat cahaya merah disekelilingmu, hancurkan, gunakan keyakinanmu untuk keluar dari sana.

Cahaya merah itu.

Amber berkonsentrasi, mencari cahaya dibalik kegelapan gulita itu. Iya yakini bahwa ia bisa kembali dan akan melawan kegelapan ini. Kemudian dengan tekad itu. Kegelapan itu berubah menjadi ruangan yang dipenuhi kilau kemerahan samar terpancar mengelilinginya. Kilauan itu seperti semburat pada pancaran aurora. Setelah terlihat, rasanya ia berada di tempat yang tidak seharusnya. Amber mendekati kabut kemarahan itu. Disentuhnya kabut itu, teksturnya seperti air. Sensasinya meninggalkan rasa perasaan kebas pada ujung jari telunjuknya sesaat.

Kemudian ia dorong kabut itu, kabut itu terdorong dengan mudah, kabut itu elastis seperti karet. Ketika ia dorong, kabut merah yang mengelilinginya berkobar lebih terang daripada sebelumnya. Seperti pertahanan diri yang melihat adanya bahaya darinya. Semakin ia berusaha mendorong kabut itu semakin keras rasanya. Seolah-olah kabut itu tidak bereaksi lagi saat ini dengan gaya dorongnya.

Aku tidak bisa melakukannya,

Nosce te ipsum! Kenalilah dirimu. Rasakan kekuatan dan keyakinamu.Jangan berusaha terlalu keras atau kau akan mati jika mencobanya.

Bagaimana aku melakukannya?

Ikuti kata-kataku. Letakan tanganmu dipermukaan Force Field itu

Amber meletakan kedua tangannya dipermukaan kabut berkilauan itu.

Damnantquod non intellegunt. Principis obstamus. Sic transitos mundiyan.

Amber menirukan apa yang suara misterius itu katakan dengan tersendat-sendat. Lalu suara misterius itu menyuruhnya mengulanginya sekali lagi. Tiba-tiba Force Field itu bergetar seolah-olah ada sesuatu yang menghantamnya. Kemudian Force Field itu pecah dan runtuh. Amber menunduk melindungi kepalanya dari pecahan kaca. Kemudian kegelapan itu datang kembali. Tapi kegelapan itu kini tak berarti apa-apa.

"Mantranya sudah terangkat," bisik Tao.

Kemudian, walaupun jantungnya belum berdetak, mendadak Amber bisa merasakan sesuatu. Seseorang menyentuh tangannya dan ia benar - benar dapat merasakan tangan orang lain yang menggenggamnya. Dan dalam genggaman tangannya, ada sesuatu yang amat sangat hangat. Titik panas di tangannya terasa begitu nyata. Tangan itu menggenggamnya erat.

"Lebih baik kita biarkan Tao mengerjakan tugasnya" ajak Luhan. "Ayo!"

"Tidak, aku di sini saja," jawab Chanyeol bersikeras.

Lalu Kai walau kakinya enggan melangkah terpaksalah ia meninggalkan Amber keluar ruangan mengikuti Luhan. Sekarang diruangan itu tinggal Tao, Chanyeol dan Lay yang diminta untuk mengurangi sakitnya.

Sentuhan itu memberikan efek aneh membuat dadanya menggelepar seperti burung yang sedang mengepakkan sayapnya. Tepat di sanalah jantungnya berada yang kini mulai berdetak. Seiring dengan degupan jantungnya. Kemudian ia pun menarik nafas panjang untuk pertama kalinya.

"Jantungnya mulai berdetak," Lay memberitahu.

Tangan Chanyeol meremas jari-jari Amber dengan gemetar.

Amber merasakan jari-jarinya gemetaran, seseorang yang memegang tangannya, meremasnya dengan lembut. Sementara ia sedang susah payah berusaha menyesuaikan diri dengan tubuhnya yang terasa asing karena kembali ke raga.

"Amber," bisik Chanyeol.

Lalu perasaan hangat melanda permukaan wajahnya.

Amber berusaha menggerakkan bibir ketika suara itu memanggilnya. Tapi ia tak sanggup menggerakkan bibirnya dan mengubah gelembung-gelembung udara menjadi bisikan di lidahnya.

Chanyeol berlutut, memeluknya dengan melingkarkan sebelah tangannya di atas perut Amber. Tubuh panas itu kini memeluknya, menguburkannya ke dalam kehangatan yang mendamaikan. Kulitnya yang hangat sangat pas dengan tekstur suaranya yang berat.

Suhu tubuhnya persis sama, Jadi mungkin inikah neraka. Aku tidak peduli. Aku akan menerimanya. Aku merindukanmu Chanyeol

Dekapan erat yang penuh kenangan hangat kekasihnya dapat memberikan aliran statis ke jantungnya. Amber semakin berjuang melawan kegelapan. Kemudian rasa sakit baru menghunjam dadanya seiring degupan jantungnya.

Sakit ini mula-mula seperti ada yang menindih dan membungkam mulutnya dengan kasar. Lalu sesuatu yang lebih tajam seperti mengoyak jantungnya dan menariknya dengan paksa, siksaan ini sungguh tidak masuk akal. Amber merasakan jantungnya yang seperti ditarik paksa, jantungnya berdetak tapi meninggalkan rasa yang menyakitkan. Kemudian sakit itu pergi begitu saja meninggalkan jejak kegelapan yang sama.

Ia masih merasa tersesat di dalam tubuhnya sendiri yang gelap. Ia yakin telah membuka mata lebar-lebar berusaha menemukan cahaya sekecil apapun. Tapi semuanya gelap. Seolah-olah kelopak matanya terjahit permanen hingga ia tidak bisa melihat cahaya dari balik pelupuk matanya. Kegelapan itu mengalihkan dan mengubahnya menjadi gelombang siksaan.

Rasa sakit itu terus datang. Tapi kali ini membingungkannya dan lebih menyakitkan. Sakitanya terasa nyata sekali. Amber tidak mengerti, ia tidak bisa mencerna apa yang sedang terjadi padanya. Tubuhnya berusaha keras menolak rasa sakit yang sulit ditampik itu, rasanya jiwanya seperti tersedot lagi dan lagi ke dalam kegelapan yang penuh kesakitan, ia tidak yakin dimana ia berada, ini lebih berupa ruang penyiksaan baginya.

Amber membiarkan kegelapan itu menenggelamkannya ke bawah, ke bawah, ke tempat penuh kesakitan, penuh kelelahan, penuh kekhawatiran, dan penuh ketakutan. Tubuhnya serasa sedang berada di dua dunia yang berbeda. Tapi ini lain, rasanya seperti ada yang berusaha memisahkan tubuhnya menjadi dua hidup-hidup. Merasakan bagian-bagian tubuhnya serasa terpilin, terentak, remuk, teriris dan terkoyak. Sakitnya luar biasa. Amber menjerit, berteriak, menggeliat-geliat, menendang-nendang.

"Kau menyakitinya, Tao" jerit Chanyeol pada Tao.

Chanyeol memegangi kedua lengan Amber dan Lay memegangi kaki Amber yang menendang-nendang tak karuan. Tubuhnya melengkung kaku dalam posisi aneh yang tidak natural

"Memang begini efeknya..."

"Lay... " geram Chanyeol seraya memerintahkan.

Amber mendengar suara itu, ia tahu betul bagaimana matanya berkilat bila pemilik suara itu menggunakan nada tersebut.

"Aku sedang berusaha mengurangi rasa sakitnya, tapi ia masih kesakitan,"

Chanyeol menggertakan giginya. "Bertahanlah Amber, kau pasti kuat"

Jeritan Amber semakin menjadi-jadi. Para Force di luar ruangan mengejang mendengar jeritan Amber. Mereka membayangkan siksaan nyata yang terjadi pada Amber. Kai berusaha melawan dorongan untuk menghambur ke ruang perawatan.

Setiap jeritan yang keluar dari mulutnya membuat Chanyeol tersiksa hinga membuatnya menahan nafas. Rasanya ingin sekali ia menggantikan penderitaan kekasihnya, memberikan dan melakukan apapun agar kekasihanya tidak kesakitan dan menghentikan siksaan ini.

Tapi tidak ada pilihan lain untuk menghentikan penyiksaannya. Ini konsekuensinya, bila ia ingin kekasihnya kembali ia harus siap men

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
DrunkenWolf
Maafin ya guys yg udh komen dari tahun 2014 karena gue baru bisa aksesnya di tahun 2020 setelah berupaya meretes email sendiri yang terhubung ke akun AFF ini. Basi banget gak tuh yang komen dari tahun 2014 baru dibaca tahun 2020. Berasa kayak lagi berkelana waktu gitu 6 tahun kemudian baru di bales.

Comments

You must be logged in to comment
denihilda
#1
Chapter 25: 'yang bertahan yang menang' ini yg gue ambil setelah baca this fiction
ahh sampe paragraf terakhir masih gue pantau kali aja chanyeol muncul ehhh taunyaaa padahal suka chanberrr but at least ending nya happy lahh meskipun bukan sama chanyeol hahaha
liuliuyifan #2
Chapter 25: SAD ENDING AKU NANGIS BACANYA, seperti takdir ga menyatukan mereka, tp kasian amber sama chanyeol, paling kasian si chanyeol, ga rela baca endingnya. Thor knp kau biat sadending seperti ini, ada rasa ga rela amber sama kai harusnya sama chanyeol , aku jd ikutan galau, mending mereka mati,drpd saling tersiksa seperti ini/? Emg sih amber ga kesiksa dia ada kai, lah chanyeol bagaimana???T.T.
liuliuyifan #3
Chapter 20: Gregetan liat amber, dia tamak, aku paling ksian sama chanyeol
hernandaastri
#4
Chapter 25: maaf baru komen
ini sungguh end yg sangat 'menyedihkan' entah gak tau knapa rassnya sedih banget baca end nya
serasa seperti paksaan tpi sbenarnya bukan hanya saja tidak rela
sakit rasanya pas baca end nya agak sdikit tidak adil tpi itu memang yg terbaik untuknya
tpi tetap terlalu memaksa "bahagia bertepuk sebelah tangan"
haah y sudahlah ini memang yg terbaik untuknya dan kebahagiaannya
CHANBER selalu bersama dan selalu mencintai walau hanya dalam bayangan ....
diaheee11 #5
Chapter 9: wah keren banget ceritanya >< lanjut thor
abby_liu #6
jadi bingung mau baca dimana,
baca di blog yg udah lengkap chapter nya aja kali yah xD
okeyberliu #7
KAK INTAAAAAAN.....
TERNYATA LU D SINDANG JUGAAAA....
/sujud syukur/
KissontheW1nD
#8
Awww! This is cute! Thank God for translate XD
I hope more people read this!