Chapter 10

The 13th Fates
Please Subscribe to read the full chapter

Empat Bulan sudah Amber berada dirumah Kai, namun dilubuk hatinya yang paling dalam ia masih mengharapkan Chanyeol kembali, pikiranya tetap tak bisa lepas dari Chanyeol, semakin ia ingin melupakanya semakin sering ia hadir dalam lamunan dan mimpi Amber.

Tiap hari Amber mengecek email berharap mendapat balasan email dari Chanyeol, dan kabar bagusnya adalah: alamat email Chanyeol sudah aktif kembali, namun fungsinya tidak pernah berubah, tidak pernah ada balasan.

Tiba-tiba Amber memikirkan rumahnya pasti kotor dan tanaman rembet yang biasanya dengan indah menghiasi rumahnya mungkin sekarang sudah nampak seperti rumah hantu dan semoga saja tidak kemalingan.

"Hei Kau mau kemana?" Suara Kai yang mendadak bagaikan suara mistis dalam kesunyian.

"Aku mau pulang ke rumahku dulu Kai, mau beres-beres, rumahku pasti debunya sudah 5 centi, bagus kalau tidak sampai kemalingan"

"Ohh come on Amber! Aku kan sudah bilang, kalau urusan bersih-bersih rumahmu biar pembantuku saja yang membereskannya, mereka kan aku gaji dua kali lipat untuk itu. Lagipula Kau tanggung jawabku sekarang, aku bertanggung jawab atas kebahagianmu selama disini" Amber terdiam mendengar kata-kata yang meluncur dari bibirnya.

Amber hanya menangguk setuju dan mengenyahkan tubuhnya di sofa, sebelah Kai yang sedang memainkan Ipadnya.

"Amber, kita ke Hawaii lagi yuk" ajak Kai semangat.

"Tidak, mulai sekarang aku benci Hawaii, gara gara kau aku nyaris mati tenggelam,dan otakku dipenuhi plankton dan kotoran ikan" alisnya bertaut kesal ketika Amber mengingat kejadian itu

"Oh benar sekali, dan aku tidak mau kena semburan ingusmu lagi, menjijikan" Kai tertawa keras, Amber meringis mengingat itu.

"Tapi sungguh, wajah mu kelihatan konyol sekali, seharusnya aku merekamnya waktu itu, kau harus melihat ekspresimu" Kai terkekeh.

"Diam brengsek!" Amber melotot pada Kai.

Kai kembali tertawa, ia tampak puas menertawakan Amber, namun sejurus kemudian Kai berhenti tertawa dan menatap Amber dengan tatapan polos tanpa dosa "Oke, oke, aku minta maaf" katanya

"Tapi itu memang lucu sekali" lanjutnya lagi meledek.

Amber mendengus "Jangan mulai lagi brengsek!" Amber memukul lengan Kai bertubi-tubi.

"Aduh, Kau jadi perempuan kasar sekali" Kai mengaduh sambil mengusap-usap lenganya.

"Kau duluan yang mulai, rasakan akibatnya"

"Kau memang lebih cocok jadi anggota bikatar" Kai Kembali meledek tapi kali ini Amber menyerah.

"Eh ada film bagus nih, nanti malam nonton yuk" ajak Kai sambil menunjukkan sinopsis film di website kumpulan film pada Ipad miliknya ke hadapan Amber.

"Oh ya, hmmm sudah lama juga aku tidak menonton di bisokop" kata Amber datar, sebenarnya ia ingin mengekspresikannya lebih baik, tapi ia tidak bisa membohongi perasaanya.

"Memang ada film apa?"

"Well, ada film komedi romantis yang mendapat banyak pujian, judulnya...." sebelum Kai menyebutkan judulnya, Amber sudah menyela pembicaraanya dengan nada jengah.

"Umm aku tidak ingin menonton film cinta-cintaan" sahut Amber, kurang bersemangat.

"Oh baiklah," seolah-olah Kai memahami suasana hati Amber, dia langsung mencari film lainnya.

Amber belum begitu pulih untuk tahan menyaksikan film cinta-cintaan. Amber berfikir sepertinya ia akan mengulang fase awalnya lagi yang tidak pernah percaya dengan cinta.

Amber bertaruh pada dirinya sendiri, ia tidak akan sempat mencari kekasih seumur hidupnya, ia mungkin memilih untuk menjadi pejuang wanita sampai umur 50.

"Okay bagimana kalau Pacific Rim, tenang saja itu film scient fiction?"

Amber langsung tertarik pada genrenya "Kedengaranya keren"

'Lebih baik daripada nonton film cinta-cintaan' batin Amber.

***

Sebelum berangkat Amber menatap bayangan dirinya yang rambutnya acak-acakan dicermin, lalu menyisir rambut gelapnya yang berantakan dengan jari.

"Brengsek! kenapa rambut sialan ini tidak pernah menurut padaku, sepertinya aku memang tidak cocok punya rambut, aku harus sering-sering mampir ke Blog militer untuk melihat potongan gundul yang bagus"

Amber jenuh memutar mata dengan geram ketika menatap pada gadis pucat berambut gelap, dengan mata besarnya yang saat ini sedang menautkan alisnya dan menatap balik kearahnya, ia akhirnya menyerah.

Satu-satunya pilihannya untuk menahan rambut bandelnya adalah menahan poninya kesamping dan menyeprotkan hairspray, agar kelihatan setengah rapi.

Amber mengenakan jaket biru navy dengan kaus putih dan jins hitam, ia mengenakan sneaker Louise Vuitton, Sneaker termahal yang ia miliki. Sebelum keluar kamar Amber menyelipkan rambutnya ke belakang telinganya berusaha agar terlihat rapi.

Mereka sampai di gedung bioskop yang sering Kai datangi, ternyata Studio filmnya penuh untuk jam yang lebih awal, jadi mereka terpaksa menunggu jam berikutnya pada jam 19:45.

Kai mengusulkan untuk makan malam babak kedua, seperti kata-kata yang sering Kai lontarkan ketika belum kenyang, sambil mereka berbincang-bincang untuk memperlambat waktu.

Amber membiarkan Kai yang terus mengoceh tentang preview film-film baru. Masih ada 15 menit lagi sebelum filmnya mulai, mereka sengaja berlama-lama di konter makanan untuk memesan nachos, soft drink dan popcorn berukuran besar.

Mereka masuk ke dalam studio tepat ketika iklan logo rumah produksi berakhir, mereka duduk dibagian tengah kursi penonton, posisi yang paling pas.

Baru film dimulai, monster yang sangat besar itu muncul. Dan monster itu punya nama, Kaiju yang artinya monster raksasa. 'Kai-iju' Amber tertawa dalam hati mendapati nama monster itu seperti nama Kai, walau itu sebenarnya tidak lucu sama sekali.

Baru melihat menit-menit pertama film mata Kai membelalak lebar. Ia sangat mudah terpana oleh efek visual pada film.

Awalnya Amber menyangka tak ada adegan yang bakal membuatnya terusi

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
DrunkenWolf
Maafin ya guys yg udh komen dari tahun 2014 karena gue baru bisa aksesnya di tahun 2020 setelah berupaya meretes email sendiri yang terhubung ke akun AFF ini. Basi banget gak tuh yang komen dari tahun 2014 baru dibaca tahun 2020. Berasa kayak lagi berkelana waktu gitu 6 tahun kemudian baru di bales.

Comments

You must be logged in to comment
denihilda
#1
Chapter 25: 'yang bertahan yang menang' ini yg gue ambil setelah baca this fiction
ahh sampe paragraf terakhir masih gue pantau kali aja chanyeol muncul ehhh taunyaaa padahal suka chanberrr but at least ending nya happy lahh meskipun bukan sama chanyeol hahaha
liuliuyifan #2
Chapter 25: SAD ENDING AKU NANGIS BACANYA, seperti takdir ga menyatukan mereka, tp kasian amber sama chanyeol, paling kasian si chanyeol, ga rela baca endingnya. Thor knp kau biat sadending seperti ini, ada rasa ga rela amber sama kai harusnya sama chanyeol , aku jd ikutan galau, mending mereka mati,drpd saling tersiksa seperti ini/? Emg sih amber ga kesiksa dia ada kai, lah chanyeol bagaimana???T.T.
liuliuyifan #3
Chapter 20: Gregetan liat amber, dia tamak, aku paling ksian sama chanyeol
hernandaastri
#4
Chapter 25: maaf baru komen
ini sungguh end yg sangat 'menyedihkan' entah gak tau knapa rassnya sedih banget baca end nya
serasa seperti paksaan tpi sbenarnya bukan hanya saja tidak rela
sakit rasanya pas baca end nya agak sdikit tidak adil tpi itu memang yg terbaik untuknya
tpi tetap terlalu memaksa "bahagia bertepuk sebelah tangan"
haah y sudahlah ini memang yg terbaik untuknya dan kebahagiaannya
CHANBER selalu bersama dan selalu mencintai walau hanya dalam bayangan ....
diaheee11 #5
Chapter 9: wah keren banget ceritanya >< lanjut thor
abby_liu #6
jadi bingung mau baca dimana,
baca di blog yg udah lengkap chapter nya aja kali yah xD
okeyberliu #7
KAK INTAAAAAAN.....
TERNYATA LU D SINDANG JUGAAAA....
/sujud syukur/
KissontheW1nD
#8
Awww! This is cute! Thank God for translate XD
I hope more people read this!