Chapter 34

The 13th Fates
Please Subscribe to read the full chapter

Amber penasaran sekali dengan 13 belas pasukan terhebat sepanjang masa itu. Tapi jauh dipikiran Amber, ia sedang mengingat-ingat sesuatu. Amber menghitung jumlah The 13 Fates yang ada dibuku itu dalam hati, Amber merasa ada yang ganjil, seperti ada yang terlewatkan.

"Hanya sebelas? Aku pikir ada tiga belas"

Mula-mula Kris yang memperhatikan Amber langsung mengalihkan pandanganya ke buku itu lagi sambil menjelaskan.

"Aku menemukan buku ini berceceran. Selama berabad-abad aku mencari lembaran yang hilang di seluruh belahan dunia," jelasnya namun terdengar tidak meyakinkan. Kris seperti sedih terhadap sesuatu yang tidak bisa Amber tangkap. "dan aku tidak bisa menemukan buku aslinya?"

"Jadi ini duplikatnya?"

"Ya ini adalah duplikasi pertama dan satu-satunya, yang asli disimpan di dimensi lain...."ujar Kris menggantung, ekspresi wajah Kris langsung berubah.

"Dimensi lain?" tanya Amber penasaran ketika Kris menghentikan ceritanya begitu saja. Amber menatapnya, berjuta-juta pertanyaan tersimpan di matanya.

Bisa Amber rasakan Kris mengedit sesuatu. Kris tersenyum setelah melihat rasa penasaran yang membara di mata Amber. Ia tersenyum menatap Amber,

Kris mendekatkan wajahnya hanya berapa senti dari wajah Amber yang mengadah. Bila ada orang yang melihat pasti mereka terlihat seperti habis berciuman. Dengan hati-hati Kris bicara.

"Ya, Amber, dan...kita tidak bisa berlama-lama disini lebih dari sejam, tidak lama lagi kau pasti akan sesak nafas karena jumlah oksigen diruangan ini menipis" ajak Kris.

Suara Kris yang dalam dan intonasi sempurna membuat Amber tercengang dengan nada suaranya bukan kalimat yang Kris ucapkan.

Kris menuntun Amber keluar ruangan. Tiba - tiba Amber mengehentikan langkahnya di depan pintu. Amber teringat sesuatu tentang lukisan yang menggantung di dinding ketika baru memasuki ruangan.

Amber berjalan mundur dengan langkah dramatis. Ia mengehentikan langkahnya tepat di bawah lukisan cat minyak yang paling besar. Bingkai kayunya berbentuk persegi panjang menghiasi gambar pemandangan dalam warna-warna musim gugur yang cerah.

Lukisan itu menggambarkan pemukiman yang sarat dengan atap-atap rumah horisontal, dengan pagoda tujuh lantai di hilir bukit, terdapat sungai lebar mengaliri bagian muka dengan puncak gunung yang membayang di kejauhan.

"Shanghai tahun 971-an, kampung halamanku," ujar Kris "bisa dibilang Shanghai pada masa mudaku" tambahnya.

"Memangnya Kau lahir tahun berapa?" tanya Amber pelan.

"Aku lahir pada tahun 953, tapi saat itu perhitungan waktu belum terlalu tepat, bisa dibilang sebelum pemerintahan Dinasti Song"

Amber tak dapat menutupi keterkejutannya. Seketika Amber mengalihkan pandangan dari lukisan itu kepada Kris. Amber memperhatikan wajah Kris yang masih sangat muda, bahkan tidak ada garis usia di wajahnya

Tidak bisa dipercaya, ya memang lebih mudah bila tidak usah percaya sekalian, karena hanya akan membuatku iri saja dengan keabadian para Force. Ujar Amber dalam hati.

Amber kembali menatap lukisan itu, kampung halaman Kris. Berlatar belakang Shanghai abad 9 yang sangat menakjubkan.

Keheningan berlanjut saat ia berusaha menyimpulkan pikirannya mengenai tahun-tahun yang begitu banyak.

Amber memperhatikan lukisan selanjutnya, yang ini warnanya cukup mencolok dan meriah dibanding lukisan-lukisan lain. Dengan beragam gradasi warna menggambarkan sosok-sosok terang dalam jubah panjang dan bermahkota sedang berada di sebuah ruangan pertemuan. Ruangan itu dipenuhi tujuh orang yang sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing, beberapa ada yang sedang menulis, ada yang sedang bercengkerama dengan santai, ada yang terlihat serius, ada yang sedang membaca pada sebuah kertas, ada pula yang sedang menuang anggur ke dalam gelas emas. Meja panjang dan lebar diselimuti taplak putih bercorak emas dengan berbagai sajian buah-buahan, gelas dan teko emas.

Gambar itu berlatarkan dinding cokelat gelap yang serpertinya dari kayu dan setengah dindingnya tertutupi tirai merah. Amber memosisikan tubuhnya menghadap lukisan itu. Amber tak bisa menyimpulkan apakah gambar itu dimaksudkan bersifat biblikal.

"Apa yang sedang mereka lakukan dalam lukisan itu?" tanya Amber lantang, telunjuknya menunjuk figur-figur di kanvas itu.

"Pertemuan kontinental antara ketua masing masing Klan. Ayakhu adalah penasehat kerajaan kekasisaran Zao Zhou sekaligus ketua dari Klan Dragon"

Amber tersenyum "Memang ada berapa Klan?" tanyanya.

"Dari masing-masing bangsa dalam sejarah Force terdapat enam Klan. Dragon dari bangsa Cáijué, Sun dari bangsa Ablyz, Moon dari bangsa Ilumitare, Wanderer dari bangsa Bakht Syramu, Aries dari bangsa Hexoll dan Scorpion dari bangsa Evra"

Amber terkagu-kagum mendengar Kris menyebutkan masing-masing bangsa dengan lafal sempurna. Kris benar-benar mampu menguasai berbagai bahasa.

"Jadi Ayahmu memiliki sekte terselubung selain menjadi penasehat kerajaan?" tanya Amber setelah sadar dari kekagumannya.

"Ya, seperti itulah. Ayakhu sangat megharapakan aku akan meneruskan posisinya. Bertahun-tahun kami merahasiakannya dengan rapi dari kekerajaan"

Amber memicingkan matanya ketika melihat salah satu sosok dalam lukisan itu; lelaki kalem nan rupawan mirip dengan Kris, wajah paling kekanak-kanakan diantara orang-orang berparas bak dewa di lukisan itu, rambutnya hitam berkilau. Di lukisan itu ia sedang berbincang dengan seseorang yang mengenakan mahkota dengan lambang naga.

"Itu kau dan ayahmu?"

"Ya benar, Itu aku sebelum bertransformasi, waktu aku berumur delapan belas tahun," ungkapnya malu - malu

"Aku adalah anak tunggal dan satu-satunya yang meneruskan posisi Ayahku di Klan Dragon. Ibuku meninggal ketika melahirkanku, tidak lama setelah kematian Ibuku, beliau menikah lagi. Aku sayang sekali dengan Ibu tiriku, dia menyayangiku dengan tulus, tapi aku tidak bisa menyembunyikan perasaanku yang selalu merindukan sosok Ibu kandungku, penasaran dengan wujudnya. Ayahku bilang aku sangat mirip Ibuku"

"Oh, I'm sorry about your mother"

"Tidak apa apa" Kris tersenyum getir.

"I know it's none of my business, tapi apa yang terjadi dengan Ayahmu?" tanya Amber. Amber menoleh sedikit untuk melihat reaksi Kris. Mereka bertemu pandang dan Kris tersenyum.

"Ayahku mati karena mendapat hukuman eksekusi dari petinggi kerajaan, Kris mulai bercerita, suaranya datar "hukuman tertinggi, di tarik dengan kuda yang di ikatkan dengan gelang baja ke kepala, tangan dan kakinya hingga terpisah dari tubuhnya," Tubuh Amber mendadak kaku mendengar itu. Kris melihat reaksi Amber, tapi ia terus melanjutkannya.

"Ayahku dihukum karena telah berselingkuh dengan istri Kaisar Fang, Ibu tiriku yang tidak tahan menahan malu bunuh diri dengan loncat dari balkon. Aku malu dengan sifat Ayahku yang tidak mencerminkan seorang petinggi dari Klan Dragon,

"Ayahku mata keranjang. Aku sering melihatnya menggoda perempuan lain dibelakang Ibu tiriku. Tapi aku belum cukup dewasa untuk memahami permasalahan semacam itu. Walau begitu beliau sosok yang bertanggung jawab pada keluarga. Beliau pekerja keras dan aku sayang padanya. Beliau sering mengajakku ke pertemuan di luar pekerjaanya, seperti yang ada di lukisan itu, agar berharap suatu hari nanti aku tidak akan mengecewakan Klan Dragon sebagai generasi penerusnya," Kris menunjuk lukisan itu lagi.

"Sehari sebelum eksekusi, Ayahku mengatakan "Kau akan menjadi penggantiku, kau akan lebih hebat dariku, jangan kecewakan aku, kau akan menjadi Tracker terhebat, jaga nama baik Klan kita'. Dan tiga hari setelah kematian Ayahku, aku berubah menjadi sekarang ini. Aku menuruni kemampuan yang selama ini Ayahku sembunyikan, aku bisa terbang, cepat, insting dan nyaliku sekuat naga"

"Tapi menjelang pengangkatanku menjadi penerusnya, aku kabur. Aku menolak keadaan baruku. Aku menjadi pemberontak, khas remaja. Tapi caraku tidak biasa, aku sering pergi ke tempat pelacuran, lalu aku juga berjudi, dapat uang sedikit aku langsung mabuk-mabukan dan pergi ke tempat pelacuran.

Susah payah bertahan hidup, kelaparan tidak punya tempat tinggal. Aku merasa menjadi remaja paling tidak berguna sekota, dan aku pikir apa bedanya aku dengan Ayahku yang bisanya merusak wanita,

"Sampai suatu ketika, aku bertemu Arianee," senyuman langsung mengembang diwajah Kris.

"Dia wanita paling cantik yang pernah aku temui, dia memiliki senyuman paling indah dengan lesung pipi yang semakin membuatnya menawan. Rambut ikal cokelat tembaganya indah sekali, aku jatuh cinta padanya setiap aku melihatnya, dan aku sangat beruntung dia juga mencintaiku, bahkan aku nyaris tidak percaya. Akhirnya aku menikahinya, dan pernikahan kami masuk dalam berita di koran picisan 'Perempuan Cantik Menikahi Gelandangan Kota' itu judul beritanya,

"Ia merubah hidupku, ia menerima keadaanku yang miskin dan aneh. Tapi dia tidak menganggapku aneh dengan kemampuanku yang menjadi suatu hal yang baru untuknya, dia selalu setia menemaniku. Kami membangun gubuk kecil untuk tempat ti

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
DrunkenWolf
Maafin ya guys yg udh komen dari tahun 2014 karena gue baru bisa aksesnya di tahun 2020 setelah berupaya meretes email sendiri yang terhubung ke akun AFF ini. Basi banget gak tuh yang komen dari tahun 2014 baru dibaca tahun 2020. Berasa kayak lagi berkelana waktu gitu 6 tahun kemudian baru di bales.

Comments

You must be logged in to comment
denihilda
#1
Chapter 25: 'yang bertahan yang menang' ini yg gue ambil setelah baca this fiction
ahh sampe paragraf terakhir masih gue pantau kali aja chanyeol muncul ehhh taunyaaa padahal suka chanberrr but at least ending nya happy lahh meskipun bukan sama chanyeol hahaha
liuliuyifan #2
Chapter 25: SAD ENDING AKU NANGIS BACANYA, seperti takdir ga menyatukan mereka, tp kasian amber sama chanyeol, paling kasian si chanyeol, ga rela baca endingnya. Thor knp kau biat sadending seperti ini, ada rasa ga rela amber sama kai harusnya sama chanyeol , aku jd ikutan galau, mending mereka mati,drpd saling tersiksa seperti ini/? Emg sih amber ga kesiksa dia ada kai, lah chanyeol bagaimana???T.T.
liuliuyifan #3
Chapter 20: Gregetan liat amber, dia tamak, aku paling ksian sama chanyeol
hernandaastri
#4
Chapter 25: maaf baru komen
ini sungguh end yg sangat 'menyedihkan' entah gak tau knapa rassnya sedih banget baca end nya
serasa seperti paksaan tpi sbenarnya bukan hanya saja tidak rela
sakit rasanya pas baca end nya agak sdikit tidak adil tpi itu memang yg terbaik untuknya
tpi tetap terlalu memaksa "bahagia bertepuk sebelah tangan"
haah y sudahlah ini memang yg terbaik untuknya dan kebahagiaannya
CHANBER selalu bersama dan selalu mencintai walau hanya dalam bayangan ....
diaheee11 #5
Chapter 9: wah keren banget ceritanya >< lanjut thor
abby_liu #6
jadi bingung mau baca dimana,
baca di blog yg udah lengkap chapter nya aja kali yah xD
okeyberliu #7
KAK INTAAAAAAN.....
TERNYATA LU D SINDANG JUGAAAA....
/sujud syukur/
KissontheW1nD
#8
Awww! This is cute! Thank God for translate XD
I hope more people read this!