Chapter 57
The 13th FatesSemua berdiri 2 meter dari tubuh Irene yang tergeletak disana tak bergerak, beberapa mulai was-was, beberapa mulai mempersiapkan kemampuannya. Kemudian perlahan-lahan tubuhnya bergerak, gemetaran.
Irene berusaha bangkit memulihkan kondisinya lagi yang mulai kepayahan untuk melawan para Force. Mata sayunya menatap para Force yang berdiri dihadapannya. Saat ini ekspresi Irene tidak juga senang dan tidak juga merasa takut walau ia sudah cukup terluka parah.
"Permainanmu sudah berakhir, Irene, menyerahlah. Kau tidak akan mampu mengalahkan kami bersama" perintah Kris berkompromi.
Irene tertawa meremehkan "Menyerah? Lebih baik kalian membunuhku saja"
Kris menoleh ke seluruh Force di kanan dan kirinya sebelum menanggapi "Tentu, kami akan menghabisimu, kami tidak akan segan"
"Akan?" Irene menyeringai "Kalian tidak akan mendapatkan kesempatan seperti ini lagi"
Dengan sisa kemampuan yang tersisa, ia berencana melarikan diri dengan kristal teleportnya. Sebelum Irene melarikan diri, Luhan telah membaca rencananya.
"DIA KABUR!" pekik Luhan.
Dengan kemampuan telekenesisnya, Luhan dengan cepat merebut batu kristal teleportasi milik Irene dari tangannya. Irene yang menyadari, langsung menahan telekenesis Luhan.
Kemampuan daya telekenesis Irene sangat besar dari yang ditimbulkan batu kristal itu. Batu itu semacam memiliki daya magnetis yang sangat kuat, hanya dapat kembali dengan mendeteksi sidik jari Irene. Luhan berusaha keras menahan tarikannya, namun yang ada Luhan hanya semakin tertarik oleh daya magnetis itu.
Ketika Luhan sibuk menarik batu kristal tersebut, Irene dengan cermat mengambil kesempatan untuk menyemburkan feromonnya ke para Force. Chen, Jungkook, Chanyeol, dan Xiumin berhasil terhindar dari serangan Feromon berkat gelombang Force Field Luhan, terlebih mereka yg terdekat dengan Luhan. Sedangkan Kris, Unicorn Lay, Baekhyun, Sehun, Kai dan Suho terkapar, suara memekik seolah – oleh terdengar hingga penjuru hutan akibat sakitnya terkena paparan feromon itu.
Chen menahan serangan feromonnya dengan Thunder Blast. Kemampuan itu tidak cukup kuat menahan semburan feromon atau sekedar membuat Irene lengah. Xiumin ikut membantu mengeluarkan partikel es dari jari – jarinya agar dapat membekukan semburan feromon. Irene hentakan kembali tangannya, mendorong jauh feromon itu hingga membuat Xiumin dan Chen terpental.
Jungkook maju ke sisi Luhan, ia mulai berpikir cepat merencakan yang lain, bagaimanapun Irene tidak boleh kabur, dia harus dihentikan atau yang terburuk akan selalu datang di masa yang akan datang.
Sementara itu Luhan semakin tertarik karena kuatnya daya magnetik yang ditimbulkan dari batu kristal itu.
Aku harus mengerahkan kemampuan sihirku untuk mengalahkan kemampuan magisnya dan aku harus meninggalkan beberapa dari kalian dari shieldku. Jungkook menyuarakan rencananya ke pikiran Luhan.
"Apa ada jalan lain?" tanya Luhan gusar.
"Tidak ada, tapi aku akan melindungi kalian dengan Force Field sihirku,"
Luhan mengangguk setuju dengan rencana Jungkook yang dinilainya tidak merugikan.
"Chanyeol!" seru Jungkook.
Chanyeol dengan cepat bergerak maju ke sisi Jungkook.
"Penuhi pengetahuan kemampuanmu hari ini untuk melawannya" bibir Jungkook bergerak cepat memerintahkan.
"Aku percaya padamu, mentor" sanjungnya.
Jungkook tersenyum atas sanjungan Chanyeol.
"Aku akan membawamu ke mentor yang terhebat setelah berhasil melewati pagi yang panjang ini" janjinya.
Chanyeol berdiri tidak jauh dari Luhan dan Jungkook. Ketika para Force satu persatu pulih dari serangan menyesakan akibat Feromon, Jungkook mulai mengeluarkan aura sihirnya lalu menggunakan gestur mudra untuk mengikat mantra.
Melihat Jungkook mulai meningkatkan kemampuan mantranya, Irene coba mengimbanginya dengan mengerahkan kemampuan sihir yang dapat mempengaruhi tumbuhan disekitar. Dengan sebelah tangannya yang bebas, Irena membuat akar – akar pohon mencuat dari tanah, akar pohon itu meliuk-liuk siap menerjang Luhan dan Jungkook.
Jungkook tidak mau kalah cepat, dalam sekejap Jungkook mengambil alih pertahanan Luhan untuk merebut batu kristal itu dan mengerahkan kemampuan Spatial Manipulation.
Jungkook menarik mundur Luhan dan Chanyeol dari arena, kemampuannya dapat membuat ruang disekitar meluas. Dalam proses memanipulasi skala ruang, tanah bergetar karena efek dari kemampuan tersebut, membuat Luhan, Chanyeol dan para Force menjauh dari energi magnetik. Tidak lupa Jungkook melemparkan Force Field sihirnya ke para Force selain Luhan dan Chanyeol. Force Field yang terlihat seperti kaca retak itu menyebar melingkupi sisa Force dibelakang yang tidak terlindungi Shieldnya.
Jungkook mengerahkan keseimbangan dalam raganya untuk menggunakan sihirnya sebagai telekenesis. Kemampuan telekenesis dari aura sihir milik Jungkook lebih akurat dan intuitif ketimbang milik Luhan. Jungkook jarang menggunakannya, karena kemampuan telekenesisnya sangat besar hingga dapat menimbulkan gaya medan magnet yang sama seperti milik Irene.
Irene berjuang lebih keras lagi menarik batu kristalnya, namun kemampuan telekenesis Jungkook tidak kalah kuatnya. Energi medan magnet yang mereka timbulkan sama kuat dan saling bertolak satu sama lain, bagaikan dua kutub yang bersamaan. Hal itu itu membuat mereka berdua tertarik mundur semakin menjauhi batu kristal itu. Energi medan magnet berpusar-pusar disekeliling mereka begitu kuatnya.
"Chanyeol ambil batu itu!" perintah Jungkook cepat sebelum energi medan magnet itu menarik semua benda logam disekitar dan di angkasa.
Chanyeol mengambil langkah besar meraih batu itu, tentu saja hanya Chanyeol yang dapat menyerap medan magnet. Sedangkan Luhan mempersiapakan kemampuan telekenesisnya agar dapat menahan ledakan energi dari medan magnet yang ditimbulkan.
"TIDAK!" pekik Irene.
Tangan kanan Chanyeol mencengkram erat batu itu, apabila hanya manusia biasa pasti ia sudah meledak karena menyentuhnya. Namun dengan kemampuan kinetik yang Chanyeol miliki, ledakan tersebut meredam dan menyerap ke setiap bagian inti sel tubuhnya. Dalam proses penyerapan energi itu, aurora borealis berwarna - warni tercipta dan berpusar-pusar di tubuhnya. Langit bergemuruh, awan-awan bergulung-gulung cepat dan perut bumi bergetar di bawah kaki mereka.
Batu kristal itu lenyap di tangannya, yang tersisa hanya sepihan debu kristal yang tersapu angin. Saat ini Chanyeol merasakan energi yang sangat besar menjalar di sekujur tubuhnya, merasakan energi tersebut seperti berdenyut - denyut di bawah kulitnya untuk segera di proyesikan.
Irene melotot ngeri melihat kemampuan Chanyeol yang menurutnya diluar batas kemampuannya. "Itu tidak mungkin, Kau Force baru! Bagaimana bi..."
"Ah, Kau benar-benar tidak tau apa yang mungkin terjadi" sergah Chanyeol, nada apatis mulai merayap memasukki suara beratnya.
"Kau akan kesulitan melepas mantra dari orang yang telah mati" desis Irene.
Tanpa menggubris ancaman Irene, Chanyeol mulai melepaskan energi kinetikanya, di waktu bersamaan Irene melempar belati Dark Avaquar ke arah gerombolan Force, belati itu tepat mengarah ke Baekhyun.
Be
Comments