Chapter 23

The 13th Fates
Please Subscribe to read the full chapter

Amber memakai sepatu lari, meregangkan tubuhnya di depan pintu dan beranjak sambil membawa botol air minum. Amber joging mengitari blok rumahnya, hal yang biasa ia lakukan setiap minggu selama 30 menit bila cuaca cerah dan sedang mood. Kakinya berderap di aspal trotoar, keringat mengalir di sekujur tubuhnya, menikmati lemak yang terbakar di bagian paha, betis, lengan dan perutnya.

Amber terengah-engah, ia duduk di atas trotoar dan menenggak air mineral yang ia bawa. Ponsel di sakunya berbunyi, ia mengeluarkan ponsel dari sakunya. Pesan dari, Kai.

"Jaketmu ketinggalan disini, Mau kubawakan tidak?"

Amber membalas dengan cepat "Aku saja yang kesana"

Amber berdiri, membersihkan tanah di celana pendeknya dan berlari pulang.

Hanya butuh kurang dari 30 menit yang biasanya 45 menit untuk sampai dirumah Kai. Untungnya, ia mengendarai Mini Roadster kesayangan miliknya. Karena Amber tidak yakin Audi lama milik Ayahnya dapat melakukan perjalanan secepat itu. Si Mini Roadster jelas jauh lebih menyenangkan untuk di kendarai.

Sesampainya dirumah Kai, Amber melihat Kai sedang fitnes, menjaga stamina dan otot-otot tubuhnya agar tetap terjaga.

"Kau merindukanku?" tanya Kai di sela-sela mengangkat beban. Keringat membasuh wajah dan kaos lengan buntung yang lepek karena keringat.

Amber memutar bola matanya dan mendecakan lidah "Mana jaketku?" tanya Amber sambil duduk di bangku sebelah Kai.

Kai menaruh barbel di penyangga, lalu bangkit meregangkan otot - otot di lenganya, tepat ketika blower menerpa tubuh Kai.

Amber mengernyitkan hidung "Wow...beyond the body odor you so obviously suffer from, aku rasa kau butuh kamper, aku tidak yakin parfum EDT bisa menghilangkan bau badanmu itu" kali ini Amber menutup hidungnya ketika bau pahit bercampur asam menerpa hidungnya.

"Namanya juga keringat, memang keringat mana yang tidak bau?" katanya sambil menenggak air dari termos kecil.

"Kau tau kan aku tidak akan bertambah tua. Maka dari itu, aku akan terus menjaga otot - ototku ini" lanjutnya bangga, sambil memamerkan otot - otot lengannya.

"Tidak usah di ingatkan, aku tau," katanya masam "dan kau rela bergaul dengan nenek - nenek nanti"

"Ahh...c'mon Amber, itu tidak begitu buruk kok" Kai menyeka keringatnya di wajah, leher dan lengannya dengan handuk dan menggantungkannya di leher.

"Oh ini tidak adil," gerutu Amber "Aku akan menjadi satu - satunya yang menua, aku akan mencari ramuan anti aging Ratu Elizabeth itu" protes Amber sambil mengentak entakan kakinya.

"Apa itu? Aku tidak percaya kau mengentak entakan kaki, aku pikir hanya cewek - cewek di TV yang melakukan itu, and i don't think such a concotion exists, Amber" ledek Kai.

"Maaf entah mengapa masalah umur adalah topik sensitif untukku" sahut Amber getir.

"Oh jadi sekarang kau kena Gerascophobia"

Amber memutar bola matanya sambil mendesah kesal.

"Kau tunggu sini biar aku ambilkan, aku mandi dulu ya" sambil Kai mengangkat ketiaknya tinggi - tinggi, memperlihatkan bulu ketiaknya yang tipis untuk meledek Amber kerena bau badannya, lagi - lagi Amber menutup hidungnya.

Kai melemparkan baju kotornya ke keranjang dibelakang pintu, dengan gaya atlet basket yang sedang memasukkan basket kedalam ring. Kai masuk ke kamar mandi. Menyalakan shower, semburan air hangat melemaskan otot-ototnya yang tegang dan menenangkan denyut nadinya. Air pancuran yang hangat mengalir seperti air terjun kecil di atasnya, ia mengangkat wajahnya menerima pancuran yang nyaman di wajahnya, lalu memakai sabun dan shampoo dengan wewangian khas cowok.

Setelah tubuh dan rambutnya kering, Kai mengambil hoodie, boxer, celana jeans dan jaket milik Amber dari dalam lemarinya yang besar.

Diruang tamu Kai melihat Amber sedang membaca komik One Piece milik Kai yang tergeletak di meja.

"Oh iya Amber, aku ingin mengajakmu kesuatu tempat, tempat itu sangat pas di datangi dibulan Juli, mau ikut?" ajak Kai sambil memberikan jaket milik Amber.

"Kemana?" tanya Amber sambil memakai jaketnya.

"Lihat saja nanti, ayo!" ajak Kai sambil menarik tangan Amber agar bangkit dari sofa.

"Konsentrasi oke" Amber mengangguk, menahan nafasnya hingga kepalanya merasa berputar putar.

Dalam sekejap warna cat putih lembut tembok rumah Kai berubah jadi hijau cerah. Ruangan itu berganti menjadi ladang rumput yang sangat luas, burung - burung berterbangan karena terkejut dengan kedatangan mereka yang tiba - tiba. Sejauh mata memandang, hamparan hijau kaldera membentang sangat luas seperti karpet hijau raksasa dengan bukit - bukit hijau dan pohon trembesi yang sangat besar dan rindang. Di kali bukit terdapat ladang ilalang yang lebat.

Langit berawan, namun terik matahari masih dapat menembus awan di ujung bukit, tapi tidak terlalu panas lebih tepatnya hari yang cukup cerah. Angin menghempas wajah dan rambut mereka. Tiap udara yang terhirup, tercium aroma embun pagi yang menyegarkan, sekejap Amber dapat melupakan masalah yang membebaninya, Amber menoleh pada Kai yang berdiri di sampingnya sedang terpaku mamandanginya sambil memasukkan tanganya ke saku depan hoodienya.

"Ini dimana Kai?" tanya Amber terkagum - kagum.

"New zealand" ujar Kai singkat.

"Sempurna"

"Kau suka dengan tempat ini?" tanya Kai sambil menatap langit.

Amber mengangguk. "Aku selalu menyukai tempat yang memiliki pemandangan yang indah, Kau selalu tau seleraku Kai, atau Kau memasukan semua list tempat kesukaanku di jurnal mu itu" kata Amber dengan nada meledek, Kai langsung panik.

"Privasiku runtuh ada kau dirumahku" ujar Kai, matanya melotot.

"Aku tidak meliat banyak kok" Amber menyeringai, kemudian Kai mengacak-acak rambut Amber gemas.

"Aku ingin memperlihatkanmu sesuatu" seru Kai sambil merangkul Amber.

"Apa?" tanya Amber penasaran sambil merapikan rambutnya tanpa protes.

"Let me show ya" Kai menarik tangan Amber, berlari memasukki ladang ilalang setinggi dada dengan jalan setapak. Mereka melangkah melewati lengkungan pendek di antara pohon madrone lalu menerobos semak pakis setinggi pinggang. Sayup-sayup terdengar suara mata air, riakan air semakin lama semakin terdengar jelas, suara air terjun dan juga suara angsa.

Kai berhenti dan membalikan tubuhnya "Ini, kupersembahkan keindahan semesta alam untuk kau nikmati, Amber"

"Wow.." Amber takjub melihat kolam air raksasa di hadapannya, terdapat dermaga kecil dan perahu kayu yang cat putihnya terlihat usang dan mengelupas di beberapa sisi. Di arah timur ada air terjun yang tak seberapa tingginya namun cipratan air yang di ciptakan membiaskan delapan warna pelangi tipis yang berwarna - warni dan sangat indah. Ditengah danau, tedapat teratai - teratai dengan berbagai ukuran hingga yang terbesar mengambang ditengah danau. Burung-burung teratai yang mencari makan hinggap diatas permukaan teratai itu. Lalu beberapa meter dekat tebing terdapat pohon - pohon mangrove.

Belum pernah Amber melihat tempat terbuka alami yang begitu simetris. Danau itu bentuknya bulat sempurna, seolah-olah ada orang yang dengan sengaja membuat lingkaran sempurna. Begitu juga dengan batu - batuan yang menghijau karena erosi air dan tebing tebing yang berwarna abu - abu hingga cokelat. Tebing - tebing itu seperti di pahat, begitu indah dan alami. Ditambah lagi cahaya matahari bersinar tepat di permukaan danau yang sangat jernih memantulkan sinar dengan kabut kekuningan ke wajah mereka, begitu mempesona.

Di tempat mereka berpijak mereka di kelilingi padang rumput kecil, basah, dan ditumbuhi bunga-bunga liar; ungu, kuning, merah muda dan putih lembut.

Amber berjalan maju perlahan, melintasi rumput halus, bunga yang melambai-lambai, serta udara sejuk dan keemasan. Terpesona dengan pemandangan yang seperti ilusi, pemandangan yang hanya ada di film dan cerita fiksi.

"This is unreal" ujar Amber terperanga.

"This is real, and just for you, Amber" ujar Kai sambil melangkah maju, lalu mengambil serpihan ilalang di baju Amber dengan lembut. Amber setengah membalikkan badan ke arah Kai dan memberikan senyuman puasnya.

Bisa dikatakan ini pembuktian cinta Kai yang lain bahwa ia ingin sekali berbagi ini semua dengan Amber.

"Ayo! Aku sudah tidak sabaran nih" tiba - tiba Kai membuka hoodie, celana dan sneakernya dengan tergesa-gesa sambil memasang ekspresi penuh nafsu dengan menggigit bibirnya.

"Kai, Kau mau ngapain?" Amber mundur selangakah secara otomatis. Tiba - tiba Kai menghilang dari pandangan Amber. Amber memandang sekelilingnya dengan ketakutan, mencari-carinya kerena sendirian disana. Akhirnya ia menemukan Kai yang sedang berdiri di atas tebing tinggi dan siap - siap melompat.

"Watch me!" teriak Kai dari atas tebing. Amber berantisipasi melihat atraksi Kai.

Kai mencondongkan tubuh ke depan, membungkuk agar bisa meloncat lebih jauh. Kai memulai terjunnya dengan berlari lebih dulu dan melontarkan diri ke udara kosong dari bibir tebing yang tingginya 20 meter. Ia meliuk dan berputar-putar di angkasa saat terjun bebas, seperti atlet lompat indah. Kai menjerit puas, jeritan kegembiraan saat tubuhnya melayang di udara, tubuh itu terus berputar-putar dan jatuh ke bawah, tubuhnya membelah permukaan danau. Kai tampak benar - benar bebas dan tanpa beban.

"Whoaa, that was awesome..." teriak Kai ketika kepalanya menyembul dari dalam air, suaranya menggema .

"Dasar tukang pamer" Gumam Amber.

"C'mon Amber!" ajak Kai semangat sambil berenang kesana kemari.

"Eh..eheung..Defenetely not, I can't swim" Amber memunguti pakaian dan sneaker milik Kai.

Amber berjalan sampai bibir dermaga dan meletakkan pakaian dan sepatu sneaker merah kesukaan Kai disampingnya. Amber membuka sneaker hitamnya dan menarik celana jinsnya hingga betis lalu duduk dipinggir dermaga. Ia mencelupkan kakinya di air danau yang cukup dingin dan jernih sambil menikmati pemandangan di sekitar danau.

Amber melihat ikan - ikan kecil dibawah kakinya berenang dengan lincahnya. Satu persatu ikan - ikan kecil berenang menghampiri dan mengitari pergelangan kaki Amber. Sekawanan ikan kecil semakin banyak mendatanginya, sesekali ikan - ikan itu melesat menjauhi saat Amber bergerak. Momen kecil itu membuat Amber tersenyum bahagia.

Dengan teleportnya Kai yang tadi sedang berenang disekitar air terjun langsung muncul di dekat kaki Amber, Amber terkejut ketika kepala Kai tiba - tiba menyembul dari bawah air. Kai menyudahi renangnya, ia menggigil kedinginan, dan duduk disebelah Amber. Bisa Amber dengar gemeletuk gigi Kai yang menggigil, ia memeluk dirinya sendiri.

"Berenang bukan ide yang bagus" ia protes kepada dirinya sendiri, Amber hanya terkeleh mendengarnya.

"Hei..Kau mau naik perahu itu? Kita kelilingi danau ini, kau pasti menyukainya" ajak Kai sambil menggigit bibir bawahnya

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
DrunkenWolf
Maafin ya guys yg udh komen dari tahun 2014 karena gue baru bisa aksesnya di tahun 2020 setelah berupaya meretes email sendiri yang terhubung ke akun AFF ini. Basi banget gak tuh yang komen dari tahun 2014 baru dibaca tahun 2020. Berasa kayak lagi berkelana waktu gitu 6 tahun kemudian baru di bales.

Comments

You must be logged in to comment
denihilda
#1
Chapter 25: 'yang bertahan yang menang' ini yg gue ambil setelah baca this fiction
ahh sampe paragraf terakhir masih gue pantau kali aja chanyeol muncul ehhh taunyaaa padahal suka chanberrr but at least ending nya happy lahh meskipun bukan sama chanyeol hahaha
liuliuyifan #2
Chapter 25: SAD ENDING AKU NANGIS BACANYA, seperti takdir ga menyatukan mereka, tp kasian amber sama chanyeol, paling kasian si chanyeol, ga rela baca endingnya. Thor knp kau biat sadending seperti ini, ada rasa ga rela amber sama kai harusnya sama chanyeol , aku jd ikutan galau, mending mereka mati,drpd saling tersiksa seperti ini/? Emg sih amber ga kesiksa dia ada kai, lah chanyeol bagaimana???T.T.
liuliuyifan #3
Chapter 20: Gregetan liat amber, dia tamak, aku paling ksian sama chanyeol
hernandaastri
#4
Chapter 25: maaf baru komen
ini sungguh end yg sangat 'menyedihkan' entah gak tau knapa rassnya sedih banget baca end nya
serasa seperti paksaan tpi sbenarnya bukan hanya saja tidak rela
sakit rasanya pas baca end nya agak sdikit tidak adil tpi itu memang yg terbaik untuknya
tpi tetap terlalu memaksa "bahagia bertepuk sebelah tangan"
haah y sudahlah ini memang yg terbaik untuknya dan kebahagiaannya
CHANBER selalu bersama dan selalu mencintai walau hanya dalam bayangan ....
diaheee11 #5
Chapter 9: wah keren banget ceritanya >< lanjut thor
abby_liu #6
jadi bingung mau baca dimana,
baca di blog yg udah lengkap chapter nya aja kali yah xD
okeyberliu #7
KAK INTAAAAAAN.....
TERNYATA LU D SINDANG JUGAAAA....
/sujud syukur/
KissontheW1nD
#8
Awww! This is cute! Thank God for translate XD
I hope more people read this!