Chapter 24
The 13th FatesChanyeol melihatnya. Chanyeol melihat kekasihnya dicium dengan paksa. Chanyeol yang melihat itu dari dalam mobil langsung bergegas keluar dari mobilnya. Seketika api amarah mendidih di belakang kepalanya, napasnya memburu.
Keinginan Chanyeol untuk menghabisi Kai begitu hebatnya hingga mendengingkan telinganya dan mengaburkan pengelihatannya. Otot-ototnya menegang, memohon untuk segera di lampiaskan. Amarah kekejianya terpanggil saat melihat Kai dengan kasar melumat bibir kekasihnya. Kekuatan, kebencian, dan perasaan panas amarah membasuh kepalanya.
'Sialan, aku harus menghabisinya. Aku akan membakar tubuhnya perlahan - lahan, menyaksikan kesakitannya dari permukaan kulit, saraf, otot, tulangnya sampai pembuluh darahnya meledak dan merubahnya menjadi abu selamanya'.
Chanyeol sangat murka hingga tubuhnya membeku di tempat, sepenuhnya tidak bergerak. Tangan panasnya terkunci, gatal ingin mengeluarkan fire canon untuk menghancurkan tubuh Kai. Badan Chanyeol begitu di penuhi amarah hingga membuatnya sulit untuk berpikir jernih. Monster dalam dirinya hidup kembali, menyalakan api didalam kulitnya, membulatkan, membakar hasrat yang besar, tidak tahan untuk menghancurkan Kai.
'Tidak ada yang bisa menghentikanku saat ini, Amber sangat lemah, dia tidak akan bisa dan mampu menghentikan ini' Chanyeol mengintimidasi Amber karena kebencianya yang meluap - luap kepada Kai. Perhatiannya hanya tertuju pada Kai, berbagai cara menghabisi Kai tertata di otaknya.
Aku mau orang itu mati. Aku harus membunuhnya segera.
Gambaran di kepalanya ibarat bensin, semakin menggelorakan api. Chanyeol merasakan getaran mengguncang tubuhnya dari ujung kepala sampai ujung kaki, dan Chanyeol tidak berusaha untuk menghentikan monster itu. Ya, ia memang tidak ingin perasaan kejinya pergi, lagipula sudah cukup lama ia menahan monster itu. Perhatian Chanyeol sepenuhnya tercurah pada Kai, Chanyeol tak menggubris Amber sama sekali.
Dorongan untuk membunuh itu begitu kuat, Chanyeol tidak dapat menahannya lagi. Apinya otomatis keluar dan membara dari dalam dirinya, apinya membara dahsyat. Panas api yang membakar itu semakin menjadi-jadi-meningkat, memuncak, lalu meningkat lagi hingga melampaui apa pun yang pernah ia alami. Warna apinya hampir menghitam.
Sekarang di balik api yang berkobar itu ia merasakan denyut di dadanya berdegup kencang seperti mengubur Chanyeol dalam kobaran api yang menjilat-jilat tubuhnya. Tak ada rasa sakit yang ditimbulkan dari api itu, karena dorongan membunuh yang begitu menggelora. Api - api itu seperti menjilati wajahnya.
Chanyeol melontarkan Fire canonnya tepat ke tubuh Kai yang mematung memandangi kekasihnya, hingga menimbuklan suaran kobaran api yang tersulut bensin. Tidak ada asap yang mengepul dari api yang ditimbulkan, tidak ada bau hangus yang tercium, seperti halnya barang - barang yang selalu meninggalkan bau hangus ketika habis dibakar.
Amber yang mendengar suara deburan itu melihat dari mana asalnya suara itu. Amber terkejut melihat sosok tinggi Chanyeol yang berdiri tegap seperti singa yang siap menergap mangsanya, tangannya terkepal oleh emosi. Api berkobar disekujur tubuhnya, tubuhnya terbakar, namun tidak menyaktikan dirinya.
Wajahnya menyeramkan, tampak sangat marah, matanya lurus ke depan rahangnya mengeras, Amber mengikuti arah pandangan mata Chanyeol, Amber melihat seseorang yang sedang tertelungkup di aspal tak bergerak. Amber tersadar kalau Kai sudah tak ada disampingnya, bukan karena pergi dengan teleportnya namun dia sudah terlempar jauh sepuluh meter karena Fire canon Chanyeol.
"KAI!" Amber menjerit melihat Kai tergeletak tak bergerak, Amber yang melihat bahaya itu langsung berlari cepat ke arah Kai.
Chanyeol menghampiri Kai dengan api yang berkobar ditubuhnya, membuat gerakan Chanyeol seolah - olah sedang menari. Kai terkulai tak berdaya, sasaran yang sangat empuk untuk di habisi. Tiap langkah Chanyeol meninggalkan jejak kaki di aspal yang kering, jejak itu menghanguskan aspal yang ia pijak menjadi menghitam.
Amber membalikan tubuh Kai yang tertelungkup di aspal, baju yang ia kenakan hangus di beberapa sisi, sebagian rambutnya terbakar dan kulitnya memerah karena luka bakar. Ia terpejam tak sadarkan diri, namun raut wajahnya meringis kesakitan, alisnya saling berkerut menahan sakit.
"KAI BANGUN, KAI!" Amber berseru panik sambil mengguncang - guncangkan tubuhnya, tapi dia tidak bergerak.
Amber menoleh kebelakang, ia melihat Chanyeol perlahan - lahan menghampiri, api yang berkobar - kobar ditubuhnya tetap terlihat seperti sedang menari - nari.
Amber berdiri menghadang Chanyeol dengan membentangkan tangannya. Sebenarnya Amber sangat takut meli
Comments