Chapter 21

The 13th Fates
Please Subscribe to read the full chapter

Entah mengapa tiba - tiba Amber teringat wajah Kai. Sejak mengucapkan salam perpisahaan dengannya di reservasi, Amber selalu dihantui bayangan menyedihkan yang terus menerus mengusik pikiranya.

Bayangan itu terus muncul dalam interval teratur, seperti teror setiap lima menit sekali selama 24 jam. Seperti alarm menjengkelkan yang diatur berbunyi setiap sejam sekali, dan suara alarm itu seperti memenuhi kepalanya, di iringi dengan wajah Kai yang mengernyit pedih ketika terakhir bertemu dengannya. Tapi membayangkan bertemu dengan Kai sekarang sungguh menggirukan untuknya.

Kurang lebih sebulan Amber tidak bertemu dengan Kai dan sudah lama Amber tidak merasakan hal yang cukup menyenangkan dengan Kai. Lagipula Amber berpikir ia perlu bertemu dengan Kai, melihat Kai tersenyum lagi seperti dulu dan membuatnya ikut tersenyum. Amber perlu menggantikan kenangan buruk berupa wajah Kai yang yang berkerut sedih.

Menyedihkan, imajinasi Amber begitu tak terkendali memikirkan sosok Kai. Apalagi menyadari awalnya ia menjalani hari ini dengan normal - normal saja, sampai terjadi kejadian yang pahit dan merusak segalanya. Amber berpikir ia butuh terapi. Segera Amber mengambil ponsel di saku jinsnya tanpa ragu Amber mengetik nomer Kai yang sudah diluar kepala.

"Halo!" Suara parau Kai yang tak asing mengirimkan gelombang kerinduan dihatinya.

Ribuan kenangan berputar di kepala Amber saling membelit, sungai berbatu waktu mereka pergi ke sebuah desa di Turki, rumah minimalis bercat putih berkanopi hitam, tawa yang terpancar dari mata hitam Kai yang dalam, secercah warna putih dari sederet giginya yang tampak kontras dengan kulitnya yang kecokelatan, wajahnya yang merekah oleh senyumanya. Rasanya nyaris seperti kerinduan pada kampung halaman.

Amber berdehem menyingkirkan gumpalan ditenggorokannya "Halo Kai?" sahut Amber ketika suara desiran angin sepi terdengar di telepon.

"Iya Amber, ada apa?" suaranya tenang, seolah - olah tidak pernah terjadi apa - apa diantara mereka berdua, padahal berminggu minggu lalu mereka sempat bersitegang karena suatu hal, yang jelas tidak ingin Amber mengingat - ingatnya lagi.

Tenggorokan Amber mendadak tersumbat kembali, sampai harus menelan dua kali sebelum menjawab. "Ummm sebenarnya tidak ada, sepertinya aku cuma mau mendengar suaramu saja, dan__memastikan kalau kau baik - baik aja"

Kai terdiam. Amber mengerutkan kening menunggu respon dari Kai, Amber menilai kembali ucapan yanga baru saja ia katakan sambil memandangi bulan yang bentuknya nyaris sempurna dan samar - samar tertutup awan.

"Oh...aku kira kau sudah tidak peduli lagi denganku"

Amber terdiam, Amber berpikir cukup keras untuk merespon ucapan Kai yang skeptis. "Well__aku merindukanmu"

Lagi - lagi Kai terdiam.

"Aku sedang menuju ke rumah mu nih"

Hembusan nafas Kai terdengar ditelepon dan seperti terdengar tidak percaya. "Oke, aku tunggu dirumah" Suaranya rendah dan hati - hati.

"Oke__see ya"

Kai menutup teleponnya, tak merespon kata terakhir Amber, suara nada terputus membuyarkan pikiran Amber. Amber benar - benar merindukan sosok Kai.

"Baek," gumam Amber saat ia menaruh ponselnya kembali ke sakunya.

"Ya?"

"Kita ke arah Gangnam saja"

"Lho, mau kemana? Bukankah rumahmu di daerah Yongsan-Gu"

"Aku ingin ke rumah Kai" ucap Amber pelan.

"Oh" Baekhyun membelokan setirnya ke kiri.

Amber memperhatikan lampu jalan lagi, menempelkan pipinya ke jendela yang dingin. Amber tidak sabar ingin cepat - cepat sampai dirumah sahabatnya itu. Namun ada hal lain yang menggerogoti pikiranya, begitu banyak pertanyaan yang ingin ia lontarkan, ia ingin tahu keadaan Chanyeol yang sebenarnya.

"Baekhyun, kau mau menjelaskan padaku seberapa parah kondisinya?" Amber memandangi Baekhyun dengan sikap ingin tahu, kepalanya ditelengkan ke satu sisi. Wajah Baekhyun menegang.

Baekhyun mendesah. "Dia sangat kesal pada dirinya sendiri. Itu memang sangat sulit baginya untuk dikendalikan dibanding kami yang lain, dan dia tidak suka merasa dirinya lemah apa lagi telah kalah, dan dia takut kau marah padanya" Jawabnya hati - hati.

Mustahil, bagaimana aku bisa marah padanya, sedangkan ia sedang menderita menurut cerita versi Bakehyun, bahkan aku ingin sekali berada disampingnya saat ini, menenangkannya bila itu memang sanggup aku lakukan walau Chanyeol tidak mengijinkanku.

"Bisa tolong katakan padanya aku tidak marah, sama sekali tidak marah padanya, bisa, kan?" pinta Amber, nadanya seperti memaksa.

"Tentu" Baekhyun menoleh dan tersenyum pada Amber.

Sesampainya didepan rumah Kai, Amber menemukan sosok Kai yang sudah menunggu dipintu rumahnya.

"Byun Baekhyun thanks yah sudah mengantarkanku, dan jangan bilang - bilang Chanyol kalau aku dirumah Kai" pinta Amber sambil melepaskan sabuk pengaman.

Baekhyun tersenyum, ia tampak ragu - ragu.

"Terserah kau sajalah Baek" erang Amber dan bergegas keluar dari mobil.

Lagi - lagi Baekhyun tersenyum polos. Amber buru - buru turun dari mobil, Baekhyun pun pergi.

Kai berlari dari pintu rumahnya yang terbuka.

"Amber!" sapa Kai berteriak dan senyuman yang paling Amber tunggu - tunggu itu merekah, membelah wajahnya bagaikan matahari yang menyembul dibalik awan.

Giginya berkilau cemerlang di tengah redupnya malam. Amber berjalan melompat - lompat seperti anak kecil.

Amber memeluk Kai melingkarkan tanganya ke leher Kai, Kai membalas dengan melingkarkan tanganya ke pinggul Amber. Mereka berpelukkan sangat erat, sampai Kai mengayunkan tubuh Amber.

"Kai!" sapa Amber lembut. Amber merasakan dorongan antusiasme yang tidak biasa begitu melihat senyumnya. Sadarlah Amber bahwa ia sangat senang bertemu dengan Kai.

"Welcome back Amber" Kata Kai nyengir sambil mengguncang - guncang tubuh Amber.

Amber cekikian dibuatnya. "Aku merindukanmu Kai"

Kai melepaskan pelukanya memandang wajah Amber

"Aku juga sangat merindukanmu Amber, setiap hari. Hari- hari ku payah sekali selama kau tidak ada"

"Aku juga merasa aneh tidak mendengar celotehan mu yang aneh - aneh, aku minta maaf yah Kai, aku tidak bermaksud untuk...."

"Oh Amber__" sergahnya buru - buru.

"Harusnya aku yang minta maaf padamu, aku memang bodoh telah menjadi laki - laki paling egois, dan maaf soal surat - surat itu, aku membohonginmu. Aku sungguh minta maaf, Aku cuma...."

"Lupakan Kai," Amber menyela ucapan Kai dan memeluknya kembali sekilas.

"Sebagai penebus rasa bersalahku, seumur hidup jadi babumu pun aku mau, asal kau jangan marah lagi padaku, please" lanjutnya. Kata - kata itu berhamburan dari mulut Kai.

"Aku sudah tidak marah kok, Kau sudah ku maafkan" seru Amber.

"Aku kira selamanya Kau benar - benar sudah tidak mau berteman denganku lagi"

"Sudahlah Kai, kenyataanya adalah, aku benar - benar tidak bisa berlama - lama bermusuhan denganmu, lagupula siapa sih Kai yang tidak butuh teman? I mean, you are my best friend, my main man" ujar Amber sambil memukul dada Kai pelan dengan kepalan tangannya.

Mereka tersenyum, kemudian tidak berbicara lagi selama beberapa detik. Keduanya mendadak dingin kembali.

"Oh iya Amber, Aku mau bilang sesuatu padamu" ujar Kai, memecah keheningan.

"Apa?"

Wajah Kai tampak malu - malu, ia menyembunyikan senyumannya, wajahnya memerah, matanya menerawang mencari kata - kata yang layak.

"Sebenarnya sebulan ini, aku mengawasimu"

"Mengawasi apa?"

"Aku...Aku mengawasimu tidur setiap malam"

"Ya Tuhan, Kai. Ini sungguh kejahatan yang serius, kau bisa disamakan dengan pidana seorang pencuri atau perbuatan meresahkan lainnya, sama saja kau mengendap - ngendap masuk kerumahku dan mengambil TV"

"Ya jangan berpikir seperti itu dong, aku cuma__rindu" Kata Kai malu malu.

Hal itu mulai mengingatkan kembali ketika berminggu - minggu yang lalu ketika Amber tidak ingin bertemu dengannya lagi. Semenjak perpisahan itu, Amber memang menganggap Kai adalah mantan sahabatnya, dan ternyata sebulan ini Kai diam - diam mampir ke kamar Amber setiap malam ketika Amber tidur, jelas tanpa sepengetahuan Amber.

Walau Amber tidak mau menjawab teleponya, membalas SMS-nya yang berisi beribu - ribu maaf Amber menggubrisnya. Tapi Kai tidak kehabisan akal, tidak bisa masuk lewat pintu rumah Amber, dia nekat diam - diam masuk kekamar Amber dengan teleportnya, hanya untuk melihat keadaannya.

Kai pun tidak ingin mengunjungi reservasi, enggan bertemu Chanyeol, walau sahabatnya Kyungsoo memaksanya untuk mampir.

"Kau sering melakukan itu?" Amber mengintrogasi.

"Sering, nyaris setiap malam" Kai terkekeh lalu menyeringai menunjukan giginya

"Ini gila"

"Tapi kalau ada Chanyeol, aku t

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
DrunkenWolf
Maafin ya guys yg udh komen dari tahun 2014 karena gue baru bisa aksesnya di tahun 2020 setelah berupaya meretes email sendiri yang terhubung ke akun AFF ini. Basi banget gak tuh yang komen dari tahun 2014 baru dibaca tahun 2020. Berasa kayak lagi berkelana waktu gitu 6 tahun kemudian baru di bales.

Comments

You must be logged in to comment
denihilda
#1
Chapter 25: 'yang bertahan yang menang' ini yg gue ambil setelah baca this fiction
ahh sampe paragraf terakhir masih gue pantau kali aja chanyeol muncul ehhh taunyaaa padahal suka chanberrr but at least ending nya happy lahh meskipun bukan sama chanyeol hahaha
liuliuyifan #2
Chapter 25: SAD ENDING AKU NANGIS BACANYA, seperti takdir ga menyatukan mereka, tp kasian amber sama chanyeol, paling kasian si chanyeol, ga rela baca endingnya. Thor knp kau biat sadending seperti ini, ada rasa ga rela amber sama kai harusnya sama chanyeol , aku jd ikutan galau, mending mereka mati,drpd saling tersiksa seperti ini/? Emg sih amber ga kesiksa dia ada kai, lah chanyeol bagaimana???T.T.
liuliuyifan #3
Chapter 20: Gregetan liat amber, dia tamak, aku paling ksian sama chanyeol
hernandaastri
#4
Chapter 25: maaf baru komen
ini sungguh end yg sangat 'menyedihkan' entah gak tau knapa rassnya sedih banget baca end nya
serasa seperti paksaan tpi sbenarnya bukan hanya saja tidak rela
sakit rasanya pas baca end nya agak sdikit tidak adil tpi itu memang yg terbaik untuknya
tpi tetap terlalu memaksa "bahagia bertepuk sebelah tangan"
haah y sudahlah ini memang yg terbaik untuknya dan kebahagiaannya
CHANBER selalu bersama dan selalu mencintai walau hanya dalam bayangan ....
diaheee11 #5
Chapter 9: wah keren banget ceritanya >< lanjut thor
abby_liu #6
jadi bingung mau baca dimana,
baca di blog yg udah lengkap chapter nya aja kali yah xD
okeyberliu #7
KAK INTAAAAAAN.....
TERNYATA LU D SINDANG JUGAAAA....
/sujud syukur/
KissontheW1nD
#8
Awww! This is cute! Thank God for translate XD
I hope more people read this!