Chapter 20

The 13th Fates
Please Subscribe to read the full chapter

Mil-mil berlalu cepat saat ia menginjak pedal gas sampai hampir ke dasar lantai logam. Hanya butuh waktu kurang dari satu jam untuk sampai ketempat reservasi yang biasanya memakan waktu dua jam lebih, karena Chanyeol mengendarai mobilnya sangat cepat dan kondisi jalanan yang bebas hambatan.

Chanyeol memakirkan mobilnya di halaman dan keluar dari mobil sambil membanting pintu, lagi-lagi Chenyeol cepat-cepat meninggalkan Amber didalam mobil dan langsung berjalan masuk ke dalam rumah.

Amber terdiam sejenak di halaman melihat tingkah Chanyeol yang berubah drastis. Teraruk-saruk ia mengimbangi langkah kaki Chanyeol yang lebar-lebar.

Di dalam rumah Amber melihat tiga laki-laki yang tak asing olehnya sedang berduduk santai didepan perapian. Ketiga laki-laki itu menyambut mereka dengan hangat dan Amber balas menyapa mereka.

Chanyeol menaiki anak tangga dengan langah dua-dua sambil menghentakan kakinya dengan kasar tanpa berpegangan pada birai tangga, kepalanya tertunduk frustasi, Baekhyun menyusul Chanyeol. Suara pintu tertutup cukup keras hingga terdengar hingga ke ruang tengah. Tinggal dua laki - laki yang tersisa Lay dan Sehun berbicara satu sama lain sambil menatap Amber.

"Kau bertengkar dengan Chanyeol?" Pria tampan dengan lesung pipi bertanya pada Amber, hal itu sedikit membuat Amber terlonjak kaget, karena ia sedang melamuni tangga yang di lalui Chanyeol barusan. Amber memiliki rencana bagaimana kalau dia ikut menyusul Chanyeol.

Amber hanya memaju mundurkan kepalanya sebagai respon pertanyaan Lay.

"Kenapa kau masih berdiri disitu? Ayo duduk sini!" ajak Sehun ramah.

Amber menghampiri Lay dan Sehun dan duduk di sofa panjang berwarna biru tua, dengan empat bantal kecil berwarna merah maroon sangat kontras dengan dinding yang berwarna putih gading dan lantai marmernya. Amber metakkan satu bantal dipangkuannya.

"Chanyeol tidak pernah diperbolehkan duduk disofa" Sehun bicara dengan wajah yang datar dan cadel. Suaranya hangat, tapi sulit untuk mendeskripsikan dari ekspresi datarnya. Dia tampak seperti orang yang kurang bersosialisasi, tapi secara keseluruhan, sopan.

Amber mengernyitkan keningnya "Memangnya kenapa?"

"Karena Chanyeol sudah sering sekali membakar barang-barang ditempat reservasi, ini, termasuk sofa," Sehun tampak sedang menghitung sesuatu, lagi-lagi dengan ekspresi datar. Amber dan Lay mempererhatikan tingkahnya "Empat puluh dua kali ganti sofa, semenjak dia tiba disini, makanya dia kalau duduk selalu dilantai"

"Benarkah?" Tanya Amber tanpa ekspresi.

Sehun hanya menangkat alisnya sekali, sedangkan Lay tersenyum. Amber tak tau harus tertawa atau bersedih mendengarnya walau Amber tau tujuan Sehun adalah sebagai lelucon. Tapi baginya itu terdengar sangat menyedihkan, dia sangat mudah membakar segalanya yang ada disekitarnya, termasuk dirinya.

"Sehun tolong buatkan minuman untuk Amber?" perintah Lay.

"Kau mau minum apa?" kali ini Sehun bicara dengan memasang wajah imut yang sarat akan keluguan dibalik wajahnya yang tampan, membuat Amber tak sadarkan diri sekejap karena keluguan dan ketampanan yang ia perlihatkan sekaligus dalam waktu bersamaan. Seluruh penghuni rumah ini yang baru ia kenal memang tampan, bahkan bisa disebut tempat berkumpulnya para cowok-cowok tampan, ketampanan diluar batas kewajaran, seperti bukan manusia, ya walau secara teknis mereka memang manusia, hanya saja mereka memiliki kekuatan, kekuatan yang beberapa jam lalu meluluhlantahkan malamnya bersama Chanyeol.

"Umm..." Butuh 3 detik untuk menjawabnya. Amber berusaha sadar dari lamunannya, karena terhipnotis oleh ketampanan Sehun, ia mengerjap-ngerjapkan matanya, sesaat membuatnya tertunduk dan malu malu ia menatap wajah Sehun "apa saja".

Sehun pergi ke dapur meninggalkan Amber dengan Lay, Lay menggeser sedikit posisi duduknya agar lebih dekat dengan Amber. Amber sangat menyukai kehangatan dan keramahan Lay, dan Lay memiliki lesung pipi yang Amber sukai, wajahnya pun tampan, Lay begitu sempurna dan baik hati.

"Biasanya dia tidak mau kalau disuruh-suruh" Lay tersenyum memamerkan lesung pipinya. Amber ikut tersenyum, Amber berharap semoga senyumanya tak terlihat seperti dibuat-buat.

"Kau ada masalah apa dengan Chanyeol?" Lay bertanya sangat lembut dan sopan..

"Sebenarnya bukan hal yang buruk, awalnya semuanya berjalan dengan baik-baik saja, sampai ketika kita berciuman," malu-malu Amber menceritakan bagian itu "tiba-tiba tangannya dan sekujur tubuhnya panas seperti panci, lalu ketika ku melihat lengan kiriku sudah melepuh seperti terkena minyak panas" Amber menceritakan dengan terburu-buru dan perasaan kesal, kesal karena malamnya gagal dan lebih parahnya lagi Chanyeol tak berkata sepatah katapun padanya, dan membuatnya frustasi.

"Masa?" Lay kaget mendengarnya, dia mengamati dari kepala hingga kaki Amber, melihat keadaan Amber, dengan inisiatif Amber membuka mantelnya perlahan-lahan memperlihatkan luka bakarnya pada Lay. Lay syok melihatnya terutama Amber, melihat keadaan lukanya yang mula-mula hanya merah dan kulitnya sedikit lecet, sekarang cukup mengerikan, ujung-ujung kulitnya memerah dibawah kulitnya terdapat cairan putih seperti ingin meletus karena membengkak, dibeberapa sisi kulitnya mulai terkelupas dan berdarah, mungkin kulitnya tertinggal dilengan mantelnya.

"Astaga, tenang saja Amber, I can fix it!" gumam Lay, suaranya meniru kerakter Felix di permainan Fix-It Felix, Jr. Tentang si tukang memperbaiki rumah dengan palu emasnya.

Lay memegang lengan Amber dengan hati-hati, Lay meletakkan telapak tangannya diatas luka Amber. Rasanya sejuk dan dingin, dengan sekejap luka bakar yang mengerikan tadi hilang seketika.

"Woow, such an amazing power, kalau aku boleh memilih kekuatan, aku akan memilih kekuatan seperti yang kau punya Lay" Amber terus memujinya, mungkin dia tampak aga berlebihan.

"Hahahaha, terima kasih atas pujian mu Amber, karena itu mereka iri dengan kekuatan yang ku punya" suara tawanya sangat renyah, Lay lagi-lagi memamerkan lesung pipi kesukaan Amber itu.

"Dulu aku hanya bisa menyembuhkan diriku saja, lho" Lay meneruskan ucapanya tanpa harus diminta.

"Tapi setelah sering berlatih, aku bisa menggunakan Healing Factorku untuk orang lain, aku bisa membantu menyelamatkan orang yang kalau tidak ku tolong pasti sudah meninggal, senang bisa menolong orang. Senang rasanya mengetahui bahwa, karena kemampuanku, kehidupan orang lain bisa jauh lebih baik karena aku ada, aku selalu memimpikan itu Amber, menjadi dokter adalah cita - citaku. Tapi sayang kekuatanku ini tidak bisa digunakan seumum itu" Amber hanya separo mendengarkan penjelasan Lay, ia berusaha mencerna kata demi kata yang diucapkan oleh Lay yang kedengaranya luar biasa.

"Kenapa kau tidak kuliah kedokteran saja?" usul Amber.

"Bisa saja aku kuliah dan mengambil jurusan Kedokteran, tapi aku pikir buat apa menjadi dokter ka

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
DrunkenWolf
Maafin ya guys yg udh komen dari tahun 2014 karena gue baru bisa aksesnya di tahun 2020 setelah berupaya meretes email sendiri yang terhubung ke akun AFF ini. Basi banget gak tuh yang komen dari tahun 2014 baru dibaca tahun 2020. Berasa kayak lagi berkelana waktu gitu 6 tahun kemudian baru di bales.

Comments

You must be logged in to comment
denihilda
#1
Chapter 25: 'yang bertahan yang menang' ini yg gue ambil setelah baca this fiction
ahh sampe paragraf terakhir masih gue pantau kali aja chanyeol muncul ehhh taunyaaa padahal suka chanberrr but at least ending nya happy lahh meskipun bukan sama chanyeol hahaha
liuliuyifan #2
Chapter 25: SAD ENDING AKU NANGIS BACANYA, seperti takdir ga menyatukan mereka, tp kasian amber sama chanyeol, paling kasian si chanyeol, ga rela baca endingnya. Thor knp kau biat sadending seperti ini, ada rasa ga rela amber sama kai harusnya sama chanyeol , aku jd ikutan galau, mending mereka mati,drpd saling tersiksa seperti ini/? Emg sih amber ga kesiksa dia ada kai, lah chanyeol bagaimana???T.T.
liuliuyifan #3
Chapter 20: Gregetan liat amber, dia tamak, aku paling ksian sama chanyeol
hernandaastri
#4
Chapter 25: maaf baru komen
ini sungguh end yg sangat 'menyedihkan' entah gak tau knapa rassnya sedih banget baca end nya
serasa seperti paksaan tpi sbenarnya bukan hanya saja tidak rela
sakit rasanya pas baca end nya agak sdikit tidak adil tpi itu memang yg terbaik untuknya
tpi tetap terlalu memaksa "bahagia bertepuk sebelah tangan"
haah y sudahlah ini memang yg terbaik untuknya dan kebahagiaannya
CHANBER selalu bersama dan selalu mencintai walau hanya dalam bayangan ....
diaheee11 #5
Chapter 9: wah keren banget ceritanya >< lanjut thor
abby_liu #6
jadi bingung mau baca dimana,
baca di blog yg udah lengkap chapter nya aja kali yah xD
okeyberliu #7
KAK INTAAAAAAN.....
TERNYATA LU D SINDANG JUGAAAA....
/sujud syukur/
KissontheW1nD
#8
Awww! This is cute! Thank God for translate XD
I hope more people read this!