That Famous Eungi

NICE GUY FF - After The Ending

CHAPTER 4

Eungi membiarkan tubuhnya menghilang dalam dekapan Maroo yang begitu hangat. Desah napas mereka menggaung di udara, berjejal dalam satu ritme. Musim dingin dan bulan Desember adalah permulaan yang indah.

Maroo melepaskan pelukannya, ia menatap Eungi dalam dan penuh ketenangan. Perlahan namun pasti, Maroo meneguk manis bibir Eungi. Menyesapnya lembut dan memberinya perasaan nyaman. Semakin lama mereka semakin tak terpisahkah namun anehnya tubuh Maroo berbau aneh. Baunya hangus dan sangat menyengat.

Eungi terbatuk, matanya pedih dan napasnya sesak. Maroo menghilang dari pelukannya, yang ada saat ini hanyalah kepulan asap serta bau gosong nan memuakkan.

Wanita berema panjang itu baru sadar jika ia tadi bermimpi. Semua itu hanya mimpi yang menjajah benaknya dengan egois. Di luar pintu tokonya, orang-orang ramai berteriak, memintanya membuka pintu yang terkunci.

Bulan Desember dan musim dingin adalah kesialan pertama bagi Eungi.

Belum beberapa hari di desa ini dan ia nyaris menyebabkan seluruh desa dilanda kebakaran. Selamat tinggal hari-hari tenang. Sekarang Eungi ibarat artis. Semua orang membicarakannya di seluruh pejuru desa yang memang tak terlalu luas ini.

“Selamat ya, sekarang kau begitu terkenal,” sindir Maroo usai memeriksa Eungi yang dilarikan ke rumah dinasnya di tengah malam karena menghirup terlalu banyak asap.

Eungi melirik sebal, tak bisa membalas kalimat Maroo sebab masker oksigen di atas mulutnya.

Maroo duduk di hadapan Eungi, memastikan bahwa wanita di hadapannya ini menghirup masker oksigen dengan benar.

“Siapa yang mengira bahwa kau akan menjadi pasien pertamaku, Nona Seo,” ucap Maroo, semakin membuat kesal Eungi.

“Lakukan terus seperti itu selama sepuluh menit,” perintah Maroo. Ia bangkit menuju dapur kecil di sisi kanan rumah dinas sederhananya.

Posturnya yang jenjang dan terlihat tegap dari belakang kini sibuk mengaduk segelas susu hangat.

Eungi terus menatapnya dengan tajam, tanpa jeda sedikitpun. Dalam hati ia berpikir bahwa insiden nyaris kebakaran malam ini tak terlalu buruk mengingat kini ia berada di rumah Maroo. Dokter muda yang ia gilai sepenuh hati.

“Letakkan masker oksigennya dan minum ini agar hangat!” Maroo menyodorkan minuman yang baru saja ia buat. Eungi melirik aneh.

“Susu?”

“Ya,” ucap Maroo datar.

Eungi memalingkan wajahnya, “Sialan, apa dia pikir aku bayi?” omel Eungi.

“Bayi? Tidak ada bayi yang dapat membakar seluruh desa,”

“AKU TIDAK MEMBAKAR SELURUH DESA! AKU HANYA NYARIS MEMBAKAR TOKO KUEKU SENDIRI!”

“Lalu kau pikir aku akan menyediakan wine untuk wanita yang nyaris membakar tempat tinggalnya sendiri? Aku tidak sanggup membayangkan kekacauan yang akan kau buat saat mabuk. Minumlah dan cepat tidur setelah itu!” Maroo meletakkan gelas susu di atas meja dan berjalan keluar rumah.

“Sejak kapan ia jadi menyebalkan seperti itu, huh?” Eungi mendengus kesal.

Namun, mau tak mau Eungi akhirnya meminum susu buatan Maroo. Ia kemudian berjalan keluar mencari Maroo yang rupanya tidur meringkuk di atas kursi panjang dari bambu, di depan rumahnya.

“Dokter Kang, aku sudah selesai!” Eungi berdiri di samping Maroo yang asyik terpejam.

“Terima kasih dan aku akan pulang!” Ia berbalik, hendak melangkah pergi saat sebuah tangan nan dingin menahan pergelangan tangannya.

“Tidurlah di dalam! Bau asap di rumahmu pasti masih sangat menyengat saat ini,” Maroo membuka matanya. Eungi salah tingkah.

:::

Bau telur goreng adalah aroma lezat yang menggelitik hidung Eungi dan memaksanya membuka mata. Rasanya aneh, baru kemarin Maroo yang tertidur di rumahnya dan kini ia yang menghabiskan malam di rumah pria itu.

Eungi mematung di depan pintu kamar, melihat Maroo memasak dari belakang seperti ini membangkitkan ingatannya tentang romansa mereka di masa lalu.

Dulu, Maroo pernah memasak untuknya dan saat itu Eungi memeluknya dari belakang. Eungi melangkah maju, mendekati Maroo yang sibuk menumis sesuatu di atas wajan.

Aku ingin memeluknya… sangat ingin memeluknya…

Eungi mengangkat kedua tangannya, ingin menyentuh bahu tegap Maroo.

Tepat pada saat itu, dokter muda itu berbalik. Mereka saling berhadapan. Maroo terang saja kaget dan mengernyit aneh melihat kedua tangan Eungi terangkat ke arahnya.

“Kau ingin mendorongku ke wajan ya?” tanya Maroo curiga.

“Ha???” Eungi bingung.

“Tanganmu! Seperti mau mencelakaiku!” Maroo menunjuk kedua tangan Eungi yang terulur ke depan.

Eungi menurunkan tangannya dengan tergagap.

“TIDAK!” teriaknya menyanggah tuduhan Maroo.

“Lalu?”

“AKU SEDANG OLAHRAGA! SENAM PAGI!” Eungi buru-buru mengangkat kedua tangannya dan berpose seolah sedang melakukan senam.

“PAGI? Ini sudah siang! Aku sedang memasak makan siang, Nona,”

“Ha?”

:::

“Kau tidak mau makan masakanku?” tanya Maroo pada Eungi yang menatap datar hidangan di depan matanya.

Mengejar Maroo ternyata melelahkan dan menguras emosi. Ia terlihat bodoh beberapa hari ini.

“Kau sedang cemas karena takut diamuk warga ya? Tenang saja, mereka bahkan bekerja bakti untuk membersihkan dan memperbaiki rumahmu pagi ini. Hanya saja, tadi Nyonya pemilik rumah yang kau sewa datang pagi-pagi. Ia mencarimu dan kubilang jika kondisimu masih kurang baik, ia sepertinya mengerti dan pulang tanpa protes. Orang-orang di desa ini semuanya baik. Jangan cemas!”

Eungi hanya mengangguk kecil. Entah kenapa sejak bermimpi romantis tentang Maroo dan terbangun dengan kenyataan jika pria itu masih memperlakukannya seperti orang asing, Eungi jadi kesal sendiri.

:::

Eungi berdiri di depan rumahnya, dari yang ia dengar. Malam itu oven kue-nya konslet dan terbakar namun untungnya penduduk desa tanggap dengan cepat dan melemparkan gumpalan salju pada oven miliknya.

Eungi menatap oven gosong yang teronggok di dalam bak sampahnya. Tatapannya tajam seolah akan menghancurkan oven yang sudah tak berbentuk itu hingga menjadi butiran debu. Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi… eh… (Abaikan nyanyian ini!)

Namun, alih-alih memaki atau menendang tempat sampah itu, Eungi malah tersenyum.

“Terima kasih! Kau sudah membuatku menginap di rumah Maroo,” ucap Eungi sebelum masuk ke dalam rumahnya.

Sementara itu di Seoul, Eunsuk yang kini duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama sibuk membuka-buka laci kamar Eungi.

“Tuan muda, apa yang anda lakukan? Nona Eungi akan marah jika tahu kamarnya diacak-acak,” seru Bibi penjaga rumah.

“Aku bertanya pada kakakku, ia pergi kemana tapi ia tidak bilang, jadi aku mencari tahu sendiri,” jawab Eunsuk. Lelaki kecil itu agaknya terobsesi dengan segala hal berbau sok detektif akibat terlalu lama menonton Conan.

Jika sudah begini, bibi penjaga rumah hanya dapat menepuk jidatnya dengan pasrah. Dua kakak beradik itu sama keras kepalanya. Yang membedakan mereka hanya satu, Eunsuk berperangai lebih lembut daripada Eungi.

:::

Eungi tersenyum senang seraya meladeni para penduduk desa yang antri membeli kuenya. Apa yang ada dalam benak kalian? Kalian pikir toko kue Eungi yang amatir dapat selaris itu? Ayolah, jika bukan karena perasaan bersalah yang menghinggapinya, toko kue Eungi yang kini diberi nama Silvertop tak akan seramai ini.

Eungi memberikan diskon 90% bagi semua pembeli di hari pertama pembukaan tokonya yang nyaris hangus kemarin lusa.

Seorang anak kecil berkepang dua mengacungkan tangannya menunjuk begitu banyak roti di dalam estalase toko.

Anak bernama Myeong Ju itu berteriak tak sabar minta dilayani. Eungi agak kewalahan mengingat ia sendirian mengelola tempat ini, sementara itu matanya mencari-cari sosok tampan bernama Kang Maroo.

“Hyaaa… jangan membeli sebanyak itu!” sergah Eungi, ia melotot pada Myeong Ju.

“Kenapa? Bukankah toko kue ini dibuat agar ada pembeli?” Myeong Jo tak terima. Ia merengut.

“Antrian masih panjang dan semua orang ingin mencicipinya!” Eungi mengacak pinggangnya.

“Nona, turuti saja gadis kecil itu. Ia tidak akan pergi jika tidak mendapatkan keinginannya!” nasehat seorang kakek yang mengantri di belakang Myeong Ju.

Dan benar saja, si gadis kecil berkepang 2 tidak mau beranjak sampai Eungi menuruti keinginannya.

Jarum jam terus berdetak dari satu tempat ke tempat yang lain. Antrian yang sebelumnya mengular kini semakin sedikit. Jam menunjukkan pukul 10 malam. Eungi terkulai lesu di atas estalase toko kuenya yang kosong karena semua kue buatan Tak Go telah habis terjual sejak sore tadi.

“Maroo tidak datang,” desahnya kecewa.

Eungi baru saja mengganti papan OPEN yang menggantung di depan pintu tokonya dengan CLOSE saat tiba-tiba seorang pria bermantel cokelat panjang muncul di belakangnya dan bertanya, “Kau sudah tutup?”

Eungi menoleh, ia tersenyum melihat kedatangan si tamu terakhir yang istimewa.

“Aku merasa lapar dan tiba-tiba ingat bahwa seluruh desa sedang membicarakan toko kuemu,” ujar Maroo.

“Apa yang kau inginkan Tuan Dokter? Aku bisa menundanya 1 jam lagi,” Eungi membalik papan Close menjadi Open kembali.

“Secangkir kopi dan kue apapun yang dapat kau buat dengan cepat,” pinta Maroo. Ia duduk di sebuah kursi di sisi pagar pembatas.

Matanya yang jernih menerawang jauh menikmati pemandangan desa yang senyap dan musik dari suara jangkrik (Di Korea ada jangkrik kan? Cekaka)

Ia diam-diam mengintip Eungi yang sibuk berkelontang di dalam tokonya demi membuat hidangan untuk Maroo.

Maroo bangkit dari duduknya dan berjalan masuk, menahan tawanya karena pipi Eungi yang belepotan tepung.

“Kau butuh bantuan?” tanya Maroo manis sekali.

Benar-benar pengunjung terakhir yang istimewa. Eungi menunduk, ia tersipu malu sendiri.

Maroo mengambil posisi di sebelahnya, “Diskon 90% nya masih belum berakhirkan? Berarti ini akan jadi gratis karena aku membantu membuatnya kan?” goda Maroo.

Senyuman Eungi langsung menghilang, “Hyaaa… kau punya maksud terselubung rupanya?”

“Aku bercanda!” Maroo terkekeh pelan. Eungi ikut terkekeh, ia tahu telah mendapatkan lampu hijau untuk romansa mereka selanjutnya.

:::

NB ::

ASAL NAMA SILVER TOP {I got this info from an article}

Menurut Chae Won ::

“Sutradara mengirim pesan padaku dan tanya nama untuk toko kuenya. Aku menjawab, ‘EUNMARU’ karena pemirsa menjuluki kami sebagai Eunmaru couple. Tapi Sutradara akhirnya mengubah namanya menjadi SILVER TOP karena terdengar lebih baik,”

:: Silver Top jika di Korea akan terdengar seperti ‘EunMaru’ karena ‘eun’ adalah homonim untuk silver dan ‘maru’ adalah homonim dari kata Top atau platform ::

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Methaalana
Si Maroo berasa sialan banget ah! Cekaka~ Sok kagak butuh, sok jaim, sok dingin tapi ngarep! Marooo... aku padamu! *Nulis sendiri, ngomel-ngomel sendiri*^^

Comments

You must be logged in to comment
Alexasky
#1
Chapter 6: Hii i would really love to read the story. Do you happen to know how to translate the story to English please?
kyuhaeni #2
Chapter 42: annyeong.. reader baru di sini..
Kang Maroo di sini ga jauh beda sma Yoo Shi Jin ya yg palyful..
makasi ff nya.. aku yg blm puas nonton Nice Guy baca ini jadi suka bgt! comedy romance lagi.. waah harapan aku tuh kelak Joongki main com-rom drama..
oladilia1310 #3
Chapter 41: Kalo aku berani ngomelin eungi, pasti udah kuomelin! Udah masa" mau melahirkan kok ekstrimnya gk ilang sih *gemesssss* hahahhh
Trus ini gimana eungi lahirannya masa di pulau tanpa RS??!!! Semoga Maroo bisa nanganin kalo emg gk bisa balik ke Seoul :')
And.... i miss ChaeKi Couple so much ㅠㅠ
Semangat kak author!! Kutunggu update selanjutnya! 파이팅! ♡♡
Chaeki_Novit #4
Chapter 38: aku udh baca chapter 39 nya d wattpad
dan waaah cerita'y makin menarik dan seru,, apa yg mencelakai jang mi itu eungi??
d tnggu chap selanjut'y ya :)

*maaf ya aku komen disini. wattpad aku lg gk bsa buat komen

oya aku mulai setuju dngan author-nim kaya'y klu cerita eunma datar2 aja gk kn trasa eunma'y n pasti'y krang menarik hihi jdi aku prcayakan alur'y kpada sang pakar'y aja
semangatt ya thor :D
emoonsong #5
Chapter 38: Hmmm joahhh... ditunggu next chapnya....hehehe
Chaeki_Novit #6
Chapter 38: ayoo ayoo cepat tes DNA biar semua tau (trutama eunma) kalau itu bukan anak'y maroo n jang mi juga harus jujur n selesain msalah dia sendiri sama ex husband'y

aduuhh ini nyonya song kalau lg ngmbek sifat asli'y kluar hahaha lupa ya kalau lg ngandung dede kembar hehehe

semangat thor, next chapter'y jgn lama2 ya
give me sweet happy ending. really happy ending. jeballl
Chaeki_Novit #7
Chapter 38: ayoo ayoo cepat tes DNA biar semua tau (trutama eunma) kalau itu bukan anak'y maroo n jang mi juga harus jujur n selesain msalah dia sendiri sama ex husband'y

aduuhh ini nyonya song kalau lg ngmbek sifat asli'y kluar hahaha lupa ya kalau lg ngandung dede kembar hehehe

semangat thor, next chapter'y jgn lama2 ya
give me sweet happy ending. really happy ending. jeballl
eonnifan
#8
Chapter 38: kan.. udh ketebak jonghyun bukan anak maroo hahhahahaha

sabarlah eungi
tp entah knp aku pengen eungi ky ngelakuin sesuatu yg ekstrim gitu lol
jgn2.. yg jd pembunuhnya.. eungi :O
emoonsong #9
Chapter 37: Komen selanjutnya dariku....

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°©©©°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Jong Hyun tinggal bersama Eng Gi? Kurasa ini baru namanya saingan yang seimbang...
Eng gi tdk mungkin kalah dr wanita manapun dihati Maroo... tp dgn Jong Hyun?....
Aku rasa Maroo akan sedikit bingung bukan?
Meski hatix untuk Eng Gi tapi Maroo tak mampu mengabaikan Jong Hyun...
Dan ini yang akan menyakiti Eun Gi... bukan begitu?
Ah sial bagimu Kang Maroo...

Eun Gi akan mendapat dukungan penuh dr semuanya bahkan dr si Twin...
Dan krn Jong Hyun tdk memiliki siapa siapa disisinya? Kau mungkin akan mengambil tanggung jawab itu...

Dan itu yg tidak diinginkan Eun Gi...
Kau berada bersebrangan dengannya...
Karena itu Eun Gi menginginkan mesin waktu... untuk bisa menemukanmu lebih dulu...
Tapi tentu sj hal yg mustahil... krn ini bukan fanfic doraemon tapi ini ff chaeki...
Hak paten mesin waktu hanya untuk doraemon, nobita dan kawan kawan Readers dan Eun Gi tau itu..
*plakkk abaikan*

Krn itu... kita akan berharap seperti biasa untuk Eun Gi sekali lagi berlari ke pihak Kang Maroo tanpa memedulikan apapun...
Meski itu artinya dia berada dipihak yang sama dengan Jong Hyun... si anak kecil yg menjadi saingannya...

Hey tunggu dulu...
Kurasa Eun Gi tdk sebodoh itu untk mempercayainya...tanpa mengkonfirmasinya dan ayolah Maroo bahkan seorg dokter ... apa mereka bahkan tdk terpikir untk melakukan tes DNA...?
Mengapa perkataan seorg wanita dari masa lalu menjadi begitu terpercaya? Hingga diterima tanpa pembuktian...
#mungki Eun Ma Lelah... butuh piknik...

Hemm meski tes DNA tdk murah tp biaya bukan hal yg perlu dirisaukan oleh seorg Eun Gi kan?
Yah cukup mnngirim sampel rambut Kang Maroo dan Jong Hyun kurasa... hal Ini bisa dipecahkan...





©¶©¶©¶

Eun Gi bisa saja menyerah untuk apapun dan siapapun tp Eun Gi tdk akan menyerah untuk Kang Maroo ...

©¶©¶©¶