Chapter 59
The 13th FatesSesampainya di perkarangan rumput basah kediaman rumah Tao, mereka langsung melihat Tuan rumah keluar dari rumahnya tergesa - gesa dengan langkah mantap menghampiri mereka bertiga.
"Berhenti disitu!" Tao menggumamkan perintah dengan terburu-buru, menyisakan jarak 5 meter dari mereka.
"Tao, kami butuh bantuanmu!" Jungkook maju selangkah namun Tao langsung melayangkan tangannya untuk memerintahkannya berhenti melangkah.
"Aku tahu" jawabnya datar. Lalu ia melanjutkan tanpa memberi celah. "Aku tahu hasil pertempurannya dan niat kalian kemari"
"Kris memberitahumu?" tanya Kai bingung.
Tao tersenyum mengejek "Aku tahu apa yang kalian inginkan dariku," Tao maju satu langkah kearah Kai sebelum melanjutkan "Apapun yang kalian inginkan dariku akan berakhir kemusnahan umat manusia"
Alis Kai dan Jungkook berkerut, saling memandang satu sama lain bingung dengan penjelasan Tao. Sedangkan Luhan sudah sedari tadi semenjak menginjakan kaki disana dia hanya diam, kemudian ia tercengang ketika membaca seluruh pikiran Tao.
"Apa yang terjadi?" tanya Jungkook tenang.
Luhan merangkai kalimat dalam benaknya sebelum bicara "Dia telah menejelajahi waktu"
Tao melirik ke Luhan dan menatapnya seolah - olah Luhan baru tiba disana, Tao tidak pernah menyukai seorang telepatis. Baginya telepatis sama hinanya dengan koruptor, karena mereka mengambil lebih banyak dari yang harus diterima.
Tao tersenyum lebar ke Luhan seperti menyepelakannya.
"Ambil," tantangnya "Ambil semua informasi yang kau butuhkan, aku akan berikan semuanya untukmu dan jangan lupa sampaikan hal ini pada Kris"
Perlahan - lahan Luhan merasa getir karena harus melihat pikiran Tao yang seharusya tidak perlu ia lihat. Seberapa kuatpun Luhan menahan dirinya untuk tidak melihat pikiran Tao saat ini rasanya tidak mungkin, karena Tao saat ini sedang memikirkannya dengan jelas dan dengan alur yang kasar.
Luhan tidak sangup menatap Tao, ia mengkeret seperti santapan singa yang siap diterkam. Luhan merasa kepalanya mulai pening dan berputar - putar ketika terlalu banyak informasi yang diterima, semua memori berputar - putar dengan cepat dikepalanya, kematian, pemusnahan, eksekusi, penderitaan. Itu sepenuhnya bukan kesalahan Tao, karena Luhan memang tidak bisa menahan pikirannya untuk mendengar dan melihat lebih banyak ke dalam pikiran seseorang.
Namun Tao sengaja melakukan serangan psikis ke seorang telepatis agar dia dapat melihat penderitaan yang tidak pernah seorang telepatis bayangkan. Luhan jatuh berlutut di tanah rumput basah sambil memegangi kepalanya kuat - kuat, berharap hal itu dapat mengurangi rasa sakit di kepalanya.
"Luhan?" Jungkook mengguncang - guncang pundak Luhan yang mulai meringkuk.
"Kau sudah melihat semuanya?"
"Tao, hentikan! Kau melukainya". Nada suara Jungkook tiba-tiba meninggi karena kesal dengan tindakannya.
"Baik, Jenderal" Tao menunduk belagak menghormatinya, lagi - lagi ia terkesan meremehkan. Tao menghentikan serangan pikirannya ke Luhan dan melenggang mundur satu langkah.
Tao telah mengetahui banyak sejauh mana kehidupan para Force berlangsung. Sudah menjadi tugasnya untuk tetap menjaga keamanan kaum Athanatoi dengan kehidupan umat manusia. Bisa dikatakan Tao tidak akan memberikan celah sedikitkpun mengenai apapun yang akan berakibat merugikan kelangsungan hidup atau keseimbangan umat manusia dan kaum Athanatoi, karena itulah tugasnya sebegai Peace Keeper untuk menjaga kedua belah pihak.
"Dengar, ini penting, aku tidak tau apa yang akan terjadi tapi aku mau memastikan, apakah kau mau menolong kami atau tidak?" Tanya Kai sambil terus bergerak-gerak gelisah.
Tao berusaha keras menggubris permintaan Kai dengan terus memandang ke pepohonan. Ia menggeleng lambat-lambat, bahunya tegang, ia terlihat kesal walau dengan wajah yang terlihat seperti selalu marah.
"Kai yang muda dan budiman," -Kai mengerutkan alisnya ketika Tao menggunakan kata-kata itu, kata-kata yang tak cocok digunakan pada zamannya sekarang- "apa yang terjadi hari ini, suatu saat nanti kau akan mengucapkan terimakasih padaku dengan apa yang terjadi hari ini"
"Aku ulangi lagi, kau mau menolong kami atau tidak?" Suara pelan Kai terdengar parau bercampur marah karena tidak sabar.
"Sudahlah Kai" Jungkook berusaha menenangkannya, karena ia mulai memahami maksud dari Tao bahwa suatu hal akan berakhir dengan buruk apabila Amber kembali. Apapun itu yang Tao peringatkan sudah sepatutnya di terima oleh Force, karena apapun keputusan Peace Keeper adalah suatu yang mutlak dan tidak dapat di ganggu gugat.
"Atau, bisakah kau jelaskan padaku apa yang terjadi?" pinta Kai bersungguh - sunggu tak ingin merasa kecewa dengan janji-janji yang mungkin takkan terkabul. Lagupula Kai memang tidak memahami bahaya apa yang sebenarnya terjadi. Jungkook bersiap untuk menyimak penjelasannya.
Suasana senyap, ketika Tao memikirkan pertanyaan Kai. Dengan cepat Tao merubah pi
Comments