Chapter 49
The 13th FatesJungkook, dan Kris beralih ke ruang simulator. Sedangkan Forces lain memasuki ruang monitoring menunggu giliran.
Stand by! Stand By!Welcome to the simulation program.
Suara program pada pengeras suara mulai menjelaskan rules simulasi dalam bahasa Inggris. Lampu langung meredup, hanya garis putih ditengah-tengah arena sebagai tempat untuk memulai.
"Aku mau serangannya dimodifikasi" perintah Jungkook pada Lay.
"Baekhyun, kau yang pertama!" Suara Jungkook bergaung melalui interkom, mengumumkan.
Baekhyun dengan percaya diri memasuki arena. Ia berjalan sampai ke tengah arena yang terdapat garis putih. Ia diam tak bergerak menunggu simulasi dimulai.
4D Simulation activated.
Seketika pemandangan arena simulasi berubah menjadi tanah lapang, lengkap dengan suara serangga, burung, hembusan angin dan gemuruh awan.
Baekhyun memejamkan mata, berkonsetrasi pada kemampuan supersense-nya.
"Kau yakin mereka tidak membutuhkan senjata di pertempuran nanti?" Tanya Kris skeptis.
"Kita adalah senjata, Kris. Klanku mengajarkan itu, kami tidak seperti Klan-mu yang bertarung dengan senjata" ujar Jungkook ketus.
Tiba-tiba dari belakang Baekhyun, satu program target siap menerjang dengan tombaknya. Dengan sigap Baek menghindar, memutar tubuhnya lalu mengeluarkan sinar dari tanganya yang melesat seperti peluru.
Kemudian dua target datang dari sisi kanan dan kirinya membawa kapak, ia melompat berputar di udara. Ia menerjang dan menendang keras ke kedua target itu.
Lalu empat program target membawa gada, ia berlari vertikal ke dinding lalu tubuhnya meliuk diudara dan mendarat dalam posisi menekuk sebelah lutunya. Dengan tangkas ia mengeluarkan senjata laser misil dari tangannya lagi, berguling menghindar dengan tangkas. Seketika target-target yang terkena misilnya pun musnah.
Amber yang melihat itu tidak menyangka ternyata Baekhyun pandai bertarung dan menghindari lawan, atau mungkin keterampilannya bertarung datang ketika ia telah menjadi Force. Karena menjadi Force akan mengalami peningkatan fisik yang luar biasa dan semua hanya insting belaka. Mungkin saja.
Baekhyun keluar dari arena dengan senyum sumringah.
Sekarang giliran Sehun dipanggil memasuki arena. Sehun berjalan dengan kasual ke dalam arena, bahasa tubuhnya memancarkan sikap tidak peduli.
Sehun mulai menyerang bagai hantu. Bahkan melihat bagaimana ia menerjang lawan benar-benar membuat takjub. Sehun benar-benar hebat dalam mengindari serangan, tubuhnya sangat luwes, cepat dan waspada.
Bagaimana ia bergerak hanya tinggal kelebatan hitam dari kaos yang ia kenakan. Amber pun tidak mengerti apa yang Sehun lakukan, melihat bagaimana ia menyerang hingga target-taget itu menjadi kosong karena Sehun bergerak kelewat cepat. Lebih cepat dari siapapun, bahkan Kris.
Sehun juga dapat mengeluarkan kemampuan vortex-nya, menerbangakan objek batu besar atau benda berton-ton.
Kemudian giliran Chen, yang ini lebih mencengangkan, pengalamannya bertarung hingga ribuan tahun membuat Jungkook menyuruh Lay agar serangan lebih ditingkatkan untuk arena Chen.
Sebisa mungkin ia berusaha hanya mengendalikan insting bertempurnya. Sesekali Kris berdecak kagum, karena ia tidak familier dengan gerakan-gerakan yang digunakan Chen kali ini. Kris berspekulasi selama ini terlalu banyak hal yang Chen tahan.
Semakin sulit bagi Amber untuk mengikuti jalannya latihan saat matanya mulai serasa berat. Beberapa hari ini ia memang tidak tidur nyenyak karena mimpi buruk selalu membangunkannya. Dan sekarang sudah hampir 24 jam ia belum tidur.
Amber menyandarkan kepalanya di pundak Chanyeol.
"Sebentar lagi kita selesai," bisik Chanyeol sambil mencium keningnya. "seharusnya tadi kau tidur saja"
"Aku ingin menunggu giliranmu?" Relungnya.
Semua mendapatkan giliran termasuk Lay, walaupun Lay memang lamban tidak setangkas yang lainnya, seolah-olah ia didesain memang bukan untuk bertarung. Tapi instingnya dalam menghindari lawan tidak bisa dianggap remeh.
Penampilan Force tidak henti-hentinya membuat Amber takjub ditengah-tengah perasaan kantuk yang berusaha ia lawan. Matanya kembali membelalak, kelelahan pun lenyap terlupakan ketika giliran Kai.
Begitu juga dengan Kai, jelas ia hebat dalam menghindar. Ia seperti karakter pada sebuah game yang diberi kode 'cheat'.
Ia dengan mudah menghindar dan dalam sekejap berada satu centi dari lawan dan mengabisinya dengan kemampuan teleportnya. Walau Jungkook mengatakan Kai lemah dalam serangan belakang dan kemudian memberikannya beberapa saran dan instruksi.
Sekarang giliran Chanyeol. Jantung Amber berdebar-debar tidak karuan ketika nama Chanyeol dipanggil. Chanyeol meremas tangan Amber sebelum melepasnya.
Kai datang dan duduk disamping Amber, tempat Chanyeol duduk tadi. "Keren kan, tadi?" tanyanya dengan nada pamer.
"Sangat," Amber sependapat, tanpa mengalihkan pandangan sedikitpun dari Chanyeol saat ia memasukki arena hingga ke garis putih.
Kai mengerucutkan bibirnya lalu berkilat memandang Chanyeol. Amber melirik wajah Kai sekilas yang sedang memandang tidak suka pada Chanyeol.
"Aktifkan refraktori-nya, Lay" Perintah Kris. Lay mengangguk dan menekan tombol yang dimaksud.
"Kris, aku tau Chanyeol adalah Force yang berkebutuhan khusus, bolehkah aku memodifikasi arena untuknya?" tanya Jungkook sambil mengamati ekspresi Kris.
"Apa yang ingin kau lakukan?"
"Kita lihat, apa yang anak ini bisa lakukan?"
"Jangan kelewatan." Perintah Kris, suaranya agak kesal.
"Kau mengizinkan yang lain bereksperimen dengan kelebihan mereka, tapi kau tidak melakukan hal yang sama pada Chanyeol. Atau kau berusaha membentuknya menjadi senjata terpendam untuk keuntunganmu sendiri?"
Kris mengerutkan kening melihat sikap Jungkook yang acuh tak acuh.
Jungkook turun ke arena menghampiri Chanyeol untuk memberikan beberapa instruksi. Jungkook begitu bersemangat dengan kemampuan yang tersembunyi dari Chanyeol.
"Dengar Chanyeol, aku mau kau bergerak natural, kerahkan kemampuanmu, kau juga bisa mengeluarkan kemampuan yang belum pernah kau coba sebelumnya."
"Masalahnya aku tidak mengerti apa lagi yang aku miliki."
Jungkook mengangkat sebelah alis dengan sikap ingin tahu bercampur heran. "Kau sungguh tidak tau?"
Chanyeol mengangkat bahu "Aku belum menemukan jawaban tentang hal yang satu itu. Memangnya kenapa?"
Jungkook menggeleng-geleng tak percaya. "Seharusnya mentormu lebih tau" Mata Jungkook kemudian berkelebat ke arah ruang kontrol, pada Kris.
"Kau adalah Force yang istimewa Chanyeol" renung Jungkook. "ini sebabnya Irene sangat menginginkanmu."
Aku istimewa!. ulang Chanyeol dalam hati.
Jungkook menelengkan kepala sambil mengamatinya "Apa kau tidak penasaran dengan kemampuanmu?"
"Ya. Tapi aku takut akan membahayakan yang lain, karena kadang aku tidak bisa mengontrolnya." Suara Chanyeol terdengar kecut.
"Seorang Dark Force harus mengandalakan 'At-on-ment' penyatuan benak dan jiwa, pikiran dan hatimu harus selaras."
Mendadak ia terngiang kembali suara indah Asher ketika mengatakan hal yang sama.
"Asher juga mengatakan hal yang sama padaku," renung Chanyeol.
Jungkook tersenyum ramah "Tentu saja dia tau kau istimewa, dia tau kau berbeda dengan Piromaniak lain."
Jungkook memegang bahu Chanyeol dengan kedua tangan sebelum melanjutkan kata-katanya, memeganginya, jari-jarinya membuka dan menutup secara sporadis untuk memberi penekanan pada kata-katanya. "Jadi, sudah siap memasukki babak baru dalam dirimu?"
Sebelah bibir Chanyeol tertarik kebelakang membentuk seringaian. "Aku tidak pernah merasa sesiap ini"
"Let's find out!" gumam Jungkook, kemudian kembali ke ruang kontrol.
Chanyeol melepaskan segala beban yang menahannya. Suhu tubuhnya langsung meningkat 50° celsius dalam lima detik kemudian meningkat terus hingga nyaris mencapai angka seratus. Chanyeol masih terdiam disana menunggu target datang.
"Proyeksikan memorinya ke dalam program" perintah Jungkook sambil menyeringai tidak sabar. Ragu-ragu Lay menurutinya dan melirik Kris sekilas.
Arena berubah menjadi Dark Forest sesuai dengan apa yang Chanyeol pikirkan saat itu. Seketika api ditubuhnya berkobar, menari-nari pada tubuh Chanyeol.
"100° celcius" Lay melaporkan.
"Mari kita lihat seberapa panas yang dapat ia hasilkan"
Ternyata Jungkook sengaja merekayasa visual, dengan emosi Chanyeol sebagai sasaran agar dapat diketahui seberapa besar kemampuan yang ditimbulkan dari api yang ia buat.
"Jungkook, apakah ini akan baik-baik saja?" tanya Lay yang mulai mengkhawatirkan seluruh Force.
"Tentu dia akan baik-baik saja, percayalah padaku, dia akan lebih leluasa setelah ini, seperti seseorang yang baru semb
Comments