Chapter 36

The 13th Fates
Please Subscribe to read the full chapter

18 September 00:06

"SELAMAT ULANG TAHUN!" pekik Victoria, Sulli, Luna, Krystal dan Minhyuk.

Seketika rumah Amber penuh dengan canda tawa teman-temannya. Membuat kebisingan yang kawatir akan menganggu tetangga. Mereka membawa Dua box pizza, dua ember ayam KFC, selusin cola, Heineken, dan kue tart yang bertuliskan 'Feliz Cumplea-os, AJL! We love you!' di atas kuenya.

Amber tak sepenuhnya bisa menghindari teman-temannya, jadi terpaksalah ia meluangkan beberapa jam berlagak riang. Ia benar-benar berusaha menunjukkan kegembiraan mendapat kado-kado yang sudah ia minta untuk tidak usah dibelikan.

Pesta ulang tahun semalam suntuk dengan kawan-kawannya pun berlalu. Amber tidur ketika jarum jam menunjukkan pukul 5:40. Matahari di luar mulai meninggi, samar-samar sinarnya masuk dari sela-sela tirai jendela kamar yang masih terutup. Tapi mata Amber masih ingin terpejam. Hingga akhirnya ia telat datang ke kampus dan melewatkan mata kuliah pada jam pertama.

Sorenya Amber lebih kawatir lagi dan membuat hari-harinya semakin gelisah saja memikirkan kejutan yang akan diberikan oleh Chanyeol.

Amber mendengar suara mobil Chanyeol memasuki halamannya. Ia mengintip dari jendela kamarnya. Mobil putih itu sudah ada di sana. Amber bergegas turun membukakan pintu.

Chanyeol turun dari mobil berjalan menghampiri, wajahnya berseri-seri girang. Bila di lihat dari penampilannya hari ini, Amber mencium aroma kejutan berupa pesta. Karena tidak biasa-biasanya Chanyeol menata rambutnya begitu sempurna, rambutnya di-gel hati - hati. Terlebih ia mengenakan kemeja putih lengan panjang yang di lipat hingga siku. Yang mungkin saja ia menyimpan dasi kupu-kupu dimobilnya, pikir Amber.

Chanyeol menghampiri dengan menggenggam kotak pipih terbungkus kertas kado perak dan di hiasi pita hitam, membuat kening Amber berkerut.

Amber sudah memberi tahu Chanyeol bahwa ia tidak menginginkan apa-apa, apa pun, baik itu kado maupun perhatian yang berlebihan, untuk hari ulang tahunnya kali ini. Jelas, keinginan Amber ternyata diabaikan.

"Selamat ulang tahun," bisiknya, lalu membungkuk untuk menempelkan bibirnya ke bibir Amber. Amber berjinjit agar bisa berciuman lebih lama, tapi Chanyeol melepaskan bibirnya.

Chanyeol yang melihat raut kecewa di wajah Amber, menggantinya dengan ciuman lembut di pipi di tambah pelukan hangat, dalam artian benar-benar seperti memeluk orang yang sedang demam tinggi.

Amber mendongak "Kau sudah mengucapkannya lebih dari sepuluh kali" erangnya, sambil melepaskan pelukannya.

Chanyeol menyunggingkan senyuman kesukaan Amber. Senyuman itu selalu mengirimkan reaksi yang selalu membuat keringat menjalar di punggung hingga tengkuknya.

"Kau mau membuka kadonya sekarang atau nanti saja?" tanyanya penuh semangat sambil melingkarkan lengannya ke pinggul Amber. Chanyeol mengabaikan Amber yang cemberut.

"Kita kan sudah sepakat, tidak ada kado-kadoan," protesnya.

"Amber, aku kan selalu memberikan kado untukmu setiap tahunya, itu seperti ritual untukku, dan sesuai permintaanmu aku tidak mengeluarkan satu won pun untuk hadiahmu"

Amber memandangi kotak kecil pipih ditanganya yang terlihat seperti kotak CD.

"You're welcome" ujar Chanyeol sambil nyengir.

Amber mendengus.

"Oh, ya ampun, coba lihat matamu!" Ia berdecak-decak dengan sikap khawatir. "Apa yang kaulakukan semalam? Kau berpesta semalam suntuk, ya?"

"Umm, ya, mereka benar-benar merajalela. Dan sekarang aku agak pusing" Amber memijit-mijit pelipisnya. Berharap itu bisa membatalkan niat Chanyeol untuk mengajak Amber mendatangi kejutan untuknya.

"Kurang tidur dan bir membuat kondisimu buruk, tau"

"Aku tidak minum banyak kok, kau tidak keberatan kan kalau aku tidur dulu" katanya berusaha mencari-cari alasan.

"Kau bisa tidur di mobil selama perjalanan"

Serta merta Amber mengerucutkan bibirnya.

"Ayolah jangan muram begitu, sebelum-sebelumnya kau menikmati hari ulang tahun dan kejutan."

Ulang tahunnya kali ini terasa sangat berbeda untuknya. Karena, ini adalah ulang tahun pertamannya tanpa Daniel. Walau Daniel sama saja dengan Chanyeol, tidak benar-benar mendengarkan keinginannya bahwa ulang tahunnya kali ini ia tidak menginginkan apa-apa. Tapi Daniel malah mengirimkan hadiah sepatu Timberland desain terbaru.

Walau Daniel bilang itu hadiah dari mantan pasiennya. Yang benar saja? Apa Daniel curhat tentang anak perempuannya yang tomboy yang akan berulang tahun, dan sedang menyisihkan uang jajan agar dapat membeli sepatu seperti yang pernah Chris Brown kenakan, hingga memberitahu ukuran kakinya. Sepertinya tidak.

Lalu ulang tahun kali ini artinya semakin hari ia memang semakin tua, sedangkan Chanyeol November nanti umurnya akan berhenti dan selamanya dia akan berumur dua puluh satu tahun. Amber menggelengkan kepala, benar-benar tidak ingin membayangkannya lebih jauh.

Chanyeol yang merasakan keresahan Amber langsung memeluknya, membelai rambut Amber yang halus dan seharum madu, membelai pipinya saat Chanyeol mengecup dahinya.

"Sudah, tidak usah muram begitu. Kau pasti akan menikmatinya seperti yang lalu-lalu. Semua orang akan bersikap baik padamu hari ini"

Senyum Amber mengejang kaku.

"Jadi, kau ikut denganku?" sambungnya. Dari ekspresinya, Chanyeol merencanakan sesuatu yang justru ingin Amber hindari.

Amber menghela nafas menyerah. Apa bedanya kalau ia menolak. Pasti Chanyeol akan mengeluarkan jurus seribu satu rayuan mautnya agar Amber menyerah.

"Kali ini aku tidak ingin mataku ditutup"

"Your wish, my command ma'am"

***

Mereka sampai di depan rumah reservasi. Lampu-lampu bersinar terang dari setiap jendela. Chanyeol turun membukakan pintu untuk Amber, lalu mengulurkan tangan membantu Amber turun dari mobil.

"Aku tidak lumpuh, Chanyeol" bentak Amber.

Ia jarang marah kepada Chanyeol, dan nadanya yang ketus membuat Chanyeol menarik tangannya kembali dan menahan tawanya melihat reaksi Amber yang menurutnya lucu. Itu karena Amber begitu gugup menghadapi kejutannya kali ini, yang mungkin melibatkan seluruh penghuni reservasi, ditambah suasana hatinya yang jelek karena menyadari sebuah kenyataan karena bertambah tua. Jadi kata-kata yang keluar dari mulutnya terdengar lebih tajam daripada yang sebenarnya ia maksudkan.

Amber menarik napas dalam-dalam beberapa kali untuk menenangkan diri.

Begitu Amber melangkah masuk, mereka menyambut Amber dengan teriakan nyaring, "Selamat ulang tahun, Amber!" sementara Amber menunduk dengan wajah merah padam.

Amber menebak-nebak, siapakah yang menata ruangan ini dengan menutup bagian langit-langit ruangan dengan balon-balon berwarna biru muda, hitam dan putih dengan pita pastel, lilin-lilin dalam gelas yang ditata tiap sisi ruangan dari pintu masuk hingga anak tangga. Perabotan yang biasanya memenuhi ruangan itu dipindahkan, hingga memberikan kesan luas dan besar yang ditata menyerupai ruang pesta yang chic.

Dinding dihiasi neon warna-warni bertulisakan 'HAPPY BIRTHDAY, AMBER!'. Lusinan gelas kristal di isi mawar putih dan biru muda di tiap meja. Meja bundar bertaplak putih diletakkan di sebelah grand piano, dengan kue tart berwarna senada dengan tema, tidak lupa susunan kado berbagai ukuran terbungkus dengan kertas beraneka warna disamping kue tart itu. Vas-vas kristal cantik diisi bunga mawar menghiasi meja hidangan itu dengan tumpukan piring kaca dan gelas-gelas coctail.

Amber meneguk salivanya. Itu ratusan kali lebih parah dari pada yang ia bayangkan.

"Namanya juga pesta," Chanyeol mengingatkan Amber. "Kau pasti menikmati pestamu."

"Oh, great!," gerutu Amber.

Amber melihat Kris bersandar di tiang di kaki tangga, jangkung dan pirang, tetap semuda dan serupawan biasanya. Baekhyun berdiri dekat lorong ruang makan sambil nyengir-nyengir. Irene, Chen dan Kyungsoo berdiri di belakang Suho dan Xiumin yang mengapit Sehun.

Sepeti biasa, Sehun tidak tersenyum, lalu muncul pertanyaan dibenak Amber. Benarkah Sehun sejak dulu sudah begitu... wajahnya? Kaku, seperti memiliki banyak masalah yang membebaninya, walau begitu ia tetap tampan.

Kyungsoo memperhatikan dengan tatapan melototnya. Kai nyengir lebar. Luhan dan Lay berdiri di samping meja dengan tumpukan hadiah dan kue tart. Dan tidak aneh lagi, Irene luar biasa cantiknya, ia mengenakan kemeja chifon warna pastel dan rok pendek sepan Khaki, rambut merahnya tergerai indah-nyaris menyakitkan Amber melihat ke anggunannya.

Kai berjalan cepat menghampiri Amber. Wajah kecokelatannya berseri-seri di bawah rambut hitamnya yang di tata tidak kalah kerennya dari Chanyeol.

"I don't suppose you'd like to come, do you?" tanya Kai, senyuman merekah diwajahnya, tampak lebih manis dari biasanya.

"Yup, I just felt like coming" Amber mengangkat bahunya lalu melirik Chanyeol.

Kai sangat antusias dengan pesta ini, dan membuat Amber berspekulasi bahwa Kai-lah yang merencanakan ini semua.

"Aku punya pertanyaan. Siapa Event Organizer acara ini?"

Kai tunjuk tangan dengan antusias. Tidak salah lagi. Kai selalu selangkah di depannya.

"Well, I'll be dipped. You've really outdone yourself, Kai!" puji Amber datar. Tawa Kai pecah berderai.

Chanyeol merasakan kegalauan Amber merangkul pinggangnya dengan sikap menyemangati, lalu mengecup puncak kepalanya.

"Malah tadi aku mau merubah ru

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
DrunkenWolf
Maafin ya guys yg udh komen dari tahun 2014 karena gue baru bisa aksesnya di tahun 2020 setelah berupaya meretes email sendiri yang terhubung ke akun AFF ini. Basi banget gak tuh yang komen dari tahun 2014 baru dibaca tahun 2020. Berasa kayak lagi berkelana waktu gitu 6 tahun kemudian baru di bales.

Comments

You must be logged in to comment
denihilda
#1
Chapter 25: 'yang bertahan yang menang' ini yg gue ambil setelah baca this fiction
ahh sampe paragraf terakhir masih gue pantau kali aja chanyeol muncul ehhh taunyaaa padahal suka chanberrr but at least ending nya happy lahh meskipun bukan sama chanyeol hahaha
liuliuyifan #2
Chapter 25: SAD ENDING AKU NANGIS BACANYA, seperti takdir ga menyatukan mereka, tp kasian amber sama chanyeol, paling kasian si chanyeol, ga rela baca endingnya. Thor knp kau biat sadending seperti ini, ada rasa ga rela amber sama kai harusnya sama chanyeol , aku jd ikutan galau, mending mereka mati,drpd saling tersiksa seperti ini/? Emg sih amber ga kesiksa dia ada kai, lah chanyeol bagaimana???T.T.
liuliuyifan #3
Chapter 20: Gregetan liat amber, dia tamak, aku paling ksian sama chanyeol
hernandaastri
#4
Chapter 25: maaf baru komen
ini sungguh end yg sangat 'menyedihkan' entah gak tau knapa rassnya sedih banget baca end nya
serasa seperti paksaan tpi sbenarnya bukan hanya saja tidak rela
sakit rasanya pas baca end nya agak sdikit tidak adil tpi itu memang yg terbaik untuknya
tpi tetap terlalu memaksa "bahagia bertepuk sebelah tangan"
haah y sudahlah ini memang yg terbaik untuknya dan kebahagiaannya
CHANBER selalu bersama dan selalu mencintai walau hanya dalam bayangan ....
diaheee11 #5
Chapter 9: wah keren banget ceritanya >< lanjut thor
abby_liu #6
jadi bingung mau baca dimana,
baca di blog yg udah lengkap chapter nya aja kali yah xD
okeyberliu #7
KAK INTAAAAAAN.....
TERNYATA LU D SINDANG JUGAAAA....
/sujud syukur/
KissontheW1nD
#8
Awww! This is cute! Thank God for translate XD
I hope more people read this!