chapter 8
Love, Lie and RevengeJIYEON POV
Aku bersiap dengan kegiatan sehari-hari Hyungku. Ini pernyamaran pertamaku. Aku berharap tak ada kecurigaan bahwa aku hanyalah Hyojoon PALSU. Berkat bantuan Soyeon Nunna, pelatihanku berjalan lebih cepat. Soyeon Nunna menjelaskan dari cara bicara khas Hyojoon yang memiliki tipikel suara agak berat, hingga kebiasaan-kebiasaan Hyojoon lainnya. Soyeon Nunna sangat membantuku dalam misi ini. walaupun sampai hari ini aku tak percaya bahwa Nunna bersedia membantuku. Aku hanya berpikir ini atas permintaan ayahnya Park In Gook.
Aku bercermin menatap diriku. Aku mengenakan kemeja lengan panjang, namun sengaja ku kelintingkan hingga siku, dipadukan dengan Jeans hitam dan sepatu kets agar terlihat cassual. Rambutku bergaya dengan polem (poni lempar) yang sengaja dibuat agak berantakan. Aku keren.
Soyeon : “Apa yang kau lakukan?” Dia menatap aneh dengan gaya berpakaianku. “Ini bukan stayle Hyojoon.”
Soyeon menghampiriku. Merapikan kemeja yang sebelumnya telah kulipat. Memrapikan rambutku hingga dibuatnya klimis. Dan menyuruhku mengenakan blazer dan sepatu pentopel ala kantoran yang hitam dan mengkilap. Oh, God! This is not my stayle. Tapi aku hanya bisa pasrah dengan keadaan ini.
Soyeon : . “Kau sangat mirip dengan kakakmu.” Menatap Jiyeon sekan tak percaya. “okey, let’s go.”
Aku mengikuti dari belakang. ku kendarai salah satu mobil mewah milik kakakku walaupun sebenarnya aku lebih tertarik mengendarai roda dua. Tapi sayang menurut soyeon Nunna kakkaku tak pernah menggunakan motor, semua hanya sebagai koleksinya.
Jiyeon : “Nunna.” Soyeon hanya berdeham menjawabnya. “Apakah ada orang-orang yang dekat dengan Hyung di kampus? Aku harus mengantisifasinya dari sekarang.”
Soyeon : “tidak ada hyungmu sangat tertutup.” Perkataan Nunna mengagetkanku. “Tapi ada beberapa orang yang harus kau waspadai. Orang itu bisa membongkar identitasmu sebenarnya. Mereka Hyomin dan Qri.” Aku semakin tak percaya ternyata mereka mengenal Hyungku.
Jiyeon : “Qri dan Hyomin Hyung?” aku memastikan. Nunna mengangguk meyakinkan.
Soyeon : “Pertama mereka mengetahui identitas Jiyeon yang mirip Hyojoon. sekali saja kau menunjukan sikap hurakan Jiyeon tamatlah penyamaranmu. Dan mereka memiliki dendam pribadi pada Hyojoon. Bukan hanya mereka mungkin masih banyak lagi. Terutama Hyomin yang sangat tak menyukai Hyojoon karena kekasihnya direbut dan dipermainkan Hyojoon.”
Aku seakan mendapatkan jawaban akan sikap Hyomin terhadapku selama ini. sikap Hyomin yang kurang bersahabat mungkin akibat wajahku yang mirip Hyojoon dan membuat emosinya memuncak. Aku mengerti itu. Dan untuk Eunjung Hyung rasanya aku tak perlu mengkhawatirkannya. Karena dia berada di Jurusan Seni. Aku sedikit bernafas lega. Tapi Eunjung Hyung salah satu orang yang aku bisa percaya bila suatu hari aku ketahuan penyamarannya.
Soyeon : “Kau harus menandatangani surat cuti ini. surat cuti untuk satu tahun.”
Jiyeon : “Kenapa harus cuti? Bukankah aku hanya tinggal duduk manis mendengarkan ocehan dosen. Itu tak sulit.”
Soyeon : “Dia dosen.”
Aku kembali dibuat terkejut, hingga menginjak pedal rem secara mendadak. Soyeon nunna memarihiku atas kecerobohanku. Aku hanya bisa meminta maaf, karena ulahku membuat kening soyeon nunna terbentur dasbord mobil.
***
Aku menelusuri
Comments