Jessica POV

“Yul?” aku pun tak kalah kaget.

Kenapa aku harus bertemu dengannya. Seseorang yang tak ingin kutemui. Seseorang yang kubenci. KWON YURI. Aku lebih memilih pergi dibandingkan harus berlama-lama dengannya. Namun tiba-tiba saja, dia memelukku dari belakang. Aku kaget dan mencoba melepaskannnya.

Yuri : “Aku merindukanmu Jess!”

Ingin rasanya aku berkata hal sama dan membalas pelukannya, namun kejadian 2 minggu lalu masih teringat jelas. Dia berciuman dengan Tiffany, sahabatku.

Jessica : “Lepaskan Yul!” ucapku dingin. “Aku akan berteriak jika kau tak membiarkan aku pergi.” Ancamku.

Yuri : “Berteriaklah, jika kau memang mampu berteriak!” Yuri sepertinya sadar aku hanya menggertak saja.

Yuri : “Aku hanya ingin kau mendengar penjelasanku. Aku dan Tiffanu tak ada hubungan apapun. Aku hanya mencintaimu Jes. Dan akupun tahu perasaanmu padaku masih sama. Karena kau masih memanggil namaku dengan panggilan sayangmu!” jelasnya.

Jessica : (aku berhasil melepaskan pelukannya) “Aku tak peduli antara kau dan tiffany, sudah cukup menyakinkanku melihat kalian berciuman mesra. Aku sudah melupakanmu KWON YURI!”

Aku hendak pergi, dia mencengkaram lenganku keras. Aku mencoba melepaskannya, namun dia semakin keras mencengkram lenganku. Tanganku cukup terasa sakit akibat cengkramannya namun aku menahan rasa sakitnya agar tak terlihat lemah dihadapannya.

“HEY, Lepaskan dia” suara seorang lelaki yang membuat kami berdua memalingkan wajah kearah sumber suara. Aku tersenyum lega melihatnya, dan Yuripun melonggarkan cengkramannya membuatku mudah melepaskan diri.

Jiyeon POV

Aku melihat lelaki itu memeluk Ajhumma. Aku rasanya terbakar cemburu. Mungkinkah itu kekasih Ajhumma? Tapi mengapa ekspresi wajah Ajhumma seperti itu? Ajhumma terlihat merasa tak nyaman dan mencoba melepaskan diri. Lelaki itu mencengkram keras lengan Ajhumma, dan sepertinya Ajhumma merasa kesakitan. Aku takkan membiarkannya menyakiti orang yang ku cintai.

“Hey lepaskan dia!” teriakku.

Keduanya melihat kearahku. Ajhumma telah berhasil memubebaskan diri. Aku berlari menghampiri dan tanpa basa-basi aku memukul lelaki itu. Aku langsung mengamankan ajhumma.

“Kau baik-baik saja?” tanyaku sembari menatap matanya dan memegangi pipinya.

Dia mengangguk pelan. Aku membawanya dalam pelukanku, agara dia merasa tenang karena aku akan selalu melindunginya.

Author POV

Yuri : “Jangan ikut campur anak kecil.” Yuri membalas pukulan jiyeon.  

jiyeon tak ingin kalah, dia ingin melindungi jessica. Maka terjadilah perkelahian diantara mereka. Mereka saling memukul dan menyerang satu sama lain. Keduanya sama-sama diliputi amarah.

Jessica : “Hentikan!” teriaknya.

Seketika Jiyeon terhenti dan menuruti perintah jessica. Namun yuri memanfaatkan moment tersebut untuk melakukan serangan balik. Jiyeon terkapar di rerumputan taman, dan Yuri terus-menerus memukul dan menendangnya.

Jessica : (Apa yang bocah itu lakukan? Dia benar-benar mengikuti perkataanku? Dia menghentikan pukulannya. Tapi kenapa dia hanya diam menerima pukulan Yuri tak menagkis apalagi membalasnya) “KWON YURI, Hentiakan!”

Kali ini Yuri terhenti. Jessica mendorong tubuh Yuri menjauh dari Jiyeon. Jessica membantu Jiyeon untu