XXX
Love, Lie and RevengeJiyeon pov
Aku membaringkan tubuhku, luka kakiku sudah diobati yoona. Andai saja perempuan itu yang aku sukai, mungkin aku takkan semenderita ini. Tapi beginilah cinta sulit dimengerti. Hari ini aku ingin mencoba membuka hati untuknya.
Yoona membersihkan luka dikepalaku. Dibersihkan lukaku dengan alkohol. Terasa perih namun dia begitu telaten, senang bisa melihat wajahnya begitu dekat seperti ini. Dia mengusap betadine dan kemudian menutupi lukaku dengan kassa.
Yoona : "okey beres."ucapnya. "setelah makan nanti kau minum antibiotiknya."
Jiyeon : aku tersenyum "trimakasih." dia membalas senyumku.
ku memegangi pipi kanannya yang terasa dingin. Dia tersenyum. Aku akui dia memang cantik. Aku akui aku rindu memegang pipi seseorang seperti ini. Tanpa sadar tanganku muai bergrilya menyusuri wajahnya yang oval. Dia tersenyum. Senyumnya pasti bisa membuat banyak pria bertekuk lutut.
Tangan ku mulai menyentuh bibir tipisnya, aku mulai memperkecil jarak diantara kami. CUP. Mengecup bibir tipisnya. Kulihat dia memejamkan mata, nafasnya sedikit terengah-engah, kening kamu saling menyatu sama lain. Tanganku menyentuh bagian belakang rambut kepalanya. Aroma rambutnya begitu menyegarkan untuk ku hirup.
. Yoona : "Aku mencintaimu Ji." ungkap Yoona tulus.
Jiyeon : "aku menyayangimu, Im Yoona." ucapku tulus dari hatiku walaupun aku tak mengerti arti rasa sayangku padanya.
Wajahnya merah merona, namun dia mulai mendekat kembali. Mencium bibirku. Aku mulai membalas lumatannya. Entahlah tiba-tiba saja aku mengingat hari dimana aku mencium Jessica dengan liar. Aku merindukan ciuman itu.
Yoona. : "aghh." desahnya saat aku mulai menjatuhkan ciuman dileher jenjangnya.
Jiyeon : "I want you more, sica."
Desahannya terhenti namun lidah dan bibirku tak berhenti bergrilya, bahkan mulai berani menyentuk gundukan sensitifnya. Aku merindukanmu jessica. Dia tak membalas perlakuaanku, tapi dia pasrah dengan perbuatanku.
Jiyeon : "Maafkan aku Yoona." aku tersadar dan menyesali perbuatanku karena sebenarnya aku membayangkan jessica yang berada dihadapanku.
Yoona : "tidak apa. Aku tahu kau sangat merindukannya. Aku tahu posisiku takkan pernah menggantikannya."
Jiyeon : "kalau saja cinta yang datang mengetuk dan meminta izin hatiku. Aku pasti akan memilihmu. Aku pasti akan memilih mencintaimu tapi sayang cinta datang tanpa meminta izin." aku benar-benar ingin memiliki perasaan itu terhadapnya. "Aku pasti akan jauh bahagia bila memiliki perasan cinta untukmu."
***
Jessica Pov
Aku menndapatkan kabar bahwa mobil tahanan yang membawa jiyeon mengalami kecelakaan. Mulanya polisi mengabarkan kemungkinan tidaka ada penumpanh yang selamat. Namun setalah pencarian hampir 5 jam lamanya, mereka kembali menghubungiku bahwa Jiyeon melarikan diri, dan jika dalam 48 jam dia tak menyerahkan diri statusnya akan menjadi buronan dan akan segera dipublikasi kepada publik.
Mendengar jiyeon selamat dalam kecelakaan itu ada perasaan senang. Merasa lega bahwa dia selamat dari kecelakaannya. Kenapa aku masih peduli padanya? padahal tinggal beberapa minggu lagi aku menikah dengan eunjunh oppa. Rasanya aku selalu merasa bersalah saat perasaan itu muncul.
"Delivery order." suara di balik pintu apartemenku. "pizza." lanjutnya lagi.
"maaf saya tak memesan pizza." ucapku dibalik speaker apartemen agar terdengar sang pengantar. "mungkin anda salah kamar." balasku
"dengan nonna jessica jung?" tanyanya memastikan. "saya mengantar pizza atas nama jessica jung."
Okey, mungkin krystal atau eunjung oppa yang memesankannya untukku. Aku membuka pintu memastikan. Sang pengantar membelakangi pintu, mengenakan pakaian serba hitam serta sebuah topi.
Comments