Hyojoon POV  

Emosiku semakin tak stabil. Apalagi hari ini Yoona selalu mengungkit tentang adikku. Kalau saja dia menghardik, mencaci maki adikku, aku terima. Tapi setiap kalimat yang berhubungan dengan Jiyeon selalu tersirat bahwa dia mencintainya. Aku sadar Yoona memang mencintai Jiyeon. TAPI Yoona akan selalu menjadi milikku sampai kapanpun. Aku tak ingin penghalang walau hanya seekor semut sekalipun. Aku tak ingin ada yang menghalangi keinginan wajibku. Yoona hanya milikku, dan Yoona harus segera mengenyahkan jiyeon dalam pikiriannya, hatinya bahkan dalam dunia ini sekalipun, jiyeon harus lenyap. Aku tak ingin jiyeon menghilangkan cintaku baik YOONA maupun IBU. Aku tak rela membagi persaaan mereka kepadanya, semua perasaan dan jiwa harus untukku dan berada di dekatku.  

Namun ada hal lain yang kupikirkan. Pengkhianat. Siapa yang menjadi pengkhianat dalam kubuku? Apa benar Park In Gook seperti yang dituduhkan Yoona? Rasanya itu sangat tidak mungkin karena Park In Gook bergerak memberikaan ruang terbuka dalam setiap misiku. Atau mungkin Yoona? Yoona mungkin hanya berpura-pura berada dipihakku  dan akan menjatuhkan aku suatu ketika. Aku tak peduli siapa pengkhianat sebenarnya. Pastinya aku harus bergerak lebih hati-hati dan aku akan menjalankan setiap langkahku seorang diri.

  Dan inilah pertempuran terakhir ku dengan adikku.

  Aku segera menghubungi jiyeon, menghubungi jiyeon ke apartement Yoona yang masih didiaminya. Nada sambung terdengar.

  "hallo?" ku yakini itu suara adik tersayangku.

"hallo adikku tersayang. BagaimaNa kau telah mendapatkan informasi tentang jessica?" tanyaku dingin bahkan dengan nada mengejek. Dia tetap diam.

"Oke kau tak perlu repot mencarinya lagi. Karena aku dengan senang hati telah membantumu mendapatkan Jessica."

"jangan pernah kau menyentuhnya! Sedikit saja dia terluka aku akan membunuhmu!" ancamnya yang menurutku terdengar lucu.

"tenang saja adikku, aku merawatnya dengan baik. Kau hanya mengikuti perintahku jika ingin jessica selamat."

"apa mau mu?" ucapnya melemah seperti prajurit yang kalah sebelum perang.

"kau hanya perlu mengikuti permainanku. Untuk mendapatkan kunci membebaskan jessica kau hanya perlu menuju salah satu distrik di seoul ini."  

aku yakin dia pasti terkejut. Terlebih lagi seoul memiliki 25 distrik.

"tenang saja, aku akan memberikan petunjuknya.  13 ... 32-gil pukul 12."

aku yakin sekarang dia  sangat kebingungan.

"waktumu hanya satu jam hanya satu jam dari sekarang, sedetik saja kau telat. Ketika itu pula jessica akan enyahh.." ucapku menutup teleponnya.  

****

Jiyeon Pov

Waktu 3 jamku terbuang percuma. Mencari keberadaan jessica tapi samapai detik ini aku tak mendapatkan perkembangan baik tentangnya. Waktukupun semakin menipis hanya tinggal 21 jam lagi. Dan aku tak tahu harus berbuat apa. Aku hanya menunggu informasi dari teman-temanku mengingat polisi semakin gencar mencari keberadaanku terlebih lagi eunjung hyung telah memberikan kesaksian. Pasti polisi akan melakukan penyelidikkan ulang dan mereka tetap membutuhkan kesaksianku sebagai tersangka sementara. Tapi aku takkan menyerahkan diri sebelum bukti hyojoon hyung bersalah ku dapatkan. Setidaknya dalam 20 jam ini.  

Dering telpon apartement yoona berbunyi, padahal aku baru saja memasuki ruangan apartemennya. Asal suara penelpon tersebut mengejutkanku. Park hyojoon menghubungiku.

Memberikan kabar yang entah menyenangkan atau menyedihkan. Mengabarkan bahwa jessica berada ditangannya dan mengancamku. Aku akan kehilangan jessica jika aku tak mengikuti permainannya. Dengan berat hati demi keselamatan jessica aku bersedia mengkuti permainannya. Petunjuk pertamaku adalah distrik 13... 32 gil Pukul 12.00. Aku berpikir mengenai petunjuk itu.

 Aku memutuskan untuk mejelpon  qri Hyung meminta bantuan mengenai petunjuk tersebut.

Jiyeon : "Jessica diculik hyojoon. Dan aku harus mengikuti permainannya jika ingin jessica  selamat. Dan pertunjuk pertama distrik 13... 32 gil pukul 12."<