chapter 16
Love, Lie and RevengeJiyeon pov
Aku mencoba mengejar jessica tapi perempuan itu menghentikanku. Ya perempuan yang kupikir itu jessica ketika dia menciumku. Oh god. Aku pikir yang menciumku itu jessica. Siapa perempuan itu? mengapa dia bisa masuk ke aprtemenku? Atau mungkin lebih tepatnya bagaimana dia mengetahui kode masuk apartemenku?
Girl : "siapa dia sebenarnya?" ketika tangannya menghentikan langkahku.
Hallo, bukankah aku yang seharusnya bertanya seperti itu? Dasar gadis gila!
Girl : "apa dia selingkuhanmu? Apa kau memiliki pacar lain selain diriku?" lanjutnya membuatku mengerutkan kening bodoh.
Okey, setidaknya sekarang aku mengerti siapa dia sebenarnya. Dari pertanyaannya kemungkinan dia adalah kekasih hyungku. Tapi kenapa tak pernah ada yang memberitahuku sebelumnya? Park in gook atau soyeon nunna tak mengatakan apapun, bahkan nunna mengatakan hyungku tak memiliki teman dekat
Aku beranjak ke kamar mandi untuk menelpon ajhussi. Ajhusshi pun tak kalah kaget dariku mengingat hyung memang tak pernah bercerita tentang teman dekatnya. Hyungku menurutnya sedikit tertutup dengan masalah pribadinya. park in gook menambahkan, aku untuk menjaganya karena mengingat peranku sebagai hyojoon dan juga karena untuk menjaga hubungan hyung dengan perempuan yang entah siapa namanya. Terus bagaimana hubunganku dengan ajhumma? Aku mengacak rambutku frustasi.
Telpon genggamku bergetar dan berdering. Panggilan seluler dari soyeon nunna. Waktu yang pas saat aku membutuhkan bantuan seperti ini.
Soyeon : "ya park jiyeon, mengapa kau berselingkuh di belakang jessica? Dan berapa banyak pacar tua mu yang kau bawa saat kau sebagai hyojoon? Kau masih dibawah umur kau tak boleh melakukan . Aku tak menyangka kau menyakiti jessica." cerocosnya tanpa memberiku kesempatan bicara.
Jiyeon : "tidakkah kau bisa memberikan kesempatan aku berbicara." aku menahan kecerewetannya. "yang pertama aku tak berselingkuh dari jessica. Yang kedua aku tak memiliki kekasih lain sepanjang hidupku selain jessica. Ketiga aku tak pernah melakukan dengan perempuan manapun dan aku tak tahu siapa perempuan itu. Terakhir kemungkinan besar perempuan itu pacar hyojoon."
Soyeon pun tak kalah kaget. Dia memintaku untuk tenang. Tapi bagaimana aku tenang jika ajhumma masih marah dan salah paham padaku? Soyeon berjanji akan mencoba menjelaskan pada jessica. Tapi bukan kebohonganku tapi masalah perempuan itu. Entahlah apa yang akan dilakukan nunna, yang pasti dia bersedia mendinginkan jessica.
Okey masalahnya sekarang siapa perempuan itu? Aku harus memanggilnya apa? Sayang, honey, sweety atau apa? Tak usah aku repot memikirkan namanya, aku bisa menggunakan kata aku kamu saat berbicara dengannya. aku keluar dari kamar mandi, bertelanjang dada dengan handuk melilit dipinggangku. Perempuan itu masih di kamarku.
Girl : "i miss you." ucapnya sembari memelukku dari belakang. Aku hanya tersenyum, walau dia tak bisa melihatnya. "kenapa kau tak menghubungi selama aku berada di luar negeri. Beberapa kali aku mencoba menghubungi ponselmu tapi tak aktif, mengirim emailpun kau tak pernah membalasnya atau mungkin jangan-jangan kau tak pernah membacanya?"
Jiyeon : "handphoneku rusak. Maaf aku menggantinya tanpa memberitahumu." ucapku penuh penyesalan karena berbohong. "aku mau berpakaian lebih baik kau tunggu di luar." namun dia tak melepaskan pelukannya hanya mengendorkannya. Aku berdeham. Dia pun akhirnya keluar begitu saja tanpa pamit. Aneh.
Aku telah berpakaian rapi. Kulihat dia sedang melamun di sofa depan tv. Bahkan dia tak terusik sama sekali saat aku melintas dihadapannya menuju dapur untuk membuat sarapan. Kubuat sandwich yang kubuat salah satunya untuk dirinya. Tak lupa membuat dua gelas susu cokelat. Harusnya aku melewati sarapabku bersama jessica, tapi nyatanya aku bersama perempuan tinggi, kurus yang tak ku kenal.
Dia masih terdiam saat aku membawakan makanan untuknya. Ada apa perempuan ini? kenapa dia berubah 180 derajat dari pertemuan pertama tadi. Sudahlah, aku tak peduli. Sikapnya yang seperti ini membuat aku tak perlu khawatir akan serangan pertanyaannya. Dia melintas dengan pikiran kosong dihadapanku. seperti
Comments