Krystal pov  

Kejutan? Ya, aku sangat terkejut. Bagaimana tidak, unnieku memperkenalkan lelaki yang ku sukai sebagai kekasihnya. Tapi aneh, park hyojoon nama lelaki yang dikenal unnie. Sedangkan aku mengenalnya sebagai jiyeon oppa. Mulanya aku tak tahu wajah mereka hanya kebetulan mirip atau mereka orang yang sama. Tapi aku mengenal jiyeon oppa dengan baik setiap incinya.  

Aku semakin bingung ketika ayahpun mengenalnya dengan nama hyojoon. Mereka mungkin sekedar mirip. Tapi masih ada yang mengganjal dihatiku, aku masih meyakini dia jiyeon oppa.

Aku memutuskan untuk memancingnya, apalagi jiyeon oppa mudah terpancing emosi. Aku berhasil membuktikannya. Dia jiyeon oppa. Tapi kenapa dia berbohong mengenai identitasnya pada sica unnie?  

Tak sengaja aku melewati kamar unnieku. Kulihat sica unnie menggoda jiyeon oppa. Begitupun sebaliknya. Mereka tertawa lepas. Aku tak pernah melihat kedua orang yang kusayangi itu tertawa selepas itu.

Tapi beberapa menit kemudian adegan itu berubah. Mereka saling berciuman mesra bahkan jiyeon oppa berani menyentuh bagian sensitive sica unnie. Menjijikan.

  Aku sengaja berdeham, membuat aktivitas mereka terhenti. Aku beralasan ayah memanggil sica unnie padahal tidak sama sekali. Sedangkan jiyeon oppa tak memiliki keberanian melihat kearahku. Pengecut.

 Aku memilih menjauh dari mereka, kejadian menjijikan itu membuatku berpikir. Apa mungkin jiyeon oppa sengaja berpacaran dengan seorang unnie hanya untuk having ? Tapi setahuku jiyeon oppa selalu menghargai wanita. Unniku pun bukan tipe yang  suka melakukan kesenangan dengan . Setahuku hubungan unnie dengan mantannya seperti yuri oppa, taeyeon oppa tak pernah melebihi batas wajar, hanya sebatas ciuman.  

Menjelang sore  jiyeon oppa pamit pulang. Disaat yang bersamaan aku meminta izin untuk keluar rumah dengan alasan akan mengerjakan tugas kelompok. Itu hanya alansaku, tujuanku untuk mengikut jiyeon oppa. Aku masih penasaran dengan jiyeon oppa. Aku mengenalnya sangat baik, dia tak mungkin berbohong jika tak ada sebab. Dan aku menginginkan penjelasan itu sebelum aku membuka mulutku kepada sica unnie.  

Taxiku pun berhenti di sebuah apartemen mewah, aku mengerutkan kening tak mengerti. Siapa yang akan dikunjungi jiyeon oppa.

Aku mendekati bagian resepsionis. Mereka mnyapaku ramah dan menanyakan apa yang aku perlukan. Aku tersenyum membalas keramahan mereka.  

"maaf park jiyeon ada di tempat?" tanyaku. Petugas mencoba mengecek databes penghuni di layar komputernya.

"maaf nona, disini tak ada penghuni atas nama park jiyeon." jelas petugas berparas cantik itu.

  "oh, maksudku park hyojoon." ralatku menggunakan identitas palsu jiyeon oppa.  

Aku melangkahkan kaki ke lantai 5 menuju kamar yang diinformasikan pegawai tersebut. Aku mulai kebingungan, identitas siapa yang palsu hyojoon oppa atau jiyeon oppa. Tidak mungkin ada dua orang yang begitu mirip. Ditambah lagi setahuku jiyeon oppa tak memiliki saudara. Tapi aku yakin dia jiyeon oppa yang ku kenal, dia memanggilku krystal.  

***

Jiyeon pov

Baru sejenak aku membaring tubuhku di atas kasur. Bel apartemenku berbunyi. Dengan malas aku melangkahkan kaki membuka pintu untuk si pengunjung. Paling juga ajhussi atau soyeon nunna. Kalau jessica rasanya itu tak mungkin aku baru saja pulang dari kediamannya. Atau bisa jadi memang jessica, yang datang penuh amarah karena telag mendengar kebohonganku dari krystal. Okey aku siap jika itu terjadi. Walaupun ada perasaan tak rela jika harus kehilangannya.  

"Krystal?" aku terkejut. Bukan. bahkan sangat terkejut.   Krystal hanya tersenyum sinis. Dia langsung memasuki ruang tamu  tanpa menunggu perintah dariku sebagai tuan rumah. Aku menarik nafas panjang sebelum menutup pintu utama. Krystal mondar-mandir memperhatikan setiap detail ruangan, sampai terhenti di foto hyojoon.  

Krystal :"apartemen mewah ini milik siapa oppa